Liburan
Pagi yang indah terdengar suara riuh burung-burung berkicau, Shelomitha dan anak-anaknya berjalan di persawahan juga melihat pemandangan yang hijau dan juga sejuk. selesai jalan-jalan mereka berlalu pulang dan Kakaknya sudah berada pulang dari kota Madiun. Ia memeluk Mitha. Kakaknya sangatlah rindu dengan adik semata wayangnya.
"Ko tambah cantik saja sih, Adik Mas?"
"Mulai menggoda." Shelomitha mencubit pipi Pramono.
"Gimana kabar kamu? Mas sampai rindu sudah lama kita tak bertemu."
"Alhamdulillah...
Bismillah Kulepaskan Suamiku
1
0
4
Berlanjut
Shelomitha harus menelan rasa pahit karena perselingkuhan Suaminya Bramantyo dengan adik tirinya Siska. Berhasilkah Shelomitha menjalani hari-harinya bersama kedua anaknya dan menjalani kisah selanjutnya? Bagaimana dengan kisah cintanya setelah ia menjanda? Temukan jawabannya disini ya kak.
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Selanjutnya
Bab 15-20
0
0
Putusan pengadilan
Bisakah Siska berubah, di dalam hidupnya hanya ada ambisi dan dendam, keluarga Ayah Farhan selalu menyayanginnya hanya dengan sekali hasutan sang Paman, Siska berubah jadi wanita yang kejam. Siska tidak pernah menyadari bahwa hidupnya dipenuhi dengan ambisi.Kalaupun Shelomitha harus terpuruk karena kehancuran rumah tangganya.
Shelomitha tidak lupa bahwa semua sudah camput tangan dengan takdirnya. Tantangan hidup setiap orang pasti ada, Shelomitha harus taklukkan dan menjadi pemenang. Kemenangan bukti perjuangan, karena makin gigih berjuang, makin terbuka pintu kebahagiaan.Nama Bramantiyo dan Shelomitha dipanggil di dalam ruang pengadilan. Mereka dan juga saksi masuk dalam ruangan. Sesaat Shelomita membeku tangannya sedingin es, gugup tak beraturan keringat dingin membasahi tubuhnya. Sungguh tak ada sejakipun dalam benaknya akan duduk dikursi dihadapan para hakim di pengadilan.Shelomitha mencoba untuk tegar, agar ia tak gugup. Shelomitha pasti bisa jalani proses ini dengan hati yang tenang.
Bramantyo duduk disamping Shelomitha. Tuhuannya adalah agar Shelomitha terbebas dari ancaman Siska. Semoga Shelomitha dan anak-anaknya nanti akan baik-baik saja. Sesal ya jelas menyesal karena Bramantyo telah menodai rumah tangganya.Sidang perceraian dimulai, para saksi dihadirkan, semua telah dimintai keterangan dengan benar, sang Hakim bertanya tidak adakah jalan mediasi yang bisa membuat mereka berdua bisa rujuk?, Bramantyo mengatakan jika keputusannya sudah bulat, pengadilan mengetuk palu, gugatan dimenangkan oleh Shelomitha dan puhak asuh kedua anaknya adalah Shelomitha.'Alhamdulillah, jika ini memnag takdirku aku iklas Ya Robb.'Setiap helai rintangan, dengan cinta dan ketulusan, Shelomitha selalu tegar menjalani dan membina rumah tangganya dengan baik, namun takdir berkata lain. Hingga akhirnya berakhir di pengadilan agama. Yang mengatakan bahwa dirinya sekarang menyandang setatus janda.Shelomitha melangkah keluar ditemani sang Mama juga Arya.Tha, bagaimana perasaanmu? tanya sang Mama sambil memegang tangan Mitha di kursi pengadilan.Mitha kuat, Ma insyaAlloh, Mitha yakin inilah yang terbaik, jawabnya seraya menggenggam erat tangan Mama Wulan.Tetaplah menjadi, wanita yang dulu, yang selalu sayang sama, Mama. Jangan sungkan kalau butuh sesuatu datang dan temui, Mama.Shelomitha mengangguk. Iya, Ma.Mbak jangan lupakan kami, kami akan selalu ada buat, Mbak juga akak-anak, ucap Arya sedih.Iya, Mbak ngak akan lupakan kebaikan kalian selama ini, Mbak banyak berhutang budi sama kalian.Saat meereka asyik ngobrol di kursi pengadilan Siska datang dan menyapa mereka dengan sikapnya yang sombong membuat Shelomitha dan yang lain harus kuat menghadapinya.Jangan bersedih mantan istri, bukankah kau harusnya senang sudah jadi janda Ejek Siska dengan nada tinggi.Dasar ngak punya hati. Arya menjawab.Jangan ikut campur adik iparku, kau tidak boleh bicara kasar padaku. Bukankah sebentar lagi kamu akan menjadi adik iparku, menggantikan Mitha.Kau sudah menipu dan tertipu oleh dirinya sendiri, bertobatlah, sebelum semuanya terlambat.Tak dihiraukan perkataan Arya, Siska hanya inginkan kehihupan Shelomitha hancur.Siska tertawa keras. Emm, selamat Mitha untuk gelarmu sebagai janda. Ejeknya lagi lantang seperti mau menyerang.Lebih baik aku menjadi janda dari pada hidup sebagai bayang-bayang pelakor. Apa untungnya jadi pelakor jika dibutuhkan saja dicari, selebihnya tidak pernah akan mendapatkan cinta yang tulus, jika orang yang cerdas pasti tahu perkataanku. Tapi ingatlah status jandaku lebih terhormat dari statusmu yang jadi pelakor.Mana ada status janda terhormat! Huuuu jangan bermimpi.Percuma ngomong sama dedemit, ayo Ma, Mbak Mitha kita pergi, lama-lama bisa ketularan gila kalau deket perempuan ini.Biarain suka-suka aku dong.Arya tak bisa berkata apa-apa lagi, kok bisa ada perempuan yang seperti itu menyakiti saudaranya sendiri.-Berapa bulan kemudian selesai masa idahnya, setelah proses perceraiannya Shelomitha kembali aktif dibutik mikiknya, usahanya semakin hari semakin meningkat. Shelomitha terlihat senang dan bahagia, setelah perceraianya ia bisa bekerja sambil menunggu anak-anaknya belajar, sesekali Mama Wulan juga Arya sering berkunjung ke rumah Shelomitha.Perut Siska pun sudah membesar sebentar lagi mungkin proses melahirkan, mereka menikah secara siri. Semua keluarga tak hadir, hanya Mang Usep yang menemani Bramantyo di pernikahan sirinya.Shelomitha sudah tahu kabar mereka telah menikah dari Arya. Saat Shelomitha menyelesaikan tugasnya dibutik ada satu pesan dari sahabat karibnya dulu.[Hay, Mitha apa kabar? Makan siang yuk, bisa ketemuan di kafe clasik][Boleh, Dokter Ammar ditunggu otw][Ok, hati-hati dijalan]Shelomitha melangkah keluar, diantar mang Kardi menuju kafe clasik, mobil melaju dengan kecepatan pelan. Kali ini perjalanan agak macet membuat Shelomitha harus ekstra sabar menunggu, hingga akirnya samapilah dikafe clasic. Shelomitha turun dari mobil dan masuk ke dalam kafe dima ia dan Dokter Amar janjian.Shelomitha mengedarkan pandangan diarea kafe tersebut, matanya pun tak kunjung melihat sosok Amar dimana. Setelah ia tahu ada lambaian tangan yang bertanda memanggilnya. Celana jeans, kemeja biru navi rambut rapi membuat Dokter Ammar terlihat mumukau, badanya yang tinggi hidung yang mancung membuat dirinya dulu digandrungi sama wanita sejak masih sekolah.Mitha, apa kabar? sahabat terbaik juga wanita tercantik? dulu tapi, kalau sekarang ya masih oke lah, ucap Amar menggodanya sambil menyodorkan juz alpokat kesukaan sahabatnya itu.Dih apaan sih, Mar! Ngak berubah dari dulu, selalu begitu. Shelomitha mengambil juz alpokat kesukaanya lalu meminumnya.Mau pesan apa?Apa saja deh.Ok. Amar masih mentap Shelomitha kagum.Anak kamu berapa? tnya Amar pada Shelomitha.Dua. Kamu?Satu.Oh.Suami kamu yang dirawat kemarin kan?sekarang kerja apa kemana? tanya Ammar penasaran.Itu adik ipar aku, Mar. Kalau aku sekarang janda. Suamiku selingkuh sama Siska.Hah serius Siska adik kamu itu? Gimana ceritanya?Akhirnya Shelomitha menjelaskan semuanya, dan Amar faham. Amarpun menceritakan kalau dirinya seorang duda, istrinya meninggal saat melahirkan putri cantiknya Zahra.Nasib kita tak beda jauh, Tha.Amar menghela napas panjangnya, ia sungguh tak tega melihat sahabatnya dihianati.Ya, mungkin memang sudah takdirku, Mar! Mau bagaimana lagi yang penting aku akan lebih hati-hati kedepannya."Ya bagus itu, karena hidup harus tetap berjalan.Terus anak kamu sama siapa, Mar?Anakku diasuh sama Mamaku, aku kadang kesana dua hari sekali,Oh begitu.Shelomitha hanya bisa menggangguk kisah perjalanan cinta sahabatnya Amar pun terpisah karena maut, sedangkan dirinya terpisah karena perselingkuhan.Ok, maaf aku harus ke rumah sakit, Tha.Iya tak apa-apa.Amar mengajak Shelomitha pulang, karena jadwal Amar ke rumah sakit ada jadwal operasi yang harus ia tangani.Shelomitha pun bergegas pulang menuju rumahnya.Bunda baru pulang? tanya Raka dan Rania, sambil memeluknya.Iya sayang, Mama baru pulang, sudah pada makan belum?Sudah, Bunda sama, Mbok Darmi. Ok. Kalau begitu, Bunda beres- eres dulu ya?Iya, Bunda.Shelomitha masuk ke kamar mandi lalu mengguyur tubuh dengan air dari shower merasakan segar di seluruh tubuh. Selesai ia mematikan shower memakai handuk berjalan keluar kamar. Selesai memakai piyama kubaringkan tubuhnya diatas ranjang.Menarik napas dan menatap langit-langit kamar, menekan kedua mata dengan jari-jari, mencegah agar air mata tak keluar karena bersedih. Sesaat pintu kamar diketuk.Tok ... tokMasuk saja.Bunda besuk ada lomba acara disekolah, kata, Bu Guru lomba berdua sama Papa.DegShelomitha menelan kudah yang begitu pahit.Harus sama, Papa ya? Ndak boleh diwakilin sayang? tanya Shelomitha cemas menanti jawaban Raka.Raka ngak tau, Bunda, tapi kata, Bu Guru kalau ayahnya sudah tidak ada boleh sama Paman, Bunda."Coba kamu telepon Papa, Bram. Siapa tahu bisa?Iya deh. Bunda.Sesaat wajah yang tadinya ceria berubah menjadi murung. Itu artinya Bramantyo tak bisa hadir.Papa ngak bisa ya.Raka menggeleng pelan.Shelomitha menarik napas panjang.Kalau begitu nanti sama, Om Arya saja ya sayang, mau? Rayu Shelomitha berkeringat dingin sekujur tubuhnya.Gimana baiknya, Bunda.Inilah yang ditakutkan Shelomitha selama ini, peran Ayah sangatlah penting. Mungkin perlombaan ini hanya sekedar lomba biasa tapi memiliki peran besar bagi anak sekecil Raka, ini sangat berarti untuk Raka, Shelomitha meraih ponsel miliknya dan menulis di aplikasi hijau untuk adik iparnya.[Arya, maaf, Mbak mengganggu bisa minta tolong ngak?]SendRead sedang mengetik......[Oh, ada apa, Mbak?][Tolong, besuk Raka di sekolah ada kegiatan lomba tapi harus berdua sama Papanya? Gimana Arya Mbak sedih mendengarnya, sedangkan Mas Bram tak bisa hadir. Apa Arya bersedia bantuin Raka?][Gimana ya, Arya, lagi ada di Bali. Mbak pertandingan terakir nanti malam jam 19:30 malam. InsyaAlloh aku usahain Mbak.][Tapi bisa kan?][Iya, nudah-mudahan Mbak. Arya usahain, nanti tunggu di sekolahnnya Raka saja aku nyusul kesana.][Makasih, Arya, semoga jadi juara lagi ya? Semangattttt][Aamiin, ya Mbak sama-sama]Shelomitha menutup layar ponselnya, tanpa ia sadari ada setetes air mata yang mengalir. Shelomitha berharap bisa mengendalikan perasaannya agar tak teringat Bramantyo. Shelomitha merebahkan tubuh di atas ranjang ia menatap lekat langit-langit kamar yang bercat putih itu.Gelisah menghantuinya, jika Arya besok tidak bisa hadir bagaimana caranya menghadapi sikap mental anaknya Raka. Anak sekecil itu jadi korban dari perceraian kedua orang tuanya. Shelomitha hanya takut kondisi sikis anaknya jika sampai Arya tidak bisa datang.Sedangkan Ayah kandungnya tak bisa sedikit saja memberikan waktunya untuk anaknya. Shelomitha berharap jika hati Raka tidak terluka.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan