
Cerbung Monster Ketawa ini sudah ada dalam novel ‘Kami (Bukan) Fakir Asmara.’ Lah, kan itu novel? Kok ada cerbungnya?
Begini, dalam novel itu ada tokoh namanya Darwis dan dia bercita-cita jadi penulis novel. Bertemulah Darwis sang softboy dengan seorang calon dokter - Bu Lira (tokoh utama), dan cerbung Monster Ketawa Ini adalah cerbung karya Darwis dalam dunia di novel itu.
Selama libur lebaran, akan ada 5 cerpen/cerbung gratis setiap hari, sepanjang libur lebaran (Senin s/d Minggu, 2-8 Mei 2022)....
Monster Ketawa - Episode 01
Malam hari yang terang oleh jilatan purnama.
Monster Ketawa sedang mengamuk di dasar jurang. Sudah empat hari empat malam, warga sekitar lembah bersiap untuk malam yang akan penuh dengan ketakutan ini. Nyatanya, malam ini lebih mengerikan dari apa yang mereka antisipasi sebelumnya.
“Kembali! Kembali! Kembali!” Teriak si monster sepanjang hari.
Setiap ia berteriak, setiap itu pula ia menghantam dasar jurang. Setiap itu pula gempa kecil merembet ke seluruh lereng.
“Kembali! Kembali! Kembali!” Kali ini ia dobrak dinding jurang, hutan-hutan di atasnya roboh bak istana pasir dilanyau ombak.
“KEMBALI!” Ia mengamuk mencipak-cipakkan air sungai, membuat gelombang sungai makin ke ujung makin besar, memicu tanah longsor dan banjir bandang.
Apa gerangan yang membuat Monster Ketawa tak lagi ketawa? Sudah empat hari empat malam, ia dirundung tangis dan amarah. Ini kejadian pertama sepanjang hidupnya. Tak pernah ia mengenal kata tangis. Tak pernah ada tetes air mata mengalir.
Semua warga desa sekitar, tak tahu penyebabnya. Cerita dari generasi ke generasi, Monster Ketawa sudah ada sejak dulu dan hidup berdampingan dengan mereka. Sekali sekian tahun monster ini datang ke pemukiman.
Derak tawanya membuat orang-orang yang sedih jadi ikut senang. Meski rupanya bak monster, tapi saat siapa saja menatap matanya, langsung jadi bahagia. Orang yang sakit jadi sembuh. Letih pulang bekerja dari ladang atau pelabuhan, jadi kuat dan bersemangat kembali.
Ternak-ternak jika mendengar tawanya yang renyah, akan jadi sehat sejahtera. Sapi dan kambing jadi gemuk. Lebah di hutan jadi mengeluarkan madu terbaik. Ikan-ikan di sungai dan lautan jadi besar-besar!
Lantas apa yang membuat Monster Ketawa menangis? Untuk pertama kali dalam hidupnya.
Ini semua karena seorang Tuan Putri nan jelita, lagi baik tutur katanya, indah parasnya dan elok lakunya.
Keluarga raja ketika itu sedang bertamasya di Lembah Sibuai-buai. Ada yang berburu, duduk-duduk di sungai merendam kaki, ada yang bernyanyi, berdansa, memasak, segala macam. Jika keluarga raja bertamasya, rombongan mereka tak pernah kecil, dan tak pernah kurang dari seminggu.
Adalah Tuan Putri Silimau Manih, yang akhirnya punya ide untuk melihat capung, dan kupu-kupu di padang ilalang. Ia membawa enam pengawal.
Hari pertama, tak ada masalah berarti. Ia suka sekali berkeliling, melihat kupu-kupu dari dekat. Hari kedua, Tuan Putri Silimau Manih mulai membuat lagu lari bibirnya. Entah dari mana inspirasi lirik itu datang. Hari ketiga, setelah bernyanyi, ia tidur di hamparan rumput membentang. Mata ia pejamkan, dan seekor capung hinggap di ujung hidungnya.
Tuan Putri yang kegelian, membuka matanya. Saat membuka mata itu, di latar belakang ternyata muncul wajah Monster Ketawa.
Tuan Putri Silimau Manih bangkit. Ia kaget dan ketakutan awalnya. Ini pertama kali ia melihat langsung Monster Ketawa. Makhluk yang katanya hanya mitologi itu, ternyata betulan ada. Selama ini, Monster Ketawa hanyalah cerita menjelang tidur. Kabarnya, terakhir kali Monster Ketawa muncul, itu saat Kakek dari Tuan Putri Silimau Manih, masih seorang anak-anak.
Para pengawal yang mendengar teriakan itu bergegas menghunuskan pedang dan tombak. Awalnya Monster Ketawa sempat ketakutan, namun ia langsung mengeluarkan pesonanya yaitu tertawa.
Maka pada saat itu juga, semua pengawal tadi surut tak jadi melempar tombak.
Begitu juga Tuan Putri Silimau Manih, derai tawanya beriak-riak.
Monster Ketawa kemudian berlari menunjuk satu arah. Tuan Putri dan pengawalnya mengikuti dari belakang. Sang monster seperti hendak menunjukkan sesuatu.
Mereka terus berlari dan berlari. Melewati dua batu besar yang sepertinya tak bisa dilewati, namun ternyata bisa.
Hingga sampailah mereka di ujung tebing, dan di bawahnya terhampar dataran maha luas. Tuan Putri Silimau Manih, para pengawal, takjub melihat pemandangan luar biasa itu. Ternyata, apa yang dilihat oleh rombongan kerajaan selama ini, tak ada apa-apanya. Ini jauh lebih hebat. Seratus kali lebih dahsyat.
Tuan Putri Silimau Manih yang takjub itu, langsung bernyanyi melihat pemandangan ini. Ketika ia mulai bernyanyi, maka ketika itu pula Monster Ketawa terduduk, melipat kakinya, dan tersenyum sipu.
Begitulah perkenalan Tuan Putri Silimau Manih dengan Monster Ketawa.
Namun, apa yang pergi harus pulang, tak ada pulang pergi untuk kembali. Apa yang datang, harus mengucapkan selamat tinggal. Tuan Putri harus kembali. Ia berjanji akan datang lagi besok hari.
Besok ternyata tak pernah benar-benar terjadi.
Tuan Putri Silimau Manih, saat perjalanan pulang hari sudah makin gelap. Bulan purnama ternyata tak selamanya malam yang baik. Bulan itu memicu Daun Jasi Berlidah, tumbuhan beracun yang amat mematikan.
Saat perjalanan gelap itulah, Tuan Putri tak sadar, cahaya purnama baru saja dimakan oleh setangkai Daun Jasi Berlidah itu. Maka, secepat kepak sayap capung, secepat itu pula racun merambat ke seluruh tubuhnya.
Para pengawal segera berlari menggendong Tuan Putri kembali ke perkemahan. Satu pengawal yang ternyata kena jilatan juga, sudah rebah di jalanan. Tamasya keluarga raja berakhir lebih cepat. Tabib dari seluruh negeri didatangkan. Tak ada yang bisa menyembuhkan.
Purnama malam ini, purnama saat Monster Ketawa mengamuk ini, menandakan sebulan penuh sudah Tuan Putri tak memenuhi janjinya pada Monster Ketawa. Daun yang rontok tak pernah membenci angin katanya, namun kali ini Monster Ketawa benci betul dengan angin itu.
“KEMBALI! KEMBALI! KEMBALI!” Teriak Si Monster, mengiringi mata seluruh warga ketakutan tak berani tidur. Tiap ia berteriak, pasti ada saja pohon yang tumbang, goncangan gempa kecil, retakan tanah, longsor atau musibah apa pun.
Tuan Putri Silimau Manih, dalam situasi tak sadar dirinya, ia masih bernyanyi-nyanyi meski hanya dalam kepala, meski hanya dalam angan. (Bersambung ke episode 02)
***
Cerpen2 ini semuanya gratis. Dari pada kamu baca bajakan, membela maling buku, kalau kamu belum punya uang, maka baca cerpen ini saja cukup, dan itu tetap terhormat. BERHENTI BACA BUKU BAJAKAN! BERHENTI JADI MALING! Iyuhhh malu bangettt.
Tiga cara memiliki novel2 karya J.S. Khairen:
- Datang ke Gramedia/Togamas.
- Versi tanda tangan; TOKO BUKU JS KHAIREN
- Shopee: https://shopee.co.id/toko_js_khairen
- Tokped: https://www.tokopedia.com/tokobukujskhairen?source=universe&st=product
- Tiktokshop: https://www.tiktok.com/@tokobukujskhairen (klik keranjang)
- Sedang ada promo THR yang gratis 1 novel di paket tertentu. TOKO BUKU JS KHAIREN ini adalah satu-satunya toko online yang menyediakan edisi tanda tangan seluruh karya J.S. Khairen. Paket2 yg gratis 1 novel itu juga gratisnya novel J.S. Khairen, bukan buku lain yang random2 gitu.
- Promo THR ini tutup tanggal 9 Mei 2022. Meski begitu, beberapa judul novel udah menipis stocknya. Sulit di-restock lagi, mungkin baru bisa selepas libur lebaran, namun saat itu Promo THR udah gak ada.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
