RINDU

0
0
Deskripsi

Pertemuan yang tak terduga diantara dua anak manusia yang berbeda dalam segala hal menimbulkan konflik yang tidak mudah untuk diselesaikan.
Perasaan dendam dan benci kian menambah bumbu perseteruan dua anak manusia tersebut.
Kebahagiaan dan Air mata acapkali hadir dan seketika menghilang dengan tiba tiba.Dan disaat keadaan mulai mengubah segalanya mampukan ego itu masih bertahan dan bertahtah kuat.

"Aku rindu....rindu yang tak mampu ku lafadzkan dengan kata kataku hanya air mata ini yang menjadi saksi...

Suara pintu yang terbuka mengalihkan pandangan wanita yang sudah tampak tua karena di mamah usia itu.
Seketika senyum terukir dari bibirnya.Ya, Avinaash anak lelaki semata wayangnya telah pulang.Dan dari raut mukanya yang terlihat,lelaki itu yakin bahwa ibunya sudah dapat menduga.

"Assalamualaikum bu.." Avinaash memberi salam.

"Waalaikum salam.."sahut ibunya

"Kenapa?"tanya sang ibu.

"Maaf ya bu.."jawab Avi sekilas seraya merebahkan punggung disamping ibunya.

"Sudah..tidak apa...mungkin belum rezekinya"jawab ibu lagi.

"Jangan pernah berputus asa.Segala hal di dunia ini ada hikmahnya.Yang terpenting kamu sudah berusaha dan mencoba.Tidak hari ini mungkin di kemudian hari.Kamu yang sabar ya nak"

Nasehatnya sedikit banyak menentramkan kembali kegundahan hati anak lelaki itu.sebenarnya Avi sudah cukup dikatakan dewasa dan karena hal itulah perasaan gelisah selalu meliputi hari harinya.
Bagaimana tidak,sudah dua bulan ini dia mencoba mencari pekerjaan namun belum juga satupun yang dia dapat.Apalagi ditambah dengan keadaan ibunya yang mulai sakit sakitan akhir akhir ini semakin membuat perasaannya gundah.

"Sudah,jangan terlalu dipikirkan.Masih ada waktu esok hari." Sahut ibu kembali.

"Bu..maaf kalau Avinaash belum mampu membawa ibu kerumah sakit.Avi merasa bersalah bu.Avi merasa tidak berguna sebagai anak."

Avi merasakan matanya mulai berair tiba tiba.tanpa terduga suara isakan pun mulai terdengar dari dirinya sendiri.Seketika tangan yang terasa hangat mendarat di punggungnya dan menghentikan isakan kecilnya.

"Kamu anak ibu satu satunya.Kamu adalah kebahagiaan ibu.Tidak ada yang lebih berharga dari dirimu bagi ibu nak"

"Keadaan yang kita rasakan seperti ini bukan salah kamu.kebahagian tidak selalu dilihat dari materi nak.Tapi dari ini" seketika sang ibu meletakkan tangannya di dadanya.

"Kamu tahu nak,doa ibu untuk mu tidak pernah putus sekalipun.Karena kamulah harta yang paling berharga bagi ibu"

Seketika Avi memeluk tubuh ibunya.Mencari setitik ketenangan dan kehangatan disana.rasa ini begitu sulit dilukiskan.Sang ibulah harapan dan semangatnya.
Dan dalam hati yang terdalam Avinaash pun berjanji dengan dirinya sendiri suatu saat kesedihan ini akan berlalu seiring dengan berjalannya waktu.Dan apa yang menjadi doa ibunya selama ini akan dia wujudkan.Itu janjinya.

                   **********

"Ya pa..ini juga mahu jalan.Sebentar lagi pulang kok"jawab Camila

"Iya pa....udah dulu ya pa.Camila buru buru nich.Bye papa"

"Kenapa la?" Tanya sahabatnya Nadia.

"Biasalah..papa.Tanya lagi dimana.Kapan pulang.Tahu sendirilah orang tua" jawab Camila asal.

Camila dan Nadia sedang berada di dalam mobilnya Camila.Mereka baru saja pulang shopping dan nonton di Mall.Seharian ini mereka habiskan bersenang senang ke Mall.
Disaat sedang asyik mengobrol sontak Camila mengerem mobilnya secara spontan.Dan dia lihat seorang laki laki beserta motornya tergeletak tepat didepan mobilnya.
Dengan nafas yang terburu buru dan amarah yang meluap dia pun keluar untuk menghampiri lelaki tersebut.
Bagaimana bisa lelaki itu dengan seenaknya menerobos mobinya tiba tiba.Maka dari itu dia harus memberi pelajaran kepada lelaki tersebut.Dia lihat lelaki itu sudah berdiri beserta dengan motornya yang menurut penilaian Camila sendiri sudah cukup layak untuk di mesiumkan.

"Kalau nyetir motor bisa pakek mata ga.." semprot Camila tiba tiba.

"Atau memang matanya sudah kurang berfungsi seperti biasa" balasnya kembali.Namun ada hal yang tak terduga yang Camilia lihat dari raut wajah lelaki itu.Dan itu yang membuat hatinya semakin panas membara.

"Kamu mengolok saya.Tidak tahu diri sama sekali ya kamu."

Ya,hal yang membuat dia marah hingga ke ubun ubun itu tidak lain adalah melihat respon lelaki itu.bagaimana tidak dengan entengnya lelaki itu tersenyum disaat seperti ini dan tidak merasa bersalah sama sekali.

"Bagaimana kalau kita berbicara dengan kepala dingin dulu bu"

Apa..dia memanggil bu.memangnya penampilan Camila terlihat seperti ibu ibu.Namun dengan bodohnya Camila melihat ke arah dirinya sendiri.mencoba untuk meyakinkan diri bahwa apa yang lelaki itu katakan salah.Dan ketika dia sudah memastikan penampilannya tidak mencerminkan gaya ibu ibu sama sekali,fix dia yakin lelaki yang menabrak mobilnya ini rabun atau bisa lebih parah yaitu katarak.

"Ba bu..ba bu...kamu kira saya ibj kamu.saya tidak mahu tahu kamu harus bertanggung jawab memperbaiki mobil saya."

"Maaf kalau saya salah bicara.Tapi melihat keadaan ibu maaf maksud saya nona yang dalam keadaan marah dan emosi.Baiklah akan saya jelaskan disini saja." Sahut lelaki itu yang tidak lain adalah Avinaash.

"Sebenarnya yang salah itu mobil nona.Motor saya melaju di arah yang benar ketika mobil nona menabraknya.jadi disini sebenarnya yang salah nona dan saya adalah korban tabrakan mobil nona.tapi ini kok yang di salahkan saya.Dan saya yang harus bertanggung jawab terhadap semuanya.Apa tidak salah nona?" Jelas Avinaash panjang lebar sekaligus menncari jawaban dari pertanyaannya tadi untuk wanita yang menabraknya itu.

"Kamu jangan asal bicara.Kamu yang menabrak mobil saya.Saya masih belum cukup mabuk untuk menabrak kamu.Oh..atau jangan jangan kamu sengaja berkilah supaya bisa lari dari tanggung jawab kamu.Iya?" hardik Camilla dengan amarah yang meluap.
Enak saja lelaki tidak tahu diri ini menuduh dia yang bersalah.Camila tidak mau tahu lelaki brengsek ini tetap harus bertanggung jawab.Titik.

"Nona..tolong nona buka mata nona lebar lebar.Dan coba nona lihat.Motor saya rusak parah terlebih bagian belakangnya sedangkan mobil nona cuman lecek tidak seberapa.Dari situ nona bisa menilai sendirikan.Kalau nona tidak percaya,orang orang ini jadi saksinya." Avinaash mencoba untuk tetap tenang menjelaskan kronologinya.Dia cukup tahu dan sadar untuk tidak melibatkan emosi dan amarah dalam situasi begini karena hanya akan memperburuk keadaan saja.

"Tidak perlu melibatkan orang lain untuk membela diri sendiri.Dari penampilan saja sudah terlihat pembohong tapi masih saja mencoba mengelak.Asal kamu tahu saya tidak mudah ditipu dan tertipu dengan penampilan luar seseorang."

Dengan entengnya Camila berujar ditambah dengan emosi yang meluap luap dia mulai mencerca lelaki itu dengan kata kata pedas tanpa kasihan.Luapan emosi mulai merasuki dirinya.Ya dia sudah tidak dapat menahannya lagi.Sudah cukup untuk berbasa basi yang diperlukan adalah tindakan langsung.

"Nona..saya terima kalau nona emosi dan tidak mahu menerima dan percaya dengan pendapat saya dan saya audah tidak lagi mempermasalahkan keadaan saya yang terluka ini tapi tanggapan nona tentang diri saya sangat tidak bisa saya terima.saya bisa menilai kalau diri saya di mata nona sangat rendah tapi hal tersebut saya pikir sangat tidak sopan keluar dari mulut nona."

Kesabaran Avinaash mulai habis meladeni perangai wanita didepannya ini.Dia sudah tidak peduli lagi sekarang karena ini sudah menyangkut harga diri dan maruahnya.Tidak sepatutnya wanita ini membeberkan tentang penampilan dan keadaannya.

"Dan itu memang kenyataankan.Kalau kamu merasa apa yang saya katakan salah baiknya kamu ngaca diri kamu.Benar atau salah perkataan saya tadi" balas Camila dengan congkaknya.

"Nona...." bentak lelaki itu.

Seketika tubuh Camila terguncang karena terkejut dan dia mulai naik pitam.Dia hendak membalas bentakan lelaki itu namun niatnya batal karena dihalang oleh Nadia.

"Mila,udahlah malu dilihat orang.perkara begini kan bisa kita selesaikan baik baik jangan emosian   apalagi di jalan begini.Malu mila."

Seketika Camila melihat orang orang  sudah berkerumun melihat perdebatan sengit dia dengan lelaki itu.Mungkin apa yang dikatakan Nadia ada benarnya juga.Dia malas beradu lidah dengan lelaki ini.

"Ok..saya sudah tidak mahu lagi berdebat dengan kamu.Tapi saya tetap meminta pertanggung jawaban kamu terhadap mobil saya.Sekarang tolong  serahkan KTP kamu." Pinta Camila dengan mengulur tangannya.

"Anda sudah gila nona..." jawab Avinaash

"Saya atau kamu yang gila.Kesabaran saya sudah habis.Sekarang serahkan KTP kamu saya sudah tidak punya banyak waktu meladeni kamu.Cepat." 
Camila mulai mengeraskan suaranya.
Namun tanggapan Avinassh biasa saja.Dia sama sekali tidak bergerak dan tidak mencoba merogoh kantung celananya untuk mengambil dompet dan menyerahkan KTPnya.Karena dia merasa tidak salah dan tidak patut sama sekali bertanggung jawab.

Melihat tidak ada pergerakan dari lelaki itu Camila mulai naik pitam dan dia tahu tindakan apa yang seharuanya akan dia ambil.

"Ok..masih merasa tidak bersalah.Baik kita selesaikan permasalahan ini di kantor polisi saja karena saya pikir itu jalan yang terbaik dan mungkin kemauan kamu juga kan?" Jelas Camila berang.

Mendengar ucapan Kantor Polisi,sedikit banyak mulai membuat perasaan Avinaash kacau dan serba salah.Maka dengan terpaksa diapun menyerahkan KTPnya kepada wanita itu.Bukan apa dia paling tidak suka berurusan dengan para Aparat Negara tersebut.Dia akan mengalah saja daripada semakin memperburuk keadaan ditambah dengan ibunya yang sedang sakit sakitan dirumah.
Baiklah dia akan mengalah untuk saat ini.

"Heh....kecut juga ternyata nyali kamu kalau sudah berurusan dengan polisi.tau gini sudah dari tadi mungkin saya menghantam kamu.makanya jangan terlalu merasa tinggi harga diri kalau memang keadaan mengkhianati.cukup tahu diri dan jangan berlagak sombong" semprot Camila pedas tetap sasaran.

"Dahlah Nad..yok kita pulang.Malas banget meladeni manusia satu ini.Lama lama bisa ketular virus mematikan sombong dia itu.heh..miskin tapi tidak tahu diuntung"

Seketika mobil BMW X5 itupun melaju cepat meninggalkan lelaki tersebut.Dan kerumunan tadipun mulai berhambur pergi meninggalkan Avinaash sendiri terduduk di kursi tempat dagang kaki lima.
Hatinya membara penuh amarah.Nafas kian naik turun dengan cepatnya.Dia yang menjadi korban namun dia pulang yang menjadi sasaran kesalahan.Begitu hinakah dia dimata orang lain.Mengapa dunia begitu kejam mempermainkan kehidupannya.
Setitik embun panas terlepas dari matanya yang mulai kemerahan menahan keperihan.Namun dengan cepat dia hapus dan mencoba untuk tegar karena tidak sepatutnya seorang lelaki kalah dengan keadaan dan perasaan.Hanya kilatan bayangan ibunya yang menentramkan jiwanya.
Dengan meringik dan sedikit kepayahan untuk berjalan Avinaash pun mulai menghidupkan motornya dan beruntung masih bisa hidup walaupun perlu diperbaiki nantinya.

Motorpun mulai berlalu menembus jalan yang panas karena diterpa matahari siang meninggalkan sedikit luka di hatinya.Dan mulai hari ini kisah hidupnya akan dimulai.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Rindu
0
0
Pertemuan yang tak terduga diantara dua anak manusia yang berbeda dalam segala hal menimbulkan konflik yang tidak mudah untuk diselesaikan. Perasaan dendam dan benci kian menambah bumbu perseteruan dua anak manusia tersebut. Kebahagiaan dan Air mata acapkali hadir dan seketika menghilang dengan tiba tiba.Dan disaat keadaan mulai mengubah segalanya mampukan ego itu masih bertahan dan bertahtah kuat.Aku rindu....rindu yang tak mampu ku lafadzkan dengan kata kataku hanya air mata ini yang menjadi saksi kerinduanku kepadamu   CAMILAHal terindah adalah ketika engkau jatuh cinta, namun jika cinta itu malah menghancurkan dirimu..apa kau sanggup menerima semua itu   AVINAASH
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan