
"Satu, lo harus jadi asisten gue seharian dan lo harus ikut kemana aja gue pergi selama kegiatan hari ini. Inget seharian!" jelas Rafka dengan senyum masih mengembang di wajah tampan aduhainya.
"WHAT?!" seru Faraya dan Bella bersamaan. Faraya yang tidak percaya dan Bella yang tidak terima akan keputusan gila tersebut. Hukuman macam apa itu?
"Sabar masih ada pilihan lain, kok," sanggah Rafka. "Dua, kalo lo nggak mau jadi asisten gue buat hari ini, lo bisa lari keliling lapangan 20 putaran. Tanpa jeda...
- Time is Money -
๐๐๐
ย
Hari ini bisa dikatakan sebagai hari yang kurang menguntungkan bagi Faraya. Namun, apa daya nasi sudah dinanak, karena ulah Faraya sendiri yang membuat dirinya harus telat di hari pertama MPLS. Sejak Faraya naik angkot, getaran notifikasi grup chat sudah bersahutan dan dapat dipastikan sudah menumpuk.
Ponselnya ramai dengan spam chat seperti tumpukan daun kering di musim semi dari grup yang sudah Faraya ketahui.


Faraya yang membaca grup chat unfaedah itu tersenyum sendiri. Faktanya, dia memang mempunyai sahabat yang sangat klop dengannya. Sama-sama terlalu cerdas tingkat akut dan jauh dari kata normal.
Dilihatnya jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 WIB dan itu artinya Faraya sudah terlambat satu jam lebih. Namun, sekarang dia masih belum sampai juga di sekolah.
Setelah melewati kegelisahan karena lalu lintas yang lumayan padat, akhirnya Faraya sampai di depan gerbang sekolah SMA Tunas Harapan Bangsa. Dia tidak berani melihat jam tangannya untuk saat ini, karena hatinya belum mantap melihat hukuman di depan matanya.
"Jam berapa sekarang?" tanya seorang gadis dengan almamater hitam-abu kebanggaannya. Suaranya terdengar sangat sinis di telinga Faraya.
"Maaf, Kak, saya telat. Karena tadi-"
Belum sempat Faraya memberi alasan, orang di depannya itu sudah memotong ucapannya.
"Gue nanya JAM BERAPA!" Bentakan yang mampu membuat Faraya berjingkat kaget karena suara lantang tersebut yang melebihi toa masjid di kampungnya.
Kaget Mbak, kaget gue! Batin Faraya sambil mengelus dadanya.
"Emm... sekarang jam-"
Faraya melirik jam tangannya bergantian dengan mencuri lirik pada kakak kelasnya itu. Sungguh, dia tidak sanggup melihat angka di bundaran jam tangannya itu, karena melihat wajah sangar orang di depannya saat ini.
"Telat?"
Seseorang muncul secara tiba-tiba membuat dua orang yang berada di dua sisi gerbang yang berbeda itu menoleh ke arahnya.
"Eh Rafka. Tau nih, dia telatnya NGGAK WAJAR!"
Berbeda ketika berbicara kepada Faraya, gadis dengan name tag Bella Yunita itu menyahut dengan sangat lemah lembut kepada orang yang di panggil Rafka olehnya itu.
Dasar pilih kasih! Batin Faraya mendengus kesal.
"Lo kenapa telat?" tanya Rafka, si Ketua OSIS kepada Faraya yang masih berada di luar gerbang. Lebih tepatnya sedang ditahan.
"Macet." Jawaban singkat dan nyaring seperti seorang bayi yang baru lahir keluar dari mulut Faraya. Dia sudah kesal duluan.
"Kok yang lain bisa nggak TELAT?" Pertanyaan berlapis menjadi pernyataan menambah angka kalah telak bagi Faraya. Ya, itu memang fakta.
"Mungkin mereka lagi hoki. Jadi, nggak kebagian macet kayak saya," sahut seorang Faraya dengan tidak tahu malunya.
"Lo mau main bercandaan sama kita?" kesal Bella karena jawaban Faraya yang tidak ada sopan-sopannya dan tidak tahu malu itu.
"Saya nggak mau main bercandaan, Kak. Saya maunya dibukain gerbang, soalnya takut ketinggalan banget," jawab Faraya yang lagi-lagi membuat kakak kelasnya itu semakin meradang kesal.
"Lo udah telat nggak tau diri lagi! Buat hari ini, lo jangan harap bisa ikut MPLS hari pertama!" ujar Bella membuat Faraya membulatkan matanya tidak percaya akan fakta ini. Pada hari pertama masuk dia harus absen. Tidak ada di kamus hidup seorang Faraya kejadian seperti ini menimpanya.
"Yah, Kak. Berarti saya dapat alpa dong?" Faraya tidak terima dan mulai merengek.
"Itu salah lo sendiri!" sahut Bella tegas tidak mau dibantah.
"Kak, kan telatnya nggak sengaja lagian alasannya jelas juga. Kan, bisa kasih hukuman apa gitu daripada harus dapat alpa," alibi Faraya berusaha meyakinkan kakak kelasnya yang diyakini berkepala batu akik tersebut. Keras kepala lebih tepatnya.
"Lo itu TELAT hampir dua jam!" terang Bella menggarisbawahi apa yang membuat Faraya wajib diberi absen untuk hari ini.
"Dua jam?" tanya Rafka yang mulai bersuara kembali setelah menyaksikan perdebatan dua wanita di hadapannya.
"Nggak wajar, kan?" gerutu Bella, lebih tepatnya meminta pembenaran dari Rafka.
"Kak, maaf banget saya udah telat. Kasih kesempatan sekali lagi, besok nggak akan telat, deh. Kak, pliss." Faraya memelas kepada kedua kakak kelasnya tersebut. Berharap dirinya mendapat belas kasihan dari ancaman absen.
"Nggak bisa! Peraturan tetap peraturan," tegas Bella.
"Oke. Gue udah buat keputusan." Suara yang membuat dua pasang mata wanita di hadapannya menatap ke arah Rafka. "Karena lo telat nggak wajar, lo dianggap hadir tapi harus DIHUKUM."
Keputusan bijak seorang ketua OSIS SMA Tunas Harapan Bangsa dengan mempertimbangkan dari berbagai sudut pandang. Entahlah, itulah yang selalu diucapkan dirinya dan para kaum hawa ketika Rafka memberi suatu opini atau keputusan. Dia dijuluki sebagai pemimpin yang bijak di sana.
"Oke, setuju!" antusias Faraya mendapat keputusan yang dianggap paling bijak itu.
"Kok gitu, sih? Dia itu telat hampir dua jam. Dua jam Rafka!" Bella tampak sangat kesal dengan keputusan Rafka yang dianggap tidak adil tersebut.
"Ini baru hari pertama, Bel. Kalau besok dia ngulangin lagi baru kita kasih hukuman yang buat dia jera. Anggap aja ini peringatan bagi semua siswa baru," jelas Rafka membuat Bella mencebikkan bibirnya tanda kesal.
"Jadi, apa hukumannya?" Pertanyaan tersebut langsung mendapat senyuman dari Rafka dan delikan mata kesal dari Bella.
"Gue punya dua pilihan hukuman. Lo boleh pilih salah satu, kok," terang Rafka dengan senyuman badainya. Cogan kalo senyum kayak badai, menghanyutkan gengs.
"Pilihannya apa aja, Kak?" tanya Faraya dengan antusias, karena tidak jadi mendapatkan absen.
"Satu, lo harus jadi asisten gue seharian dan lo harus ikut kemana aja gue pergi selama kegiatan hari ini. Inget seharian!" jelas Rafka dengan senyum masih mengembang di wajah tampan aduhainya.
"WHAT?!" seru Faraya dan Bella bersamaan. Faraya yang tidak percaya dan Bella yang tidak terima akan keputusan gila tersebut. Hukuman macam apa itu?
"Sabar masih ada pilihan lain, kok," sanggah Rafka. "Dua, kalo lo nggak mau jadi asisten gue buat hari ini, lo bisa lari keliling lapangan 20 putaran. Tanpa jeda istirahat, gimana?"
Senyum sinis kepuasan mengembang di wajah Bella dan bola mata yang membulat sempurna ditunjukkan oleh Faraya ketika mendengar dua hukuman tidak masuk akal tersebut. Ini bukan hukuman, lebih tepatnya sebuah penyiksaan.
"Kakak mau bunuh saya? Eh, maaf maksudnya kakak mau nyiksa saya gitu?" kesal Faraya dengan pilihan yang dianggap sudah diluar batas kemampuannya dan pasti akan menghabiskan cadangan energinya selama seminggu.
"Yaudah, pilih option kesatu aja kalo nggak sanggup," sahut Rafka enteng seperti membawa pecahan kenteng.
"Keenakan dia deket-deket sama lo seharian!" gerutu Bella tidak suka jika Faraya harus berdekatan seharian dengan Rafka. Mending dia yang menjadi asisten Rafka.
Faraya tampak menimbang-nimbang, karena dia hanya diberi waktu lima menit saja. Rafka masih tersenyum sembari menatap Faraya yang sedang berpikir.
"Tenggg!" pecah Rafka. "Waktu berpikir lo udah habis. Jadi, gimana?"
Pemikiran Faraya sirna begitu saja, saat mendengar suara Rafka yang seperti bel ketika ulangan matematika.
"Saya... pilih yang-" Faraya menggigit bibir bawahnya takut jika dia salah menentukan pilihan. Dia menarik napas dalam-dalam mencoba yakin akan pilihannya.
"Kedua!" Tegas Faraya yakin. Walaupun raganya tidak yakin, melihat bagaimana cerahnya matahari hari ini. Matahari seolah melambaikan tangan ke arahnya.
Senyum mengembang di wajah Bella, sedangkan Rafka tampak mengerutkan dahi tidak percaya dengan keputusan gadis yang masih berada di luar gerbang tersebut.
Kelewat pinter kayaknya nih bocah. Batin Bella yang juga tidak habis pikir dengan keputusan Faraya. Karena jika penawaran itu ditawarkan kepada gadis lain, termasuk dirinya, dapat dipastikan 99% memilih option yang pertama.
Menjadi, asisten seorang Rafka adalah kebahagiaan tersendiri bagi kaum hawa. Tampan, pintar, humoris, menawan, tajir dan terkadang juga sholeh ketika waktunya tiba.
Apalagi yang harus dicari dari seorang Rafka? Lalu, sekarang murid baru ini malah menolak rezeki nomplok itu? Ckckck.
"Lo yakin?" tanya Rafka. Dia awalnya hanya menguji Faraya, biasanya hampir semua wanita mengajukan sendiri untuk selalu berdekatan dengan Rafka. Namun, jawaban gadis itu diluar ekspektasinya.
"100% yakin," sahut Faraya lantang seperti suara dentingan rantang yang bergoyang. Ya, dia sangat yakin.
"Yaudah, cepet dong buka gerbangnya! Biar cepet selesai juga hukumannya, nanti takut makin panas, Kak."
Bella membuka gerbang yang dia pegang kuncinya dengan hati yang sama sekali tidak ikhlas. Faraya langsung menuju ke lapangan utama untuk menjalankan hukumannya.
"Tunggu!"
Pergerakan Faraya terhenti saat ada sebuah tangan menahan pergelangan tangannya.
"Lepasin!" Faraya yang tidak terima tangannya disentuh oleh seorang pria langsung menepis kasar tangan tersebut. Kurang ajar sekali kakak kelasnya ini.
"Apaan, sih, Kak. Kan, kakak yang kasih saya hukuman kok kakak juga yang ngulur waktu, sih. Bisa-bisa gosong muka saya kalo matahari udah naik!" kesal Faraya berbicara kepada Rafka yang masih menatap tangannya yang barusan ditepis kasar olehnya.
"Lo cewek aneh!" Rafka berucap dengan mendongakkan mata melihat wajah Faraya yang langsung memalingkan pandangannya ketika mata mereka bertemu.
"Maksudnya?" heran Faraya yang kesabarannya tengah diuji sekarang.
"Kenapa lo nggak pilih option pertama? Lo aneh sumpah! Tau nggak, semua cewek kalo dikasih pilihan kayak gitu pasti milih yang pertama."
Tampaknya Rafka masih tidak percaya akan kenyataan pahit barusan. Seorang gadis yang lebih memilih panas-panasan di lapang dibandingkan berdekatan seharian bersamanya? Tentu aneh.
"Nggak mau, BUKAN MAHRAM! Nggak boleh deketan," jawab tegas Faraya yang sudah hampir kehabisan kesabaran, karena hukumannya masih digantung.
"Bener-bener aneh lo!" ujar Rafka ketika Faraya berbalik ingin melanjutkan langkahnya menuju lapangan.
"Nggak apa-apa aneh yang penting NGGAK NYELENEH!" timpal Faraya sebelum pergi menuju lapangan sambil melirik ke arah Bella yang masih diam dengan wajah cemberut di depan gerbang.
Bella tentu mendengar percakapan antara Rafka dan Faraya. Kenapa Rafka harus segitunya ke anak baru itu? Rutuk Bella dalam hati karena melihat perlakuan Rafka kepada Faraya. Sikap Rafka pun sedikit aneh.
"Lo nyindir gue?" seru Bella ketika mendengar dan melihat mata Faraya yang sempat melirik ke arahnya.
"Oh, kakak tersindir?" balas Faraya dengan senyum yang mampu memekarkan bunga di taman.
"Dasar adek kelas nggak tau diri!" teriak Bella karena Faraya sudah berbalik dan berlari untuk segera menuju lapangan.
Dalam perdebatan singkat antara Faraya dan Bella tadi, Rafka hanya memandang Faraya yang enggan memandang balik dirinya. Ketika perdebatan tersebut selesai, mata Rafka tetap mengikuti langkah gadis berjilbab putih tersebut.
Senyum merekah di wajah tampan dan menawan seorang Rafka. "Lo kali ini bisa cuekin gue, tapi gue yakin itu cuma taktik basi para cewek. BASI!"
Rafka yakin bahwa sikap Faraya adalah sikap tipuan yang hanya sekedar untuk membuat Rafka tertarik padanya saja. Setelah Rafka mengungkapkan ketertarikannya, maka Faraya akan langsung menerimanya dengan wajah sumringah. Taktik pasaran!
"Kita liat aja nanti!"
โชโโชโโชโโช
ย Halo, Readers
Kalian jangan lupa baca cerita Kak Fitria A. Noormala (@Fitriaanoorm ). Dijamin seru dan suka
Spoiler:ย
Ayudia adalah siswi SMK kelas sebelas yang belum pernah punya kekasih atau pun teman dekat laki-laki. Namun, nahas dia menjadi korban pelecehan seksual sampai hamil. Awalnya dia tidak menyadari karena siklus haidnya memang berantakan. Lebih hancurnya lagi Ayudia adalah anak tunggal.
Saat dia menemukan bapak si janin, akankah lelaki itu bertanggungjawab?
*Based on true story
Link :
https://karyakarsa.com/fitriaanoorm/series/sebaris-cinta-ayudia
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
