
Deskripsi
Rambut ikal Rissa berantakan tapi justru membuat wajah oval itu menjadi begitu seksi. Ditambah mata besar Rissa yang dinaungi bulu mata lentik, bibir yang selalu bicara penuh emosi itu pun nampak provokatif. Belum lagi cahaya remang-remang dari lampu teras disertai bayangan panjang pepohonan dibelakang Rissa.
Sialan, kalau bisa, Regent ingin menahan laju aliran darahnya yang saat ini meluncur deras ke satu titik hingga menegang menyakitkan.
“Pulang sana!” Rissa mengusir sang CEO dengan semena-mena.
_____
Dibalik Dinding Kubikel
800
602
55
Selesai
Bagi Marissa, dia bukan Regent. Regent itu kurus ceking dan pernah ia bentak-bentak sampai ngompol karena memberikan contekan yang salah. sedangkan pria di hadapannya ini tinggi menjulang, tubuhnya besar penuh otot tapa lemak, membuatnya tampak kuat, sehat, padat berisi. tidak mungkin tinggiku hanya sebahu Regent. Tanpa sadar Marissa menggigit bibirnya. Aku dulu lebih tinggi dari dia, pikirnya marah.Bagi Regent, Marissa memang tak berubah sedikit pun. Tetap galak, kasar dan mengira dia bisa mengintimidasi seluruh dunia. Bisa-bisanya aku tadi menganggap dia cantik, pikir Reggent. Gadis itu pasti operasi plastik atau sedot lemak!Tiada kata akur dalam kedua benak insan itu. Sampai mereka bertemu lagi di saat keduanya bukan lagi kanak-kanak. Dalam satu perusahaan. Dalam satu peristiwa mengerikan di kantor mereka. Akankah pertengkaran dan persaingan berubah menjadi cinta?
1,503 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Dibalik Dinding Kubikel Episode 32
11
11
“Sialan!” desis Regent setelah ia sendirian di ruang kerjanya. “Kenapa semalam aku bisa melakukan hal itu pada si buntal?” ia menghembuskan napas kesal. “Damn it! Fix ada yang konslet di otakku. Sekarang malah aku yang nggak bisa berhenti mikirin cewek galak itu.” Regent kembali memutar-mutar pulpennya, tetap penuh emosi. _____
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan