
Jangan jangan Jambe Yang Kita Kira....
Saya saat momong anak saya, biasanya saya ajak nembang sholawat nariyah. Lha karena waktu itu padhang mbulan terang, tak terasa hati saya gembira dan nembang, yang dahulu jadi bahan tembang dolanan saat saya masih kecil.
Mbulan mbulan gedhe // ana santri menek jambe // njaluk selining wae // kango nginang mengko sore
Mbulan mbulan gedhe adalah bulan yang bulat besar. Tentu ini adalah saat purnama. Dimana pada malam itu bintang gemintang bergantungan di

angkasa...
Jangan jangan Jambe Yang Kita Kira....
Saya saat momong anak saya, biasanya saya ajak nembang sholawat nariyah. Lha karena waktu itu padhang mbulan terang, tak terasa hati saya gembira dan nembang, yang dahulu jadi bahan tembang dolanan saat saya masih kecil.
Mbulan mbulan gedhe // ana santri menek jambe // njaluk selining wae // kango nginang mengko sore
Mbulan mbulan gedhe adalah bulan yang bulat besar. Tentu ini adalah saat purnama. Dimana pada malam itu bintang gemintang bergantungan di

angkasa dan mendung pedhut kesaput. Sehingga cahaya bulan dan gemintang tak terhalang hingga ke bumi.
Kalau Bulan itu sangat erat dengan simbol kerahayon, pangkat dan drajat, simbol kemenangan, simbol hilangnya kebodohan, simbol ketentreman. Pokok idiom dengan keberuntungan bagi kita. Maka ini saat para santri sudah mampu menek jambe atau memanjat pohon pinang. Bukan berarti penekan jambe njur berhadiah kaos oblong. Kenapa kok yang di lukis dalam tembang ini jambe. Selain untuk permainan rima bervokal "e", tentu orang dahulu dalam mencipta lagu ini sudah sarat dengan pemilihan syair dan maknanya.
Jambe adalah sebuah pohon yang lurus tanpa cabang cabang. Pohon Jambe adalah pohon yang berakar serabut kuat menjalar di tanah. Jadi para santri yang menek jambe, ini. Karena hanya santri yang memiliki kesatuan utuh manunggaling rasa, pikir dan hati yang bisa memanjatnya si jambe yang lurus. Ora menggok ngiwa nengen. Tidak kesengaem dengan pangkat drajat ndonya, tidak memiliki kepinginan selain lurus berdekatan pada Nabi dan Gusti. Dan pohon yang di panjat para santri adalah pohon yang kuat akarya tidak tungal, tapi serabut. Serabut, dari kecil kecil menyatu kuat di tanah untuk menyangga pohon jambe yang lurus ini.
Para santri yang punya keikhlasan, kerelaan dan tak berpamrih selain drajat batin yakni kedekatanya kepada Nabi dan Gusti. Ibarat kholilullah, yang hanya berfikir pada Gustinya. Ora kegi digodha blorong mencorong dengan mas dan raja brananya, ora kelu dilulu Kanjeng Ratu dengan pangkat drajatnya. Ora gumun karo gebyaring ndonya.
Bahkan saat malaikat, menawarkan pada Ibrahim, "Hai, Ibrahim api kayu ini di kekuasaanmu. Apa yang kau inginkan? Ibrahim hanya berkata, Hanya kepada Allah aku berserah dan Dialah sebagus bagusnya Pelindung".
Santri paham betul dan menjiwai akan tugasnya di bumi ini. Mengakarkan pohon yang tanpa cabang. Maka para santri memanjatnya dan ngekepi pohon jambe pada saat malam yang terang. Untuk dzikirnya pada lisan, hati dan laku. Karena santri mengerti bahwa di sana teman temanya, menanti jambe untuk nginang mengko sore.
Jambe adalah ajaran yang tidak memberatkan. Wohe cilik cilik tapi migunani. Bukan kelapa tapi jambe, yang memang pohon dan buahnya mirip kelapa. Kalau kelapa bocah cilik cilik tidak boleh main di bawahnya, sebab kajatuhan blarak, bluluk, akan pingsan. Tapi jambe yang jatuh hanya kembang kembang mayang yang kecil kecil tidak membuat sakit, hanya mengotori rambut dan akan bersih sendiri bila di keramasi. Bahkan ditiup angin akan bersih. Daun jambe dahannya beda dengan bongkok yang jatuh ketanah bila kering.
......
Makna lain...
Saat ini kita telah di porsi padhang jingglang. Mbulan telah gedhe bersinar. Para santri sudah hampir kepuncak untuk ngranngeh dan ngerah jambe. Tapi buta buta kala masih mengelilinginya. Karena padhanga masih jaman edan.
Santri telahenghias pada jajaran MPR/DPR, Kabinet, Gubernur, Bupati hingga RT saja dipimpin santri. Santri santri inilah yang memang diuji mentalnya dalam menek blimbing tersebut, sehingga bisa nyangoni selining jambe pada masyarakat luas, untuk nginang. Apa selining jambe? Adalah akhlaq kesantrian yang telah dididikkan pada pesantren. Akhlak ini adalah akhlaq batin yang menjernihkan dhohir.
Sehingga trapsila, limpat bernegara. Tidak gagap ketika berada pada jabatan. Tidak sekedar berani memberantas korupsi tapi mampu berjihad melawan korupsi. Bukan menggantikan bentuk dan jaringan serta korupsi dalam warna rasa beda.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
