JARAK SAHABAT-BAB 1 #UnlockNow

78
21
Deskripsi

               Menceritakan tentang Ira seorang pegawai di perusahaan desain yang berusia dua puluh enam tahun dan bertempat tinggal di Jawa yang memiliki kepribadian tertutup dengan orang lain. Hingga kemudian dirinya dipertemukan dengan Ade seorang mahasiswa yang bertempat tinggal dan berkuliah pada  Universitas di Sumatera serta memiliki kemampuan Indigo yang diturunkan oleh kakeknya.

               Perbedaan jarak usia dan tempat tinggal yang jauh tidak menghalangi mereka untuk saling memahami...

                                                                     Persahabatan Di Antara Jarak #UnlockNow

             Jarak tidak menjadi penghalang antara dua insan untuk saling berkabar dan saling menceritakan apa yang sedang dialami dan diresahkan. Jarak tidak menjadikan sebuah persahabatan renggang dan malah terjalin baik di era teknologi ini. Persahabatan di kisah yang indah, terhubung antara dua manusia yang berbeda wilayah terpisah oleh pulau dan dipertemukan dengan hobi yang membuat mereka semakin dekat dan menceritakan permasalahan masing-masing di kehidupan. Ira dan Ade merupakan salah satu dari kisah persahabatan diantara jarak.

               Jarak wilayah antara Ade dan Ira yang jauh, akhirnya hanya membuat mereka berkomunikasi lewat whatsapp dan beberapa aplikasi media sosial yang lain. Ira yang memiliki jarak umur lebih tua dari Ade tidak menjadi pembatas antara keduanya untuk saling bercerita di kondisi dan keadaan yang hanya dengan satu sama lain mereka bebas menceritakan apa yang dirasakan. Ade yang berada di wilayah Sumatera dan Ira yang bertempat tinggal di wilayah Jawa dipertemukan oleh sebuah hobi yang tidak mereka duga sebelumnya akan menjadi saksi kunci persahabatan diantara jarak itu.

                Hobi yang sudah ditekuni Ira baru tahun kemarin itu membuat dirinya selalu bersemangat untuk terus berkarya tanpa batas. Menulis adalah hobi baru Ira yang dijalankannya dengan penuh kesungguhan sejak era pandemi Covid yang melanda dan adanya pembatasan untuk keluar rumah. Bagi Ira, waktu dan peluang akan selalu ada meskipun melakukan sesuatu dari rumah. Ira menyadari kesibukannya di dunia tulis menulis itu tidak akan menjadi penghalang pekerjaannya di dunia nyata.

               Ade sendiri sudah menekuni hobi tulis menulis sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekarang dia sedang berkuliah di sebuah universitas di wilayah Sumatera. Ade tetap menekuni hobi menulisnya dan kemudian dia juga membuat beberapa blog dan menyebarkan di media sosial yang sedang tren di era sekarang. Ade  sangat menyukai menulis puisi, disegala resah dan gelisahnya yang mengganggu jiwa dan raganya dia tuangkan dalam tulisan itu. Ade yang sekarang belajar dari rumah itu, kemudian meluangkan banyak waktunya untuk membuat karya dan dia kumpulkan di laptop pribadinya. Ade berpikir bahwa karyanya yang sekarang ditulis akan berguna suatu saat nanti.

                     Saat itu Ira sudah menulis karya novel terbarunya dengan genre thriller, dia kemudian mulai menyebarkan di grup kepenulisan telegram yang dia ikuti beberapa bulan itu. Tidak disangka di sebuah grup kepenulisan yang terdiri atas tujuh ribu anggota itulah mereka dipertemukan. Ade kemudian juga mengatakan bahwa dia juga menulis puisi di blog miliknya. Akhirnya dengan alasan iseng, Ira kemudian chat terlebih dahulu secara pribadi kepada Ade.

                 “Kalau kakak mau, kakak bisa mampir di karya saya. Saya baru saja mengakhiri penulisan novel thriller. Semoga kakak suka untuk membacanya. Perkenalkan terlebih dahulu nama saya Ira. Saya bertempat tinggal di Jawa.” Pesan singkat Ira masuk di chat pribadi telegram Ade.

               Ade kemudian membacanya dan membalas pesan singkat dari Ira “Tunggu aku ada waktu. Aku sendiri juga sibuk dengan tugas kuliah dan juga menulis beberapa kata di blogku. Diriku baru menginjak semester enam dan banyak tugas yang harus diselesaikan. Kamu bisa membaca, menyukai dan berkomentar di blog pribadiku. Aku juga ingin mengenalkan diriku kepadamu, namaku Ade Bagus Putra Candra tetapi kamu bisa memanggilku Ade.” 

                  Ira kemudian membalas pesan Ade “Baiklah, aku akan mampir dan menyukai serta berkomentar di karya adek. Tunggu sebentar, kukira kamu seusia denganku ternyata kamu masih kuliah dibawah umurku.”

               Telepon genggam Ira hening, Ade belum membalas chat Ira. Ira kemudian segera mampir di blog milik Ade yang memang sudah banyak karyanya yang ditulisnya. Ira membaca puisi-puisi Ade yang sangat merasuk di pikiran dan hati Ira karena sarat dengan makna-makna. Ira kemudian menyukai dan berkomentar di beberapa puisi Ade yang menurutnya tertancap di jiwa. 

             Ira kemudian segera kembali mengirimkan pesan kepada Ade dan menunjukan bukti sudah menyukai dan berkomentar di karyanya “Aku sudah mampir dan menyukai serta berkomentar di beberapa karyamu. Karyamu sangat bagus.” 

        “Terimakasih, kalau memang kamu ingin curhat, kirim saja pesan di nomer whatsappku.” Ade kemudian mengirimkan nomer pribadinya kepada Ira.

                 “Curhat apa memang dek?” Ira membalas pesan Ade.

            Sebetulnya Ira adalah orang yang tidak suka bercerita dan berbicara mengenai masalah dan kehidupan pribadinya kepada orang lain. Baginya memendam sendiri semua permasalahan dan resah di hati serta pikiran itu lebih baik. Menurut Ira, tidak akan ada seorangpun yang memahami semua rasa yang dipendamnya dan kemungkinan mereka yang sudah tahu tidak akan peduli. Ira yang memiliki kepribadian tertutup, terdiam sejenak setelah mengirim pesan pada Ade.

                   “Apa saja kamu mau? Saya senang bercerita dan mendengarkan cerita orang lain. Saya lihat kamu orang yang tidak mampu mengungkapkan apa yang kamu rasa dan sedang dirimu pikirkan.” Pesan singkat Ade masuk dan terbaca oleh Ira.

            Ira tertegun sejenak dengan perkataan Ade, dia tidak menyangka ada orang yang sedikit memahaminya meskipun mereka tidak saling kenal. Ira terdiam membaca pesan singkat Ade yang baru saja terkirim dan masuk di kotak pesan. Ira kemudian mencoba mengalihkan pembahasan Ade dan kemudian dia mengetikkan sesuatu berkaitan dengan hobinya yang lain. Ira saat itu sedang bosan sehingga dia menulis pesan mengajak Ade bermain game.

               “Kalau saya lebih senang menulis main catur dan bermusik.” Ira mengetikkan pesan itu kepada Ade dan terkirim kepadanya.

             “Maksudnya menulis main catur? Saya beberapa kali mengikuti permainan dan lomba catur di setiap kesempatan yang diberikan kepadaku. Bisa dibilang saya pemain catur?” Ade membalas pesan Ira kembali.

            “Maaf, tidak ada tanda koma tadi di pesan yang aku kirimkan kepadamu. Maksudnya saya senang menulis, bermain catur dan bermusik. Apakah kamu ingin bermain denganku? Bertanding sekali saja.” Ira membalas pesan Ade dan kemudian memberikan emoticon wajah kuning bundar tersenyum di akhir kalimatnya.

                “Boleh, kalau kamu mau ayo tanding sekarang. Aku biasanya bermain catur lewat lichess.” Ade menjawab pesan Ira kembali dan kemudian mengirimkan tautan permainan catur dengannya.

           “Baiklah, tunggulah aku akan masuk ke dalam permainan.” Ira membalas pesan Ade dan kemudian mengklik tautan tersebut dan dia mendapati menjadi pemain hitam di pertandingan catur kali ini.

              Setelah sepuluh menit berlalu Ira mendapati dirinya kalah dengan permainan yang bagus dari si Ade. Ira terkejut baru kali ini ada orang yang bermain catur dengan teknik lama tetapi cepat sekali mematikan permainan lawan. Ira tertegun menatap website lichess tersebut setelah permainannya. Tidak berapa lama, pesan masuk dari Ade datang kepadanya.

       “Kamu pasti penasaran dengan permainanku. Kalau penasaran ayo main lagi denganku. Biar kamu tidak memperhatikan website itu terus menerus dan mengaguminya.” Pesan Ade dibaca oleh Ira.

          Ira tertegun sejenak dengan pesan Ade yang dikirimkan kepadanya. Bagaimana tidak, Ade sudah dua kali membaca apa yang sedang dipikirkan dan dilakukannya saat ini. Ira tertegun sebentar membaca pesan Ade dan kemudian dia mengetikkan sesuatu untuk membalas pesannya. 

                “Penasaran apa?” Ira membalas pesan Ade.

             Ade tersenyum dan kemudian membalas pesan Ira “Kamu kalah maka dari itu membuat dirimu jadi penasaran. Aku tunggu lima menit, berpikirlah dulu kalau kamu main atau tidak.”

            “Tidak, aku tidak penasaran. Aku sudah tahu kalau adek sangat hati-hati tidak mementingkan awal tapi yang paling utama adalah hasil akhir. Terlihat jelas dari permainan caturmu, bagaimana sebenarnya dirimu?” Ira membalas pesan Ade.

             “Kamu salah, permainan catur itu pilihan. Kalau kamu bermain bagus di awal pasti dirimu akan mendapatkan hasil akhir yang sempurna. Tidak ada yang namanya permulaan buruk akan menuai paling baik, yang ada kamu harus memaksimalkan usaha supaya dirimu dapat hasil yang maksimal nantinya.” Ade mengirimkan pesan tersebut kepada Ira.

              “Aku bisa melihat dirimu dari permainanmu kamu terlalu terburu-buru dan manajemen waktumu juga kurang bagus. Tapi sejujurnya permainanmu di awal sudah baik tapi di tengah permainan kamu melakukan blunder.” Ade kembali mengirimkan pesan kepada Ira.

            “Baiklah, aku ingin main denganmu sekali lagi. Kali ini aku tidak akan kalah dan mengatur semuanya dengan baik.” Ira membalas pesan Ade dan kemudian dirinya menunggu Ade untuk mengirimkan tautan permainan game catur terbaru.

             Ira dan Ade kemudian bermain catur dengan jarak wilayah yang berjauhan tetapi terhubung dalam online di dunia maya. Ira tidak menyangka permainan Ade sangat bagus di babak kedua ini, Ira yang sekarang main dengan bidak putih sedang Ade bermain dengan pion-pion hitam hanya butuh waktu lima menit untuk mengakhirinya. Ira tidak menyangka dalam waktu sesingkat itu Ade sudah mengalahkannya.

                “Kamu keren, permainanmu luar biasa. Aku terlalu meremehkanmu.” Ira mengirimkan pesan kepada Ade.

          “Saya sudah bermain catur sejak kelas lima sekolah dasar. Banyak turnamen yang aku ikuti sampai saat ini. Terimakasih kamu sudah menghibur diriku dengan permainanmu malam ini, saya jarang menemukan wanita suka bermain catur. Dirimu menganggumkanku kak.” Ade membalas pesan Ira.

               “Terimakasih atas pujiannya.” Ira membalas pesan Ade kembali.

               Ade kemudian mengirimkan pesan kepada Ira “Aku ingin mengajarimu arti dari permainan catur dan ini menjadi prinsip hidup hingga saat ini. Sederhanakanlah enam puluh empat kotak dan jadikan empat dan empat sisi untuk menjadi pertahananan. Jangan mau mengalah sebelum memulai, banyak pertimbangan-pertimbangan yang disederhanakan adalah kunci dari permasalahan.” 

                “Prinsip hidup yang bagus. Aku suka penjelasanmu baru saja yang kamu kirimkan kepadaku. Terimakasih sudah mengajariku arti hidup versi permainan catur.” Ira membalas pesan Ade dan mengirimkan emoticon wajah kuning bundar tersenyum lebar di akhir kalimatnya.

              “Kutebak kamu berusia dua puluh enam tahun. Entah kenapa dirimu seperti kakak lelakiku dia sudah berusia dua puluh delapan tahun tapi masih seperti anak-anak. Bisa dibilang di usia dewasanya pemikirannya masih seperti anak kecil.” Ade mengirimkan pesan kembali kepada Ira.

           “Hahaha, lebih baik seperti itu menjadi ceria terus. Dewasa banyak hal yang harus dipikirkan. Kamu suatu saat nanti akan menjalaninya.” Ira membalas pesan Ade kembali.

          “Apa pekerjanmu adalah penulis maksud saya kamu seorang freelance?” Ade kembali bertanya dalam pesan singkatnya.

              “Menulis adalah hobi, sudah saya katakan kepadamu tadi.” Ira membalas pesan Ade segera setelah terbaca oleh dirinya.

            “Jadi seperti itu kamu mempunyai kehidupan di dunia nyata dan dunia maya yang berbeda. Tetapi sebenarnya perbedaan itu adalah sesuatu yang indah meski harus ada perjuangan yang keras untuk mendapatkannya bukan.” Ade kembali membalas pesan Ira.

            “Iya, dengan hobi saya menjadi bahagia dan melupakan kesedihan.” Ira membalas kembali pesan Ade yang sudah dia baca.

          “Aku ingin mengatakan ini kepadamu kak, kesedihan yang kamu miliki mungkin bisa hilang rasanya. Tetapi ada satu hal yang harus kamu tahu, setiap kesedihan memiliki kenangan dan dirimu tidak mampu menghapusnya. Kenangan akan menjadi memori bagi setiap orang yang mengalaminya.” Ade mengirim pesan kembali kepada Ira.

          Ira tertegun sejenak dengan pesan masuk dari Ade. Meskipun jarak usia dirinya dengan Ade jauh, tetapi dia merasa Ade memiliki pemikiran dan pemahaman seperti orang dewasa di atas usianya. Pesan dan kata-kata Ade membuat Ira tersenyum disegala keresahan dan apa yang dipikirkannya diusia dewasanya ini. Entah kenapa kata-kata Ade menjadi penyemangat bagaikan bara api yang berkobar dan baru saja dinyalakan.

        “Harus kuakui, kata-katamu seperti pemikiran orang dewasa. Saya jadi merasa malu karena umur saya yang tua tetapi pemikiran dan tingkah laku masih seperti anak-anak.” Ira membalas pesan Ade kembali.

            “Usia adalah angka, dewasa adalah pilihan. Dewasa tidak dilihat dari angka tetapi dari pola pikir dan perilaku yang dilakukan. Memang umurku masih dibawahmu tetapi setidaknya dirimu yang dewasa terlihat seperti anak-anak dimataku.” Ade membalas pesan Ira.

         Ira tertegun sejenak, entah kenapa dia menjadi kesal dengan pesan kalimat yang dikirimkan Ade baru saja. Ira kemudian menghela napas panjang, dia sebenarnya merasa penasaran dengan orang yang sedang berbalas pesan dengannya ini. Hanya saja dia menyadari bahwa orang yang sedang berkirim pesan dengannya adalah yang memahami kondisi dan situasinya sekarang. Ira kemudian mengetikkan sesuatu di telepon seluler miliknya dan mengirimkannya kepada Ade.

          “Kukira kamu menyebalkan sekarang, tetapi sudahlah waktunya saya tidur. Besok harus bekerja di dunia nyata.” Ade membaca pesan Ira dan tersenyum.

        Ade kemudian mengetikkan beberapa huruf di ponselnya dan menjadi susunan kata yang ingin dia kirimkan sebelum mengakhiri pesannya “Kamu bisa berbalas pesan denganku melalui whatsapp karena aku sudah mengrimkan nomerku kepadamu. Aku hanya waktu senggang saja bermain telegram, lebih aktif diriku bermain di whatsapp. Aku minta maaf sebelumnya kalau kamu kesal dengan diriku jangan sampai kamu memutus silahturahmi yang baru saja terjalin karena pesanku ini. Selamat malam tidurlah kak, semoga kegiatanmu besok lancar sampai seterusnya.” 

             Ira membaca pesan Ade dan kemudian tidak membalasnya. Ira kemudian mematikan laptopnya yang dipakai tadi saat menulis novel bab terakhirnya dan kemudian memadamkan lampu kamarnya. Ira terdiam sejenak dan memejamkan matanya tapi entah kenapa dia terganggu dengan chat dari Ade. Ira kemudian membuka kembali pesan Ade terhadapnya dan membacanya.

            Beberapa pesan Ade memang membuat pikiran dan hatinya berkecambuk. Entah kenapa baru kali ini Ira merasa terhubung dengan seseorang tanpa harus banyak berbasa-basi meskipun jarak yang berjauhan. Ia merasa Ade paham dengan keadaan dirinya meskipun mungkin tidak seutuhnya. Ia kemudian menutup pesan telegram yang dibacanya dan kembali memejamkan matanya untuk menikmati mimpi di jam tidur yang sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam.

 

 

 

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya JARAK SAHABAT-BAB 2 #UnlockNow
69
8
Menceritakan tentang Ira seorang pegawai di perusahaan desain yang berusia dua puluh enam tahun dan bertempat tinggal di Jawa yang memiliki kepribadian tertutup dengan orang lain. Hingga kemudian dirinya dipertemukan dengan Ade seorang mahasiswa yang bertempat tinggal dan berkuliah pada  Universitas di Sumatera serta memiliki kemampuan Indigo yang diturunkan oleh kakeknya.               Perbedaan jarak usia dan tempat tinggal yang jauh tidak menghalangi mereka untuk saling memahami dan mengerti satu dengan yang lain serta memaknai kehidupan dengan lebih baik . Cerita yang berbalut dengan komedi, romantisme, horor, kepingan kehidupan dan juga dunia kerja ini mewarnai cerita di seri novel JARAK SAHABAT.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan