
Ah, beginilah kita (manusia), mudah sekali lupa dengan apa yang mereka katakan sebelumnya. Mudah sekali lupa dengan hal yang sudah berulang kali dikerjakannya.
BARANGKALI HANYA KITA YANG TERLALU BERLEHA-LEHA
Oleh: Robi Aulia Abdi
Ah, beginilah kita (manusia), mudah sekali lupa dengan apa yang mereka katakan sebelumnya. Mudah sekali lupa dengan hal yang sudah berulang kali dikerjakannya. Senantiasa belaku salah, dan luput akan dosa, seolah kita tak ingat betapa melimpah nikmat yang telah dititipkan oleh-Nya.
Setiap detik mengabaikan ajal yang mengintai di satu sisi, bersikap acuh, seolah hidup akan selamanya kekal abadi, padahal kita tak pernah melakukan apa-apa, selain mengharap lebih meski semua yang kita lakukan hanyalah perbuatan yang sia-sia; meninggalkan akhirat dan mengejar-ngejar dunia.
Kita terus saja mengejar-ngejar dunia, meski kita tahu bahwa dunia adalah hal yang paling buruk yang pernah ada. Sedikitpun tidak ada hal yang baik didalamnya, kecuali jika kita menggunakannya sebagai ladang amalan yang kelak akan membuat kita bangga, tatkala kita ditanyai perihal apa yang telah kita kerjakan semasa hidup di dalamnya.
Kelak sekujur tubuh akan beralih bungkam, kecuali jika kita punya sisa-sisa amalan. Amalan yang akan membawa kita lebih dekat dengan kebahagiaan. Bukankah kita juga mengetahui bahwa memang sudah kewajiban kita sebagai makhluk yang lemah keadaannya, untuk mengikuti segala perintah sang khalik yang mahakuasa di atas segala yang kuasa?
Bukankah kita sama-sama tahu, bahwa dunia hanya persinggahan sementara? Karena itulah coba berpikir berkali-kali untuk melakukan secuil saja perbuatan dosa. Pun jika sudah terlanjur berlarut-larut di dalamnya, maka tak ada salahnya kembali kepada keadaan semula. Sebab kita sama-sama tahu bahwa ampunan Allah SWT itu lebih luas dari apa yang terbesit di benak kita.
Ya, selagi kita masih diberikan usia dan kesehatan, apa salahnya jika kita kembali menunaikan kewajiban kita yang dulu? Kewajiban yang sudah di tetapkan kepada kita satu per satu, janji yang sudah terlanjur terikat, bahkan sebelum ruh ditiup dalam kandungan ibu.
Maka dari itu janganlah kita terlalu lalai dan terbelenggu, tingalkan segala tipu daya dunia, beribadahlah sebanyak mungkin selagi masih ada waktu, karena perihal ajal tiada seorang pun yang kan tahu-menahu, tidak juga engkau, mereka, ataupun aku.
(Banda Aceh, 2017)
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
