
" Shhhhhh.... Ahh.." Sakura mendesah. Menyentuh rambut reven yang sedang memasuki dirinya.
Emelard Sakura tertuju kepada baju yang berserakan di lantai. Pandangannya blur dan matanya redup - redup seolah dirinya di bagi menjadi dua.
" Aku akan keluar lagi! Sahh.. Sahukura" Pria itu berbisik dan mendesah dengan menyebut namanya.
" Ahh....Ahh...Shhh...H-hentikan..I-ni kewatan batas" Sakura meremas seprei di dalam kegiatan mereka.
Ini sudah ke 4 kali dalam ejakulasi pria ini. " Aku sudah keluar lebih dari 10 kali dan kau sudah 4 kali, t-tolong hentikan."
" Aku sudah membayar mu Sahkura!.Shhhh..." Sasuke mencium telungku Sakura dan memberikan bekas kemerahan di sana.
Tidak hanya leher. Sasuke memberikannya di bagian payudara, kiri dan kanan serta pundaknya.
' Aku akan menuntaskan semuanya. Selama 10 tahun lamanya.' Batin Sasuke.
...
Pagi telah tiba.
Tidak ada cahaya yang masuk di balik tirai kamar tersebut. Mereka berdua tertidur pulas setelah 5 jam melakukan hal yang menguras energy.
Sakura menyentuh perutnya dengan mata yang masih mengantuk. " Huh, apa bayinya sudah jadi huh huh.." Mengigau.
Tubuh telanjang yang berbalut selimut itu saling menempel satu sama lain. Melakukan secara sukarela dengan kesadaran sepenuhnya di ambil alih oleh alkohol.
Sekitar jam 12 siang.
Sakura terbangun dari tidurnya. Emelard menatap lesuh, letih dan tidak percaya.
' Aku sudah melakukannya tanpa kesadaran penuh' Batin Sakura.
" Aku sudah berapa kali keluar?" Sakura bermonolog. Tubuhnya sulit bergerak menghadap sosok yang sudah memasuki dirinya.
" 10 kali, dan terakhir kau mengencingi ku."
DEG!
Mendengar suara seseorang di balik tubuhnya. Sakura menutup wajahnya dengan tangan. Tidak menyangka bahwa dirinya telah mengencingi klien nya.
" M-maafkan aku, ini baru pertama kalinya aku melakukan hal itu. Kau tau sendiri bukan?"
" Tidak."
" Kenapa tidak? Bukannya Karin sudah menjelaskan kepada teman mu."
" Oh, jadi kau bukan Karin? Wanita yang akan mengandung anak ku, namanya Uzumaki Karin. Lalu kau siapa?"
" Ha?" Sakura terdiam seribu bahasa.
" Apa aku salah orang?" Pria itu berbicara dengan suara khas bangun tidur.
Suara yang terdengar familiar. Sakura baru menyadari bahwa suara itu terdengar tidak asing baginya.
'Suara habis bangun tidur,seperti suara..'Batin Sakura.
Sakura dengan terpaksa. Mengecek seseorang yang ada di belakangnya. Sekali dorongan menuju pria yang tak di kenal itu.
Emaled Sakura membulat. Mulutnya terbuka lebar. Jantungnya hampir lepas dari sangkar.
" SASUKE?!"
....
Mereka berdua bangun kesiangan. Baru selesai siap - siap dengan mandi di sana.
Sakura masih syok atas apa yang terjadi dengan dirinya. Sebenarnya ada rasa senang kepada kejadian ini, tapi ada rasa kecewa setelah melihat Sasuke berbeda dari yang terakhir bertemu.
Pintu kamar mandi terbuka. Sasuke sudah mandi lebih dulu. Lalu bergantian dengan Sakura yang mandi.
Setelah itu. Mereka bertemu di sofa. Sasuke membaca bukunya. Sakura membuka tasnya mencari kertas yang akan di tanda tangan oleh Sasuke.
" Maaf sebelumnya, aku semalam mengencingi mu. Boleh jelasin kenapa aku bisa mengencingi mu?" Sakura bertanya kepada Sasuke.
Sasuke memberikan smirk halus tak terlihat. Menurunkan kacamatanya.
" Apa kau yakin?"
" Hum hum." Sakura mengangguk. Ia terlihat seperti tikus kejepit. Sasuke benar - benar menyeramkan, berbeda seperti dulu.
" Setelah aku ejakulasi ke 6 kali, kau berjerit kesakitan dan mengatakan terlalu penuh." Sasuke berucap.
Sakura mendengar penjelasan Sasuke dengan wajah yang memerah menahan malu.
" Lalu?"
" Lalu, aku menyuruh mu untuk mendekat ke arah ku. Aku menghisap vagina mu, aku pikir ini berlebihan karena menumpahkan banyak cairan ku ke tempat mu."
Sasuke menghela nafasnya. Menahan dan mengontrol dirinya untuk bertingkah kaank - kanakan. Mau gimana lagi, wanita yang sudah jadi miliknya itu sudah bertanya dan melupakan malam yang indah.
" Aku menghisap biji vagina mu, aku salah menghisap. Sampai kamu menahan desahan dan mengatakan ingin keluar lagi."
" Ku pikir kau ingin mengeluarkan cairan ku dari vagina tapi kau malah mengencingi ku."
" huh?" Sakura menutup wajahnya yang sangat merah.
" S-sudah cukup, aku sepertinya sudah mengingat kejadian itu." Sakura menjawab. Lalu menatap Sasuke.
Sasuke membalas tatapan yang penuh kejanggalan. ' Bohong.' Batinnya.
" Mari kita lupakan masa lalu kita, dan karena kau dan aku tidak tau siapa patnernya. Jadi aku rasa, kita tidak bisa pergi begitu saja." Sakura menatap Sasuke.
Mengeluarkan kertas yang di buat oleh Karin. " Sejujurnya aku tidak tau apa tujuan mu untuk mendapatkan seorang anak dari rahim wanita malam."
" Kemungkinan besar proses yang semalam itu akan membuahkan hasil selama 14 hati kedepan." Sakura menggaruk telunggunya.
" Tolong tanda tangan ini.." Sakura memberikan surat itu kepada Sasuke.
Alis Sasuke berkedut. Melihat kop surat yang bersifat sakral itu. " Surat kontrak pernikahan? Apa tujuan mu, ingin memeras ku?"
Deg!
" huh?" Sakura membeo. Lalu menunduk seolah perlu di kasihani oleh seseorang.
' Kenapa dia tau setengah dari rencana aku dan Karin sih?' Batinnya. Sakura menatap kembali Sasuke.
Lalu menyentuh perut datarnya. " Karena aku khawatir bayi ini tidak akan jadi, maka dari itu kita bisa melakukannya lebih dari 1 kali sampai jadi."
" Terus untuk apa kontrak pernikahan ini?"
" Tentu saja untuk masa depan bayi ini, setelah aku lahir anak mu. Aku bisa pergi dari hadapan mu."
" Melarikan diri lagi?"
Sakura terdiam sejenak. Matanya terpaku kepada onyx hitam Sasuke yang terlihat lebih serius.
" Maaf aku keceplosan." Sasuke menutup mulutnya sejenak lalu berkata kepada Sakura lagi.
" Apa kau sudah mengetahui sesuatu yang di katakan Daidara? Aku ingin memiliki anak dari wanita malam tanpa status apapun."
" huh?" Sakura membeo lagi. Tapi perasaanya sangat sakit mendengar perkataan Sasuke.
" Tanpa surat pernikahan seperti ini, lebih baik kau simpan saja."
Sakura menyentuh meja." TAPI! Itu hanya surat kontrak biasa, bukan pernikahan yang sesungguhan."
" Bagi ku itu pernikahan sesungguhan, bukan sekedar kontrak karena negera masih bisa menganggap bayi yang kau kandung itu masuk ke daftar bayi sehat."
" Apa maksud ku bayi sehat?!" Sakura menatap Sasuke tajam.
" Jadi maksud mu, kau ingin mendapatkan bayi cacat dari seorang wanita yang kau sewa malam ini?"
" Hn." Jawab Sasuke.
Sakura menghela nafasnya. Dadanya terasa panas seolah api membakar hatinya.
" Aku tidak menyangka kau seperti ini Sasuke, pria bajingan yang konyol! Kemarikan suratnya." Sakura menarik surat itu.
Lalu merobeknya. " Kau puas? Semoga bayi yang kau katakan itu, beneran cacat dan enyalah kau!"
Sakura bangkit dari sofa. Mengambil barang - barangnya. Lalu menatap tajam ke arah Sasuke.
" Carilah wanita murahan di luar sana! Jangan pernah menemui ku lagi." Sakura hendak pergi. Tapi Sasuke menghentikan langkahan kakinya.
" Bagaimana dengan bayinya?"
" Tenang saja, aku akan menggugurkan kandungannya. Kau bisa mendapatkan bayi cacat dari wanita lain!"
BRAK!
Sakura menutup pintunya dengan kasar. Sasuke terkejut dua kali. Setelah mendengar perkataan Sakura yang akan menggugurkan kandungannya.
" Dia pergi lagi." Sasuke menghela nafasnya panjang.
Sasuke langsung mengambil ponselnya. Lalu menelfon Daidara untuk menanyakan alamat rumah wanita itu.
....
Di apartemen.
BRAK!
Sakura menutup pintu apartmen. Karin terkejut setengah mati mendengar teriakan pintu yang seolah meminta tolong.
" Bagaimana malam pertama mu?"
" Tidak baik."
" Loh kenapa? Setaun ku, pria itu sangat baik dan harmonis. Katanya sih tampan, memang tampan?"
Sakura menatap Karin dengan mata yang sulit di artikan. " Apa kau sengaja menjebak ku Uzumaki Karin?"
" Ha? Menebak bagaimana.."
" Jangan pura- pura polos! Kau sudah tau Uchiha Sasuke itu mantan tunangan ku."
" Uchiha Sasuke? Pria yang jadi mantan mu itu bernama Uchiha Sasuke?" Karin bertanya.
" Apa kau puas mempermainkan ku Karin? Kau sama saja dengan Uzumaki lainnya! Enyakah kau."
Brak!
Sakura menutup pintu kamarnya.
" Huh.." Karin menghela nafasnya sejak.
" Aku tidak tau kalau Uchiha Sasuke mantan tunangan Sakura." Menutup wajahnya dengan majalah.
- T B C -
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
