
Di dunia futuristik Mechanica Vita, teknologi tubuh mekanis memungkinkan manusia memperpanjang hidup, tetapi menciptakan jurang besar antara kaum elite dan mereka yang terpinggirkan. Elara Stenton, putri dari penguasa teknologi Rivas Stenton, menolak kehidupan mewah keluarganya. Elara menyamar sebagai mekanik di dunia bawah, membantu mereka yang tak mampu membeli tubuh mekanis resmi dan terpaksa beralih ke modifikasi ilegal yang berbahaya.
Di dunia bawah, Malakar, pemimpin pasar gelap, menyimpan...
Prolog
Di atas kota megah Mechanica Vita, Rivas Stenton memandang keluar dari jendela kantor tertingginya, menyaksikan pabrik raksasa yang terus memproduksi karya-karya terbesarnya. Kota itu bergerak dengan harmoni sempurna, mesin-mesin bekerja tanpa henti, berdesis dan berdetak dengan presisi mutlak. Setiap suara adalah irama dari keberhasilan besar yang telah ia ciptakan—tubuh-tubuh mekanis generasi terbaru yang tidak hanya sekadar alat, tetapi lambang evolusi manusia yang sempurna.
Rivas adalah seorang legenda hidup. Namanya dikenal di seluruh penjuru dunia Mechanica Vita, terukir dalam sejarah sebagai arsitek utama dari dua generasi tubuh mekanis paling canggih yang pernah ada. Setiap produk yang keluar dari pabrik-pabriknya menjadi simbol keunggulan. "Ascendant Series," generasi terakhir tubuh mekanis yang dirancangnya, telah membawa umat manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Tubuh itu mampu bertahan di lingkungan ekstrim, bergerak dengan kelincahan sempurna, dan dioptimalkan dengan kecerdasan buatan terintegrasi yang lebih hebat dari apa pun yang pernah diciptakan sebelumnya.
Rivas berjalan ke arah meja kerjanya, mengamati desain terbaru yang diproyeksikan pada layar hologram besar di depannya. Tubuh mekanis ini akan lebih kuat, lebih efisien, dan lebih indah dari apa pun yang telah diciptakan sebelumnya. Tidak ada lagi batasan. Tubuh ini adalah simbol dari kejayaan mutlak manusia atas alam dan waktu. Rivas tersenyum puas. Dia tahu, ini adalah puncak dari perjalanan hidupnya—menciptakan sesuatu yang akan bertahan selamanya, tubuh yang tidak hanya memberikan keabadian, tetapi juga kekuatan tanpa tanding.
Dia adalah sang pencipta. Orang-orang memujanya, dan dengan setiap proyek baru, dia semakin mendekati status legendaris di kalangan elite. Tidak ada yang bisa menyamai apa yang telah ia capai. Kejeniusannya telah membuatnya berada di puncak hierarki teknologi, memberikan dia kekuasaan dan kekaguman yang tidak bisa diukur.
Hari ini adalah hari penting. Komite Peneliti Kehormatan Teknologi akan datang untuk melihat dan memberi pengakuan atas proyek terbaru yang ia kerjakan selama bertahun-tahun. Penghargaan yang akan ia terima adalah yang tertinggi, dan itu hanya akan menegaskan posisinya sebagai pionir dalam transformasi umat manusia menuju bentuk kehidupan yang baru dan sempurna.
Saat lift terbuka, tim teknisi dan ilmuwan yang bekerja di bawah pengawasannya menyambutnya dengan penuh hormat. Mereka semua tahu siapa Rivas Stenton. Dialah yang membimbing mereka, memberi arah pada teknologi ini, dan membawa mereka menuju puncak kejayaan. Di tengah ruangan, tergantung dalam kapsul transparan, model terbaru tubuh mekanis generasi berikutnya—mahakarya dari pemikiran dan visi yang luar biasa.
"Saya menyambut Anda semua di awal babak baru," kata Rivas dengan penuh percaya diri, suaranya memenuhi ruangan dengan aura kekuasaan. "Inilah generasi keempat tubuh mekanis. Karya ini tidak hanya sebuah inovasi, tetapi sebuah evolusi yang akan mengubah masa depan kita."
Kapsul itu mulai berputar perlahan, menampilkan sosok tubuh mekanis yang berkilau dengan cahaya metalik. Desainnya ramping, halus, dan terlihat tak terhentikan. Teknologi yang tertanam di dalamnya mampu menyerap dan mengelola energi lebih baik, dengan kecepatan pemrosesan yang melampaui semua model sebelumnya.
Rivas tersenyum lebar. Tidak ada satu pun keraguan dalam dirinya. Ini adalah puncak dari ambisi yang selama ini ia kejar. Dengan teknologi ini, umat manusia akan melampaui semua batas yang ada, menciptakan era baru di mana tubuh biologis hanyalah kenangan masa lalu. "Tidak ada lagi penyakit, tidak ada lagi kematian yang sia-sia," pikirnya dengan penuh kepuasan. "Aku telah menciptakan sesuatu yang akan membawa umat manusia menuju masa depan yang tidak terbatas."
Di hadapannya, para teknisi dan ilmuwan mengangguk penuh kekaguman. Mereka tahu bahwa hari ini adalah hari bersejarah, hari di mana mereka menjadi saksi dari pencapaian tertinggi dalam dunia teknologi.
Dan bagi Rivas Stenton, ini bukanlah akhir, melainkan awal dari kejayaan baru. Masa depan terbuka luas, dan di masa depan itu, namanya akan terus diingat sebagai sosok yang membawa umat manusia menuju keabadian.
Dengan penuh rasa bangga, dia melangkah maju, bersiap menerima pengakuan yang layak atas segala prestasi yang telah ia capai. Tidak ada keraguan dalam dirinya. Ini adalah jalannya—jalan menuju kesempurnaan.
Saat Rivas sedang berbincang dengan koleganya, terdengar suara langkah ringan yang menghentikan percakapan mereka. Dia menoleh dan melihat istrinya, Elora, mendekat dengan langkah anggun. Tubuh mekanisnya dirancang sempurna, namun perut besarnya yang sedang mengandung memperlihatkan teknologi terbaru yang memadukan kehidupan mekanis dan biologis. Elora tampak bercahaya, kecantikan dan kekuatannya terpancar jelas. Di sebelahnya, seorang gadis kecil berusia sekitar tujuh tahun, putri ke-27 mereka, berjalan dengan tenang sambil menggenggam tangan ibunya. Gadis itu memiliki mata cemerlang, penuh dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan yang khas anak-anak.
Elora tersenyum hangat pada Rivas, dan meskipun mereka telah menikah selama lebih dari 700 tahun, hubungan mereka tetap terlihat kuat dan intim. Dia melambai kecil pada para kolega suaminya yang segera memberi ruang dan menyapa dengan penuh hormat. Istri seorang arsitek besar seperti Rivas, yang juga merupakan salah satu sosok paling dihormati di kalangan elite teknologi, memiliki kehadiran yang luar biasa.
“Apakah kita mengganggu?” tanya Elora dengan senyum kecil di wajahnya, suaranya lembut namun penuh kehangatan.
Rivas balas tersenyum, menundukkan kepala sedikit. “Tentu saja tidak. Kehadiran kalian selalu ditunggu-tunggu. Bagaimana kabar kecil di dalam sana?” Dia meletakkan tangannya dengan penuh kasih di atas perut Elora, merasakan getaran halus dari kehidupan baru yang sedang mereka tunggu-tunggu. Meski telah memiliki 65 anak yang tersebar di seluruh galaksi, setiap kelahiran baru masih menghadirkan kebahagiaan yang tak terlukiskan.
“Dia sepertinya tidak sabar untuk bergabung dengan saudara-saudaranya,” kata Elora sambil terkekeh. “Dan Mira,” lanjutnya sambil menoleh ke putri kecil mereka yang berdiri dengan tenang, “sangat bersemangat untuk bertemu adik bayinya.”
Mira, yang selama ini diam, tiba-tiba berbicara dengan penuh antusias, “Ayah, kapan adik akan datang? Apakah dia akan punya tubuh mekanis seperti kita?”
Rivas tersenyum dan mengelus rambut halus Mira. “Iya, Sayang. Tapi untuk beberapa hari pertama, dia akan berada dalam tubuh biologisnya, seperti semua bayi, sebelum kami memindahkan kesadarannya ke tubuh mekanis yang telah kami siapkan.”
Mira mengangguk, seakan mengerti, meskipun matanya masih dipenuhi kekaguman akan proses tersebut. Bagi anak-anak di dunia *Mechanica Vita*, kehidupan dalam tubuh mekanis adalah sesuatu yang biasa, sebuah hal yang tak lagi dipertanyakan. Keluarga mereka tersebar di berbagai penjuru galaksi, hidup dalam tubuh-tubuh yang didesain sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan yang mereka tinggali, namun tetap terhubung dalam kesadaran bahwa mereka semua bagian dari dinasti besar yang dibangun oleh Rivas dan Elora.
Seiring mereka berbicara, para kolega Rivas tidak bisa tidak memperhatikan betapa harmonisnya keluarga ini. Di balik kesuksesan luar biasa yang diraih Rivas di bidang teknologi, ada kekuatan lain—keluarga yang ia bangun selama lebih dari tujuh abad, sebuah pencapaian yang bahkan di dunia *Mechanica Vita*, di mana keabadian adalah hal biasa, tetap mengundang rasa kagum.
“Jadi, berapa anak lagi yang akan kita punya, Rivas?” tanya Elora dengan nada menggoda, membuat beberapa orang di sekeliling mereka tersenyum.
Rivas tertawa kecil, menyandarkan tangannya di bahu istrinya. “Kita lihat saja nanti. Mungkin 65 belum cukup. Galaksi ini besar, dan keluarga kita bisa menyebar lebih jauh lagi.”
Mereka tertawa bersama, merasa tidak terburu-buru oleh waktu. Dalam kehidupan yang abadi, setiap saat adalah kesempatan untuk menciptakan lebih banyak kenangan, lebih banyak keturunan, dan lebih banyak kesempurnaan.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰