Obsesi Kakak Tiri (kookv) - 21-25

0
0
Deskripsi

Part: 21-25

Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)

Part: 21

___ <•> _ <•>___

Yoona merasa terganggu karena Marilyn tidak menjawab panggilannya sedari tadi. Dia hendak menemuinya tetapi Marilyn tidak muncul ditempat pertemuan mereka sekarang.

"Kenapa lama sekali sih?" Yoona menggerutu, menunggu 2 jam di restoran, duduk dikursi memakai topi untuk menyembunyikan identitasnya.

"Maaf Bu, apakah anda akan memesannya? Tempat ini bukan ruang tunggu." kata seorang pelayan berbahu lebar dan tampan tiba-tiba datang.

"Aku tidak mau, tunggu sebentar dia datang ke sini jadi aku tidak akan lama-lama." kata Yoona tersenyum dan memutar bola matanya kesal.

"Manajer kami menyuruhku untuk mengusir orang yang menggunakan restoran ini sebagai ruang tunggu tanpa memesan apapun. Jadi jika anda tidak ingin memesan, silakan tinggalkan tempat ini." kata pelayan itu tersenyum sambil mengedipkan matanya, agak menggodanya.

"Ah baiklah, satu es Americano dan kue coklat." kata Yoona perintahnya sambil mendesah kesal.

Pelayan bernama Jin itu pun menulisnya dan meninggalkannya sendirian.



Sementara itu, ditempat yang gelap dan menakutkan. Seorang gadis yang dipukuli diikat dikursi, ia ketakutan karena nafasnya yang gemetar tapi dia masih sadar.

"Baiklah, baiklah, katakan saja padaku apa yang kamu katakan pada Taehyung?" ucap Jungkook sambil duduk dimeja dan memainkan rokoknya.

"S-sudah kubilang, a-aku tidak mengerti apa yang k-kamu bicarakan." kata gadis itu terengah-engah.

"Aku yakin kamu tahu apa yang aku bicarakan. Kalau aku jadi kamu, buka mulutmu sekarang sebelum lidahku potong." balas laki-laki itu sambil menempelkan rokoknya ke asbak disisi kanannya.

"P-potong saja lidahku. Aku tidak akan memberitahumu apapun." kata gadis yang bernama Marilyn itu menyeringai dan memelototinya.

Marilyn tersentak ketika Jungkook meraih rahangnya, mengencangkan cengkeramannya dipipinya.

"Apa menurutmu aku tidak bisa melakukan itu? Jangan coba-coba aku, aku hanya akan menyelamatkan nyawamu hari ini." ucap Jungkook tegas sambil menekan belati dibibirnya Marilyn.

"A-apa yang ingin aku katakan padamu? K-kamu sudah tahu siapa bosku. K-kenapa kamu tidak bertanya padanya saja?" kata Marilyn menyeringai tidak memedulikan belati itu dibibirnya.

"Aku akan membunuhnya, aku hanya perlu klarifikasi dari anjingnya sepertimu. Aku dapat membayarmu dua atau tiga kali lipat dari pembayarannya kepada kamu." ucap Jungkook sambil menjauhkan wajahnya dan berbalik.

"Apapun yang kukatakan pada adikmu, aku yakin dia menyadari kebenarannya." kata Marilyn terkekeh.

"Ah, aku memahamimu sekarang. Kamu telah mencuci otaknya dengan sangat baik. Namun, aku tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Kamu membuatku kesal hari ini." kata Jungkook tiba-tiba berbalik dan menembak keningnya gadis itu dan... MT.

Lalu Jungkook mendengar teleponnya berdering, ia mengambilnya dari meja dan membacanya sms.

_ Namjoon _
Kemarilah, adikmu ada diluar rumah kita.



"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Jungkook keluar dari mobilnya dan melihat laki-laki berambut mint itu berdiri diluar rumah hyung-hyungnya. Taehyung tidak menjawab, tapi menggerakkan jari-jarinya.

"Bagaimana kamu tahu tempat ini?" tanya Jungkook sambil berdiri didepan Taehyung.

"Dari pacarmu. Hyekyung, memberitahuku tempat ini." balas laki-laki berambut mint sambil menggigit bibir bawahnya.

Jungkook menyibakkan rambutnya ke belakang dan menggenggam tangan Taehyung.

"Ayo pergi, aku akan mengantarmu kembali ke rumah." kata Jungkook tetapi muda itu melepaskan tangannya.

"Aku tidak mau-- aku ingin tinggal bersamamu sebentar." kata Taehyung bersikeras.

"Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan? Mereka akan mencarimu." balas Jungkook mengerang.

"Mereka tidak akan mencariku, mereka sibuk berdebat." kata Taehyung terisak sambil menyeka air matanya dengan jari-jarinya. Laki-laki berambut hitam itu menggerutu pelan.

"Lalu apa yang ingin kamu lakukan? Apakah kamu menjadi pemberontak sekarang?" tanya Jungkook. Lalu muda itu pun mendekatinya dan memeluknya erat seolah hidupnya bergantung padanya.

"B-biarkan aku tinggal bersamamu, hyung. Aku akan melakukan apapun yang kamu mau, aku tidak akan merepotkanmu." kata Taehyung mendengus.

"Ah sial, setelah ini jangan kembali kesini lagi, paham?" tanya Jungkook menghela nafas kalah dan memegang lengan kanan Taehyung.

Taehyung menganggukkan kepalanya dan Jungkook menyeretnya ke dalam rumah. Dia melihat 5 orang didalam melakukan urusan mereka sendiri.

"Jangan pedulikan mereka." kata Jungkook dan mereka naik ke atas.

Jungkook membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam dan Taehyung mengikutinya. Lalu Taehyung duduk ditempat tidur hyungnya, mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Sementara Jungkook sedang mengerjakan sesuatu dilemarinya.

"Pergi dan ganti bajumu, lalu kamu bisa tidur." katanya dan melemparkan piyama itu pada Taehyung.

"J-jangan tinggalkan aku sendirian disini, hyung." ucap Taehyung sambil memegang tangan hyungnya.

"Ya, aku tidak akan pergi." desah Jungkook menarik tangannya dan berbaring ditempat tidur.

Laki-laki berambut mint itu menghela nafas mengetahui bahwa hyungnya masih marah padanya, lalu ia berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi. Jungkook sedang menggunakan ponselnya, ngobrol dengan teman-temannya agar tidak mengganggunya sebentar agar dongsaengnya tidak merasa tidak nyaman.

Dia tidak terkejut ketika Taehyung merangkak ke atasnya dan berbaring didadanya.

"Kamu tidak memakai celana itu." kata Jungkook tetapi matanya masih terfokus pada telepon.

"Celana itu terlalu besar untukku, hyung. Bahkan kain ini pun besar dan aku tidak masalah dengan itu." jawab Taehyung sambil memainkan kerah Jungkook.

Taehyung mendongak ke arahnya, tapi Jungkook bahkan tidak melihatnya.

"Berbaringlah dengan benar di tempat tidur, kita akan tidur sekarang." kata Jungkook meletakkan telepon di atas meja laci.

"Tidak, aku nyaman disini." kata Taehyung bersikeras dan memeluknya erat-erat.

"Taehyung..."

Tapi laki-laki cantik itu mendekatkan wajahnya ke lekukan leher Jungkook dan mengabaikannya. Jungkook hanya menghela nafas kekalahan membiarkan muda cantik itu berbaring di atasnya.

"Selamat malam hyung, aku mencintaimu." gumam Taehyung. Namun, Taehyung belum mendengar respon apapun dari hyungnya, ia bisa merasakan Jungkook sedang membelai punggungnya. Dia hanya menggigit bibir bawahnya untuk menahan air mata yang akan jatuh.



-TBC-

Apa kabar hati kalian yang 
sudah baca part ini?😁

___

Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)

Part: 22

___ <•> _ <•>___

Pria berambut hitam itu menggerutu pelan karena telepon yang terus berdering. Dia merasakan beban di bahu kirinya dan dia baru menyadari bahwa dongsaengnya ada bersamanya.

Dia merabah-rabah tempat tidur menggunakan tangan kanannya untuk mencari di mana teleponnya berada. Dia menemukannya bergetar di tempat tidur dan menjawab panggilan dengan alis berkerut dan mata sedikit tertutup.

"Siapa kamu?" tanya Jungkook dengan nada seraknya karena dia baru bangun tidurnya.

"Di mana Taehyung? Kenapa kamu punya ponselnya?" suara wanita yang familiar, Jungkook menyeringai dan tiba-tiba ia terbangun sepenuhnya.

"Eomma, selamat pagi juga." kata Jungkook menyeringai dan mematikan pengeras suara sehingga laki-laki berambut mint disampingnya tidak bisa mendengar percakapan mereka.

"Aku bertanya padamu, dimana Tae?!" Yoona menggeram marah.

"Ehm, aku tidak tahu?" balasnya dengan polos sambil memainkan rambut Taehyung.

"Jangan bohong! Aku tahu dia bersamamu! Berikan dia telepon itu, sial!" teriak Yoona sementara Jungkook terkekeh.

"Baiklah, baiklah, tenang ya?" katanya menggoda. Dia meletakkan ponselnya di atas bantal Taehyung dan naik di atasnya.

"Sayang, ada yang menelponmu. Apa kamu mau menjawabnya?" tanya Jungkook tersenyum lebar mengetahui apa yang akan menjadi jawaban Taehyung.

"Aku ngantuk hyung..." Jungkook hanya terkekeh, berbaring ditempat tidur kembali, dan mengambil telepon itu.

"Dia bilang tidak mau." katanya menyeringai kemenangan.

"Katakan padanya ini aku! Dia akan menjawabnya!" seru Yoona menggerutu kesal.

"Eomma, masih terlalu dini untuk mengganggu kita. Kita belum selesai melakukan sesuatu." kata Jungkook terkekeh melihat laki-laki yang tertidur disampingnya.

"Apa yang kamu bicarakan?! Jungkook! Sudah kubilang! Jangan sentuh dia!" teriak Yoona.

Laki-laki berambut hitam itu meringkukkan kepalanya di lekukan leher Taehyung dan menggigit leher lembut itu.

"Hrghhh...hyung--" terdengar seperti erangan, itu cukup membuat sang ibu tiri kesal.

"Sudah kubilang! Jangan sentuh anakku! Aku aka--" teriakannya dipotong oleh Jungkook ketika ia mengakhiri panggilan itu. Sedangkan laki-laki ganteng itu hanya bisa tertawa kecil mengetahui dirinya berhasil.

Jungkook duduk di tempat tidur, menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur dan kepala Taehyung hampir bertumpu pada pahanya.

"Kamu melakukan pekerjaan dengan baik, baby." ucapnya sambil membelai kepala laki-laki berambut mint itu.



Yoona panik sejak panggilan tadi. Dia cemas dengan apa yang dilakukan Jungkook pada putranya.

"Yoona, ada apa denganmu? Kamu baik-baik saja?" Suaminya, Seojoon bertanya siapa yang mengikat dasinya.

"Aku menelpon Taehyung tadi dan dia bersama Jungkook! Me-mereka melakukan sesuatu yang kotor!" seru Yoona dan meraih kerah baju suaminya.

"Apa yang kamu bicarakan?" tanya Seojoon dengan bingung dan menatapnya.

"Mereka berhubungan seks! Sudah kubilang! Putramu masih terobsesi dengan putraku! Kamu harus percaya padaku!!" teriaknya sambil menangis.

Seojoon menghela nafas dan memegang bahunya Yoona.

"Tenang sayang, aku baru saja menelpon Taehyung dan dia memberitahuku bahwa dia akan tinggal bersama Jungkook karena dia mendengar kita bertengkar tadi malam." kata Seojoon sambil menghela nafas.

"Kalau begitu suruh dia kembali ke sini sekarang!" seru Yoona menggeram.

"Aku sudah bilang padanya tapi dia tidak mau. Dia bilang dia akan kembali ketika semuanya sudah baik-baik saja. Dia sudah dewasa sayang, biarkan dia melakukan apa yang dia mau dan aku yakin dia aman bersama Jungkook. Jangan terlalu banyak mikirkannya ya?" ucap Seojoon dan mencium kening istrinya.

Namun Yoona tidak yakin akan hal itu. 
Dia ingin Taehyung kembali sekarang.



-TBC-

___

Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)

Part: 23

___ <•> _ <•>___

Laki-laki berambut mint itu, agak kesal dengan betapa besarnya pakaian hyungnya sehingga membuatnya menjadi kecil. Dan dia tidak bisa memakai celana karena tidak pas untuknya.

Taehyung sedang duduk di tempat tidur, mengenakan jaket hitam hyungnya dengan celana boxer di bawahnya yang ternyata pendek. Dan ia cemberut.

"Kenapa kamu tidak memakai celana itu?" tiba-tiba, hyungnya keluar dari balkon dan menempelkan rokoknya ke asbaknya. Dia mengenakan kaus oblong hitam polos yang menonjolkan perutnya, celana abu-abu dipadukan dengan sandal hitam.

"Sudah kubilang hyung, itu besar untukku. Lihat, ternyata aku yang jadi gantungan disini." gumam Taehyung dan menyampingkan lengannya untuk memperlihatkan hyungnya.

"Maaf, nanti ku pinjam celana sama teman-temanku." kata Jungkook menghela nafas dan mengacak-acak rambut Taehyung.

"Ah, hyung, siapa yang meneleponku tadi?" tanya Taehyung sambil menatap ke arah Jungkook.

"Hanya salah nomor, lain kali jangan berikan nomormu pada orang asing." balas Jungkook sambil memarahinya.

"Baiklah, apakah eomma tidak meneleponku tadi malam?" tanya Taehyung cemberut.

"Tidak, dia tidak meneleponmu, mereka belum baikkan." jawab Jungkook sambil menyeringai dalam hati.

"Jadi, aku diperbolehkan tinggal disini bersamamu?" tanya Taehyung sambil menatapnya dengan mata berharap.

"Ahm, aku akan memikirkannya nanti." kata Jungkook menyeringai. Taehyung berdiri dan memegang kerah baju Jungkook.

"Tidak, kamu tidak perlu memikirkannya. Aku sudah bilang pada Appa bahwa aku akan tinggal disini bersamamu jadi kamu harus melakukannya karena jika terjadi sesuatu padaku, kamulah yang akan disalahkan!" ucap Taehyung sambil masih memegangi kerah baju Jungkook.

"Ya, terserah apa katamu." kata Jungkook menghela nafas.

"Terima-kasih hyung, kamu yang terbaik." kata Taehyung terkekeh sambil mengecup pipi Jungkook.

"Apakah kamu lapar? Ayo makan." ucap Jungkook dan menunjukkan tangannya pada Taehyung.

"Tentu saja." kata Taehyung tersenyum dan menerima tangan hyungnya.

Mereka pun turun dan Taehyung melihat ada 5 orang dibawah dimeja makan.

"Semuanya, ini Kim Taehyung, saudara tiriku. Taehyung, mereka adalah teman-temanku, yang berambut oranye itu adalah Park Jimin, yang berponi adalah Jung Hoseok, yang berambut paling pendek adalah Kim Namjoon, yang berambut mulet adalah Kim Seokjin, dan yang terakhir itu adalah Min Yoongi." memperkenalkan teman-temannya.

"Halo." kata Taehyung menundukkan kepalanya untuk menunjukkan rasa hormat dan salamnya ke pada teman-teman hyungnya.

"Hai cantik." kata mereka seretak sambil tersenyum dengan melambaikan tangan.

"Mari makan." ucap Jungkook sambil menarik kursi untuk Taehyung duduk.

Dia menepuk bahu Taehyung menyuruhnya duduk yang kemudian dilakukan oleh Taehyung dan duduk dikursinya.

"Maaf untuk tadi malam, kami tidak membukakan pintu untukmu karena kami perlu meminta izin pada Jungkook." kata Namjoon memulai.

"Tidak apa-apa, aku mengerti." jawab Taehyung malu-malu dengan mengusap bagian belakang lehernya.

"Sepertinya kamu digigit nyamuk tadi malam ya." kata Jimin terkekeh melihat tanda merah dileher Taehyung.

"Tidak, bukan." kata Taehyung menanggapi dengan polos sambil menatap mereka dengan mata yang polos.

Mereka melirik ke arah Jungkook kecuali Taehyung. Jungkook menyeringai sambil mengangkat bahunya dengan polos, tidak tahu.



Taehyung sedang mengganti pakaiannya karena dia akan kuliah. Dia pikir dia bisa kabur dari kelas jika dia tinggal bersama hyungnya tapi dia salah.

"Hyung,  aku tunggu di mobil!" teriak Taehyung sambil duduk di tempat tidur setelah selesai memakai sepatu karena Jungkook ada di dalam kamar mandi.

"Oke." jawab Jungkook.

Taehyung pun berdiri dengan mengenakan kemeja polo berwarna coklat muda dengan garis kardigan hitam-cokelat muda di atasnya dipadukan dengan celana coklatnya. Dia keluar dari kamar namun sebelum ia turun, ia tertarik melihat kamar yang berada di samping kamar hyungnya.

Entah kenapa, perhatiannya selalu tertuju pada ruangan itu. Dia merasa harus tahu apa yang ada didalam ruangan itu.

Taehyung memegang kenop pintu.
Siap membukanya...

"Taehyung, apa yang kamu lakukan?" sebuah suara tiba-tiba menginterupsinya, dia menarik tangannya dari kenop pintu, dan berbalik untuk melihat Jin berdiri dibelakangnya.

"Ah, tidak ada apa-apa." ucapnya malu-malu sambil mengusap bagian belakang lehernya.

"Ngomong-ngomong, siapa pemilik ruangan ini?" tanya Taehyung sambil menunjuk ke kamar. Dia sangat tertarik untuk mengetahui hal itu meskipun dia tidak perlu mengetahuinya.

"Itu area permainannya Jungkook, dia terkadang pergi ke sana untuk bermain dan melepaskan stresnya." kata Jin tersenyum.

Namun Taehyung tidak mau mempercayainya. Dia merasa ada sesuatu yang bersembunyi didalamnya.

"Bolehkah aku masuk ke dalam? Aku ingin tahu seperti apa gamenya hyung itu." ucap Taehyung tersenyum dengan tulus.

"Sebenarnya..." ucapan mereka terputus saat mendengar pintu kamar Jungkook dibanting hingga terbuka.

"Kenapa kamu masih disini? Kukira kamu menungguku di mobil." tanya Jungkook.

Jungkook mengenakan kaos oblong hitam berlapis oversized yang dipadukan dengan celana kargo tali tiga saku.

"Tidak-tidak apa-apa, hyung." jawab Taehyung sambil menggigit bibir bawahnya.

Jungkook menatap Jin yang mengalihkan pandangannya ke kamar dan Taehyung. Dia mengerti apa yang ingin dikatakan Jin dan menganggukkan kepalanya.

"Ayo pergi sekarang." kata Jungkook dan memegang tangan Taehyung.

Taehyung melirik ke arah ruangan itu sambil menghela nafas. Jungkook menyeretnya ke bawah, meninggalkan rumah ini.

Jin menghela nafas lega dan masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan obsesi Jeon Jungkook terhadap Kim Taehyung.



-TBC-

Hampir saja Tae tahu📢

___

Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)

Part: 24

___ <•> _ <•>___

Jungkook membukakan pintu mobil untuk Taehyung, muda yang masuk ke dalam mobil, duduk di samping kursi pengemudi dan Jungkook mengikutinya.

"Taehyung." panggil Jungkook sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Iya, ada apa hyung?" tanya Taehyung langsung membalasnya.

Jungkook melirik ke arahnya melihat laki-laki berambut mint itu sedang menatapnya dengan mata indah polosnya.

"Jika kamu ingin tinggal bersamaku dirumah itu, jangan berani-berani berkeliaran di dalam rumah itu tanpa izinku, dan yang terpenting, jangan masuk ke dalam ruangan itu karena begitu aku melihatmu masuk ruangan itu, aku akan mengirimmu kembali ke mansion keluarga kita. Mengerti?" ucap Jungkook serius.

"Iya aku mengerti, hyung." jawab muda itu sambil menghela nafas dan menggerakkan jarinya.

"Bagus, itu yang ingin kudengar." kata Jungkook tersenyum sambil mengacak-acak rambut Taehyung.

Taehyung menunduk dengan sedikit cibiran di bibirnya.

Jungkook pergi dari rumah.



Yoona kaget melihat mayat Marilyn didalam kantornya, duduk dikursi. Dia menelan ludahnya dengan kasar, tidak tahu apa yang harus dia lakukan terhadap mayat itu.

Yoona muntah, mencium bau busuk mayat Marilyn. Dia ragu-ragu untuk memanggil polisi karena itu bisa memicu berita besar dan penyelidikan.

Perusahaannya akan kacau balau.

Tangannya gemetar gugup saat mengetik diponselnya untuk menghubungi polisi.

"Halo, ada yang bisa saya bantu?"

"T-tolong bawa polisi ke sini, a-ada mayat di kantorku." kata Yoona dengan gugup.

"Oke, tolong kirimkan saya lokasi anda dan saya akan mengirim polisi ke sana."

Yoona memberi tahu mereka alamat perusahaannya. Dan dia menunggu polisi tiba.



"Kita sudah sampai." ucap Jungkook melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil untuk membukakan pintu mobil untuk Taehyung.

Taehyung mengucapkan, "Terima kasih." sambil memegang lengan Jungkook dan keluar dari mobil. Mereka masuk ke dalam tetapi mereka berdua berpisah.

"Kamu bersamanya lagi." suara seorang pria yang familiar terdengar di belakang Taehyung.

"Memangnya kenapa kalau aku bersamanya? Itu bukan masalahmu." kata Taehyung mengejek dan terus berjalan.

"Kupikir kamu menyadari ada sesuatu pada dirinya, kan? Tentang perasaannya." kata Minsoo mengikutinya.

"Aku tidak peduli soal itu! Urus, urusanmu sendiri! Sudah kubilang, dia punya pacar!" kata Taehyung berteriak sambil berbalik dan tangannya mengepal.

"Jika itu masalahnya, katakan padaku, apakah kamu sudah memberitahunya apa yang terjadi padamu disini ketika dia pergi?" tanya Minsoo membawa topik sensitif. Lalu dia berjalan mendekati Taehyung dan memegang bahunya.

"Itu yang selalu kamu ceritakan padaku ta-tapi kamu tidak pernah melakukan apapun untuk melindungiku!" seru Taehyung menangis.

"Itu karena kamu tidak percaya padaku." kata Minsoo.

"Aku percaya padamu! Aku tidak memberitahu hyung karena aku menunggumu melakukan sesuatu tapi kamu gagal lagi! Kamu gagal melindungiku lagi!" teriak Taehyung sambil menyeka air matanya dengan punggung tangan.

"Beri aku satu kesempatan untuk membuktikan kepadamu bahwa aku bisa melindungiku dan aku juga berhargamu, Taehyung!" kata Minsoo.

"Berapa banyak peluang yang kamu butuhkan? Aku sudah selesai denganmu! Kamu tidak layak untuk ditangisi! Ayo kita putus, aku tidak membutuhkanmu lagi!" teriak Taehyung dan lari dari Minsoo.

Tangan Minsoo mengepal, melihat ke arah Taehyung.

"Kau akan menyesali ini, Tae." gerutu Minsoo pelan. Lalu dia meninggalkan lorong tapi tidak mengikuti kemana Taehyung pergi, malah ia pergi ke arah lain.



-TBC-

Apa maksudnya? 'Kau akan menyesali ini?😱

___

Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)

Part: 25

___ <•> _ <•>___

Yoona berada di ruangan interogasi.

Dia sedang duduk di kursi dengan polisi detektif didepannya. Dia terus menggerakkan jarinya di atas meja, gugup memikirkan pertanyaan apa yang akan diajukan padanya.

"Nyonya Kim, anda adalah CEO perusahaan itu. Apakah anda mengenal korban?"

"...aku tidak kenal dia." kata Yoona berbohong sambil mengalihkan pandangan dari detektif itu.

"Nyonya Kim, lebih baik anda bekerja sama dengan kami. Tolong beritahu kami apa yang sebenarnya terjadi."

"Dia mata-mataku." kata Yoona mengakuinya.

"Memata-matai siapa?"

"Untuk memata-matai anak tiriku, Jungkook." ucap Yoona.

"Untuk apa?"

"Untuk memisahkan dia dan putra kandungku, Taehyung." kata Yoona dengan gugup.

"Apa yang anda maksud dengan itu, Ny.Kim?"

"A-anak tiriku, dia menyukai anak kandungku, Taehyung. Tidak, lebih tepatnya, dia terobsesi pada anakku dan aku takut apa yang bisa dia lakukan pada anakku." kata Yoona sambil menggigit bibir bawahnya.

"Bagaimana menurutmu dia bisa terobsesi?"

"Kami membawa Jungkook ke rumah sakit jiwa saat itu dan kami memisahkannya dengan anakku Taehyung karena dia tidak ingin Taehyung berteman dengan orang lain. Dan ketika dia kembali, keadaannya menjadi lebih buruk. Dia ingin mendapatkan putraku dan bahkan menikah dengannya, tapi detektif, itu salahkan? Mereka bersaudara dan mereka tidak bisa bersama, kerena mereka saudara." kata Yoona

"Sejauh yang saya lihat, sepertinya putra anda adalah bagian dari kasus ini. Dia adalah target dan ada kemungkinan besar Jungkook menangkap wanita itu membunuhnya dan memberikan mayatnya kepada anda sebagai ancamannya."

"Itu juga yang aku pikirkan, detektif, tolong selidiki juga anak tiriku itu, aku yakin dialah tersangkanya saat ini." mohon Yoona.

"Kami akan melakukan itu, kami akan menyelidikinya. Terima-kasih atas kerja sama anda Ny.Kim. Anda boleh pergi sekarang." kata pak detektif.

Yoona berdiri dan menundukkan kepalanya lalu pergi. Sebelum dia keluar dari ruangan ini dia menyeringai sambil menyeka air matanya.



Jungkook sedang mengerjakan rencana kelasnya untuk kelas olahraga siswa. Dia agak stres dengan pelajaran itu.

"Tuan Jeon."

Dia panggil oleh seseorang. Dia memalingkan wajahnya ke suara itu dan melihat seorang laki-laki berusia 20-an.

"Ya, apa yang kamu butuhkan?" jawabnya dengan bertanya.

"Dongsaengmu, menangis diluar." kata laki-laki itu dan Jungkook berdiri lalu keluar fakultas untuk menemui adiknya.

Jungkook melihat Taehyung sedang duduk di lantai, punggungnya bersandar di dinding dan memeluk lututnya sambil menangis. Para siswa yang lewat memandangnya dengan bingung.

"Taehyung, ada apa?" tanya Jungkook sambil berlutut didepan Taehyung.

Pemudah berambut mint itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan memeluknya.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Jungkook dengan cemas sambil membelai punggung pemuda itu.

"A-ayo kita pergi dari sini, hyung. A-aku takut." kata Taehyung menangis di bahu Jungkook.

"Kenapa kamu seperti ini? Katakan padaku ada apa?!" tanya Jungkook sambil meraih wajah Taehyung agar dia melihatnya.

"Nggak mau, a-aku takut." kata Taehyung menangis semakin keras dan mencengkeram kemeja Jungkook kuat.

"Aku disini, tidak ada yang akan menyakitimu. Bicaralah sekarang, Tae." kata Jungkook meyakinkan pemuda itu.

Tapi laki-laki berambut mint itu menggelengkan kepalanya, bersikeras untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat hyungnya marah.

"Apakah kamu ingin aku mengirimmu kembali ke mansion, ya?! Jika kamu hanya ingin menangis terus, kamu tidak boleh datang ke sini untuk mempermalukanku." kata Jungkook mengerang. Dia berdiri tetapi Taehyung menahan kaki kirinya.

"Pro-profesor C-Choi." kata pemuda itu tergagap saat mencoba mengatakan sesuatu.

"Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Jungkook, tangannya mengepal untuk mengendalikan amarahnya.

"D-dia m-mengancamku, d-dia bilang j-jika a-aku tidak melakukan hubungan seks dengannya, d-dia akan me-membunuhku. dan...sebarkan video palsu tentangku. D-dia bilang bah-bahwa aku gay dan...menjijikkan." ucap Taehyung sambil menangis, gemetar gugup.

Jungkook menggendong pemuda yang menangis itu dan menyembunyikan wajahnya di lekuk lehernya.

"Tidak apa-apa, kita pergi sekarang, berhentilah menangis, aku disini sekarang." kata Jungkook menenangkan pemuda cantik dipelukannya ini.

Jungkook pun berjalan meninggalkan Universitas dan membuka pintu mobilnya. Dia memasukkan Taehyung ke dalam mobilnya dan menutup pintunya. Sebelum dia masuk ke dalam juga, dia mengirim pesan kepada seseorang lalu dia pun masuk dan menyalakan mesin mobil pergi.



"Kenapa dia mengancammu?" tanya Jungkook sambil mengemudi.

"Dua hari saat kamu meninggalkanku dan tidak datang ke Universitas. D-dia melecehkanku di kamar kecil ketika dia tahu aku gay. D-dia mengucapkan kata-kata buruk kepadaku dan memaksaku untuk berhubungan seks dengannya te-tetapi seorang siswa datang dan dia cuma melihatku lalu pergi meninggalkanku." jelas Taehyung sambil menggigit bibir bawahnya dan menancapkan kukunya ke telapak tangannya.

"Lalu kenapa kamu tidak melaporkannya?!" seru Jungkook menggeram.

"D-dia punya pisau, hyung, d-dia mengancamku dan mengirimiku pesan ma-makanya aku ingin tinggal bersamamu." kata Taehyung menangis.

"Apa gunanya pacarmu?!" gerutu Jungkook sambil mengepalkan tangannya pada kemudi.

"D-dia tidak berbuat apa-apa, hyung. D-dia takut dikeluarkan." kata Taehyung mengaku sambil menyeka air matanya dengan punggung tangan.

"Persetan dengan dia!" kata Jungkook memukul kemudi dan untungnya lampu merah menyala.

Jungkook menarik rambutnya dan urat-uratnya menyembul di wajah dan tangannya yang membuat takut laki-laki berambut mint itu.

"A-aku minta maaf, hyung-- Aku minta maaf." ucap Taehyung menangis.

"Jangan minta maaf! Itu bukan salahmu!" kata Jungkook menggeram lagi. Laki-laki berambut mint itu tersentak dan menutup mulutnya.

Mereka sampai dirumah, Jungkook keluar lebih dulu dan membuka pintu mobil karena si bungsu tertidur akibat menangis berlebihan sepanjang perjalanan. Dia membawa Taehyung dan masuk ke dalam rumah.

"Hei, Jung ada apa..." kata Hoseok yang tidak dihiraukan oleh pria yang naik ke lantai atas untuk menuju kamarnya.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Jin dengan bingung.

"Entahlah..." gumam Hoseok yang tidak tahu.

Jungkook membaringkan pemuda itu ditempat tidur, dia membuka lemari yang didalamnya terdapat pistol. Dia mengeluarkannya dan turun ke bawah.

"Hei, kamu mau pergi kemana? Kenapa kamu membawa senjata itu?" tanya Jimin sambil memegang bir.

Jungkook baru saja melewatinya, Jin pun menyuruh mereka mengikutinya karena mereka yakin dia akan melakukan sesuatu.

Universitas xxx.

Laki-laki itu mengenakan helm motor sambil bersandar pada motor hitamnya, menunggu targetnya keluar dari Universitas.

Sementara itu, teman-temannya berada didalam Van, memperhatikan gerak-geriknya. Akhirnya, Profesor Choi keluar dari Universitas.

Jungkook mengarahkan senjatanya dan menarik pelatuknya, menembak Profesor Choi dan itu pas dikepalanya.

Orang-orang di sekitarnya kaget lalu segera lari dan mencari tempat untuk bersembunyi. Van hitam itu berhenti didepan motor Jungkook untuk menyembunyikannya dari CCTV.

Jungkook menjauh dari tempat kejadian dengan Van hitam mengikutinya.



-TBC-

😀😀mat! kau😏

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Obsesi Kakak Tiri (kookv) - 26-30
0
0
Part: 26-29
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan