
Ayo podo eleng-tineleng, mergo urip kui gak asing soko olo-tinolo. Wong salah rarumongso Pengeran siji, ati siji, sukma siji, urep yo kaping siji. Sabar digarne, karep diantepne, jutek disirepne. Karo lingsire piker kang mateng, ugo weteng kang anteng, jagat muter-seser urep diantengne, kui sejatine keihlasan.
GEMBOLO GENI BOLO SEWU
1
0
4
Selesai
Suasana dusun Lembah Biru semakin panas, hawa terasa makin panas dan menyesakkan. Tidak ada seorang pun yang berani kasak-kusuk. Jika sesama penduduk saling berpapasan tidak ada yang berani saling memandang wajah apalagi bertegur-sapa. Mereka berjalan dengan menundukkan kepala. Aktifitas mereka juga hanya seperlunya. Sebelum matahari terbenam, rumah-rumah penduduk sudah tertutup. Pintu dan jendela sudah terkunci rapat, tidak ada seorang pun yang berani beraktifitas setelah matahari terbenam.Di malam hari sangat sepi seperti desa mati. Binatang malam pun seolah ikut takut. Tidak ada suara jangkrik atau burung hantu, Tidak juga lolongan anjing apalagi suara kucing atau binatang lainnya._______________________
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
BAB-03 JURANG
0
0
DOOOKKK!Betet terlihat sumringah, dengan isyarat dia meminta pacul dari tangan kakaknya. Gajah mengulurkan pacul, pelan-pelan Betet menyingkirkan tanah. Mulai tampak ada kayu yang memanjang, Betet terus menggalinya pelan-pelan. Semakin banyak tanah yang terangkat bentuk asli dari kayu tersebut semakin jelas. Sebuah peti, bentuknya mirip peti mati. “Memang peti mati.” Guman Gajah bergidik ngeri, Betet hanya melirik kakaknya yang ketakutan dengan senyum licik. Lalu membersihkan tanah yang masih tersisa di atas peti mati. Gajah terpaku tidak percaya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan