Bound To You - 1~2

10
1
Deskripsi

Sinopsis 

Lila terpaksa harus menikah dengan Dokter Hazel calon suami dari adiknya karena Linda sang adik tengah hamil anak dari lelaki lain. Untuk menutupi aib keluarga dan juga nama besar yang disandang oleh calon suaminya Lila bersedia terikat dengan pernikahan yang tak pernah ia impikan masuk ke dalam hidupnya.

Menikah dengan pria dingin seperti Dokter Hazel, yang selalu sibuk dengan pekerjaan terutama pasien yang selalu menjadi prioritas utama.

Mampukah Lila seorang wanita biasa, berpendidikan...

Bab 1

"Bagaimana kamu bisa melakukan ini Linda. Kamu mau membuat Bapak malu!"

Suara pria paruh baya itu terdengar keras penuh amarah. Tubuh pria tua itu refleks terjatuh di atas kursi sambil memijit keningnya yang berdenyut nyeri. Pak Rahmat terlalu shock dengan fakta yang terjadi. Ia tak sengaja menemukan testpack di dalam tempat sampah yang berasal dari kamar putrinya. Dan ketika ia menanyakan apa dia hamil karena Hazel calon suaminya, Linda malah menggeleng dengan raut wajah ketakutan. Pak Rahmat benar-benar tidak habis pikir apa yang ada dalam pikiran putrinya sampai berani melakukan pengkhianatan, lebih sial nya lagi hingga hamil seperti ini sedangkan satu minggu lagi acara pernikahannya dengan Hazel akan diadakan.

"Maafin Linda Pak. Linda khilaf. Linda diajak Bima main. Terus Linda mabuk. Pagi-pagi Linda bangun udah gak pake apa-apa."

"Dan kamu hamil sekarang!"

Linda semakin menunduk bersama tangisnya. Dari sorot mata putrinya Pak Rahmat melihat bagaimana Linda menyesali hal bodoh yang telah ia lakukan.

Tubuh Linda gemetar, tidak menyangka taspack yang sudah Linda buang ke tempat sampah berniat menghilangkan jejak agar tidak diketahui orang tuanya malah ditemukan Ayahnya dengan mudah. Alhasil semua rahasia yang ia sembunyikan kini telah terbongkar. Ayahnya murka, bahkan tadi sempat menampar pipi kiri Linda. Saat ini wanita itu hanya bisa menangis, menunduk merutuki semua kesalahan yang sudah ia perbuat hingga ayahnya begitu marah.

"Maafin Linda Pak," ucap Linda lagi masih berharap Pak Rahmat mau memafkan kesalahannya.

Namun sayangnya pikiran pak Rahmat masih sangat kecewa.

"Kamu pikir gampang hanya dengan minta maaf saja. Pikirkan sekarang. Hazel pasti akan membatalkan pernikahan setelah tahu kamu hamil anak lelaki lain. Bapak tidak mau kehilangan calon mantu Bapak yang orang kaya itu, bahkan dia bekerja sebagai dokter di rumah sakit besar di kota. Sekarang kamu malah hamil anak lelaki itu yang bahkan sarjana saja belum. Masih masa kuliah seperti kamu!"

Buru-buru Linda menghampiri Ayahnya berlutut di atas kaki ayahnya. Ia tidak mau pernikahannya dengan Hazel batal. Kehamilan ini adalah kesalahan.

"Tolongin Linda Pak. Linda juga gak mau kehilangan Mas Hazel."

"Lalu untuk apa melakukan hal itu dengan pria lain!"

"Pak hentikan! Ini bukan salah Linda. Linda sudah cerita kan dia dijebak, dibuat mabuk sama Bima." Bu Wirda yang sedari tadi terdiam tidak tega melihat putrinya di bentak oleh sang suami. Linda adalah anak kesayangannya. Ia bahkan belum pernah memberi luka sedikit pun pada kulit putih cantik putrinya. Dan sekarang suaminya malah memberikan bekas tamparan di pipi mulus sang Putri. Bu Wirda benar-benar kesal atas sikap temperamen suaminya yang sangat buruk.

"Ya tetap saja Hazel pasti tidak akan mau menikah dengan wanita yang sudah hamil anak orang lain."

"Aku akan menggugurkan nya Pak. Mas Hazel pasti tidak akan tahu."

"Bapak tidak menyuruh kamu untuk menggugurkannya. Sekarang panggil Bima ke sini dia harus tanggung jawab. Jangan sampai perut kamu makin besar, makin terlihat dan kamu masih belum memiliki suami."

"Tapi Pak. Aku hanya ingin menikah dengan Mas Hazel bukan Bima."

"Sudah turuti saja apa yang Bapak perintahkan. Tidak ada jalan lagi daripada Bapak malu. Kamu harus secepatnya nikah sama Bima. Untuk urusan pernikahan kamu dan Hazel biar kakak kamu saja yang menggantikannya."

"Apa? Kak Lila Pak?"

"Ya mau bagaimana lagi. Bapak tidak mau kehilangan calon menantu seperti Hazel. Bapak akan coba bicarakan hal ini dengan Hazel dan orang tuanya. Mudah-mudahan mereka setuju."

Setelah mengatakan itu Pak Rahmat berdiri, menyingkirkan tangan Linda yang bertumpu di betisnya. Lalu melenggang pergi masuk ke dalam kamar.

Linda yang mendengar jika ayahnya akan menikahkan Hazel dengan Lila benar-benar tidak setuju. Hazel tidak pantas menikah dengan Lila. Dia hanya seorang wanita lulusan rendah, hanya tamatan SMP dan sekarang dia bekerja di kota jadi pembantu.

Keluarga Hazel pasti tidak akan setuju berbeda dengan dirinya yang kini sedang menempuh pendidikan kedokteran. Derajatnya setara dengan Hazel.

Tetapi gara-gara bayi sialan ini semua impiannya musnah. Linda tidak akan membiarkan Hazel pergi darinya. Ia tidak akan membiarkan Hazel terpaksa menikah dengan kakaknya.

***

Lila mengerutkan kening saat mendapat telepon dari ayahnya untuk segera pulang. Padahal masih seminggu lagi acara pernikahan adiknya dimulai. Sedangkan ia sudah meminta izin pada majikannya akan pulang tiga hari sebelum pernikahan itu digelar. Tapi sepertinya ada masalah yang terjadi sehingga ayahnya meminta Lila untuk pulang hari ini.

"Kok mendadak sekali sih La. Katanya pernikahan adik kamu satu minggu lagi. "
Protesan dari mulut majikan Lila terdengar. Wanita itu hanya membungkuk meminta maaf sudah membuat Nyonya majikannya kesal karena ia harus pulang dengan mendadak.

"Lila juga gak tau Nyonya. Bapak minta Lila untuk pulang hari ini."

"Jangan-jangan kamu juga mau dinikahkan kali."

Lila langsung terdiam. Apa benar begitu? Tetapi kenapa ayahnya tidak mengatakan apapun pada Lila. Apa karena usia Lila yang sudah tua. Sudah 27 tahun masih melajang. Tetapi Lila seperti ini juga untuk memperjuangkan cita-cita adiknya yang ingin menjadi dokter. Lila rela tidak melanjutkan sekolah, dan bekerja di rumah ini selama 12 tahun lamanya mengumpulkan gajinya untuk biaya sekolah Linda sampai gadis itu kuliah di universitas kedokteran seperti sekarang.

Awalnya Lila juga kaget mendapat kabar jika adiknya akan menikah sedangkan Linda masih belum menyelesaikan kuliahnya setelah biaya pendaftaran kuliah yang tidak lah sedikit. Ketika ayahnya mengatakan calon suami Linda adalah dokter, juga kedua orang tuanya adalah pemilik dari rumah sakit besar di kota. Lila mengerti mengapa Linda mau dinikahkan secepat ini. Dan Lila harus siap dilangkahi meskipun seharusnya diusia Lila ia lah yang harus menikah agar tidak menimbulkan gosip. Namun sayang sampai saat ini Lila masih belum menemukan seseorang, ia lebih sibuk bekerja dan tidak peduli terhadap hubungan dengan laki-laki.

"Ah masa saya mau dinikahkan Nyonya. Saya kan belum punya calon," ucap Lila mencoba menampik asumsi sang majikan di depannya.

Nyonya Alin. Majikan yang cukup judes namun baik pada Lila hanya mendengus. Wanita paruh baya itu kemudian menggeser sebuah amplop dan memberikannya pada Lila.

"Bisa saja kan kamu mau dijodohkan." kata-kata Nyonya Alin mulai membuat Lila khawatir. Bagaimana kalau itu benar?

"Sudah jangan dipikirkan. Kamu ambil uang ini. Uang yang kamu tabung padaku selama 12 tahun. Katanya kamu ingin memberikannya untuk orang tuamu. Uangnya aku genapkan jadi 35 juta, bonus karena kamu sudah sangat baik bekerja di sini."

Lila menatap amplop tersebut. Uang yang selalu ia sisihkan tiap bulan dari hasil gajinya senilai 200 ribu. Memang gajinya cukup besar di sini. 3 juta itu pun karena ia harus merawat orang tua Nyonya Alin yang sedang sakit. Meskipun sangat tidak mudah merawat orang tua Lila tetap kerjakan demi bisa membantu orang tuanya menabung untuk biaya kuliah Linda.

Ia selalu mengirim uang gajinya setelah mengambil 500 ribu untuk keperluannya di sini dipotong 200 untuk menabung, Lila hanya memakai 300 ribu. Dan itu sudah sangat cukup untuk membeli kebutuhan tubuhnya karena untuk makan ia bisa makan sepuasnya di rumah ini. Sisanya ia berikan semua untuk Linda.

Sangat penuh perjuangan. Lila tidak menyangka juga Linda tidak menunggu sampai sarjana malah memutuskan menikah. Perjuangannya selama ini untuk Linda terasa sia-sia tetapi ia tetap menghormati keputusan adiknya, terlebih kedua orang tuanya juga sangat mendukung pernikahan itu.

Lila tersenyum ke arah majikannya.

"Terima kasih banyak Nyonya."

"Hm, sama-sama. Hati-hati di jalan. Setelah urusan beras cepat datang lagi ke sini."

Anggukan Lila terlihat meyakinkan.

"Baik Nyonya."

Tanpa Lila ketahui ia pergi dari rumah ini tidak akan kembali lagi karena keadaan yang membuatnya harus ikut seseorang. Seseorang yang sama sekali tidak ia kenal. Seseorang yang sangat asing untuknya.

Bab 2

Di ruangan itu cukup mencekam. Sedari tadi tidak ada yang berani bersuara. Hanya helaan napas kasar dari sosok penguasa yang terdengar. Tuan Nasir terlihat tidak menyukai apa yang tadi sudah calon besannya ucapkan. Lelaki paruh baya itu sangat marah ketika mengetahui Linda calon istri putranya tengah hamil anak orang lain. Mau dikemanakan harga diri keluarga Nasir. Kabar sialan ini akan mencoreng nama baik keluarga besarnya.

"Saya tak habis pikir. Saya meminta Hazel cepat menikah karena kami sudah tidak sabar ingin punya cucu. Tetapi setelah tahu anak Anda tengah hamil dan bayi itu bukan darah daging Hazel saya menyesal meminta Hazel untuk menikah dengan cepat."

Pak Rahmat mendengar nada dingin itu segera menatap Tuan Nasir dengan permohonan maaf yang dalam.

"Tuan maafkan kesalahan Putri saya. Saya tidak becus menjadi ayah. Saya kecolongan. Saya harap Tuan tidak membatalkan pernikahan yang sebentar lagi dimulai. Nama besar keluarga Tuan akan tercoreng jika pernikahan tersebut dibatalkan."

"Lalu apa saya harus menikahkan Hazel dengan wanita yang sudah mengkhianatinya!"

"Saya janji saya tidak akan menghancurkan semua persiapan yang sudah di susun. Hazel tetap akan menikah tetapi dengan putri petama saya Lila, kakaknya Linda. Maka pernikahan akan tetap terlaksana tanpa tamu tahu kejadian yang sebenarnya."

Tuan Nasir terdiam saat mendengar ucapan Rahmat. Benar, jika pernikahan dibatalkan ia harus siap menanggung malu apalagi Hazel yang harus mendengar desas desus orang membicarakan pernikahan nya yang batal karena calon istrinya berkhianat.

Ia tidak mau jika Hazel menanggung malu dari semua kejadian ini. Jalan keluarnya memang pernikahan itu harus tetap terlaksana tidak peduli jika pengantin wanitanya diganti.

Tuan Nasir kini beralih menatap Hazel yang sedari tadi diam di sampingnya. Sedangkan tangan Hazel tengah diusap lembut oleh istrinya Yasmin, mungkin untuk menenangkan Hazel sebagai Ibu Yasmin pasti sangat khawatir. Bagaimana pun kabar ini sangat menyakitkan untuknya tetapi anehnya ia tidak melihat ekspresi kesakitan di wajah sang anak. Ia tetap tenang dengan pembawaan yang dingin seperti biasa.

"Bagaimana Hazel? Mau tetap melaksanakan pernikahan tetapi pengantin wanitanya diganti? Apa tidak apa-apa? Ayah menghormati keputusanmu jika ingin membatalkan pernikahan tidak masalah. Karena Ayah juga mengerti menerima orang baru sangat sulit. Kamu butuh waktu untuk memulai semuanya dari awal lagi. Karena dalam keluarga Nasir pernikahan bukan permainan. Jika kamu sudah mengikat tali suci dengan seorang wanita, maka sepenuhnya kamu harus setia dan mencintai wanita itu. Tidak ada kata pengkhianatan dalam pernikahan kalian."

Sengaja Tuan Nasir menekan kata pengkhianat agar Linda yang berada di dekat Pak Rahmat tahu diri. Ia sedang bermain-main dalam keluarga Nasir maka akan tahu akibatnya.

Suara Hazel kemudian terdengar. Sangat tenang sampai semua orang di dalam ruangan itu heran apa Hazel tidak merasa sakit dengan pengkhianatan Linda.

"Aku menerima apapun keputusan Ayah."

Hanya kata itu dan Tuan Nasir sudah mengerti jika anaknya setuju untuk melanjutkan pernikahan dengan pengantin pengganti. Hazel pasti juga memikirkan nama baik keluarga sehingga memilih untuk menuruti apa yang akan ia putuskan.

***

Hazel menyerahkan semua keputusan pada Ayahnya. Ia lebih memilih keluar dari rumah dan berdiri di dekat pohon yang ada di depan rumah calon mertuanya, tidak mau mendengar lagi pembicaraan keluarga terutama menatap tampang Linda yang terlihat hancur terus menatapnya dengan wajah memohon. Untungnya selama satu tahun ini ia menjalin hubungan dengan Linda, Hazel tidak merasakan sedikit pun Cinta. Ia terlalu sibuk dengan gunting bedah dan segala yang ada dalam rumah sakit sehingga tidak ada waktu sedikitpun untuk mencintai wanita itu. Ia hanya mengikuti alur saja,  diperkenalkan oleh adiknya tentang Linda dan mereka cukup cocok dalam obrolan selebihnya Hazel tidak terlalu peduli dengan apapun selain peduli pada pasiennya sendiri.

Hazel memperhatikan sekeliling, suasana sudah menjadi malam. Ketika ia sampai di sini matahari sore masih terlihat. Sekarang hanya menyisakan kegelapan dan sorotan lampu dari pekarangan rumah yang menyala. Sedangkan rumah ini berjarak cukup jauh dari beberapa rumah tetangga.

Tatapan Hazel kembali menoleh, tepatnya ke arah gerbang, saat suara kenalpot motor terdengar berhenti di sana. Hazel memperhatikan seorang wanita yang tengah turun dari motor tersebut, sepertinya dia menaiki ojeg karena di depan ada pria yang sedang menunggu wanita tersebut turun, setelah membuka helm lalu membawa tas, dan beberapa barang. Hazel masih menatap wanita itu yang cukup kesusahan berjalan.

Siapa dia?

Apa dia WO untuk pernikahan yang akan terjadi minggu nanti. Dia sedang menyurvei tempat yang akan dilakukan untuk akad? Karena untuk akad akan dilakukan di rumah ini sesuai kesepakatan awal dari kedua belah pihak.

Hazel yang tidak mau jika orang itu masuk ke dalam rumah dan mendengar semua pembicaraan buru-buru melangkah mendekat dan karena itu pula wanita tersebut kaget dengan ulah Hazel yang datang tiba-tiba di keadaan sunyi seperti ini.

Wanita itu menjerit dan hampir terjungkal jika saja tangan Hazel tidak sigap menahan pinggang wanita itu agar tidak terjatuh di atas tanah yang keras.

Deg

Sesaat tatapan mereka bertemu. Hazel terdiam menatap kedua bola mata coklat wanita ini yang sangat Indah. Jarang sekali ia melihat mata wanita yang sangat cantik seperti ini. Dan tatapan Hazel turun ke bibir yang meranum. Sialan! Kenapa dengan kinerja otaknya, kenapa matanya jadi sekurang ajar ini saat menatap wanita tersebut.

"Lila kamu sudah pulang?"

Lalu suara pak Rahmat mengakhiri tatapan Hazel. Lelaki itu buru-buru melepaskan tubuh wanita itu. Kemudian keningnya berkerut.

Lila?

Jadi wanita ini kakak Linda, wanita yang sebentar lagi akan ia nikahi?

Bersambung... 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Kategori
.Bound To You
Selanjutnya Bound To Yo - 3~4
10
1
Spoiler Dokter kenapa tidak menolak? Saya sangat tidak sebanding dengan apa yang telah Dokter Hazel miliki. Usia saya juga sudah termasuk perawan tua berbeda dengan usia Linda yang masih muda.Usia kamu hanya berbeda 7 tahun dari Linda, ucap Hazel dingin. Usia Lila 27 tahun yang ia dengar dari bapak mertuanya. Rasanya itu tidak masalah. Karena ia pun di sini tidak lah muda. Hazel sudah memasuki usia 32 tahun.Bukan hanya itu saja. Lila masih berusaha mencari cara agar Hezel berubah pikiran dan menolak menikah dengannya. Saya juga berpendidikan rendah, dan sebelumnya bekerja sebagai pembantu. Saya tidak mau membuat Anda malu jika harus menikahi wanita seperti saya. Kenapa Dokter tidak mencari pengganti yang sederajat dengan Anda saja?Namun Lila kaget dengan respons Hazel yang biasa saja. Lelaki itu malah berkata,Selagi kamu manusia dan berbeda jenis kelamin denganku. Itu tidak jadi masalah. Perbedaan kasta tidak membuat manusia harus menikah dengan binatang kan? Tetap saja manusia menikah dengan manusia.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan