Ada Aku - Bab 19

0
0
Deskripsi

Setelah berbulan-bulan dirawat di rumah sakit, Olya akhirnya cukup stabil untuk pulang. Dengan dukungan Arga dan bibi Olya, ia memulai proses pemulihan di rumah.

Bab 19: Pulang ke Rumah Arga

Setelah beberapa bulan dirawat intensif di rumah sakit, akhirnya dokter menyampaikan kabar baik kepada Arga. Olya sudah cukup stabil untuk pulang ke rumah. Meski proses pemulihan psikologisnya masih panjang, perubahan yang ia tunjukkan memberi harapan besar.

Dokter: (Tersenyum hangat.)

"Tuan Arga, kondisi fisik Ibu Olya sudah cukup baik. Untuk pemulihan psikologisnya, akan lebih baik jika ia berada di lingkungan yang nyaman bersama orang-orang yang dicintainya. Namun, pastikan ia tetap mendapatkan terapi rutin."

Arga: (Mengangguk penuh syukur.)

"Terima kasih, Dok. Saya akan pastikan dia mendapat yang terbaik. Kami akan melanjutkan perawatannya di rumah."

Hari itu, Arga menjemput Olya dari rumah sakit. Ia telah menyiapkan segalanya di rumahnya agar Olya merasa nyaman. Seperti menjemput Bibi dari Desa. Ketika mereka tiba, Olya terlihat cemas, tapi Arga menggenggam tangannya, memberikan rasa tenang.

Arga: (Dengan suara lembut.)

"Selamat datang di rumah kita, Olya. Aku harap kamu merasa nyaman di sini. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Aku di sini untukmu."

Olya hanya mengangguk pelan, meski sorot matanya menunjukkan rasa tidak percaya diri. Arga memahami bahwa butuh waktu untuk membuatnya merasa aman sepenuhnya.

Arga: (Berbicara kepada bibi Olya di teras rumah.)

"Bibi, Olya sudah jauh lebih baik. Tapi aku butuh bantuan Bibi untuk menjaganya. Aku tidak ingin dia sendirian saat aku bekerja."

Bibi Olya: (Dengan mata berkaca-kaca.)

"Tentu, Nak Arga. Aku senang sekali mendengar kabar ini. Apa pun yang bisa aku lakukan untuk Olya, aku akan melakukannya."

Bibi Olya: (Dengan suara lembut, sambil memeluk Olya.)

"Sayang, kamu tidak sendiri. Bibi ada di sini untukmu. Kamu anak yang kuat, Olya. Semua akan baik-baik saja."

Rutinitas Baru

Kehadiran bibi Olya memberi Arga kesempatan untuk kembali bekerja. Setiap pagi, ia memastikan Olya dalam keadaan nyaman sebelum berangkat. Dokter yang ditugaskan untuk memantau perkembangan Olya juga datang setiap hari ke rumah. Mereka berdiskusi mengenai terapi lanjutan yang dibutuhkan Olya.

Dokter: (Berbicara kepada Arga.)

"Kita melihat perkembangan yang baik. Meski begitu, trauma seperti ini membutuhkan waktu lama untuk benar-benar pulih. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sangat penting."

Arga: (Dengan tegas.)

"Saya akan lakukan apa saja, Dok. Selama Olya merasa aman, itu yang terpenting."

Dokter: (Tersenyum.)

"Sikap Anda adalah salah satu alasan utama mengapa ia bisa membaik. Jangan pernah menyerah, Tuan Arga."

Momen di Rumah

Di rumah, meski Olya masih sering termenung, ada saat-saat kecil yang memberikan kebahagiaan bagi Arga. Seperti ketika Olya melihat-lihat Bibi memasak dan perlahan mulai tersenyum kecil mendengar lelucon sederhana dari Arga.

Arga: (Saat makan malam.)

"Saya yakin masakan ini Olya yang memasak Bi. Karena ini adalah maskan yang terenak yang pernah Aku makan. Mungkin aku harus belajar banyak dari Olya."

Bibi Olya: (Tertawa kecil.)

"Betul itu, Nak Arga. Olya punya bakat memasak, bahkan masakan Bibi saja kalah enak dibandingkan masakan Olya."

Olya hanya tersenyum kecil mendengar pujian itu, meskipun tidak banyak bicara.

Malam yang Tenang

Suatu malam, setelah makan malam selesai, Olya duduk di ruang tamu sambil memandang jendela. Arga mendekatinya perlahan, membawa selimut untuk menghangatkan tubuhnya.

Arga: (Dengan suara lembut.)

"Kamu tahu, Olya, setiap kali aku melihatmu seperti ini, aku merasa bersyukur. Bukan karena kamu sudah sepenuhnya pulih, tapi karena kamu tetap berjuang."

Olya: (Menatap Arga dengan menangis.)

"Aku... aku tidak seperti dulu lagi. Aku mengecewakanmu."

Arga: (Menggenggam tangan Olya erat.)

"Tidak perlu menjadi seperti dulu, Olya. Kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri, dan itu sudah cukup. Aku tidak pernah mengharapkan apa pun darimu selain melihatmu bahagia."

Air mata mulai mengalir di pipi Olya. Untuk pertama kalinya, ia membalas genggaman tangan Arga, meski dengan gemetar.


 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Ada Aku - Bab 20
0
0
Hari-hari Olya di rumah Arga mulai dipenuhi kehangatan dan ketenangan. Dengan penuh kesabaran, Arga membantu Olya menikmati momen kecil dalam hidup, seperti berjalan-jalan ke taman atau memandang bintang di malam hari.
Komentar dinonaktifkan
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan