
Note: Bahasa atau tindakan kekerasan di dalam isi cerita.
'Enjoy reading..' 😁😁😁
Soojin Pov.
Aku membuka mataku, melihat ke sekitar ternyata ini di apartemen, tubuhku rasanya sakit semua bahkan bergerak sedikit pun rasanya hancur seluruh badan.
"Sayangg, kamu udah bangun" Jake menghampiriku dan duduk di sebelahku.
"Jam berapa?" tanyaku
"Jam 13.45"
"Ah! aku gak kuliah" kepalaku begitu pening rasanya.
"Mau makan? Biar aku siapkan dan nanti aku suapin" Aku menggelengkan kepalaku, sungguh badanku rasanya kaku semua padahal ini bukan sekali dua kali, tapi slalu saja seperti ini
"Kepalaku pusing" sungguh pening dan semua terasa kaku.
"Maka dari itu kamu harus makan sayang, aku akan mengambilkan bubur biar enak kamu makannya" Jake pergi ke luar kamar, para predator itu memang sialan, terlebih Heeseung slalu saja memaksa, padahal aku benar-benar udah ga bertenaga lagi.
Aku bahkan tidak tau bagaimana aku bisa sampai apart. Jake kembali dengan membawa sebuah mangkuk dia menyimpannya di meja nakas lalu membantu diriku agar duduk, enggak lebih tepatnya aku berada dalam dekapannya aku tidak sepenuhnya duduk.
Jake dari dulu sampai sekarang slalu merawat ku dengan baik, itulah kenapa aku memilih dirinya sebagai kekasihku.
"Sudah, aku tidak ingin lagi" Jake menghentikannya menyimpan kembali mangkuk bubur itu di nakas, lalu memberikan ku sebuah pil untuk di minum, itu obat agar aku tidak terlalu lama merasa sakit, setelah meminumnya Jake kembali membaringkan tubuhku di tempat tidur.
"Maaf yah, kamu jadi sakit" Jake tidur di sebelahku dan kita saling berpandangan, aku tersenyum lalu menyentuh wajah tampannya itu dengan tangan cantikku.
"Terimakasih slalu merawat ku" Jake tersenyum seketika dia mengecup bibir ku lalu memeluk diriku.
Author pov.
Dua hari sudah Soojin tidak masuk kampus namun hari ini keadaanya cukup membaik jadi dia memutuskan untuk pergi ke kampus. Dan untung saja jadwalnya hari ini dia hanya sampai siang tidak sampai malam.
Baru sampai di kampus dia bertemu Sunoo.
"Kenapa?" tanya gw ke Sunoo.
"Bantu gw"
"Astaga, lu main sama Jieun sono"
"Ck, ayolahh" Sunoo menarik tangan Soojin mengajaknya ke gudang penyimpanan.
"Ini masih pagi tuan Kim, kenapa lu cari gw? Kenapa gak cari ceweklu?" Soojin mendekat secara nakal
"Dia marah sama gw"
"Trus lu tegang krena apa? Kalau dia marah sama lu"
"Ta-tadi di mobil dia ngegoda gw trus dia pergi" Soojin tertawa lepas sampai menunduk
"Aduhh kasian sekali sayangku ini" Soojin meraba milik Sunoo yang tengah mengembung di bawah sana, tangan lentik itu mengelus elus benda kenyal yang berurat milik Sunoo
"Soojinn"
"Wae?" Wajahnya pura-pura polos, matanya di kedip begitu cepat dan sedikit memiringkan kepala, sambil jari telunjuknya di bibir tapi tangan satunya trus meraba-raba milik Sunoo yang masih terbalut celananya.
"Blow.. Cepet gw ada kelas pagi"
"Cih, dasar gak sabaran" Soojin mulai berjongkok, membuka kancing celana lalu menurunkan ritsleting, Celana Jeans itu turun dengan sendirinya menatap CD yang masih membungkus miliknya begitu penuh.
Soojin menurunkannya perlahan lalu tangannya menggenggam milik Sunoo yang sudah menegang, mulai memainkan tangannya, Sunoo bersandar di dinding menikmati service yang Soojin lakukan.
Soojin membuka mulutnya mengulum milik Sunoo, lalu mengeluarkannya menjilat, jilat bak makan lollipop, dan kembali memasukan benda berurat itu ke dalam mulut Soojin.
Penis Sunoo basah oleh saliva Soojin tapi itu membuat Sunoo menyukainya.
"Nggghhh~" lenguhan kecil keluar dari mulut Sunoo. Soojin semakin gencar, dia memasukan milik Sunoo semakin dalam dan menggerakan kepalanya baju mundur secara cepat.
"Ahhh~"
"Nghh~"
"Soojinghhh ngghhh~"
Sunoo seakan di permainkan oleh wanita yang berada di bawahnya itu, permainannya begitu liar, Soojin semakin ahli dan Sunoo tidak tahan akan permainannya.
"Sooo nghh~"
"Shhhhttt~"
"Chummm babbyyy"
"Ahhhhh" Sunoo mengeluarkan spermanya begitu saja di dalam mulut Soojin.
Sunoo masih mengatur nafasnya yang terengah engah dan dia juga sedikit lemas krena udah pelepasan, Soojin sudah rapih.
"Rapihkan dirimu tuan Kim, nanti kau telat masuk ke kelas" ucap Soojin melenggang pergi meninggalkan Sunoo yang melihat Jam di ponselnya lalu buru-buru merapihkan diri dan lari menuju kelasnya, Soojin terkekeh kecil melihat kelakuan sahabatnya itu
Kelas Soojin di mulai jam 9.30 jadi dia memutuskan untuk pergi ke cafetaria. Memesan sebuah minuman juga desert.
Soojin memasang wajah tidak suka sama sosok pria yang baru saja duduk di hadapannya, pria itu juga menatap Soojin dingin. Lalu pesanan Soojin di antarkan ke mejanya.
"Gw gak lagi sama Jieun" Soojin menatap sedikit kesal pasalnya pria itu gak pernah ramah padanya.
"Gw gak bakalan basa-basi, gw mau ngajak lu kerja sama sebenarnya gw di tugaskan oleh boss gw dan gw rasa lu cocok"
"Hey, tuan Park kita gak sedekat itu asal anda tau"
"Boss gw bisa membayar lu seharga apart yang lu jual kalau lu bisa membuat dia puas"
"Hahahahah" Soojin tertawa
"Sugar Daddy ternyata, tapi gw gak akan sepercaya itu sama lu" Soojin masih sok jual mahal.
"Ponsel"
"Buat apa?" tapi Soojin memberikan ponselnya
"Kalau lu mau, akhir pekan kita bisa bertemu lagi, jam 10 malam nanti gw jemput lu di tempat yang gw tentukan" Pria itu meninggalkan Soojin sendirian
"Park Jihoon, menarik juga" Soojin tersenyum meremeh kala pria bermarga park itu pergi meninggalkannya.
Jika orang awam yang mendengarkan percakapan mereka pasti tidak mengerti apa yang mereka maksud tapi Soojin tau jika Jihoon sedang menyewa tubuhnya. hey, lagi pula siapa yang tidak tergoda di bayar dengan harga satu unit apart, masalahnya Soojin ini agen properti yang hanya menggaet customer kalangan atas kalian bisa tebak paling murah berapa? Yup bisa ratusan juta won dan bonus yang Soojin dapat dari pekerjaannya tidak sampai sebesar itu.
Pesan masuk ke ponselnya, Jihoon memberitahu tempat dimana dia akan menjemput Soojin di akhir pekan nanti.
Soojin tidak membalasnya, melainkan dia asyik bersantai sendirian sambil menikmati minumannya.
Soojin pov.
Akhirnya hari ini pelajaran kuliahku berakhir juga, aku mendapatkan pesan dari Jieun yang mencari Sunoo, lalu aku membalasnya dan akan membantunya untuk mencari Sunoo di sekitaran kampus.
Aku tersenyum kala pria bermarga Kim itu berada di gudang belakang.
"Hey, lu dicariin Jieun tuch!" aku menatap wajahnya yang menatapku penuh amarah, ah aku berusaha berfikir positif mungkin dia hanya bercanda
"Eh kenapa wajahlu? Habis berantem, sama siapa?" aku bertubi-tubi memberikan pertanyaan pada Sunoo lalu memegang wajahnya, tapi dia menatapku marah dan menepis tanganku.
"Lu Soojinkan?"
"Astaga Sun, lu lupa apa? Kita udah temenan sejak SMP masa lu ga tau sama gw yang cantik sexy gini sih"
"Ikut gw" tiba-tiba aja tanganku di tarik olehnya
"Sun, sakit tau pelan aja bisa gak?" dia menarik dan menggenggam pergelangan tanganku dengan erat dan itu cukup menyakitkan lalu dia menyuruhku untuk masuk kedalam mobilnya dengan paksaan juga.
"Sun, kita mau keman....aaaaargghh pelan-pelan bangsat, gw gak mau mati" dia tidak membalas ucapanku dan terus melajukan mobilnya dengan cepat sungguh ini Kim Sunoo kerasukan setan mana?
Lalu dia berhenti di sebuah hutan yang cukup belantara dia menyuruhku untuk turun, dan aku mengikutinya dia berjalan masuk ke hutan itu.
"Eyyy Sun, lu kalau mau ngajak enak² yah jangan di sini kek, di hotel lebih nyaman" Gw mendekat ke arahnya, seketika dia berhenti dan mendadak membalikan badannya membuat aku sedikit terkejut. Aku tersenyum canggung. Krena mata rubahnya itu begitu tajam dan mengintimidasi.
"Lu ngajarin cewek gw gak bener ya?" Sunoo bertanya membuat aku bingung.
"Ma-maksudnya apa?" tanyaku.
"Ini!" dia mengeluarkan sebuah kantong plastik kecil dengan beberapa butir obat, aku menatapnya
"Memangnya kenapa? Lagian Jieun juga mau kok meminumnya"
"Cewek sialan" Sunoo tiba-tiba mencekik leherku membuat aku kesulitan bernafas.
"Nu... Le..lepasin" Mataku udah mulai berkaca-kaca, Sunoo sungguh menakutkan menurutku.
"Lu ngajarin Jieun minum narkotika dasar cewek sialan" Dia menghempaskan tubuhku hingga terjatuh ke tanah. Sungguh itu sangat sakit banget, apa yang dia bilang narkotika? apanya?
"Dengar yah" dia kini menggenggam wajahku dengan satu tangannya. Dan itu sakit banget sampai aku menangis.
"Gw juga gak suka lu ngajak cewek gw ngelonte kayak lu, cih dasar cewek murahan" dia melepaskan genggaman di wajahku dan pergi meninggalkan aku sendirian di tengah hutan. Aku terdiam dan menangis salahku dimana? Jieun meminta obat itu dari aku iya aku akui tapi aku juga tidak menyuruhnya untuk minum obat itu dan dia bilang apa? Narkotika, cih bukannya dia juga tau kalau itu hanya pil KB, Sunoo sialan dia lagi banyak masalah atau apa? Kenapa melampiaskannya padaku menyebalkan sekali,
Astaga ini dimana? Tasku tadi di mobilnya Sunoo handphone ku juga ada di tas. Lihat aja nanti akan aku adukan kamu ke Jieun.
Aku berjalan menelusuri hutan, tapi tidak menemukan jalan keluar.
"Jangan bilang aku tersesat disini" Aku mulai kebingungan sedikit takut karena aku sendirian dan tidak tau dimana.
"Akh" aku tersandung akar dan terjatuh sedikit terguling kakiku sakit terkilir lutut dan kedua sikuku lecet krena terjatuh. Aku hanya bisa menangis tapi berusaha untuk berjalan walau kaki sakit.
Aku menyerah dan cuaca mulai dingin, sialnya tadi ke kampus aku hanya menggunakan dress pendek dan cardigan, keadaan sepertinya sudah mulai sore bahkan sepertinya sebentar lagi malam akan tiba tapi aku malah terjebak disini.
Aku haus dan lelah, mulai menipis aku mendengar suara seseorang memanggil namaku.
"Soojinn.. " Itu Jake yang menghampiriku dia menemukanku dia langsung memelukku dan menggendongku, aku menangis dalam gendongannya krena akhirnya aku terselamatkan.
Aku melihat Sunoo dan Jieun juga, sepertinya Jieun begitu marah pada Sunoo. Tapi setelahnya penglihatan ku mulai kabur, kesadaranku juga mulai menghilang. Aku tidak tau apa yang Jieun dan Sunoo katakan yang aku lihat hanya Jieun yang pergi menjauh dari Sunoo lalu di kejar olehnya.
Saat aku membuka mata ternyata Jake membawaku ke rumah sakit, apakah dia menungguku disini? Jake memang pacar yang pengertian.
Aku mengelus kepala belakangnya, krena dia sedang tertidur disisi bangsal milikku.
"Nghh.. Kau sudah bangun" Dia menggenggam tanganku lalu tersenyum dengan wajah yang masih sedikit mengantuk.
"Kenapa tidur seperti itu, itu akan membuat tubuhmu sakit" ucapku padanya, dia mencium pundak tanganku dan menggelengkan kepalnya
"Tidak sayangku" lalu dia mengelus rambutku dengan lembut, dia memang pria penuh perhatian.
"Karena kamu udah sadar, jadi kita makan dulu habis itu minum obat" Jake membantuku untuk duduk dan memperhatikan semua kebutuhanku dia bahkan menyuapiku padahal aku bisa makan sendiri, aku merasa aku paling beruntung di sini.
"Obatnya" dia memberikanku beberapa butir obat setelah aku selesai makan. Dan aku menerimanya lalu langsung meminumnya.
"Jieun kemarin datang"
"Tunggu kemarin?"
"Iya, kenap memangnya?"
"Aku udah berapa hari di sini?"
"Eumm ini hari ke 3" ucapan Jake membuat aku sedikit shok padahal aku hanya luka sedikit kok sampai tidak sadarkan diri selama hampir 3 hari
"Sayang.." ucapnya membuyarkan lamunanku.
"Ah, iya kenapa?"
"Jieun bilang dia meminta maaf atas kejadian waktu itu"
"Kenapa Jieun yang minta maaf kan bukan salah dia tapi salah Sunoo" aku kesel jika teringat kejadian hari itu.
"Sebenarnya yang bersamamu waktu itu bukan Sunoo" perkataan Jake membuatku shook dan sedikit merinding gak mungkin kan itu hantu.
"La-lalu? siapa kalau bukan Sunoo, tapi aku panggil dia Sunoo dia menjawab" aku sedikit takut pasalnya saat itu aku di bawa ke hutan.
"Sebenarnya Sunoo punya kembaran dan yang bersamamu itu namanya William kembarannya Sunoo" penjelasan Jake tidak masuk akal bagiku.
"Jake kita semua berteman sejak SMP aku kenal kalian semua gak mungkin..." aku terdiam dan berpikir saat bertemu dengan pria mirip Sunoo itu memang sedikit berbeda, pria itu sedikit arogan, enggak dia sangat arogan aku benci tatapan matanya yang seakan akan ingin membunuhku itu.
"Sunoo menjelaskan padaku sebenarnya dia memang punya kembaran sejak usia 2 tahun mereka di pisahkan, karena William sering sakit-sakitan daya tahan tubuhnya gak bagus makanya kedua orang tua mereka memutuskan untuk menitipkan William ke orang tuanya atau kakek neneknya Sunoo yg di Kanada dan kini dia kembali ke korea" penjelasan Jake rasanya membuatku ingin marah sama Sunoo bisa-bisanya dia tidak memberi tau kalau selama ini dia punya kembaran.
"Baiklah, lain kali aku mau pastikan jika mereka memang kembar aku ingin bertemu dengan keduanya" ucapku yang masih tidak percaya tapi ya berusaha untuk percaya dengan apa yang terjadi.
Aku meminta ponselku dan melihat hari apa ini, dan melihat beberapa pesan juga itu dari Jihoon, astaga aku melewatkan pertemuan aku dengannya. Aku gagal mendapatkan pekerjaan yang bergaji sebesar satu unit apart, tapi aku mencoba kembali menghubungi Jihoon semoga saja dia mau mengerti dengan keadaanku.
Next=>>
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
