
Lagi - lagi gadis itu harus dikeluarkan dari sekolahnya untuk yang kesekian kali . Gadis berusia 18 yang kini masih duduk di bangku SMA , memiliki sifat kelewat nakal .
Mungkin semua itu karena faktor ditinggalkan kedua orang tuanya , hingga membuatnya nyaris menjadi gadis tanpa punya didikan . Eunhae tinggal seorang diri , setelah ditinggal kedua orang tuanya ke alam yang berbeda beberapa tahun silam . Hanya didampingi sang paman , yang tentunya pria itu sangat sibuk . Karena harus mengurus...
Karena sisa kewarasan seorang Jeon Eunhae yang hanya menyisakan beberapa persen dari jumlah kewarasan seutuhnya . Lagi - lagi gadis itu harus dikeluarkan dari sekolahnya untuk yang kesekian kali . Gadis berusia 18 yang kini masih duduk di bangku SMA , memiliki sifat kelewat nakal .
Mungkin semua itu karena faktor ditinggalkan kedua orang tuanya , hingga membuatnya nyaris menjadi gadis tanpa punya didikan . Eunhae tinggal seorang diri , setelah ditinggal kedua orang tuanya ke alam yang berbeda beberapa tahun silam . Hanya didampingi sang paman , yang tentunya pria itu sangat sibuk . Karena harus mengurus perusahaan milik keluarga Eunhae,mengingat Eunhae tidak mungkin memegang perusahaan besar yang di miliki keluarganya .
Berakhir sang paman - Yejun harus menitipkan Eunhae pada pelayanan dan pengawal kepercayaannya .
Pagi ini adalah awal dimana Eunhae harus masuk ke sekolah barunya untuk yang ke sekian kalinya setelah di keluarkan dari sekolah nya yang lama . Bukan tanpa alasan gadis itu di keluarkan , lantaran karena ulahnya yang melewati batas . Terlahir kali gadis itu di usir dari sekolahnya dengan alasan ketahuan melakukan adegan panas dengan sang kepala sekolah .
" Apa aku terlihat sangat cantik ? " Menatap dirinya sendiri di pantulan cermin dalam kamarnya , menatap tubuhnya yang ... ah , tanpa tertutup sehelai benangpun . Ngomong - ngomong gadis ini habis selesai mandi . Ketahuilah ... Eunhae memiliki tingkat kepercayaan diri melampaui batas . Namun , memang benar adanya , gadis ini memiliki paras yang begitu cantik . Yang mana mampu membuat lawan jenisnya bertekuk lutut
" Aku memakai yang warna apa , ya ? " gumamnya , sembari memilah banyaknya pasang dalaman yang tertata begitu apik di dalam lemari pribadinya "
Ah , ini sepertinya lucu . " kikiknya , pilihan gadis itu jatuh pada setelan dalaman berwarna pink dengan motif jaring berhiaskan pita - pita lucu . Memakainya dan kemudian mengambil seragam barunya . Yang tentunya sudah ia modifikasi sedemikian rupa , agar manjadi terlihat sexy . Tak peduli jika nanti dia ditegur oleh pihak sekolah . Toh , sudah biasa dia diperlakukan seperti itu . Eunhae kembali mengambil stoking warna putih begitu kontras dengan warna kulitnya .
Eunhae begitu memperhatikan penampilan jika kalian tahu , kecantikan dan model fashion yang ia kenakan nomor satu . Ia harus menjadi pusat perhatian , dimanapun dan kapanpun itu.Selesai dengan acara bersiap - siap , kurang lebih memakan waktu dua jam lamanya . Eunhae beralih keluar dari kamarnya . Semerbak aroma wangi dari parfum yang digunakan gadis itu menyeruak ke seluruh penjuru ruangan . Menandakan jika sang nona besar sudah keluar dari tempat meditasi nya , alias kamar .
" Selamat pagi semuanya !!! " sapanya dengan raut wajah penuh binar kebahagiaan . Semua atensi para penghuni mansion tertuju pada sosok gadis yang kini terlihat tengah menuruni tangga . Mereka semua tersenyum lembut . Asal kalian tau , Eunhae tidak pernah membedakan kasta antara majikan dengan asisten . Semua ia anggap keluarga , maka dari itu para
pelayan maupun pengawal di sana begitu memanjakan gadis tersebut . Meski mereka tahu , jika majikan mereka memiliki sifat yang tidak bisa di deskripsikan dengan kata - kata .
" Selamat pagi , Nona Eunhae . " sahut salah satu pelayan yang lebih tua , diketahui jika dia merupakan kepala pelayan disini . Orang kepercayaan Yejun , untuk melaporkan segala apapun yang dilakukan Eunhae .
" Aku lapar sekali . " rengek Eunhae , sembari meraih lengan wanita paruh baya tersebut.
" Bibi sudah memasakkan makanan spesial di hari pertama Nona masuk sekolah . " ujarnya , mengusap lembut rambut panjang gadis yang kini memeluk lengannya . " Benarkah ? " Sang bibi hanya tersenyum sembari menggeleng pelan , ia sudah menganggap Eunhae sebagai putrinya sendiri .
" Nona terlihat sangat cantik hari ini . " pujinya kemudian .
Eunhae mengerucutkan bibirnya , mendelik tajam ke arah sang bibi yang mana terlihat sangat menggemaskan .
"Memangnya aku kemarin jelek ? " Ucapan Eunhae mengundang gelak tawa para pelayan di sana . Beberapa menit setelah melakukan sesi sarapan pagi , Eunhae segera berangkat ke sekolah barunya . Mengendarai mobil Pajero merah kesayangannya , yang beberapa hari yang lalu ia minta dari Yejun .
Ayolah ... hampir sebulan sekali gadis ini berganti mobil . Dengan alasan sudah bosan dengan mobil lamanya . Terhitung ada dua puluh mobil terjajar di dalam garasi mobil mansion mewahnya . Membuat Yejun pusing harus mengapakan para mobil yang baru saja satu bulan terpakai itu . Eunhae mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang , menganggukkan kepalanya sembari mendengarkan musik yang mengalun di dalam mobilnya.
Ah , kenapa tidak ada sopir yang mengantarkan gadis itu ? Yah ! Eunhae tidak suka jika ada yang mendampingi dirinya . Terkesan sangat manja . Beberapa menit kemudian akhirnya Eunhae sampai di depan gerbang sekolah elit barunya . Membuka kaca mobilnya , menelisik bangunan bertingkat di hadapannya .
" Pak satpam ! Apa kau tidak ingin membukakan gerbang untuk gadis cantik ini ?! " serunya tak tahu malu.Sosok satpam yang terlihat tengah menyesap secangkir kopi di dalam posnya terkejut dan segera berlari ke arah gerbang . Melihat gadis asing yang sepertinya baru kali ini datang ke sekolah tersebut .
" Terima kasih , " Eunhae tersenyum sembari menjulurkan tangannya yang terdapat beberapa lembar uang . " A - apa ini ? " tanya sang satpam dengan raut wajah bingungnya .
" Untuk Anda , Pak . "
" Tidak usah , Nona . " tolak sang satpam . Karena ini sudah tugasnya dia tidak ingin jika nanti ada kabar bahwa dirinya tega memungut pajak pada anak didik di sekolah tempatnya bekerja.Eunhae merolling bola matanya .
" Ck , kenapa kau menolak rejeki , hah ?! Tidak baik tau !" Mau tak mau satpam itu menerima uang yang diberikan Eunhae seraya berucap terima kasih .
Eunhae pun memarkirkan mobilnya di tempat parkir . Kedatangan mobil mewah mengkilap milik gadis itu menjadi sorotan semua penghuni sekolah . Mereka berkerumun di depan pintu masuk utama bangunan tersebut , menatap siapa yang ada di dalam mobil mewah di parkiran sana . Sesosok kaki jenjang dengan terpakaikan sepatu but berhak tinggi , menjulur keluar dari dalam mobil tersebut , sebelum di susul dengan tubuh yang berlahan keluar seutuhnya , menampilkan gadis cantik , sexy , kulit putih bak putri iklan .
Eunhae terdiam beberapa saat , membuka kaca mata hitam yang bertengger di hidung bangirnya . Rambut panjang nan lurusnya terkibas akibat angin yang tertiup pelan .
" Wahh ... siapa dia ? Cantik sekali . Apa dia anak baru ? "
" Dia akan menjadi primadona sekolah kita . Ah , aku merasa tersisihkan ."
" Aku akan mendapatkan dia apapun yang terjadi . "
Suara cicitan para murid perempuan maupun laki - laki terdengar di segala penjuru .
TAP ... TAP ...
Dengan santainya Eunhae berjalan sembari melenggak lenggokkan tubuhnya , seakan sengaja memamerkan keindahan tubuh yang ia miliki . Eunhae menuju ke ruang kantor kepala sekolah di sana . Bersikap sesopan mungkin . Berharap jika sosok kepala sekolah di sini memiliki wajah tampan , seperti kepala sekolah nya yang dulu . Ayolah ... sepertinya Eunhae lupa karena alasan apa dia di keluarkan dari sekolahnya terdahulu .
" Selamat pagi . " sapa Eunhae menyembuhkan kepalanya di mulut pintu . Seketika senyuman gadis itu meredup saat melihat wajah sang kepala sekolah yang ternyata jauh dari bayangan yang ia pikirkan. Dia berharap akan bertemu dengan pria gagah , tampan dan juga menggoda . Ah , ternyata kepala sekolah di sini tak lain adalah sosok pria gemuk dengan kepala botak . Euh ! Bukan tipe Eunhae sekali .
" Ah , silahkan masuk . Apa kamu Eunhae , putri dari tuan Yejun ? Baru saja ayahmu menghubungiku . " Eunhae sedikit mengernyitkan keningnya . Kenapa Yejun mengenalkan dirinya sebagai anak ? Ah , sudahlah ... Eunhae tidak mau ambil pusing . Setelah berbincang sedikit lama , akhirnya sosok kepala sekolah tersebut mengajak Eunhae ke ruang kelasnya .
TOK ... TOK ...
Sosok kepala sekolah itu mengetuk pintu , kebetulan jam pelajaran sudah dimulai beberapa menit yang lalu . Pintu terbuka , menampilkan sosok guru lelaki dengan pawakan tinggi , tubuh tegap dan juga sangat tampan . Eunhae membuka mulutnya kecil , dalam pandangan pertama dia sudah tertarik dengan pria di hadapannya yang kini sedang tersenyum tipis ke arahnya .
" Ah , Pak , silahkan masuk . " Sosok guru yang terlihat bername tag Seojun itu mempersilahkan sang kepala sekolah untuk masuk ke dalam ruang kelas tempat ia mengajar .
" Perkenalkan , dia Eunhae . Murid baru di kelas ini , saya berharap , Pak Seojun bisa memperkenalkan Eunhae pada teman - temannya . Saya pamit dulu , masih ada urusan sebentar ." ujar kepala sekolah tersebut .
Ia lalu Menepuk pundak Eunhae , membuat gadis itu tersentak kaget . Hah ! Eunhae sedikit takut jika ada yang menyentuh dirinya seperti ini . Dengan cepat gadis itu menggeser tubuhnya seraya tersenyum kikuk . Seojun mengangguk dan mengajak Eunhae masuk ke dalam ruang kelasnya . Memperkenalkan diri setelahnya mempersilahkan Eunhae untuk menuju ke tempat duduknya .
Pandangan Eunhae tak putus dari sosok guru yang kini tengah mengajar pelajaran khusus bahasa Jepang . Ah , wajah Seojun begitu tampan dan mempesona.
' Akhirnya ... aku menemukan pria tampan di sini . Bagaimana jadinya jika dia memelukku , aku tidak bisa membayangkannya !!! seru Eunhae dalam hati . Tak terasa pelajaran telah usai , Eunhae tak langsung pulang . Dia menuju ke ruang pribadi Seojun .
Seojun yang terlihat tengah berkemas sedikit terkejut karena kedatangan murid baru yang tiba - tiba masuk ke dalam ruangan pribadinya tanpa permisi .
" Astaga ! Kau mengagetkanku . Apa ada yang bisa saya bantu ? ... Eunhae ? " sedikit memicingkan matanya , membaca nama yang tertera di baju bagian dada milik Eunhae . Seojun lupa dengan nama murid barunya ngomong - ngomong . Eunhae tersenyum , mengikuti arah pandang guru di hadapannya ini .
" Bapak mesum sekali . " kekehnya.Seojun membuka mulutnya tak percaya dengan apa yang gadis itu ucapkan .
Mesum dia bilang ? Mesum dari mana ? Bingung Seojun . " Maaf , saya hanya membaca nama kamu . Tidak lebih . " Seojun melanjutkan aktifitasnya , merasa tak enak hati dengan sosok murid cantik di hadapannya ini .
Eunhae berjalan maju , tanpa tahu malu dia mendudukkan tubuhnya di atas meja sang guru .
" Apa yang kamu lakukan ?! " kaget Seojun , sedikit menjauh dari meja tempatnya bekerja . Eunhae tersenyum menggodanya , menyilangkan kedua kakinya . Menjadikan kedua tangannya sebagai penyangga tubuh , hingga otomatis membuat dadanya terlihat membusung ke depan .
" Apa Bapak tidak tertarik dengan tubuh indah ku ? " tanyanya frontal.Seojun semakin terkejut dengan tingkah gadis cantik yang kini duduk di atas meja kerjanya . Menelan ludahnya kasar , dengan keringat dingin mengucur di pelipisnya . Sungguh , baru kali ini ada murid yang berani bertingkah seperti Eunhae .
" Bersikaplah sopan kepada gurumu ! " Seojun berusaha bersikap tegas , walau suaranya terasa bergetar.Eunhae tak peduli , ia justru menaikkan kedua kakinya membentuk huruf W. Menumpu tubuhnya dengan kedua tangan di tengah area pahanya , terlihat begitu menggoda .
Perlahan ia membuka kancing baju seragam yang ia kenakan , menampilkan belahan putih di dalamnya . Seojun memejamkan matanya , ia tidak bisa melihat semua ini . Tanpa melanjutkan kegiatannya ia berjalan menuju ke luar ruangannya . Dengan cepat Eunhae mengejar pria tampan tersebut , meraih tangan sosok pria itu , hingga membuatnya berhenti.
" Apa Bapak tidak tergoda dengan tubuh sexy ku ? Aku menginginkan Bapak . " ucap Eunhae dengan frontalnya.Seojun menatap tajam wajah gadis di dekatnya . Menyentak kasar lengan gadis tersebut dan membuat Eunhae terjatuh di lantai .
" Ingat batasan mu ! Kau seorang murid dan aku adalah gurumu ! " Seojun mengacungkan jari telunjuk ke arah wajah Eunhae . Eunhae justru tersenyum menggoda tanpa ada rasa takut sedikitpun, meraih jari telunjuk sang guru dan mengulumnya . Seketika tubuh Seojun menegang , merasakan hangat dan lembutnya mulut gadis di hadapannya itu. Dengan cepat Seojun,menarik jari telunjuknya , bergidik jijik saat melihat ujung telunjuknya berlumuran cairan ludah Eunhae .
" Apa - apaan kau ini , hah ?! " Seojun sudah kehabisan kesabaran . Melotot tajam ke arah gadis cantik yang justru kini menampilkan senyuman terbaiknya .
" Jadilah milikku , Pak . " Seojun tersentak , mendorong kasar tubuh Eunhae yang dengan beraninya mau memeluk tubuhnya . Bagaimana jika ada guru yang melihat ? Pasti akan menjadi omongan nantinya .
" Kau sudah gila ! " Sentak Seojun , membalik badannya pergi dengan cepat dari hadapan Eunhae . Mengabaikan teriakan gadis gila di belakangnya .
" Aku akan tetap mengejar mu , Pak ! Aku menyukaimu ' dan juga milikmu . " Kikik Eunhae di ujung kalimatnya .
Sungguh , dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika sang guru idamannya berada dalam genggamannya . Bermain dengan penuh gairah seperti para partner nya yang lain . Eunhae tak mengerti kenapa ada pria yang menolak dirinya , padahal selama ini tidak ada yang berani menolak keindahan tubuhnya .
" Apa dia pikir aku tidak akan membayarnya ? Hingga dengan beraninya dia menolak diriku ." Cemberut Eunhae , berjalan menghentakkan kakinya menuju ke dalam mobil ....
Malam ini , Eunhae merasa bosan berada di dalam mansion megahnya tanpa ada teman untuk ia ajak bercengkrama . Hanya ada pelayan yang setia menunggu dirinya terjaga sampai larut malam . Sebenarnya Eunhae bisa saja mengajak mereka
bercerita , tetapi Eunhae merasa tidak asik dengan obrolan mereka yang terkesan kaku . Pada akhirnya ia memilih untuk keluar , mengunjungi klub malam langganannya .
Di sini Eunhae berada , di sebuah club besar milik sahabatnya yang biasa dipanggil Hyun Hana .
" Hai , kau datang ? Tumben sekali . " cibir sosok gadis cantik yang kini berdiri di belakang meja bartender . Eunhae tersenyum dan mendudukkan tubuhnya di kursi depan bartender . Kedua bola mata lincahnya menelisik ke segala penjuru ruangan redup dengan pencahayaan minim itu , suara bising musik membuat pendengaran Eunhae terasa penuh . Sampai - sampai hampir tak mendengar suara Hana yang sedari tadi bicara kepadanya .
" Apa yang kau lihat , hah ?! " Sedikit berteriak di depan wajah Eunhae .
" Apa kau tidak punya barang baru , aku lapar . " Kekeh Eunhae .
" Apa mu yang lapar , mulut atas mu atau mulut bawah mu ?! " Frontal Hana , terlampau biasa berbicara hal di luar nalar dengan gadis ini .
" Kenapa harus bertanya ? Kau bahkan sudah tahu . "
" Tidak ada barang baru . " Singkat Hana , sembari melayani para tamunya.Eunhae mengangguk .
" Kalau begitu panggilkan Kak Ro Woon saja . " pintanya . Hana mengangguk , ada rasa tak rela saat Eunhae selalu meminta pemuda itu untuk memuaskan hasratnya . Yah ! Ro Woon adalah pemuda panggilan , yang menjadi andalan di club tersebut . Sudah beberapa bulan ini menjadi partner tetap Eunhae untuk memuaskan dirinya . Sedang Hana hanya diam , melihat mereka bermesraan . Menahan sakit yang semakin hari semakin menjadi . Hana adalah mantan kekasih Ro Woon , mereka putus lantaran larangan orang tuanya . Dan Ro Woon mulai frustasi,memilih terjun ke dunia gelap melayani semua wanita yang merindukan belaiannya .
Hana mendongakkan dagunya , menunjuk ke arah pemuda yang bergoyang bersama dengan seorang wanita di ujung sana . Eunhae tersenyum , melambaikan tangannya kecil ke arah pemuda itu dan dibalas senyuman tentunya .
" Baby , " Ro Woon menghampiri Eunhae , menarik tubuh gadis itu untuk ia ajak duduk di sofa tak jauh dari meja bartender . Meraih pinggang ramping Eunhae dan menjatuhkannya di atas pangkuan .
" Kau merindukanku , hm ? " gemasnya , mengecup singkat bibir mengkilap Eunhae . Hana meremat erat jemarinya di bawah meja bartender , dadanya terasa ngilu setiap kali melihat Ro Woon bersenggama dengan para wanita . Terlebih dengan Eunhae yang notabennya sebagai sahabatnya.Ro Woon melirik ke arah Hana , ia tahu jika gadis itu tengah menahan emosi . Namun ini sudah keputusan Ro Woon . Dahulu di saat Ro Woon mati - matian mempertahankan hubungan mereka , Hana justru memutuskan hubungannya dan memilih menuruti kemauan kedua orang tuanya .
Jadi , jangan salahkan Ro Woon jika dia sekarang seperti ini . Sengaja melukai dirinya sendiri dan juga Hana . Saling mencintai , tetapi enggan untuk kembali bersatu . Saling menatap benci , seolah mereka tak pernah menjalani hubungan .
" Daddy , aku sudah tidak tahan . " bisik Eunhae , membuka kemeja Ro Woon tak sabaran .
" Baby , kita ke kamar , hm . " ajak Ro Woon dengan lembutnya .
" Baiklah ! Daddy ! " seru Eunhae , mengalungkan kedua lengannya di belakang leher Ro Woon , dengan sekali angkat , Ro Woon menggendong tubuh Eunhae ala koala
menuju ke ruang VVIP di sana . Meninggalkan sosok gadis yang kini mulai berderai air mata .
" Kenapa kau melakukan semua ini padaku ? " Isak tertahan Hana , menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan . Ia benar - benar tidak sanggup untuk menjalani kehidupannya . Ia sakit , ia benci , ingin rasanya ia mengakhiri kehidupannya .
Tepat tengah malam , Eunhae pulang dari klub milik Hana . Tiba - tiba saja perutnya terasa gemerucuk , ia lupa belum makan malam . Akhirnya Eunhae memberhentikan mobilnya di depan restauran yang terlihat masih buka . Menuruni mobilnya , berjalan sempoyongan . Sedikit mabuk , ditambah dirinya memakai sepatu hak tinggi yang mana membuat dirinya sesekali hampir jatuh . Kedua bola mata gadis itu memicing , saat melihat seseorang yang begitu familiar di pandangannya tengah keluar bersama dengan seorang wanita , berdiri sejenak di depan pintu restauran . Dengan langkah sedikit tertatih , Eunhae berjalan mendekat ke arah mereka berdua . Mendengarkan percakapan mereka di sana .
" Jaga dirimu baik - baik , aku tidak pulang malam ini . " ujar sosok pria yang diketahui sebagai Seojun itu .
" Baik , anak kita akan sangat merindukanmu . " balasnya , dengan senyuman manis . Seojun membelai rambut sosok wanita tersebut dan memberikan kecupan singkat di keningnya . Sebelum kemudian berpisah . Eunhae menggaruk kepalanya sedikit kecewa .
" Ternyata dia sudah mempunyai istri . Hah ! Pupus sudah harapanku . " Seojun hendak meninggalkan tempat tersebut , Eunhae membolakan kedua matanya dan berlari kecil mengejar sosok pria tersebut .
" Hei ! Pak Guru ! Tunggu aku !
" BRUGG !!!
" Astaga ! "
Eunhae terjatuh , karena sepatu yang ia kenakan tersandung kakinya sendiri . Seojun yang melihat ada gadis terjatuh di belakangnya segera berbalik dan sedikit berlari , menolongnya .
" Kau baik - baik saja ? " Seojun belum menyadari jika sosok gadis tersebut adalah Eunhae .
" Aku baik - baik saja , Pak . " Eunhae mendongak dengan senyuman manis . Seojun terkejut dan segera berdiri , jika tahu orang yang terjatuh tadi adalah anak didiknya yang kelewat sinting itu , tak sudi ia menolongnya .
" Kau lagi ! " Geram Seojun . Eunhae merenggut kesal , dan segera berdiri . Seojun segera pergi dari hadapannya , tetapi gadis itu malah ikut bersamanya . " Pak , tunggu aku ! " rengek Eunhae bak anak kecil . Seojun yang menjadi tatapan banyaknya mata merasa malu , seakan terkesan dirinya meninggalkan pacarnya di belakang sana.
" Apa yang kau inginkan , hah ? " bisik Seojun .
" Jangan galak - galak kepadaku . Ayo , kita mengobrol sebentar saja . " Tanpa menunggu persetujuan dari sang pria . Eunhae menarik lengan Seojun dan mengajaknya duduk di bangku pinggir jalan . Terpaksa Seojun menuruti kemauan gadis tersebut , meski rasanya sangat malas.Beberapa detik mereka berdua terdiam , Seojun melirik ke arah gadis di sampingnya . Merutuki cara berpakaian Eunhae yang kelihatan begitu minim .
" Apa yang kau lakukan malam - malam di tempat seperti ini ? " Tanyanya kemudian . Eunhae memiringkan kepalanya dengan bola mata mengerjap lucu . Sungguh , sangat menggemaskan .
" Aku habis dari klub malam , menyelesaikan kebutuhanku . " cengirnya . Seojun membolakan kedua matanya lebar . Dia tak percaya dengan apa yang diucapkan Eunhae , bagaimana bisa bocah gadis seumuran Eunhae pergi ke klub malam sampai larut seperti ini . Apa orang tuanya tidak pernah menegurnya ? .
" Kau melakukan itu ? " tanya ambigu Seojun . Eunhae mengangguk tanpa dosa . Maklumi saja , urat malu Eunhae sudah putus .
" Apa Bapak mau bermain denganku ? Aku akan membayar mahal untuk ini ! " Menepuk kasar gundukan yang tersembunyi di belahan pahal Seojun . Membuat pria itu terjengit kaget , dengan cepat ia menutup area privasinya .
" Kau benar - benar sudah gila ! Apa orang tua -- "
' Orang tuaku sudah tiada , jangan bawa - bawa nama mereka . " Sahut Eunhae , sebelum Seojun menyelesaikan ucapannya . Seojun kicep seketika , ia merasa bersalah karena telah berucap demikian . Merasa iba dengan gadis di sampingnya yang ternyata hanya hidup sendirian .
" Kau sendirian ? " Eunhae tersenyum ceria , ia mencoba menetralkan deguban jantungnya . Bukan karena jatuh cinta , tetapi teringat masa lalu kelamnya bersama dengan kedua orang tuanya semasa mereka masih hidup .
" Apa Bapak mau menemaniku ? " tawa Eunhae , seperti tidak punya beban kehidupan . Seojun menggelengkan kepalanya brutal .
" Cepat pulang , tidak baik anak gadis berkeliaran malam - malam begini . "
" Bapak memperhatikan ku ? " Tatapan Eunhae berkaca - kaca seperti seekor kucing minta dipungut.Seojun mendengus dan mendorong kepala Eunhae .
" Pak , aku akan membayar mu berapa pun yang kau inginkan . Asal Bapak mau menjadi partnerku di setiap malam . Aku sangat ahli melakukan servis jika kau tahu , aku yakin jika kau tidak akan kecewa nantinya . " Eunhae mengeluarkan ponselnya dari dalam tas , membuka salah satu folder video koleksinya . Memutarnya dengan volume keras .
" Daddy ... Faster ...--- " Dengan cepat Seojun merebut ponsel Eunhae , mematikan video yang menampilkan adegan panas antara Eunhae dengan sosok pria,entah siapa . Melotot tajam ke arah gadis tersebut , dan menelisik ke segala arah . Banyak orang yang terkikik geli melihat ke arahnya . Hah ! Sekali lagi Eunhae membuat seorang Seojun malu .
" Kau benar - benar gila , Eunhae ! " Emosi Seojun . Berdiri dari tempat duduknya , tak peduli lagi dengan gadis yang kini terdiam karena ia membentaknya .
" Pak , apa dia tadi istrimu ? " Tanya Eunhae dalam mode waras nya . Seojun menoleh ke arah gadis yang masih terduduk di dekatnya .
" Kau melihatnya ? " Eunhae mengangguk , dan ikut berdiri dari tempat duduknya . Tersenyum tipis sembari menepuk pundak pria tersebut .
" Apa benar dia istrimu ? " tanyanya sekali lagi , memastikan.Seojun mengangguk pelan , tersirat akan rasa kesedihan yang begitu mendalam di wajah pria tersebut . Eunhae ikut mengangguk .
" Hah , sayang sekali ... aku tidak ingin menjadi pengganggu . Cepat pulang , Pak . Aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi . Aku tidak mau merusak rumah tangga orang lain jika kau tahu . " Eunhae tersenyum , melambaikan tangannya meninggalkan Seojun.
Seojun tersenyum , ternyata gadis bar - bar seperti Eunhae masih memiliki hati nurani . Eunhae memutuskan untuk masuk ke dalam restauran tak jauh dari tempat duduknya tadi , ia sangat kelaparan .
...
Seperti hari - hari biasanya , Eunhae masuk ke sekolah. Seperti apa yang dia janjikan pada Seojun , gadis itu tak lagi mendekati pria tersebut Seojun sesekali melirik ke arah gadis yang kini terlihat tengah menelungkup kan wajahnya di balik lipatan tangan di atas meja . Yah ! Gadis itu tak lain adalah Eunhae . Seojun tak ada niatan untuk mengganggu tidur gadis itu . Karena ia tahu semalam Eunhae pulang larut.
Jam istirahat telah tiba , semua murid keluar dari ruang kelasnya terkecuali Eunhae yang terlihat masih menikmati alam mimpinya . Seojun tak tega meninggalkan gadis tersebut , perlahan ia menghampirinya dan duduk di sebelah gadis itu .
" Kau tidak ingin bangun ? " Tanya Seojun , menusuk lengan Eunhae menggunakan jari telunjuk nya.Eunhae kaget dengan mata memerah ia terbangun .
" Daddy , aku lelah ... jangan mengajakku bercinta lagi . " Seojun membelalak syok mendengar ucapan Eunhae . Tidak di alam mimpi tidak di alam nyata , gadis ini tetap saja gila .
PUKK !!
Seojun menepuk pucuk kepala Eunhae , membuat gadis itu mengaduh kecil . Menoleh ke arah Seojun , masih setengah sadar .
" Bapak mau bermain denganku ? Lha , hayok ! " antusias nya , entah otak gadis itu tertinggal di mana saat ini .
" Cuci wajahmu ! Kau sedang ada di sekolah ! " Ucap Seojun dengan nada rendahnya . Membuat Eunhae merinding . Menelisik ke segala penjuru , mengumpulkan segenap nyawanya dan menyadari jika dirinya sedang ada di sekolah .
Astaga !! Bisa - bisanya dia bermimpi sedang bertempur dengan lawan mainnya . Hah ! Otak Eunhae benar - benar.Eunhae memilih untuk mencuci wajahnya , berjalan dengan malas menuju ke kelasnya lagi . Namun langkahnya terhenti di depan pintu ruangan Seojun , tanpa permisi dia masuk ke dalam ruangan sang guru .
" Astaga !! Kenapa kau selalu saja mengagetkanku , hah ?! Tak bisakah kau berucap salam terlebih dahulu ? " Eunhae tak peduli , ia justru mendudukkan tubuhnya di kursi kebesaran sang guru . Memutar kursi yang ia duduki , membuat Seojun bingung .
" Keluar sana , kau menggangguku . " Eunhae mendengus kesal .
" Kenapa di sini sangat membosankan ? " gumamnya .
" Karena hidupmu tidak ada tujuan sama sekali , kenapa kau tidak belajar dari ayah dan ibumu saja ! Mereka orang sukses , bukan ? " Eunhae memicing tajam .
" Bapak ingin menyuruhku untuk menyusul kedua orang tuaku ke akhirat , hah ? ! "
Oh , Tuhan ... maafkan Seojun lupa jika Eunhae tidak mempunyai keluarga lagi . " Maafkan aku , " sesal Seojun.Eunhae diam , ia benar - benar bosan . Hidupnya terasa begitu hampa . Meskipun bergelimang harta melimpah , nyatanya hal itu tidak membuatnya bahagia .
" Kau tidak punya kekasih ? " Tanya Seojun , mendudukkan tubuhnya di pinggiran meja , menghadap ke arah Eunhae sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.Eunhae menyunggingkan sebelah bibirnya .
" Apa itu kekasih ? " Seojun terkejut dengan jawaban Eunhae . Apa gadis ini tidak pernah merasakan cinta ? Lalu , bagaimana dia bisa bercinta dengan banyak pria ?
" Kau tidak memiliki kekasih ? Lalu , siapa yang ...-- " Eunhae melirik tajam , ia tahu apa yang akan gurunya ini ucapkan .
" Aku hanya butuh kesenangan , pemuas hasrat . Tidak lebih ! " ketusnya.Seojun menggaruk kepalanya yang tidak gatal . Tak habis pikir dengan cara kerja otak Eunhae , yang menurutnya sangat ajaib.Eunhae diam sesaat , menoleh ke arah Seojun yang terlihat tergesa mengambil ponselnya dari dalam saku celana .
Terlihat pria itu begitu terkejut menerima panggilan telponnya dan bergegas pergi .
" Bapak mau kemana ?! " teriak Eunhae yang justru diabaikan Seojun . Eunhae tak ambil pusing , menghedikan bahunya dan pergi dari ruangan Seojun
... Seojun berlari kesetanan menyusuri lorong rumah sakit , baru saja ia mendapatkan kabar jika anak dan istrinya kembali dirawat . Yah ! Istri dan anak Seojun tengah mengidap penyakit leukemia stadium akhir . Mereka harus bolak - balik menjalani cuci darah di setiap minggunya . Namun entah mengapa sekarang mereka kembali drob , atau jangan - jangan ?
... otak Seojun memikirkan hal - hal negatif . Air mata sudah berderai membasahi wajahnya , ia berharap kedua orang kesayangannya baik - baik saja .
" Bagiamana keadaan keluargaku , Dok ?! " Tanya Seojun , pada dokter yang sudah lama menangani anak dan istrinya . Dokter yang diketahui bernama Hans itu mengajak Seojun ke ruangan pribadinya .
" Sebenarnya apa yang terjadi ? " Tanya Seojun , menatap intens sosok dokter yang duduk bersebrangan dengan dirinya . Dokter itu mengambil napas panjang , menghembuskan pelan sebelum ambil suara .
" Anak dan istrimu tidak pernah cuci darah selama dua Minggu ini . " Tubuh Seojun melemas , ia rasanya tak sanggup mendengar kenyataan . Kenapa mereka melakukan semua itu ? Seojun selalu mencari uang bagaimanpun caranya , entah berhutang atau harus menjual barang - barang berharganya . Semua demi kelangsungan hidup mereka berdua . Tapi kenapa mereka berdua justru mengabaikan kesehatannya sendiri . Seojun tidak pernah pulang , karena bekerja sampingan di sebuah restauran . Gajinya mengajar tak cukup untuk membiayai pengobatan anak dan istrinya .
" Apa mereka baik - baik saja ? " Isak Seojun , bergetar . Meremas erat telapak tangannya , ia tak sanggup menahan rasa sesak yang kian memburu di dalam dadanya .
" Berdoalah , semoga Tuhan memberikan kesembuhan untuk mereka . " Dokter itu menepuk pundak Seojun . Memberikan ketenangan , ia tidak tahu harus berucap apa . Karena dirinya sendiri tidak bisa memberikan kepastian akan kesembuhan anak dan istri pria tersebut . Sakit yang keluarga Seojun derita sudah parah , hanya keajaiban yang mampu menyembuhkan mereka . Seojun berjalan tanpa daya menuju ke arah ruang rawat sang istri dan juga anaknya . Pikirannya sudah kosong , terlebih dokter tadi memintanya untuk membawa anak dan istrinya menjalani pengobatan di Singapura .
" Ya Tuhan ... apa yang harus aku lakukan ? Aku tidak memiliki biaya untuk pengobatan anak dan istri ku ke luar negeri . " putus asa Seojun.Pria itu menatap nanar tubuh kurus anak dan istrinya yang kini berbaring lemah dengan banyaknya alat medis menempel di tubuh mereka . Perlahan ia mendekat ke arah ranjang pesakitan sang istri , mengelus punggung tangan wanita tersebut . Tak berapa lama wanita itu membuka kedua matanya , memaksakan senyum palsunya . Menahan sakit , yang ia derita .
" Kau datang ? " bisiknya sangat lemah . Seojun mati - matian menahan air matanya agar tidak terjatuh .
" Kenapa kau melakukan semua ini ? Kenapa kau tidak. melanjutkan cuci darah ? " tanya Seojun selembut mungkin , napasnya terasa berhenti di tenggorokan . Jika saja bisa , ia memilih bertukar penderitaan dengan kedua kesayangannya.Wanita itu tersenyum , menitikkan air matanya .
" Hidupku dan putri kita tidak lama lagi , aku tidak sanggup melihat dirimu menderita semakin lama . Kau tidak perlu mencari uang lagi untuk kami , kami sudah lelah . " Runtuh sudah pertahanan Seojun , ia tak sanggup membendung air matanya terlalu lama . Dengan erat ia menggenggam tangan pucat sang istri , menangis pilu . Rasanya begitu sakit , ia tidak ingin kehilangan mereka berdua .
" Jangan katakan hal itu , kalian akan sembuh . Kita akan kembali bersatu , kita akan hidup bahagia seperti dulu . "
...
Keesokan paginya , Seojun dengan wajah kacaunya menuju ke sekolah . Ingin ia menemani anak dan istrinya , tapi jika dia tidak bekerja bagaimana dirinya bisa dapat uang ?.
" Wajah Bapak sangat kusut . " Cerca suara gadis yang entah sejak kapan ada di samping Seojun . Dengan cepat pria itu menoleh ke arah sosok gadis tersebut , berhenti sejenak . Membuat sosok gadis yang tak lain adalah Eunhae itu merasa aneh , memiringkan kepalanya menatap sosok guru yang kini menatapnya dengan tatapan datar .
" Bapak baik - baik saja ? " Tanyanya . Seojun hanya diam , entah mengapa pikirannya membayangkan tentang tawaran gadis ini tempo hari . Tanpa menunggu lama , dia menarik lengan Eunhae mengajaknya ke taman belakang .
" Ada apa , Pak ?! " bingung Eunhae , karena tak biasanya pria ini melakukan hal demikian .
" Apa tawaranmu masih berlaku ?! " tanya Seojun dengan ucapan menggebu . Meremat kedua punggung telapak tangan Eunhae . Eunhae tersenyum dan melepaskan genggaman tangan Seojun .
" Maaf , Pak . Aku tidak ingin berhubungan dengan pria yang sudah berkeluarga . " ucapnya , hendak pergi meninggalkan Seojun.Sebelum
! BRUGG !! Eunhae menghentikan langkahnya , mendengar suara tubuh Seojun luruh ke tanah dengan bertumpu kedua lututnya.Gadis itu membeku , menatap tubuh Seojun yang bergetar . Sudah dapat Eunhae pastikan jika pria itu tengah menangis , ia tidak tahu masalah apa yang sekarang pria itu derita . Perlahan Eunhae melangkahkan kakinya mendekat ke arah Seojun , mendudukkan tubuhnya mensejajarkan dengan tubuh pria di hadapannya .
" Apa yang terjadi pada , Bapak ? " lirih Eunhae , mengajak Seojun terbangun dan duduk di kursi tak jauh dari tempat mereka memijak.Sungguh , Seojun merasa menjadi pria paling murahan sedunia . Ia sedikit ragu untuk menawarkan diri sebagai pemuas nafsu gadis yang menyandang sebagai muridnya ini . Tapi mau bagaimana lagi , ia terpaksa tidak punya jalan keluar lain . Jika saja ia bisa menjual organ tubuhnya , maka akan ia lakukan.
Seojun mulai menceritakan semua masalah yang kini tengah ia hadapi , tanpa ada yang ia tutup - tutupi . Eunhae mendengarkan dengan seksama cerita pria di hadapannya , ia tahu betul bagaimana rasanya kehilangan sosok yang sangat ia sayangi . Ia tidak mungkin membiarkan Seojun merasakan penderitaan yang sama dengan apa yang pernah ia rasakan .
" Apa Bapak yakin ingin melakukan semua itu ? Bagaimana jika istrimu tahu ? Apa dia tidak sakit hati ? " tanya Eunhae hati - hati.Seojun tersenyum miris . Dia akan menanggung akibat dari apa yang sudah ia putuskan , ia tidak akan menyesali keputusannya . Biarpun istrinya tahu , asal wanita itu sembuh dari penyakitnya . Tak apa jika nanti istrinya meninggalkan Seojun , asal pria itu masih bisa melihat wanita yang ia cintai berdiri di hadapannya . Meski nantinya hubungan rumah tangganya akan hancur , Seojun rela .
" Asal istri dan anakku sembuh , aku tidak masalah . " Eunhae menggigit bibir bawahnya , rasa sesak tiba - tiba saja mendera hatinya . Ia teringat akan kedua orang tuanya , yang mana hal itu membuat kepalanya terasa pening . Dengan cepat ia menarik lengan Seojun , tak peduli melihat wajah terkejut pria tersebut . Membawanya ke gudang belakang .
" Apa yang kau lakukan ? Apa yang terjadi padamu ? " bisik Seojun , ia panik melihat wajah berkeringat Eunhae . Eunhae seperti hilang kesadaran , dengan tatapan gelisah gadis itu membuka celana Seojun .
" E - Eunhae , jangan sekarang ! " Seojun takut , dia belum siap melakukan semuanya sekarang . Dia tidak pernah berpikir jika gadis ini akan bersikap bringas kepadanya .
" Lakukan untukku sekarang juga , aku mohon . " pinta Eunhae , dengan berderai air mata . Gadis itu terlihat begitu tersiksa . Dengan cepat Seojun meraih tubuh Eunhae , dan memeluknya begitu erat . Dia tidak tahu apa yang terjadi pada gadis ini , dia tidak tahu kenapa Eunhae terlihat begitu kesakitan .
" Sebenarnya apa yang sedang terjadi padamu ? " tanya Seojun , mengelus belakang kepala gadis di pelukannya . Yang berlahan melemas , sudah Seojun pastikan jika gadis itu tidak sadarkan diri . Dengan pelan Seojun melepaskan pelukannya , memapah tubuh lemas gadis tersebut . Menyingkap rambut basah yang menutupi wajah Eunhae , menatap lekat wajah berkeringat gadis itu .
Tanpa sadar Seojun tersenyum , menatap wajah tenang Eunhae . Siapa yang mengira jika wajah ayu itu merupakan sosok gadis nakal yang setiap harinya bermain di klub malam .
" Penderitaan apa yang kau sembunyikan dalam sifat nakal mu ini , hm ? " Seojun membawa tubuh Eunhae ke UKS , selanjutnya ia menghubungi keluarga yang bersangkutan dengan gadis tersebut .
Seojun menunggu di ruang UKS , tak tega meninggalkan Eunhae dalam ketidak sadaran.Tak berapa lama terdengar suara ketukan sepatu menuju ke ruangan di mana Eunhae berada . Pintu terbuka , otomatis Seojun menoleh ke sumber suara tersebut .
" Apa yang terjadi pada Eunhae ? " tanya sosok tersebut sebelum terdiam menatap Seojun yang juga menatap dirinya . " Yejun ?! "
" Seojun ?! " Mereka berdua tertegun , dan kemudian berpelukan . Ketahuilah ... mereka berdua dulunya teman sewaktu masih duduk di bangku SMA . Dan kemudian berpisah saat mereka melanjutkan studinya masing - masing .
" Ka - kau siapa gadis ini ? " Seojun menunjuk ke arah Eunhae .
" Dia keponakanku . " sahut Yejun , sembari mendekati tubuh Eunhae . Senyuman yang begitu tulus terbit di bibir Yejun , mengusap lembut pucuk kepala gadis manis yang kini masih setia memejamkan kedua matanya.Seojun tak percaya jika pria ini merupakan paman dari Eunhae , bagaimana mungkin pria baik - baik membiarkan keponakannya masuk ke dalam dunia gelap . Atau jangan - jangan Yejun tidak mengetahui tentang apa yang dilakukan Eunhae selama ini . Seojun harus memberitahu Yejun tentang apa yang terjadi pada Eunhae , agar dia tahu dan menghentikan perilaku buruk keponakannya .
" Jun , apa kau tahu tentang kehidupan yang dijalani Eunhae ? " Yejun menatap aneh ke arah Seojun , mencermati apa yang pria itu ingin ucapkan .
" Maksudmu ? " tanya Yejun memastikan .
" Keponakanmu setiap malam menghabiskan waktunya dengan pria hidung belang , dia mabuk - mabukan dan -- "
" DIAM ! JAGA UCAPANMU ! " teriak Yejun , dia tidak suka jika ada orang lain yang menjelek - jelekkan Eunhae . Mereka tidak tahu kehidupan apa yang gadis itu alami . Ia yang lebih mengetahui semuanya , ia yang tahu bagaimana kehidupan kelam Eunhae di setiap malam . Bukan tanpa alasan Eunhae melakukan semua itu Karena ...
Seojun terkejut dengan reaksi yang sahabatnya itu ungkapkan . Apa Yejun mengetahui semua apa yang terjadi pada Eunhae ? Lalu kenapa pria itu hanya diam dan membiarkan Eunhae melakukan perbuatan nista itu ? Terlalu banyak teka - teki yang tersembunyi di dalam diri Eunhae . Membuat Yejun semakin penasaran
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
