🍒

"Kau bilang apa?" tanya Jungkook.

Tatapan nyalangnya membuktikan bahwa dia tak terima dengan apa yang Ara katakan. Sedangkan Ara, kedua matanya bergetar menahan tangisnya.

"Apa hubungan kita hanya tentang seks?" tanya Ara. Rasa nyeri pada hatinya semakin melukainya.

"Aku hanya menanyakan bagian mana dari tubuhmu yang kau suka jika kusentuh. Aku sedang mencari tahu semua tentangmu supaya aku bisa membuatmu senang. Apa aku salah?"

Ara mendorong tubuh Jungkook yang masih berada di atas tubuhnya. Jungkook tak melawan sehingga penyatuan mereka pun terlepas. Dia hanya memandangi Ara yang menarik selimut lalu menutupi seluruh tubuhnya.

Jungkook menghela napas panjang sambil menengadah ke atas. Dia tak tahu dimana letak salahnya sehingga Ara merajuk seperti itu. Tapi, si keras kepala itu memilih untuk mencoba mengalah pada ratu di hatinya tersebut.

"Ara, aku minta maaf walaupun aku tidak tahu apa salahku," ucap Jungkook.

Namun, Ara tak menjawab. Dia sedang menangis di balik selimut tebal berwarna putih yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Ara...."

Jungkook masih tak menyerah memohon maaf pada Ara. Dia mendekati Ara lalu membuka selimut yang menutupi tubuh sang kekasih. "Aku minta maaf. Aku tak bermaksud untuk menyinggung perasaanmu. Tidak sama sekali."

Jungkook merangkul Ara. Meski gadis itu berusaha melepaskan diri, Jungkook merangkul semakin erat. Terjadi kesalahpahaman baru yang muncul antara mereka berdua. Dimana Jungkook ingin berusaha meminta maaf pada Ara, sedangkan Ara menganggap Jungkook memaksanya.

Sekelabat ingatan Ara tentang ayahnya kembali muncul. Dulu seingat Ara, ayahnya juga sering memeluk ibunya secara paksa meski ibunya terus memberontak. Otak gadis itu seakan tersistem otomatis menganggap jika sikap Jungkook mirip sikap ayahnya, itu berarti Jungkook juga tak berbeda jauh dari sang ayah.

Sosok yang telah berselingkuh dari ibunya dan memiliki wanita lain. Wanita itulah yang tinggal bersamanya di New Zealand sebagai asisten rumah tangga, padahal Ara tahu jika wanita bernama Kim Soohee itu merupakan kekasih dari ayahnya.

"Sakit!" teriak Ara. Entah tubuhnya yang sakit karena di rangkul erat oleh Jungkook atau hatinya yang telah terluka oleh Seojoon.

Rangkulan Jungkook mengendur. Dia membiarkan Ara menangis sambil membelakangi tubuhnya. Namun, yang Jungkook dengar bukan tangisan seseorang yang sedang merajuk. Tetapi tangisan seseorang yang memendam rasa sakit dalam waktu yang lama.

"Aku minta maaf. Aku sungguh--"

"Maaf untuk apa?!" sergah Ara. "Saat kau minta maaf dengan sungguh-sungguh setidaknya kau tahu kau minta maaf untuk apa. Kalau tidak, itu artinya kau tak tahu salahmu dimana dan meminta maaf hanya untuk memanipulasiku saja."

Jungkook tak pernah mengira jika Ara serumit ini. Hanya perkara dia menanyakan gadis itu suka disentuh di bagian mana, sang kekasih merajuk sampai seperti ini. Tapi Jungkook rasa, Ara bereaksi demikian bukan perkara pertanyaan kotornya tadi.

"Maaf karena telah bertanya hal yang membuatmu tersinggung, maaf karena telah membuatmu menangis, maaf karena aku tak mengerti dengan marahmu itu sebenarnya tertuju untuk siapa."

Isakan Ara terhenti. Dia terpejam hingga air matanya meleleh kembali ketika kelopak indah itu tertutup rapat. Dia kembali membuka mata saat merasakan Jungkook membalikkan tubuhnya supaya mereka berhadapan.

"Aku minta maaf," ucap Jungkook untuk yang kesekian kalinya. "Tolong jangan akhiri hubungan kita semudah itu. Ku mohon."

Mimik wajah Ara langsung berubah. Yang tadinya memiliki tatapan kosong, kini beralih menatap Jungkook dan kembali terisak. Semakin lama semakin lepas hingga gadis itu menangis sesenggukkan.

Jungkook menarik Ara ke dalam pelukannya. Sebelah tangannya menjadi bantalan kepala Ara, sedangkan yang sebelah lagi sibuk mengusap dan memberi tepukan lembut pada punggung Ara.

Jungkook tak lagi bicara, tidak pula menanyakan apapun. Dibiarkannya Ara menangis sebanyak yang gadis itu mau. Selang beberapa waktu, tangisan itu perlahan tak terdengar. Menghilang dan tenang. Hanya ada suara napas teratur Ara yang dapat Jungkook dengar.

Jungkook memandangi wajah Ara yang tengah tertidur. Mata Ara bengkak dan hidungnya memerah. Jemarinya terangkat untuk mengelus pipi mulus Ara, kemudian ia mendaratkan ciuman hangat pada bibir ranum itu.

Jika gadis lain, mungkin aku akan meninggalkan mereka ketika mereka mulai membuat kepalaku sakit oleh sikap yang sulit kumengerti seperti yang kau lakukan tadi, Ara. Tapi karena itu kau, aku belum menyerah. Menciummu seperti ini saja sudah membuatku memaafkanmu sebelum kau mengucapkannya. Aku tak akan marah hanya karena kau suka merajuk, ujar Jungkook dalam hati.

Perlahan lumatan itu terlepas. Jungkook kembali mengamati wajah Ara. Dalam kepalanya, Jungkook akan mengingat bentuk alis maupun bulu mata pacarnya itu. Dia memejamkan mata lalu meraba wajah Ara untuk menghapal fitur wajah Ara.

Jungkook kembali bersikap aneh. Selama Ara tidur, dia sibuk memandangi tubuh telanjang gadis itu dan mengingat bentuk maupun ukurannya.

"Kau sangat indah, Ara...," ucap Jungkook.

Kegilaan Jungkook tak cukup sampai di situ. Karena dia kembali ereksi melihat kekasihnya telanjang, dia berniat untuk melakukannya saat Ara sedang tidur. Dia berlutut di hadapan Ara yang sedang berbaring telentang.

Dibukanya kedua kaki Ara pelan-pelan supaya gadis itu tak sampai terbangun. Karena milik Ara memang belum di bersihkan saat mereka melakukannya tadi, masih terdapat jejak cairan mereka yang membuat milik Ara terasa licin.

Jungkook mengarahkan miliknya pada lembah itu. Dia bergerak begitu pelan supaya penisnya bisa masuk. Dia benar-benar berhati-hati ketika melakukannya. Saat sudah tertanam sempurna, Jungkook mendesis perlahan.

"Shit!" ucap Jungkook ketika mereka telah menyatu seluruhnya. "Beraninya kau membuatku tak berdaya seperti ini, Ara," bisik Jungkook.

Mata yang awalnya tertutup kembali terbuka karena merasakan gerakan kecil Ara. Gadis itu terbangun. Tatapan mereka beradu dan Jungkook pun mulai bergerak. Dia hapal jika Ara tak akan bisa menolak jika ia sentuh hingga ke mulut rahim gadis itu.

Itulah yang dia lakukan.

Jungkook memandang ke bawah, menyaksikan miliknya yang sedang keluar masuk dalam milik Ara dalam tempo yang teratur.

"Maaf, aku tak bisa menahan diri saat melihatmu telanjang," ucap Jungkook saat dia kembali menatap Ara. "Ahh...." desahnya tak dapat lagi ia tahan.

Ara sendiri merasa terkejut ketika dia sadar, mereka telah menyatu. Kesadarannya kembali sebelum Jungkook sempat bergerak.

Jadi, begini rasanya menjadi kekasih Jungkook BTS? Dalam semalam, dia menyetubuhiku lebih dari dua kali. Aku lelah, tapi sial sekali penisnya itu kenapa bisa begitu enak? batin Ara.

Tubuhnya melengkung ketika merasakan gejolak yang menyesatkan akal sehatnya kembali. Posisi misionaris klasik adalah yang Ara sukai sejauh ini. Saat Jungkook memasukinya dibawah sana sambil menghisap dadanya lalu kedua lengan kekar itu merangkul posesif tubuhnya seperti sekarang, Ara seakan diterbangkan begitu tinggi. Melayang di udara dan lupa untuk kembali berpijak pada bumi.

Sepertinya Jungkook memahami itu. Oleh sebab itu dia tak mengubah posisi mereka dan terus seperti itu selama tiga puluh menit lamanya hingga mereka sama-sama hilang kendali. Tubuh mereka telah licin oleh peluh. Teriakan Ara semakin membakar napsu Jungkook untuk menghabisi sang puan.

Aku akan membuatmu tak bisa lepas dariku, Ara, batin Jungkook. Dia mengamati wajah Ara di bawahnya. Desahan demi Desahan yang lolos dari bibir gadis itu membuat Jungkook berpikir jika Ara begitu menikmatinya.

Hanya aku yang boleh melihatmu seperti ini. Hanya aku yang boleh merasakanmu. Hanya aku yang boleh memilikimu. Kau hanya boleh melihatku dan mencintaiku, Jungkook kembali membatin seraya menghentak semakin keras.

Jungkook menarik penisnya lalu mengubah posisi mereka. Dia membuat Ara berbaring miring membelakangi dirinya dan kembali melakukan penetrasi dari belakang. Kedua kaki Ara terbuka, sebelah pahanya di tahan oleh Jungkook supaya tetap terbuka.

Posisi ini juga sama nikmatnya. Penis panjang itu masuk secara maksimal hingga ke pangkal dan keluar masuk dengan cepat. Sebelah tangannya mengelus klitoris Ara. Bibirnya terus melafalkan kalimat aku mencintaimu.

Bagaimana cara Ara tetap menjaga kewarasannya jika sudah begini?

Jungkook sendiri menggeram rendah dan mendesah lirih disela hujamannya. Semakin berisik, berarti semakin dekat mereka pada klimaks yang mereka kejar bersama. Keduanya menegang lalu berguling saling membelit tubuh satu sama lain ketika sama-sama mencapai klimaks.

Kenikmatan surgawi yang begitu luar biasa karena napsu dan cinta kedua manusia itu sama besarnya. Jungkook menahan pinggang Ara saat miliknya terus mengeluarkan sperma ke dalam milik Ara.

"Ahh.. Ara.. Kau membuatku gila...."

Jungkook menengadah ke atas dengan kedua mata terpejam erat sambil menggerakan pinggangnya perlahan. Setelah dirasa keluar semua, dia mengeluarkan perlahan miliknya hingga terlepas.

"Aku mencintaimu makanya aku melakukan ini padamu, Ara. Bukan sebaliknya. Kau mengerti perbedaannya?"

Ara masih terengah. Kepalanya menggeleng perlahan untuk menjawab pertanyaan Jungkook.

"Itu artinya cintaku lebih besar dari napsuku. Aku lebih dulu mencintaimu baru aku melampiaskannya dengan napsuku. Kita bercinta, bukan melakukan seks. Aku ingin tahu kau suka posisi bagaimana, suka disentuh dimana saja, supaya aku bisa membuatmu puas denganku," tutur Jungkook sembari meraba dada Ara dengan gerakan lembut.

"Aku--"

"Aku mencintaimu. Apa itu belum cukup?" tukas Jungkook.

Kalimat itu membungkam mulut Ara. Dia memegangi tangan Jungkook erat. Di rasakannya Jungkook menghujani ciuman hangat pada lehernya bagian belakang.

🍒

Blinded By Love