Kiai Sapu Jagad Menteri Keamanan Jaba Kota Gresik

2
4
Deskripsi

Kalau anda sempat berhenti atau harus berhenti karena lampu merah menyala di perempatan GNI jalan Pahlawan, cobalah menoleh ke kiri, tepat disamping tiang lampu lalu lintas itu ada sebuah makam. Kalau anda tidak seksama melihatnya, yo pancen dak ketok, la wong di atasnya makam ditutup dengan atap beton alias cor-coran.. Makam siapakah itu? Kok hebat ya, bisa dimakamkan di tepi jalan dan dekat perempatan lagi.

Ngene rek ceritane… 

Kita mundur menuju pada abad 16 atau 17 ya, dahulu kala Gresik...

Kalau anda sempat berhenti atau harus berhenti karena lampu merah menyala di perempatan GNI jalan Pahlawan, cobalah menoleh ke kiri, tepat disamping tiang lampu lalu lintas itu ada sebuah makam. Kalau anda tidak seksama melihatnya, yo pancen dak ketok, la wong di atasnya makam ditutup dengan atap beton alias cor-coran.. Makam siapakah itu? Kok hebat ya, bisa dimakamkan di tepi jalan dan dekat perempatan lagi.

Ngene rek ceritane… 

Kita mundur menuju pada abad 16 atau 17 ya, dahulu kala Gresik merupakan kota pelabuhan yang terkenal karena letaknya terlindung di Selat Madura, dan membelakangi tanah yang subur: delta Bengawan Solo. Sungai besar itu pernah merupakan jalan penghubung yang penting antara tanah pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur (Pajang, kemudian Kartasura dan Surakarta) dengan tanah-tanah pesisir di timur laut. Lengkapnya, ada tiga aliran sungai besar yang bermuara di Gresik  yaitu Kali Brantas di selatan, Kali Lamong di tengah dan Kali Bengawan Solo yang melewati Gresik bagian Utara. Wow… strategis dan keren kan?

Menurut berita-berita Cina, Gresik didirikan sebagai kota pelabuhan pada paruh kedua abad ke-14 di sebidang tanah pantai yang telantar. Penduduk pertama ialah pelaut dan pedagang Cina. Pada abad ke-15 perkampungan baru itu telah menjadi makmur; maka pada tahun 1411 seorang penguasa Cina di Gresik telah mengirim utusan yang membawa surat-surat dan upeti ke keraton Kaisar di Cina.  

Pada tahun 1387 M. Gresik sudah dikenal sebagai wilayah kekuasaan maharaja Majapahit. Ini terbukti dari Piagam Karang Bogem, yang berisi ketetapan tentang kawula, budak, atau orang tebusan di keraton yang berasal dari Gresik.  Mungkin maharaja Majapahit yang bersemayam di pedalaman Jawa Timur beranggapan bahwa daerah-daerah pantai juga termasuk wilayahnya dan di situ kekuasaannya sebagai penguasa wilayah juga diakui. Hubungan antara raja pribumi dan pedagang asing yang menetap di negara mereka yang ingin mempertahankan hubungan mereka dengan tanah leluhurnya, lebih-lebih dari sudut kepentingan perdagangan menjadi kepentingan yang harus dilindungi bersama.

Sebagai pelabuhan internasional yang strategis dan menjanjikan pada waktu itu, Gresik sebagai pintu gerbang kerajaan besar Majapahit makin menjadi magnet bagi bangsa-bangsa lain termasuk dari Eropa. Banyak kapal-kapal besar yang singgah di sini, bahkan banyak pula bangsa-bangsa asing yang memliki niat jahat untuk menguasai Gresik, seperti Cina, Portugis, Spanyol, Inggris atau Belanda.

Diceritakan dalam Serat Kanda, suatu ketika terjadi serangan terhadap Gresik yang dilakukan oleh musuh-musuh dari seberang lautan atau bajak-bajak laut dari Wandhan Inggris. Serangan semacam ini tidak terjadi kali ini saja, tapi ini yang terbesar karena diikuti oleh puluhan kapal-kapal besar yang dilengkapi meriam, perahu pengintai  atau sloops of war dan ratusan penyerang. Namun serangan hebat itu dapat digagalkan oleh pasukan Blambangan yang dipimpin oleh seorang prajurit pilihan yang berasal dari Probolinggo (Banger), prajurit itu bernama Sapu Jagad atau Sapu Laga. Dikisahkan dalam sumber lain, bahwa Sapu Jagad adalah panglima perang Blambangan yang ditempatkan di Probolinggo sebagai kerajaan kecil atau Pakuwon yang dipimpin seorang Akuwu.

Lha iyo rek, cek adohe.. prajurit probolinggo kok sampek nang Gresik…

Begini asal usulnya. Nama Probolinggo Kuno adalah Banger, telah dicantumkan dalam Nagara Kertagama dari abad ke-14. Sekarang pun nama itu masih dikenal. Dalam legenda-legenda di ujung timur Jawa tentang peperangan antara Majapahit dan Blambangan, daerah Probolinggo termasuk daerah Menakjingga dari Blambangan. Beberapa hal menunjukkan bahwa mungkin sudah sejak abad ke-14 ada hubungan lewat laut, sepanjang pantai Selat Madura, antara Gresik dan Blambangan di ujung timur Jawa, dan kota-kota pelabuhan di antara kedua tempat itu.

Masih ingatkan, bahwa Sunan Giri adalah keturunan Raja Blambangan, Bhre Wirabhumi ayah Menak Dedali Putih alias Menak Sembuyu ayahanda Dewi Sekardadu yang ibunda Sunan Giri. Kalau kejadian ini pada abad ke-16, kemungkinan Giri Kedaton dipimpin oleh Sunan Giri Perapen atau Panembahan Mas Witono. Sekalipun sudah alih generasi, namun hubungan baik antar keluarga  kerajaan tetap terjalin dengan baik dan saling membantu. Demikian pula dengan keberadaan Sapu Jagad di Gresik. Selain membantu menghalau musuh-musuh Giri Kedaton dari laut, ia juga berperan dalam upaya pengamanan di jaba kota alias perbatasan terluar dari kota. Orang Gresik menyebutnya dengan sabrang.

Siro eruh ta rek, endi sabrang iku..

Sekarang dusun Sabrang itu menjadi salah satu dusun di Kelurahan Sidokumpul, tepatnya jalan Jaksa Agung Suprapo Gresik. Jadi Wong Gresik biyen membatasi wilayah kota Gresik itu dimulai dari wilayah GNI menuju utara sampai tepi laut dan pelabuhan, selebihnya disebut luar kota atau njaba kota. Apa karena itu, mengapa makam Kiai Sapu Jagad yang berperan sebagai “Menteri Pertahanan Giri Kedhaton” berada di perbatasan Jaba Kota? Wallahu a’lam bi showab.

Yang penting mestinya kita belajar menghargai jasa-jasa pahlawan kita. Keberadaan makam beliau yang sangat memprihatinkan karena tak terperhatikan itu apakah tidak menjadi cermin sikap kita yang terkesan habis manis sepah dibuang. Nek wong adoh ae mati-matian mbelo kota Gresik, mosok awak dewe purak-purak dak ngerti. Pikiren dewe rek.. (KRIS ADJI AW)

Nyangking berkat marine tahlilan

Nek kabotan ayok ditaleni..

Kiai Sapu jagad ternyata pahlawan

Nek wes ngerti ayok diteladani..

Makam Kiai Sapu Jagat (tembok hijau) di Jl. Pahlawan Gresik

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Sebelumnya Pabrik Bedil di Bawah Pohon Wunut
1
3
Mencari Desa Bedilan Gresik paling mudah. Karena secara geografis terletak di samping Alon-alon Kota Gresik, banyak dijumpai gedung-gedung kuno dan antik jaman Londo, termasuk wilayah Lodjie dan pelabuhan Gresik. Ini pertanda bahwa desa Bedilan banyak tersimpan jejak sejarah jaman Belanda. Bahkan sejarah si bengis Tuan Guntur alias Daendels yang legendaris pun terkait di sini. Terlebih di sinilah dimakamkan seorang wali dengan nama besar Raden Santri Sayyid Ali Murtadlo Raja Pandito Wunut yang juga kakak kandung Sunan Ampel sekaligus kakek dari Sunan Kudus sang panglima perang kerajaan Demak Bintoro.Mengapa desa itu bernama Bedilan? Konon pada jaman penjajahan Belanda desa ini terdapat lokasi pabrik dan gudang senjata (bedil) terbesar selain pabrik mesiu di Semarang. Di Bedilan pulalah berdiri Tangsi Belanda yang dihuni oleh Londo Ireng alias bongso dewe sing dadi tentarae Londo. Bahkan Brug alias pelabuhan Gresik yang pernah berjaya pada jamannya termasuk dalam wilayah Bedilan. Tentang pelabuhan Gresik ini seorang sejarawan asal Portugis bernama Tome Pires (1515) menyatakan keberadaan bandar ini secara puitis, bahwa pelabuhan Gresik adalah mutiara pulau Jawa.Masih menelisik kejayaan desa Bedilan, sejarawan Belanda H.J. De Graaf pernah menulis, bahwa pada 27 April 1602 Laksamana Jacob van Heemskerck yang telah dikenal berlabuh di Gresik. Di sinilah ia mendirikan sebuah kantor dagang Belanda yang pertama di Jawa Timur. Tetapi karena kurang berhasil, maka tahun berikutnya didirikan lagi sebuah kantor di Gresik oleh Laksamana Wijbrand van Warwijck pada 25 November 1608. Karena waktu itu wilayah Bedilan Gresik dalam kekuasaan Raja Surabaya yang berkedudukan di Sidokare (Sidoarjo), maka kantor itu berdiri atas ijin dari Raja dengan janji sang Raja tidak akan menarik bea cukai dan pajak tapi dengan syarat Belanda dilarang untuk mengganggu orang Portugis. Karena setahun yang lalu salah satu kapal Van Heemskerck merampas sebuah kapal perang Portugis di Pelabuhan Gresik, sehingga Raja tidak suka. Sebagai kepala kantor diangkat Dirck van Leuwen, seorang ahli permata termasyhur yang akrab dengan orang Jawa. Kantor itu bertahan hingga 1615. Meskipun demikian, dengan adanya kantor Belanda di kota pelabuhan terbesar di Jawa itu menjadikan kapal Kompeni sering berlabuh sehingga meningkatkan arus berita dari pedalaman terkait peperangan yang direncanakan Panembahan Krapyak.Dibakar MataramKetika Gubernur Jenderal Pieter Both tiba di Bedilan Gresik pada 14 September 1613, ia mendengar dari petugas di Pelabuhan Gresik bahwa 14 hari sebelum kedatangannya yaitu tepatnya 13 Agustus 1613 Gresik telah dikuasai dan dibakar oleh Mataram Raya. Gedung-gedung diratakan dengan tanah, termasuk tembok-tembok Lodjie (sekarang jalan Basuki Rahmat) bahkan pelabuhan Jortan (Jaratan dekat pulau Mengare) juga rata dengan tanah.Walah…walah…dadi kawasan Lodjie sing sak iki gedung-gedunge sik onok iku kemungkinan bangunan anyar sakwise diobong Mataram…nek dak salah ornament Nogo Giri sing nang ngarepe Lawang Agung iku rusake yo diedel-edel Mataram paling….Asem ancene…Begitulah kata H.J. De Graaf (awas..ojok diwoco Haji De Graaf lho rek) menceritakan peristiwa yang terjadi di pusat kekuasaan Kompeni Belanda, yakni desa Bedilan Gresik dalam bukunya Puncak Kekuasaan Mataram.Wis tibo nggeblak ketiban ondoWis diobong Krapyak, yo dijajah LondoApees..apes..Tanaman Rojo PanditoWis eroh ta keno…nek deso Bedilan biyen sak durunge Londo teko…arane deso Wunut..Ngene critane…Sopo wong Gresik yang tidak kenal Raden Santri. Nek gak kenal yo..nemen rek.. bahkan sebagian sejarawan menyebutnya sebagai Sunan Gresik untuk menghormati Sayyid Ali Murtadlo kakak kandung Raden Rahmat Sunan Ampel ini. Beliau juga memiliki gelar rahasia dari Raja Majapahit untuk penguasa Islam dengan gelar Raja Pandito Wunut dan diberi jabatan sebagai Syahbandar Pelabuhan Gresik 1419 M menggantikan Syekh Maulana Malik Ibrahim yang telah wafat.Eson tidak akan menceritakan kisah hidup Raden Santri yang wafat pada 1317 S/1449 M itu karena sudah banyak yang tahu ceritanya, bahkan wis nglonthok pol.., tapi eson akan menelisik mengapa desa Bedilan pada jaman Raden Santri dahulu bernama Wunut.Berdasarkan penelusuran pustaka, ternyata Wunut adalah nama sebuah pohon yang dalam bahasa Latin disebut Ficus subcordata, dalam bahasa Bali disebut Bunut Lengis dan orang Minang menyebutnya Sipadi. Yang menarik bahwa pohon ini memiliki fungsi yang luar biasa bagi kelangsungan pelestarian lingkungan. Misalnya pohon ini mudah tumbuh di daerah kering dan berbukit-bukit (pas wis ambek Gresik), daun dan buah pohon Wunut (Ficus subcordata) dimanfaatkan sebagai pakan hewan-hewan ternak ruminansia. Kayu dan rantingnya digunakan sebagai kayu bakar. Selain itu pohonnya berfungsi sebagai peneduh, pereklamasi lahan-lahan gundul atau kritis, serta pelindung tanah-tanah miring dari bahaya erosi.Menurut Bapak Sya’roni juru kunci makam Raden Santri, bahwa di sekitar makam dulu pernah tumbuh pohon besar yang rindang dan dekat dengan sumur yang airnya sampai sekarang tetap mengalir lancar dan sering kali para peziarah meminum air itu untuk mendapatkan berkah. Bisa jadi terjaganya sumber air itu karena adanya pohon Wunut di situ. Jika kita menyeberang jalan dari makam Raden Santri menuju arah barat, ada kampung yang menghubungkan kita dengan petilasan pesantren Raden Santri yang kini tinggal bangunan langgar/musholla saja. Konon di situ dulu ada telaga yang sayangnya kini telah tergusur oleh perluasan langgar. Nah.. di samping telaga itu dulu juga tumbuh pohon besar yang diperkirakan adalah pohon Wunut. Apalagi kondisi tanah di situ berbukit dan miring ke bawah menuju bibir sungai yang kini hanya sekedar saluran air sempit dan kotor. Ini sangat cocok dengan karakter tumbuhnya pohon Wunut di situ.Yok opo rek…sik dak percoyo ae ta ambek eson. Nek sik dak percoyo, cobak terusno olehmu moco…Di kota Batu ada sebuah desa dengan nama Wunucari yang konon menurut warga setempat desa itu dulu ditumbuhi pohoh besar yang disebut Wunut sehingga tumbuhnya pohon itu menjadi tetenger atau nama desanya. Demikian pula di Kecamatan Porong Sidoarjo juga bisa ditemui sebuah desa bernama Wunut. Semua wilayah yang memiliki nama Wunut itu, karakter tanahnya hampir mirip dengan yang ada di Bedilan Gresik.Kalau memang penelusuran ini benar, maka betapa cerdik dan bijaksananya Raden Santri menanam pohon Wunut. Sehingga wilayah Gresik yang panas dan tandus masih bisa mendapatkan sumber air. Bahkan saat ini di Vietnam (negara yang dekat dengan Champa, negeri asal-usul Raden Santri) tetap membudidayakan pohon wunut agar lingkungan di sana yang panas dan tandus ini menjadi tertolong karena tumbuhnya pohon Wunut. Mergo gara-gara Kompeni Walondo nggawe pabrik bedil nang deso Wunut, akhire aran deso sing penuh filosofi bijaksana iku dadi aran Bedilan sing terkesan medheni lan sangar…Tapi dak popo sing penting lak menungsone….tetep ngugemi ajarane Kanjeng Sayyid Ali Murtadlo alias Raden Santri alias Sunan Gresik ….Lak ngono cak yoo..? ( KRIS ADJI AW) Gambar Pohon Wunut (Ficus Subcordata) :   
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan