
Suasana pun semakin gaduh kala dua lelaki yang sedari duduk mengamati, ikut berdiri, melototkan mata pada Rita.
"Mas Anton, ini bukti kalau aku serius. Ini tanda tali tresnoku!” ucap Rita sembari meletakkan bungkusan warna coklat corak batik yang ia bawa sedari awal datang.
Rita sudah tak peduli lagi dengan tatapan penuh amarah dari saudara-saudara Warni maupun Anton, suaminya. Dirinya sudah terlalu malu untuk mundur.
Sejenak suasana hening. Semua terdiam menunggu reaksi dan ucapan dari...
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Kembang Kantil
Selanjutnya
KEMBANG KANTIL PART 2 - PERISTIWA BESAR
1
0
“Enek opo, Bi? Kok koyo serius banget?” (Ada apa, Bi? Kok serius sekali?) tanya Mbah Malik. “Anu, Mbah. Iki... Aku karo Mayang mau neng dalan ketemu Mirna.” (Anu, Mbah. Ini... aku sama Mayang tadi di jalan ketemu sama Mirna) ucap Abi sedikit terbata. “Terus?” tanya Mbah Malik.Sejenak Abi terdiam sembari menatap wajah istrinya yang masih kebingungan. Tapi setelah lima tarikan nafas, Abi menyampaikan cerita yang di alami oleh Mirna beberapa menit yang lalu. Hal itu membuat wajah Mbah Malik yang awalnya tenang, berubah tegang.“Iku berarti wis di mulai. Wis raiso di alangi meneh!” (Itu berarti sudah di mulai. Sudah tidak bisa di halangi lagi) ucap Mbah Malik lirih, namun masih bisa di dengar oleh Abi dan Mayang.“Maksute opo, Mbah?” (Maksudnya apa, Mbah?) tanya Abi dan Mayang bersamaan. Sejenak Mbah Malik menatap Abi dan Mayang bergantian, sebelum berucap lirih.“Sekar Pati! Kui wis raiso di lereni sak durunge patang nyowo sak keluargane dadi congkok ning ngarepe manten wedok!”(Sekar Pati! Itu sudah tidak bisa di hentikan sebelum empat nyawa sekeluarga jadi congkok di depan pengantin wanita)****
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan