The Mask

242
9
Deskripsi

21+ , Explicit Content. Please Be Wise ♡

Cerita ini pernah aku tulis di tahun 2020 di Wattpad dan ku re-publish di sini. Selamat membaca, mohon maaf jika penulisan masih belum enak di baca hehe :)

Suara dentuman musik terdengar memekakkan telinga. Laser Light menyorot acak setiap wajah pengunjung yang menari liar di lantai dansa. Hiruk pikuk suara musik bercampur dengan tawa dan teriakan seolah hanyut dalam suasana. Ini adalah malam yang panjang.

Di sudut club yang ramai itu, seorang pria tampak duduk termenung menatap nanar lantai dansa tanpa ada keinginan untuk turun dan ikut menggila di sana. Beberapa jalang berpindah ke pangkuannya, mencoba untuk menggoda pria tampan yang mempunyai rahang tegas itu. Namun, sepertinya usaha mereka semua sia-sia. Pria itu lebih memilih mengacuhkan mereka dan menikmati segelas whiskey yang berada dalam genggamannya.

Itu lebih nikmat.

Pria berahang tegas dengan pandangan mata tajam itu terus menyesap whiskey miliknya. Pandangannya terus menatap lantai dansa seolah tengah mencari sesuatu di sana. Ia sama sekali tak menghiraukan para jalang yang terus berganti di pangkuannya. Mungkin jalang-jalang yang akhirnya pergi itu lelah menggodanya karena tak mendapat tanggapan apapun dari sang pria.

Hingga akhirnya pria itu menarik sebelah sudut bibirnya ke atas kala kedua manik matanya menangkap presensi seorang gadis yang tengah meliuk liukkan tubuhnya dengan seorang pria di lantai dansa.

"Hi baby.."

Pria itu meneguk whiskey miliknya hingga tandas tak bersisa. Sekejap berikutnya ia berdiri. Membuat sorang jalang yang duduk di pangkuannya hampir saja terjatuh. Namun ia tak peduli, perlahan ia mulai melangkahkan kakinya menuju gadis yang menjadi incarannya.

Sesampainya di depan sang gadis, pria itu segera menarik sang gadis, menjauhkan gadis incarannya dari pria asing yang menjadi pasangannya di lantai dansa. Dengan tak peduli --karena sang gadis terkejut--, pria berahang tegas itu meraup bibir penuh dan melumatnya dengan panas dan dalam.

Gadis itu terkejut tentu saja. Dengan cepat ia melepaskan pagutan pria asing di depannya ini dan menjauhkan tubuh mereka. Tapi sial! Cengkraman pria ini begitu kuat pada tubuhnya.

"Hei! Siapa kau brengsek!" Gadis itu berteriak tepat di wajah pria yang ada di depannya saat ini. Kilatan amarah terpancar jelas dari kedua mata bulat sang gadis.

Namun bukannya menjauh, sang pria justru menarik tubuh sang gadis untuk merapat pada tubuhnya. Ia juga menempelkan dahinya pada dahi sang gadis.

"Kau benar-benar cantik.." ucap sang pria tanpa mengendurkan tatapannya sama sekali.

"Siapa kau?! Lepaskan!" Gadis itu memberontak namun justru itu membuat sang pria semakin mengeratkan rengkuhannya.

"Jangan bertingkah menggemaskan. Itu membuatku semakin ingin memakan mu sekarang juga."

Sang gadis mendelik. "M-mwo?"

Pria berahang tegas itu lantas mendekap sang gadis. Menenggelamkan kepalanya di perpotongan leher gadis dan menghirup aroma segar yang membuat candu itu dalam-dalam. Endusan pria itu semakin menjadi dan kini berada tepat di telinga sang gadis. Membuat gadis itu memejamkan matanya tanpa sadar.

"Kau sangat-sangat cantik nona Lalisa.. ah salah.." pria itu menggantungkan ucapannya. Ia semakin mendekatkan bibirnya pada telinga gadis yang bernama Lisa itu dan dengan jahil memberi sapuan di sana sebelum akhirnya ia kembali bersuara.
"Atau seharusnya aku harus memanggilmu Blood Buster?"

Mendengar ucapan pria asing yang hampir saja membuatnya terlena itu, seketika membuat Lisa terbelalak. Dengan cepat ia menoleh dan mendapati sang pria justru menyeringai di depannya.

"Jangan terkejut. Aku tau kau adalah Blood Buster nona Lalisa. Julukan yang selalu di gaungkan untukmu. Blood Buster, sang pengendara darah di balik topeng merahnya. Bukankah aku hebat mengetahui fakta itu semua?" Pria itu menjelaskan panjang lebar. Seringainya semakin lebar saat dengan jelas ia menangkap keterkejutan gadis di depannya ini.

"Siapa kau?" Hanya itu yang keluar dari belah bibir Lisa. Rahasia besar yang selama ini ia sembunyikan dengan rapi, mengapa pria asing di depannya dapat mengetahui semuanya?
 
Sang pria terkekeh. Ia kembali memajukan kepalanya dan melumat singkat bibir Lisa. Sedangkan Lisa hanya diam, rasa terkejut dan penasaran lebih dominan menguasai kepalanya.

"Key. Panggil aku Key."

"Key?"

"Ya, karena mulai hari ini aku adalah kunci mu nona Lalisa. Aku memegang semua kartu mu. Dan aku bisa saja membuka semuanya kapan pun aku mau.."

Lisa mendengus kasar. Semua ucapan pria di hadapannya ini memang benar. Lisa memejamkan matanya sejenak. Sekarang bukan saatnya memikirkan darimana pria itu mengetahui semuanya. Yang Lisa butuhkan hanyalah membungkam pria di hadapannya ini dan menjaga rahasia besarnya tidak terbongkar.
"Apa yang kau inginkan?" Ucap Lisa akhirnya.

Sang pria terdiam. Suara musik di lantai dansa sangat memekakkan. Setelah menoleh sebentar, pria asing itu lantas membawa Lalisa ke salah satu sudut yang ada di Club itu. Dan di bawah lampu temaram yang terkesan gelap, pria itu mengunci tubuh Lalisa di dinding. Sekali lagi pria itu melumat bibir Lalisa dan kali ini Lisa menyambutnya dengan baik. Ia terlena, pria asing di depannya ini adalah seorang good kisser.

"Aku ingin bertaruh dengan mu nona Lalisa." Ucap sang pria dengan suara beratnya begitu pagutan mereka terlepas.

"Taruhan?" Lisa berbicara tanpa menurunkan kedua tangannya yang masih berada di tengkuk sang pria.

"Ya, mari kita bertanding. Jika aku kalah, aku akan benar-benar pergi darimu. Dan aku jamin rahasiamu aman."

Lisa menyunggingkan senyum miringnya. Gadis itu menarik kepala sang pria untuk mendekat pada wajahnya.
"Jika kau yang menang? Apa kau akan membongkar semua rahasiaku tuan?"

"Tidak. Aku sama sekali tak tertarik untuk membongkar rahasiamu. Namun.." sang pria menghela nafas sekejap. "Jika aku menang, berikan tubuhmu dan jadi milikku semalam."

Lisa mengernyit. "Kau.. menginginkan tubuhku?"

"Ya, telah lama aku mengincarmu. Awalnya aku penasaran siapa dirimu. Ternyata kau adalah Blood Buster yang sangat terkenal itu. Dan aku ingin seorang Blood Buster mengerang di bawahku.."

Lisa terkikik. Kemarahan yang melanda dirinya kini menguar entah kemana.
"Tentukan waktunya Mr. Key. Mari bertanding.."

"Besok malam. Kita bertemu di xxx.." Jawab sang pria.

"Baiklah tunggu aku di sana."

Setelah mengecup singkat bibir Lisa, sang pria berbalik dan berlalu. Meninggalkan Lisa yang menatap punggungnya hingga menghilang. Namun pria itu sama sekali tak menyadari jika sesuatu telah hilang dari dirinya.

Lisa menatap barisan nama yang tertera di kartu identitas sang pria yang kini berada di genggamannya. Gadis itu mengambilnya dengan sangat cepat dan tentu saja tanpa di sadari oleh sang pria.

Lalisa tersenyum. Lebih tepatnya gadis itu menyunggingkan smirk di wajah cantiknya.

"You wanna play? Okay! Let's play with me.. Jeon Jungkook."

•••

Malam ini udara cukup hangat. Dan di tengah udara hangat ini, Lalisa melajukan Bugatti Divo kesayangannya dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan kota Seoul menuju tempat yang di janjikan semalam.

Tak lama, Lisa telah sampai dan ia mendapati seorang pria tengah bersender di sebuah mobil miliknya. Mobil yang tak kalah mewah dari milik Lalisa.

Lisa menghentikan mobil miliknya. Mematikan mesin dan lantas keluar dari mobilnya. Perlahan ia mulai melangkah mendekati pria yang akan bertaruh dengannya itu.

Jungkook menegapkan tubuhnya. Mengangkat sebelah tangannya ke atas. Lisa tersenyum. Gadis itu menggunakan topeng merah yang memang ciri khasnya.

Gadis cantik bernama Lisa itu memang seorang pembalap yang bersembunyi di balik topeng merahnya. Ia selalu berhasil mengalahkan semua lawan-lawannya. Oleh sebab itu nama blood Buster kini melekat padanya. Itu semua di sebabkan oleh topeng merah yang selalu ia kenakan.

Melihat Lisa dengan topeng merahnya, gelanyar aneh memenuhi diri Jungkook. Darahnya berdesir hebat, namun ia dapat mengendalikan dirinya sendiri. Bagaimanapun ia tak boleh terlihat lemah di depan wanita yang kini ada di hadapannya.

"Wah.. kau benar-benar menjadi Blood Buster malam ini nona? Aku merasa tersanjung.." ucap Jungkook seraya membuang rokok yang ia hisap dan menginjaknya.

Mendengar ucapan Jungkook, Lisa terkekeh ringan. "Bukankah ini yang kau inginkan Mr. Key?"

Jungkook mengangguk. "Baiklah, bisa kita mulai sekarang?"

Lisa kembali tersenyum remeh. "Sepertinya kau terlalu terburu buru tuan."

Kini Jungkook terkekeh. Pria itu memajukan langkahnya dan berdiri tepat di hadapan Lisa. Sebelah tangan Jungkook terulur, mengusap lembut pipi gembil Lisa menggunakan punggung jari telunjuknya.
"Kau ingin berbincang dengan ku? Kita bisa melakukannya di atas ranjang nona.. asal kau tau, satu malam itu sangat singkat dan aku tak ingin melewatkannya sia-sia."

Gelanyar aneh menjalar dengan cepat di tubuh Lisa. Suara berat Jungkook sangat memikat hasratnya. Ya, dia sadar jika ia telah jatuh dalam pesona misterius seorang Jeon Jungkook.

"Okay, you want me huh? Let's see.."

Setelah berucap demikian, Lisa segera berbalik dan melangkah menuju mobilnya. Menghidupkan mesin tanda siap untuk bertanding. Sedangkan di depannya, Jungkook juga melakukan hal yang sama. Bagaimanapun ia tak akan melepaskan Lisa.

Masing-masing dari Lisa dan Jungkook mulai menghidupkan mesin mobil mereka.

Deru mesin mobil kini saling bersahutan. Lisa dan Jungkook saling menoleh, melemparkan senyum sekejap hingga akhirnya kedua mobil itu melesat cepat menerbangkan debu-debu di sekitar mereka.

Lisa memimpin tepat dengan Jungkook di belakangnya. Lisa menatap kaca spion, dan ia mendapati mobil Jungkook mencoba mendahului mobilnya. Namun dengan cepat Lisa menutup akses Jungkook, membuat Jungkook mengulum senyum di wajahnya.

Cukup lama mereka berdua berada dalam posisi itu. Lisa unggul namun ia tak ingin lemah. Sesekali Lisa melirik kaca spion nya, memastikan jika mobil Jungkook masih di belakang mobilnya.

Hingga pada belokan terakhir, Lisa sangat terkejut ketika tiba-tiba Jungkook mendahului kendaraanya dari arah dalam dan melesat dengan sangat cepat setelahnya.

Oh shit! Untuk pertama kalinya Lisa merasa di permainkan!

Pertandingan berakhir dan dengan kemenangan di tangan Jungkook tentu saja.

Kedua mobil berhenti, Jungkook keluar dengan seringai di wajah tampannya sedangkan Lisa keluar dengan wajah gusarnya yang sangat ketara kendati wajahnya tertutup topeng merah yang menawan.

"Kau harusnya tidak boleh lengah saat berada di tikungan nona.."

"Agh! Shut up!" Umpat Lisa kesal.

Jungkook terkekeh, pria itu lantas membuka pintu mobilnya dan mengisyaratkan Lisa untuk masuk menggunakan kerlingan matanya.
"Mari, kita lewati malam yang indah ini nona.."

Tanpa bicara Lisa segera melangkah menuju mobil Jungkook. Menghempaskan punggungnya di kursi penumpang dan menarik lepas topeng miliknya.

Jungkook yang kini telah berada di samping kemudi terus saja menyunggingkan smirk di wajahnya. Ia mulai melajukan kendaraannya tanpa memperdulikan Lisa yang masih terlihat menahan kesal.

•••

Lisa melangkah mengikuti Jungkook. Pria itu membawa Lisa ke apartemen mewah miliknya. Tak ada sepatah katapun keluar dari belah bibir keduanya. Seolah olah mereka sibuk dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Cklek.

Pintu kamar terbuka. Jungkook melangkah lebih dulu dan di ikuti oleh Lisa. Jungkook berjalan melepas jaket yang ia kenakan, sedangkan Lisa mengedarkan pandangannya menjelajahi setiap sudut kamar yang bernuansa dark tapi tetap terkesan elegan.

"Mau mandi dulu atau kita mandi bersama?"

Lisa terkesiap mendengar ucapan Jungkook. Gadis itu lantas menghela nafas pelan.
"Kau saja yang duluan tuan. Aku sedang tak ingin bercinta di kamar mandi."

Mendengar ucapan Lisa, Jungkook mencebikkan bibirnya ke bawah. Dan tanpa bicara, pria itu melangkah masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Lisa hanya menatap Jungkook yang menghilang dari balik pintu. Bagi Lisa, laki-laki itu sangat misterius.

Lisa mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang. Gadis itu meraih benda pipih dari sakunya dan mulai melihat beberapa notifikasi yang ada di sana.

Lisa larut dalam aktivitasnya hingga ia tak sadar kala Jungkook telah selesai dan mengusak rambutnya yang basah tak jauh dari tempatnya berada.

"Air hangat mu sudah ku siapkan. Mandilah."

Lisa terjingkat. Gadis itu menghela nafas pelan, mencoba menepis aura Jungkook yang menyerangnya. Gadis itu menyambar tas miliknya sebelum akhirnya berlalu ke dalam kamar mandi. Mungkin berendam sebentar akan menyegarkan otaknya.

Dengan perlahan Lisa mulai menanggalkan satu persatu pakaian yang melekat pada tubuhnya. Gadis itu memainkan air dalam bath up hingga menimbulkan riak kecil di sana. Aroma mintz menguar. Lisa tersenyum tipis, rupanya teman kencannya malam ini benar-benar mempunyai selera yang berbeda.

Dan tiba-tiba, bayang-bayang  Jungkook yang tengah mengeringkan rambutnya melintas di benak Lisa. Gadis itu memejamkan matanya dan lagi-lagi ia merasakan gelanyar aneh menerpa dirinya. Dan seketika itu pula Lisa merasakan kedutan di pusat tubuhnya.

"Shit! Dia benar-benar membiusku! Persetan dengan rasa malu!"

Lisa mengumpat dalam hatinya. Gadis itu lantas memasuki bath up dan mulai berendam di sana. Memanjakan tubuhnya dengan gelembung-gelembung sabun yang menutupi tubuh polosnya.

Sekitar dua puluh menit kemudian Lisa telah selesai. Ia tau mungkin saja Jungkook sudah menggeram karena terlalu lama menunggu. Lisa terkikik dan menepis bayangannya. Gadis itu telah usai bersiap dan kini ia memutar mutar badannya di depan cermin. Lisa tersenyum melihat dirinya yang begitu cantik dengan sedikit polesan di wajahnya. Ia tak ingin bercinta dengan wajah polos. Itu kurang seksi baginya.

Lisa juga mengenakan sebuah gaun tidur berwarna merah dengan belahan terbuka di bagian tengah tubuhnya. Gadis itu juga menggerai bebas rambutnya. Dan sebagai sentuhan akhir, ia mengenakan topeng merah miliknya.

Dengan perlahan Lisa mulai melangkah keluar dari dalam kamar mandi. Dan jelas saja kehadirannya membuat Jungkook yang tengah duduk menghadap kamar mandi --yang tentu saja menunggunya-- dengan kaki yang saling berpangku seketika terbelalak dan terpesona. Lisa benar-benar sangat menggoda.

Lisa terus melangkah. Ia siap menjalankan perannya. Gadis itu mendudukkan dirinya di pangkuan Jungkook dengan tangan melingkar manja di tengkuk Jungkook. Membuat Jungkook menelan salivanya kasar.

"Kau mencoba menggodaku?"

"Seperti yang kau lihat tuan.."

Jungkook tersenyum miring. Pria itu menjelajahi setiap lekuk tubuh Lisa menggunakan pandangan matanya yang tajam. Kedua alisnya menukik saat menyadari lingerie seksi yang Lisa kenakan.
"Kau mempersiapkan ini semua?"

Dengan nakal Lisa membelai Surai legam Jungkook. Sedangkan tangan Jungkook telah berada di pahanya dan terus naik ke atas, membelai bongkahan pantat Lisa yang tak tertutup apapun.

"Tuan, dengan seenaknya kau menciumku beberapa kali semalam. Bukan aku yang menggodamu, tapi kau yang menggodaku terlebih dulu. Jika saja kemarin kau memintaku menghabiskan malam bersamamu, aku akan mengabulkannya dengan senang hati. Tapi kau malah mengajakku bertaruh. Jadi siapa yang menggoda lebih dulu?"

Jungkook terkekeh. Usapan tangannya kini menjalar ke punggung Lisa. Membuat Lisa terpejam merasakan sensasi yang menderanya.

"Atau jangan-jangan kau berniat untuk pura-pura kalah agar bisa tidur bersamaku?" Ucap Jungkook sensual.

"Aku benci mengakuinya, tapi iya. Namun sayangnya justru aku benar-benar kalah darimu. Dan itu menyebalkan!" Ucap Lisa seraya mengerucutkan bibirnya manja.

Kali ini Jungkook sedikit terbahak. Namun sekejap berikutnya dengan cepat pria itu menangkup wajah Lisa dan melumat bibir merah merekah itu dengan rakus. Sedangkan tangannya kini telah berada tepat di depan pusat tubuh Lisa dan sesekali menusuknya dengan pelan.

"Ahh tuaann.. bolehkah aahh, aku meminta satu hal padamu.."

Dengan terbata Lisa mencoba berbicara. Berusaha menahan gejolak hasrat yang menggebu akibat semua sentuhan Jungkook.

"Katakan." Ucap Jungkook dengan deep voice nya.

"Sebelum seorang blood Buster mengerang di bawahmu, aku ingin mencari kepuasan ku dulu.."

Jungkook yang mengerti, kini kembali tersenyum miring. "As your wish baby.."

Dengan cepat Lisa merosot ke bawah. Kedua manik mata gadis itu menangkap sesuatu yang menggembung di balik bathrobe milik Jungkook. Lisa mengusap usap sesuatu yang akan menjadi pemuasnya itu. Ia mendongak dan menangkap wajah Jungkook yang memerah menahan hasratnya.

"Tuan, bagaimana jika kita kembali bertanding? Tak peduli berapa kali pun kita saling mengerang, mari kita lihat siapa yang akan tersadar lebih dulu esok pagi."

"Whatever.." Ucap Jungkook sebagai jawaban.

Lisa tersenyum, gadis itu lantas meremas lembut sesuatu yang keras yang berada di antara pangkal paha Jungkook. Sedangkan Jungkook terpejam, merasakan remasan lembut yang membuat kejantanannya semakin menegang sempurna.

Lisa menyingkap bathrobes Jungkook. Dan ia melihat batang kejantanan Jungkook menegang dan berdiri dengan tegak. Rupanya Jungkook hanya mengenakan bathrobes tanpa penutup yang lain lagi. Lisa mengurut perlahan benda besar itu, sebelum akhirnya ia mulai mengulum dan menikmati percum yang keluar dari lubang kecil yang ada di depannya itu.

"Aaahhh.. shit baby!"

Jungkook menggeram, nafasnya berderu naik turun merasakan nikmat yang di berikan oleh Lisa. Tangan kekarnya mengusap usap puncak kepala Lisa namun sesekali pria itu mendorong pelan kepala Lisa kebawah. Membuat kejantanannya semakin dalam di mulut Lisa.

Jungkook merasa terbang melayang. Lisa sangat ahli dalam memuaskan bagian bawahnya. Sesekali gadis itu meremas lembut dua telur milik Jungkook. Membuat Jungkook mengerang nikmat.

Tangan Lisa berpindah, melepas ikatan bathrobes milik Jungkook. Ia memberi sapuan perlahan di perut Jungkook hingga ke atas. Berhenti di leher dan menyesapnya hingga menimbulkan bekas merah keunguan. Namun itu hanya sekejap karena Jungkook mengapit dagunya dan melumat bibirnya dengan panas dan bergairah.

"Lepas topeng mu sayang." Ucap Jungkook sensual.

"Tidak. Aku memakai topeng ini, hanya untukmu.."

"Hmm.. okay.."

Jungkook berdiri. Pria itu membopong tubuh Lisa ala koala dan membawanya ke ranjang. Merebahkan perlahan tubuh indah Lisa tanpa mengendurkan pandangannya.

"Bisa kita mulai? Akan ku cari kepuasan ku, dan carilah kepuasan mu nona.."

Semua ucapan Jungkook semakin membakar gairah Lisa. Gadis itu lantas menarik tengkuk Jungkook dan meraup bibir Jungkook. Saling membelit lidah dengan nafas yang berderu indah.

Tangan Jungkook bergerilya bebas. Pria itu menyingkap lingerie yang menutupi buah dada sintal tanpa bra milik Lisa kesamping. Membuat payudara indah itu menyembul bebas dengan nipple pink tegak yang seolah meminta untuk di jamah.

Jungkook mendaratkan telapak tangan besarnya di payudara Lisa. Memilin dan menarik nipple Lisa dengan sedikit keras dan gerakan acak. Membuat Lisa tersentak dan akhirnya memekik nikmat.

Sapuan Jungkook berpindah ke leher jenjang Lisa. Ia memberi sapuan dan hisapan di sana hingga menimbulkan bercak merah keunguan yang kontras dengan kulit putih milik Lisa. Sedangkan tangannya masih sibuk di gundukan sintal milik Lisa. Gundukan padat nan kenyal yang kini menjadi candu baru untuknya.

"Ahhh.. tuaaannhh.."

Badan Lisa membusung indah saat Jungkook meraup payudara Lisa. Sesekali ia menarik dan menjilat pelan nipple Lisa. Ia juga menggigit kecil nipple itu saat Lisa semakin menenggelamkan kepalanya di sana.

"Ahhh, shit!! I like it!"

Semua racauan Lisa terdengar indah di telinga Jungkook. Tangan Jungkook perlahan turun, membuat Lisa melebarkan kakinya. Jungkook menggoda pusat tubuh Lisa. Membelai lembut dan sesekali menusuk pelan.

"Annhh.."

Lisa menggoyangkan tubuhnya berharap jari itu segera masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Namun Jungkook malah menggodanya, membuat Lisa mengarahkan sendiri tangan Jungkook menuju lubang kenikmatannya.

"Hei, ini terlalu cepat.." ucap Jungkook protes.

"Persetan! Jangan menyiksaku.. ku mohon.."

Mendengar ucapan Lisa, lagi-lagi seringai muncul di wajah tampan Jungkook.
"Memohonlah.. sekali lagi.." ucap Jungkook seraya menggoda pusat tubuh Lisa. Bermain-main tanpa memasukinya sama sekali.

"Aahhh.. ku mohon tuan.." Lisa tak lagi dapat berpikir jernih. Kedutan di pusat tubuhnya menguat meminta untuk segera di jamah. Ia benar-benar butuh pelampiasan untuk saat ini.

"You're my bitch for tonight.." ucap Jungkook seraya menjilat bibir Lisa yang sedikit menganga.

"Yes i'm! Please inside me! So hard!"

Ucapan Lisa seketika membakar gairah Jungkook semakin berlipat lipat. Dengan cepat Jungkook menarik tubuhnya. Membuka lebar kedua kaki Lisa dan menenggelamkan wajahnya di pusat tubuh Lisa.

"Aaahh.. yess like it mr. Key!" Lisa meracau. Gadis itu menggelengkan kepalanya kuat.

"Aahhh.. ahh.. ahh.. shittt!!" Lisa kembali mengumpat saat Jungkook menyapu miliknya degan brutal. Bahkan Lisa sampai memekik kala Jungkook menggigit kecil klit nya yang telah menegang sempurna.

Jungkook menelusupkan lidahnya semakin dalam sejauh yang bisa ia jangkau. Badan Lisa bergetar hebat merasakan semua sensasi yang Jungkook berikan. Hingga akhirnya badan Lisa menegang dan akhirnya melengkung dengan indah merasakan pelepasan pertamanya yang kini di nikmati oleh Jungkook di bawah sana.

Jungkook berdiri, mengusap bibirnya menggunakan punggung tangannya. Pria itu melepas bathrobes miliknya dan melemparnya ke sembarang arah. Pria itu merangkak menaiki tubuh Lisa yang masih menghirup udara dengan rakus seiring buah dadanya yang bergerak naik turun.

"Your turn, baby.."

Masih dengan nafas yang tersengal, Lisa membalik keadaan. Kini ia berada di atas dan mendudukkan dirinya di perut Jungkook. Seperti mengejar kepuasan yang masih belum seberapa, Lisa mengangkat tubuhnya dan mengarahkan kejantanan Jungkook ke titik surgawi miliknya.

"Aaaaahhhh"

Desahan panjang keluar dari belah bibir Lisa dan Jungkook seiring penyatuan sempurna yang mereka ciptakan. Dengan pelan namun pasti, Lisa mulai menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah dengan acak. Kedua matanya terpejam, merasakan nikmat hebat yang melanda dirinya.

"Fuck! Why you're so tight huh?!"

Seperti tak peduli dengan umpatan atau lebih tepatnya keterkejutan Jungkook, Lisa memilih tetap menggerakkan pinggulnya dengan acak. Lubang miliknya terasa sangat penuh dan sesak.

Jungkook membangunkan dirinya. Memeluk tubuh Lisa yang bahkan masih bergerak liar di atasnya. Pria itu meraup bibir Lisa yang terus berteriak indah. Hingga ia merasakan gerakan Lisa mengendur perlahan. Ah, sepertinya Lisa mulai lelah.

Dengan lembut Jungkook membaringkan tubuh Lisa. Meluruskan kedua kaki Lisa di pundaknya dan meletakkan kedua tangan besarnya di buah dada sintal milik Lisa.

"So hard? As your wish baby.."

Setelah berucap demikian, Jungkook mendorong dan menarik kejantanannya dengan cepat dan brutal. Memberikan tempo acak dan terus memberondong titik kenikmatan Lisa dengan ujung tumpul miliknya.

Dari balik topeng yang Lisa kenakan, Jungkook dapat melihat wajah Lisa memerah. Mata bulat itu juga terpejam erat dengan tangan meremas sprei kuat hingga hampir terlepas dari tempatnya.

Keinginan Jungkook membuat seorang blood Buster mengerang di bawahnya kini telah terwujud. Bukan hanya erangan, bahkan gadis itu memekik dan tak hentinya mendesah dengan indah.

Hingga entah berapa lama saling bergulat dengan panas, Jungkook merasa kejantanannya membesar dan berkedut dengan kuat. Ia semakin merasa gila saat ia merasa milik Lisa menyempit dan menjepit miliknya dengan kuat.

"I wanna.. i wanna.. aahhhhh.." Lisa mendesah panjang seiring pelepasannya. Dan tak berapa lama Jungkook juga mendapatkan pelepasannya.

Pria itu mendesah panjang menyebut nama Lisa seiring semburan cairan kental miliknya di rahim Lisa. Menenggelamkan kejantanannya semakin dalam seolah tak ingin membiarkan cairan miliknya keluar barang setetes pun.

Badan Jungkook terasa lemas. Pria itu ambruk di samping Lisa tanpa melepas kejantanannya hingga akhirnya terlepas sendiri. Pria itu membelai wajah Lisa yang juga tengah menatapnya. Pria itu memajukan kepalanya dan melumat lembut belah bibir Lisa yang seketika di sambut dengan baik.

"Kau sungguh nikmat.." ucap Jungkook sensual, membuat wajah Lisa merona dengan sendirinya.

"Kau juga tuan.." ucap Lisa akhirnya.

Dengan perlahan Jungkook melepaskan topeng milik Lisa. Memandang lekat wajah boneka yang terlihat sangat cantik itu.

"Jangan mengenakan topeng lagi. Aku ingin bercinta dengan mu dengan melihat wajah cantikmu ini."

Lisa kembali tersipu. Selain pemain ulung, ternyata Jungkook juga perayu yang ulung. Dengan cepat Jungkook kembali bangkit dan menenggelamkan kepalanya di payudara Lisa. Membuat Lisa kembali mengerang, memekik dan mendesah indah hingga pagi menjelang.

•••

Cahaya matahari pagi menelusup melalui celah celah jendela kamar Jungkook. Menyiram wajah tampan itu hingga akhirnya mengerjap perlahan.

Dengan enggan, Jungkook membuka kedua matanya. Sebelah tangannya terangkat, menghalangi cahaya matahari yang mengganggu penglihatannya.

Jungkook menggeliat, pria itu lantas berbalik dan bermaksud memeluk Lisa. Namun ia merasa aneh saat merasa tempat di sampingnya itu kosong. Jungkook membuka matanya dan berusaha mengumpulkan kesadarannya. Dan ya, tempat itu telah kosong hanya tersisa dirinya seorang.

"Lisa.." Jungkook bergumam seperti orang bingung. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamarnya. Dan ia tau Lisa telah pergi karena ia tak menemukan barang Lisa apapun itu.

Jungkook mengusak wajahnya kasar. Kali ini ia kalah. Ia ingat jika Lisa mengajaknya bertaruh tentang siapa dulu yang akan bangun di esok paginya.

Ah, rasanya kesal sekali. Hampir saja ia mengumpat sumpah serapah andai saja ia tak menemukan sebuah notes di atas nakas lengkap dengan topeng merah milik Lisa yang berada tepat di sebelahnya.

Sebuah tulisan yang berbunyi :

“Kau tau dimana harus mencariku, mr. Key.. atau seharusnya aku memanggil mu, mr. Jungkook?”

Tersenyum tipis, iris legam Jungkook mengikuti setiap bait kalimat tersrebut. Ia tak terkejut Lisa mengetahui siapa dirinya. Karena dirinya memang menyadari jika kartu identitasnya telah hilang. Dan tanpa sadar kini pandangannya jatuh pada kaca kecil di atas nakas. Ia menangkap sebuah cap bibir berwarna merah di pipinya.

Jungkook meraih topeng milik Lisa dan menghirup aromanya dalam-dalam. Bayangan Lisa dan aktivitas panasnya semalam kini berputar ulang di dalam kepalanya.

Ah! Ini menyebalkan.
 

 

• END •

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya The Way You Make Me Feel - Chap 2 -
162
6
TWYMMF Chapter 2
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan