Bound To Yo - 3~4

10
1
Deskripsi

Spoiler 

"Dokter kenapa tidak menolak? Saya sangat tidak sebanding dengan apa yang telah Dokter Hazel miliki. Usia saya juga sudah termasuk perawan tua berbeda dengan usia Linda yang masih muda."

"Usia kamu hanya berbeda 7 tahun dari Linda," ucap Hazel dingin. Usia Lila 27 tahun yang ia dengar dari bapak mertuanya. Rasanya itu tidak masalah. Karena ia pun di sini tidak lah muda. Hazel sudah memasuki usia 32 tahun.

"Bukan hanya itu saja." Lila masih berusaha mencari cara agar Hezel berubah pikiran...

Bab 3

"Lila kamu sudah pulang?"

Suara dari lelaki yang sangat dikenal Lila membuyarkan tatapannya. Lila buru-buru melepaskan pegangannya pada dada seorang lelaki yang entah datang dari mana tiba-tiba muncul dan mengagetkannya. Sehingga kini barang-barang Lila jatuh berserakan di tanah. Lila bergegas memungut tas dan beberapa barang bawaan menghampiri ayahnya yang tengah berdiri di depan rumah, ternyata ayahnya tidak sendiri di sana ada ibu juga Linda yang terlihat menatap tidak suka padanya. Lalu ia menemukan pula dua orang lagi sebaya dengan ayah ibunya tengah menatap ke, arah Lila.

Dan tunggu, Lila memperhatikan lagi keadaan Linda. Mata wanita itu terlihat sembab dan tatapannya masih sama terlihat sekali tidak senang akan kedatangannya. Kenapa Linda seperti itu? Apa dia tidak senang ia pulang ke rumah ini? Setelah hampir satu tahun ia tidak pulang.

"Iya Pak. Setelah Bapak nyuruh Lila pulang. Lila langsung berangkat dan pamit sama majikan Lila."

Pak Rahmat kemudian mengangguk. Dan membawa Lila masuk, pak Rahmat juga mempersilahkan keluarga Nasir untuk masuk kembali. Mereka akan membicarakan tentang pernikahan Lila dan Hazel mumpung anaknya sudah datang. Pak Rahmat sekalian mau memperkenalkan Lila, Putri pertamanya. Memang Lila tidak seperti Linda. Lila hanya gadis biasa lulusan rendah, namun untuk kecantikan mereka sama, cuman hanya berbeda Lila tidak pernah pakai makeup sedangkan Linda cukup mahir menggunakan makeup hingga Linda terlihat satu tingkat lebih cantik dari Lila.

"Jadi ini Lila calon pengantin untuk Hazel?"

Setelah sampai di ruang tamu. Kening Lila mengerut saat mendengar pertanyaan dari pria paruh baya yang tidak dikenal menyinggung soal namanya. Lila sama sekali tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi?

Calon pengantin? Bukankah dokter Hazel akan menikah dengan adiknya Linda?

Suara ayahnya lalu terdengar.

"Betul Tuan. Ini Lila. Dia memang wanita sederhana. Tidak seperti Linda yang berpendidikan tapi saya yakin Lila pasti akan menjadi istri yang baik untuk Hazel."

"Tunggu Pak. Bukankah dokter Hazel akan menikah dengan Linda. Kok malah saya yang akan jadi istri dokter Hazel?"

Pak Rahmat menghela napas saat mendengar protes dari mulut putrinya. Ia mulai mendekat ke arah Lila dan berbisik untuk Lila diam dan tidak ikut campur dalam pembicaraan. Lila hanya perlu patuh pada setiap keputusan yang sudah ayahnya buat.

Masih banyak sebenarnya yang ingin Lila tanyakan namun ia benar-benar tidak bisa membantah sang ayah. Ia hanya bisa diam sambil memperhatikan kedua keluarga yang tengah berbicara lalu tanpa sengaja tatapannya kini tertuju pada lelaki berkemeja putih itu. Melihat tampangnya yang rupawan, kulit putihnya yang bersinar. Dan satu hal lagi Lila terkejut saat ia fokus meneliti wajah pria di depannya kedua mata pria itu malah beralih menatapnya.

Sontak saja Lila buru-buru membuang tatapan. Ia mencoba tenang, tidak terlihat seperti orang yang sedang ketahuan mencuri pandang. Lelaki itu pasti masih memperhatikannya.

***

Lila menghembuskan napasnya kasar. Kini Lila tidak sanggup terus berada di dalam rumah dan mencoba berdiri di luar sambil menatap Bintang yang berkelip Indah di atas langit. Namun keindahan itu tidak sampai membuat hatinya senang. Lila tidak bisa bahagia saat tahu sebentar lagi ia akan menikah dan lebih buruk ia akan menikah dengan calon adik iparnya sendiri.

Pantas sedari tadi Linda menatapnya penuh ketidak sukaan. Jadi ini? Wanita itu pasti marah karena yang akan menikah dengan calon suaminya adalah kakaknya sendiri. Meskipun pernikahan ini terjadi karena kesalahan Linda yang malah mengandung anak orang lain jadi Lila yang menangguk resikonya harus rela menjadi pengantin pengganti di acara pernikahan tersebut.

Selama ini Lila sudah banyak mengalah.   Dari pendidikan sampai kasih sayang orang tuanya yang lebih besar untuk Linda. Sekarang apa dia juga harus mengalah mengorbankan dirinya untuk menutupi aib yang disebabkan adiknya.

Dan Lila tidak diberi kesempatan untuk menolak sedikit pun. Ayahnya selalu mengutamakan Linda dan tidak peduli terhadap perasaannya.

Dulu Ayah dan ibunya tidak seperti itu. Mereka menumpahkan kasih sayang pada Lila namun semenjak Linda hadir dalam perut ibunya dan terlahir ke dunia. Semua kasih sayang itu seolah musnah. Selalu Linda yang dibanggakan di utamakan. Dan mereka tidak peduli lagi dengan Lila. Ayahnya juga yang menyuruh Lila bekerja di usianya yang baru menginjak 16 tahun untuk membantu biaya sekolah Linda agar adiknya bisa menggapai cita-cita menjadi sarjana Kedokteran.

Ayahnya bahkan tidak mau bertanya cita-cita Lila apa? Apa Lila ingin melanjutkan sekolah? Beliau hanya meminta agar Lila mau membantunya dengan bekerja merantau ke kota sedangkan Lila tidak diberi pilihan untuk menolak.

Sama seperti sekarang. Lila harus mau menjadi istri Hazel. Lelaki yang bahkan tidak Lila kenal sama sekali.

***

"Kamu kaget dengan keputusan orang tua kita?"

Lagi-lagi Lila terlonjak saat Hazel tiba-tiba muncul dibelakang tubuhnya. Lila mulai beringsut menjauh lalu menunduk. Lelaki ini begitu luar biasa dia benar-benar cocok jika bersanding dengan adiknya. Sedangkan dengannya ia seperti remehan tepi jalan yang tak pernah layak bersanding dengan lelaki seperti ini.

Apa dokter Hazel tidak menolak usul untuk mengganti calon pengganti. Lelaki ini pasti kecewa atas pengkhianatan adiknya. Namun kenapa dokter Hazel tidak mencari wanita lain saja yang lebih sederajat dengannya.

Terlebih pernikahan itu bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Mereka adalah dua kepala yang berbeda harus disatukan dalam ikatan pernikahan.

"Dokter kenapa tidak menolak? Saya sangat tidak sebanding dengan apa yang telah Dokter Hazel miliki. Usia saya juga sudah termasuk perawan tua berbeda dengan usia Linda yang masih muda."

"Usia kamu hanya berbeda 7 tahun dari Linda," ucap Hazel dingin. Usia Lila 27 tahun yang ia dengar dari bapak mertuanya. Rasanya itu tidak masalah. Karena ia pun di sini tidak lah muda. Hazel sudah memasuki usia 32 tahun.

"Bukan hanya itu saja." Lila masih berusaha mencari cara agar Hezel berubah pikiran dan menolak menikah dengannya. "Saya juga berpendidikan rendah, dan sebelumnya bekerja sebagai pembantu. Saya tidak mau membuat Anda malu jika harus menikahi wanita seperti saya. Kenapa Dokter tidak mencari pengganti yang sederajat dengan Anda saja?"

Namun Lila kaget dengan respons Hazel yang biasa saja. Lelaki itu malah berkata,

"Selagi kamu manusia dan berbeda jenis kelamin denganku. Itu tidak jadi masalah. Perbedaan kasta tidak membuat manusia harus menikah dengan binatang kan? Tetap saja manusia menikah dengan manusia."

Dan berikutnya Lila hanya bisa melongo menatap calon suaminya yang sangat dingin seperti bongkahan es. Dengan sesantai itu dia menanggapi prihal masalah ini. Dan tidak sedikit pun marah terhadap kejadian yang menimpa percintaannya dengan Linda.

Sedangkan Lila pusing sendiri memikirkan nasibnya yang harus menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai.

Bab 4

Hari pernikahan mulai semakin dekat. Lila diharuskan mencoba rancangan kebaya pengantin yang baru karena ukuran kebaya sebelumnya tidak sama dengan bentuk tubuh Lila yang mungil sedangkan bentuk tubuh Linda tinggi semampai hingga membuat kebaya itu terlalu panjang jika dipakai oleh Lila.

Akhirnya mau tidak mau designer yang mengerjakan baju pengantin tersebut mendapatkan tugas untuk membuat kebaya baru juga baju adat yang dipakai Hazel selama kurang dari 3 hari.

Karena bayaran yang sepadan juga kerja keras yang luar biasa kini kebaya tersebut sudah siap.

Lila menatap dirinya di depan cermin besar. Kebaya berwana putih menjuntai yang sangat cantik ini melekat sempurna di tubuh Lila.

Bagaikan mimpi di siang bolong. Lila masih tidak menyangka akan secepat ini ia menikah. Bahkan ia tidak berpikir ayahnya menyuruh pulang untuk menggantikan posisi Linda. Karena awalnya ia tahu jika pernikahan itu untuk adiknya. Lila sudah rela dilangkahi Linda dan siap dengan banyak cibiran yang akan ia dapatkan. Sekarang malah ia yang harus menikah dengan pria dingin seperti dokter Hazel. Dan menerima konsekuensi Linda yang membentangkan bendera permusuhan padanya karena masalah ini. Padahal Lila sama sekali tidak berniat merebut Hazel dari Linda. Bukan kah wanita itu sendiri yang menghancurkan impian pernikahannya. Bukan Lila.

"Kamu suka bajunya?"

Pertanyaan dari Nyonya Yasmin calon ibu mertuanya.

Nyonya Yasmin sedari tadi menemani ia  fitting baju pengantin karena Hazel tidak bisa datang. Lelaki itu sedang sibuk.

Sebagai orang yang baru mengenal. Nyonya Yasmin nyatanya sangat supel dan ramah. Lila bahkan tidak percaya Nyonya Yasmin yang notebenya adalah orang kaya sedangkan dirinya hanyalah gadis biasa bisa menerimanya sebagai menantu. Di saat perjalanan pun Lila terus mendengar ibu mertuanya berceloteh panjang menceritakan sikap menyebalkan Hazel yang benar-benar cuek. Lila hanya bisa mendengarkan sambil tersenyum di samping tubuh wanita itu.

Kini Nyonya Yasmin tengah memperhatikan dirinya yang sedang memakai kebaya. Lila buru-buru mengangguk.

"Saya sangat suka kebaya ini Nyonya."

"Hush jangan panggil Nyonya. Sebentar lagi kamu akan jadi istri Hazel. Panggil aku Mama."

"Tapi..." Lila merasa canggung.

"Tidak apa-apa. Coba mulai dari sekarang nanti juga akan terbiasa."

Yang dikatakan Nyonya Yasmin benar. Lila mulai mencoba memanggil apa yang diinginkan wanita itu.

"Baik Mama."

Kemudian Yasmin menampilkan senyuman kecil. Aneh wanita paruh baya itu malah lebih menyukai Lila dari pada Linda.

Kesederhanaan yang ada dalam diri Lila membuat Yasmin kagum. Ia bahkan mendengar jika selama ini Lila berjuang untuk membiayai sekolah Linda. Gadis ini benar-benar berbeda. Dan ia yakin Hazel juga pasti merasakan hal yang sama.

Nyonya Yasmin terlihat menatap arloji di tangannya. Ah ia lupa harus ke tempat temannya dulu.

"Oh iya Mama pulang duluan ya. Nanti kamu pulang dijemput sama Hazel. Bentar lagi dia selesai dengan pekerjaannya, tadi Mama sudah kirim pesan untuk mengantar kamu pulang."

"Tidak usah Ma. Lila bisa pulang sendiri. Dokter Hazel pasti lelah sudah bekerja."

"Jangan, nanti bahaya calon pengantin pulang sendirian. Apalagi rumah kamu lumayan jauh dari kota. Pokoknya nanti Hazel akan ke sini. Dan kalian harus pulang bersama dengan selamat."

Lila tidak bisa berbuat apa-apa saat ibu mertuanya memaksa seperti ini. Padahal saat ini Lila sedang tidak mau bertemu dengan pria dingin itu. Lila bisa pulang sendiri. Tapi jika ia tidak patuh, Nyonya Yasmin pasti akan marah dan menjulukinya menantu yang paling tak bisa diatur. Lila menggeleng. Ia tidak boleh membuat kacau dan mengecewakan Nyonya Yasmin. Lila akan mencoba untuk ikuti alur yang sudah mereka persiapkan saja. Menunggu Hazel untuk menjemputnya pulang.

***

Di dalam mobil terasa sunyi. Lila beberapa kali melirik ke arah samping tubuhnya yang terdapat Hazel tengah menyetir dengan hati-hati. Sepertinya lelaki itu tidak sempat ganti baju. Lila masih bisa melihat tubuh sempurna Hazel terbalut jas putih khas seorang dokter. Dan ternyata itu terlihat berkali-kali lipat lebih tampan di banding saat pria itu memakai baju biasa.

Lila menundukkan pandangannya. Meremas jemari yang ada di pangkuan. Tidak. Lila tidak boleh menatap dokter Hazel seperti itu. Mereka menikah karena terpaksa. Dokter Hazel pasti masih mencintai adiknya. Dan Linda juga sama karena wanita itu yang bilang sendiri jika bukan karena kesalahan hamil ia pasti yang akan menikah dengan Hazel bukan Lila.

Dan itu seharusnya menjadi teguran agar Lila tidak terjatuh pada pesona pria tampan di sampingnya ini.

"Kamu sudah mencoba kebayanya?"

Lila terlonjak dari lamunan saat suara Hazel terdengar menegurnya. Lila refleks menatap Hazel yang kini sama tengah menatapnya. Dan karena itu pula Lila mulai menelan salivanya gugup.

"S-sudah."

"Kamu menyukainya?"

"Iya, kebayanya sangat cantik. Saya sangat suka."

"Bagus. Karena Mama yang memilih design tersebut katanya cocok untukmu."

Anggukan Lila terlihat. "Iya."

Kini berganti Hazel yang mencuri pandang ke arah Lila yang terdiam sambil menundukan kepalanya. Sebenarnya sedari tadi Hazel ingin menanyakan apa saja pada wanita ini. Toh sebentar lagi Lila akan menjadi istrinya. Sudah sepantasnya mereka bisa saling mengenal lebih jauh. Namun mulutnya yang kaku tidak bisa memuntahkan basa basi yang pas. Hingga Hazel memilih diam. Sampai tidak terasa mobilnya sudah berhenti tepat di depan gerbang rumah milik orang tua Lila.

"Dokter tidak mampir dulu?" tanya Lila saat Hazel membukakan pintu mobil untuknya. Hazel terlihat menggeleng.

"Tidak. Aku harus kembali ke rumah sakit. Jam 5 sore aku ada jadwal operasi."

Lila mengangguk mengerti. "Baik. Kalau begitu hati-hati di jalan Dokter."

Lama Lila menunggu Hazel pergi dari depan rumahnya namun lelaki itu masih terdiam menatap wajah Lila.

"Dokter?"

"Berikan ponselmu."

Kening Lila mengerut. "Maksudnya?"

"Berikan ponselmu dulu."

Lila yang masih tidak mengerti namun tetap mengambil ponsel yang ada dalam tas selempangnya terlihat begitu lucu di dalam penglihatan Hazel.

Wanita itu mulai menyerahkan ponsel tersebut kemudian diambil alih oleh Hazel. Lelaki itu tengah mengetikkan beberapa nomor di ponsel Lila detik berikutnya terdengar suara dering ponsel milik pria itu yang menandakan Hazel tengah meminta nomor ponsel Lila.

Hazel kemudian menutup panggilan, mengembalikan ponsel ke arah Lila.

"Aku akan menelponmu selepas pulang kerja."

Setelah mengatakan itu. Hazel kembali masuk ke dalam mobil meninggalkan Lila yang masih terdiam kaku di tempatnya.

Tersadar jika ia sudah terlalu lama berdiri di sini. Lila memutuskan masuk ke dalam rumah namun sebelum kakinya mencapai pintu tubuhnya lebih dulu dihadang Linda yang tengah menatap Lila penuh dengan rasa kebencian.

"Kita perlu bicara."

Bersambung... 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Kategori
.Bound To You
Selanjutnya Bound To You - 5~6
9
1
Spoiler Aku tidak akan pernah melepas Mas Hazel sampai kapanpun. Namun aku mohon pada Kakak. Seperti dulu apapun yang aku mau kakak berikan untukku. Dan ketika sudah saatnya aku mengambil mas Hazel aku mau kakak melepaskannya dengan mudah. Pernikahanku dan mas Hazel batal karena kesalahan. Setelah bayi ini lahir aku akan bercerai dan kembali dengan Mas Hazel untuk memperbaiki kesalahan yang sudah kuperbuat.Aku mengerti posisimu Linda. Tapi Bukan Aku tidak mau membantu hanya saja Tuan Nasir sudah bilang padaku agar tidak memainkan pernikahan dengan dokter Hazel. Beliau pasti akan kecewa jika perceraian menjadi akhir pernikahan kami.Jawaban Lila malah membuat Linda tersulut. Wanita itu jadi salah paham menangkap ucapan yang terlontar dari mulutnya.Oh jadi kakak tidak mau melepaskan Mas Hazel untukku. Apa Kakak sengaja memanfaatkan situasi ini untuk merebut Mas Hazel? Jika bukan karena aku dijebak Bima kakak tetap hanyalah seorang pembantu bukan calon istri seorang dokter seperti sekarang seharusnya kakak tahu diri bahwa yang kakak miliki itu hasil dari merebut kebahagiaanku. Seharusnya kakak malu!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan