
[Terdiri dari 30 part, sebagian besar berisi adegan dewasa]
BLURB
"Aku tidak suka kau masih memanggil diriku dengan sebutan Uncle. Kita telah sepakat untuk menggantinya, Gyv."
"Aku lebih senang kau memanggilku honey atau sayang, dengan suaramu yang mesra dan lembut, Gyv."
"Aku ingat kesepakatan kita, Uncle Dic."
Gyvani menyeringai. "Setiap kali, aku sedang klimaks karenamu, bukankah aku sudah menjeritkan namamu?"
"Dickey Davidsonnn!" Gyvani berseru seraya mendesah. Kedua telapak tangan pun membelai dada...
ADULT STORIES
69
3
68
Berlanjut
Semua novel berisi adegan dewasa, mohon bijak memilih bacaan.
17,745 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
STEP UNCLE
0
0
[Terdiri dari 30 part, sebagian besar berisi adegan dewasa]BLURBSessina ...,Ya, Paman? Dijawab cepat dalam nada lembut. Ditatap lekat juga Drecon.Bagaimana menurutmu tentang kita yang berhenti tidur bersama untuk sementara? Apalagi, kau akan pergi.Kita berhenti tidur bersama, Paman? Apa alasannya? Sessina kaget ssndiri.Apakah kau sudah punya kekasih? Dan dia berusia lebih muda dariku, Paman.Bukan, Sina. Drecon menjawab tegas.Aku tidak punya kekasih. Aku hanya mau menguji seberapa besar kita berdua menginginkan satu sama lain, saat kita berhenti tidur bersama................Drecon Smith sudah bertahun-tahun tidur dengan Sessina saja. Dan belum ada satu pun lawan jenis lain yang bisa menggantikan perempuan muda itu.Perbedaan umur mereka cukup jauh, hampir lima belas tahun lebih. Namun, tetap merasakan kecocokan yang intim. Bahkan, ketertarikan kian besar.Jika saja sang kakak tiru tidak berniat menikah dengan Marina yang adalah ibu dari Sessina, maka Drecon pasti akan terus tidur dengan perempuan itu.Ancaman dari kakaknya pun tak dapat dihindari, ketika ia sangat masih ingin menyandang marga keluarga Smith di nama lengkapnya yang terhormat.Drecon juga tak bisa kehilangan semua hartanya dikumpulkan dari kerja keras, andai melanggar perintah sang kakak.
***********************************************
PROLOG********* Bulan depan, tepat tanggal sembilan belas, usiaku akan delapan belas tahun, Paman. Sudah cukup bukan?Secara usia, sudah, Sessina.Aku tidak mau tidur dengan remaja di bawah usia tujuh belas tahun. Drecon pun melanjutkan penjelasannya.Jadi, aku memenuhi kriteria sekarang bukan, Paman? Aku ingin bisa tidur denganmu karena aku butuh uang.Aku tidak mungkin minta terus pada Mom karena aku bukan anak-anak lagi. Aku harus bisa mencari uang sendiri.Berapa jumlah uang yang kau mau aku kirimkan setiap bulan sebagai imbalan? Aku akan mempertimbangkan dulu.Sepuluh ribu dollar saja cukup, Paman. Tidak banyak bukan? Kau punya uang yang banyak, jawab Sessina mantap.Baiklah.Baiklah? Jadi, bagaimana, Paman? Sessina memastikan, tak ada maksud untuk mendesak. Tapi perlu kepastian.Aku akan menerima tawaranmu, Sina.Sehari setelah hari ulang tahunmu, kau bisa tidur denganku. Datang ke mansion setelah pukul sembilan malam.PART 01(21+)********* Selamat pagi, Paman Tampan.Drecon mendengar jelas bisikan yang bernada mesra dari Sessina di bagian telinga kirinya. Namun, tak segera tunjukkan reaksi apa pun.Drecon sendiri pun sudah terjaga sejak beberapa detik lalu, hanya saja tidak langsung membuka matanya.Bahkan, dirasakan bagaimana Sessina memeluk dengan kencang tadi, sebelum perempuan manis itu menyapanya.Dan, ketika merasakan nyata bibir yang menerima kecupan basah dari benda lembab nan lembut, barulah dua netra Drecon memandang tepat ke Sessina.Kau sudah bagun, ya, Paman Tampan? Ah, selamat pagi kembali. Hihi.Ujung-ujung bibirnya refleks naik guna membentuk senyum yang sama lebar, seperti tengah dipamerkan Sessina.Lantas, dua tangan kokohnya bergerak maju untuk meraih wajah menawan perempuan itu. Tentu, akan ditangkup.Terasa hangat pipi-pipi Sessina yang ia berhasil belai. Disamping halus bak sutra. Drecon mengagumi juga kulit perempuan itu yang tampak bersih.Selamat pagi. Dibalasnya dalam suara pelan dan agak serak sebab kurang air.Kau mimpi apa, Sina? Yang erotis lagi, setelah kita bercinta habis-habisan?Tidak, Paman. Tidak.Benarkah? Aku pikir mimpimu sama seperti dua hari lalu yang kau ceritakan. Aku ingin kau mempraktikkannya.Aku sungguh tidak bermimpi begitu lagi. Aku malah tidak ingat bermimpi apa. Tidurku nyenyak karena lelah bercinta denganmu, Paman.Baiklah, aku percaya, Sina.Drecon memanglah sengaja lontarkan godaan. Menyenangkan saja. Apalagi, Sessina akan menunjukkan reaksinya berupa kedua pipi yang merona.Terlihat menggemaskan.Dan, harus diakui bahwa walau belum mandi sekalipun, tak bisa memudarkan kecantikan perempuan itu.Sessina punya ketertarikan sendiri yang kuat untuknya. Layak disebut sebagai tarikan magnet dan dirinya juga tidak akan kuasa sampai menolak pesona itu.Aku baru mengecek rekeningku.Sembari mengerutkan kening, Drecon pun mengulangi ucapan Sessina dalam kepala. Upaya memahami makna. Ia tak bisa mengerti dengan sekali dengar.Dan, tak butuh waktu lama hingga bisa mengambil kesimpulan atas perkataan yang diutarakan oleh perempuan itu.Kau sudah cek? Apa kurang? Mau aku kirimkan lagi tambahan, Sina?Aku belum mengeceknya, Paman. Aku akan memeriksa rekeningku sekarang.Atensi yang tadi dipusatkan ke wajah menawan Sessina, seketika berpindah saja ke tubuh telanjang wanita itu.Sessina turun dari ranjang, tak kenakan apa pun. Pemandangan tersebut tentu menarik perhatian, walaupun Sessina tengah berjalan memunggunginya.Namun, tak ada semenit, wanita itu pun telah kembali ke kasur lagi. Dan sudah pasti, payudara dan bagian tubuh lain Sessina sempat dinikmati mata tadi.Mulai detik ini, pandangannya terpusar kembali ke wajah cantik wanita itu. Ia ingin melihat bagaimana reaksi Sessina.Ya, tanggapan atas pemberian uang dari dirinya yang berjumlah fantastik.Tak sampai lima menit, sudah dapat ia saksikan perubahan pada raut wajah Sessina. Menunjukkan kekagetan yang nyata dengan mulut menganga.Astaga! Seratus ribu dollar!Sedetik kemudian, Sessina pun sudah menoleh ke arahnya. Masih dengan ekspresi perlihatkan ketidakpercayaan yang nyata. Matanya membulat.Kenapa banyak sekali kau kirim uang padaku bulan ini, Paman?Aku ingin memberikannya saja. Apa kau tidak mau, Sayang? Atau kurang?Kurang? Tidak, Paman. Uang itu sudah sangat banyak. Aku sendiri kaget.Terima kasih banyak, Pamannn!Selain mendengar seruan Sessina yang sarat akan rasa senang, didapatkan juga pelukan wanita itu secara erat.Tak lama kemudian, ciuman di antara mereka terjadi. Sessina mulai lebih dulu dan tidak akan mungkin bisa ditolak.Beberapa detik kemudian, penyatuan terjadi di antara mereka. Tentu, yang melakukan adalah Sessina, dengan mengambil posisi di atas dirinya.Seks hebat akan terjadi. Ia sendiri pasti menjadi pihak mendominasi permainan dan memberikan klimaks hebat bagi wanita itu yang sangat memuaskan. PART 02********* Jarak tempuh dari kondominium milik dirinya ke mansion mewah sang kakak, hanyalah sekitar sepuluh menit dengan perjalanan yang lancar tanpa halangan.Namun, Drecon baru sampai sekitaran setengah jam. Ia memang sengaja dalam memperlambat laju kendaraannya.Kecepatan di bawah standard biasa dan mengemudi sembari mendengarkan sejumlah musik yang jadi favorit.Drecon butuh rileks sebentar. Otaknya harus dijernihkan. Begitu pula hatinya wajib untuk dijauhkan dari pergumulan rasa tak tenang yang menghantui.Setiap pertemuan dengan sang kakak, bukan termasuk jenis momentum ingin dirinya hindari, kecuali di hari ini.Firasat kian tidak enak. Terus serukan padanya bahwa akan ada sesuatu hal kurang menyenangkan dihadapinya.Dan, walau tipikal yang dominan suka berpikir dengan logika serta rasional, tak bisa dijauhkan kemungkinan juga intuisi yang bersuara untuknya.Namun, pilihan menghindari janji temu dengan sang kakak dan Marina Harley, tentu bukan sikap paling dewasa dalam menjauh dari permasalahan.Drecon selalu memegang teguh prinsip mengedepankan keberanian, untuk tiap situasi yang sekalipun tak disukai.Lebih terhormat baginya, dibandingkan membatalkan dengan alasan yang tak terbantahkan. Enggan jadi pengecut.Sesampainya di kediaman Darwin, ia pun menuju ke ruangan makan. Tapi, tak ditemukan orang di sana.Langsung dihubungi saja sang saudara laki-lakinya guna tanyakan keberadaan pria itu serta juga calon iparnya.Drecon lantas menerima perintah untuk datang ke areal kerja pribadi Darwin, masih terletak di lantai satu mansion.Kurang dari lima menit, Drecon sudah tiba di ruangan yang dimaksud. Ia cepat masuk dengan rasa waspada meninggi.Di mana Marina? Dilontarkan oleh Drecon pertanyaan basa-basi, sebagai awalan percakapan bersama Darwin.Dia masih mandi.Kita akan jadi makan malam? Drecon ajukan pertanyaan yang lainnya.Kali ini, bertujuan mendapat jawaban tidak, sehingga waktunya di kediaman sang kakak bisa lebih dipersingkat dan bisa pulang juga secepatnya.Tiga puluh menit lagi. Marina gemar mandi yang lama karena berendam.Baiklah. Drecon menyahut sangatlah singkat. Tak punya kata lainnya.Sessina absen bergabung. Dia bilang ada janji penting bersama seseorang.Drecon semakin tegang. Bahkan, telah dimulai sejak dirinya duduk di sofa, beberapa menit lalu. Dan kini, menjadi bertambah. Ia sangat tak nyaman.Padahal, belum tercipta percakapan apa pun dengan Drawin. Namun, sikap yang ditunjukkan membuatnya merasa tidak nyaman, entah mengapa bisa begitu.Apa kau punya sesuatu yang mau kau katakan kepadaku, Dre? Katakan saja.Pertanyaan sang kakak segera diberikan tanggapan lewat gelengan pelan, walau bingung sendiri kenapa dirinya yang ditanyakan hal demikian tadi.Jika tidak ada, maka aku bisa memulai sesi interograsiku padamu, Dre.Menginterograsiku? Soal apa? Drecon jelas saja menjadi curiga mendadak.Kau tidak tahu apa kesalahanmu? Atau kau hanya sedang berusaha menguji?Drecon tentu tersinggung akan tuduhan sang kakak. Apalagi, gaya Drawin bicara sarat kesinisan padanya. Tapi, ia pilih untuk menggelengkan kepala saja.Tak mengeluarkan sepatah kata atau bertanya, soal apa perkaranya. Drawin pasti akan menjelaskan sendiri.Aku tidak akan menjelaskan terperinci tapi aku akan langsung saja menyuruh kau berhenti lakukan kebodohan itu.Aku sangatlah sudah menyayangi dia seperti anakku sendiri. Aku tidak mau kau berbuat buruk pada putri Marina.Berhenti menidurinya mulai sekarang. Tidak peduli kau selalu menginginkan Sessina. Dia bukan jenis wanita yang kau bisa rendahkan, Drecon.Aku tidak akan pernah bisa biarkan pria mana pun mempermainkan dia yang sudah aku anggap putriku sendiri. Aku akan bersikap protektif ke Sessina.Apalagi, aku dan Marina akan segera menikah. Sessina jadi tanggung jawabku mulai sekarang, apa pun masalahnya.Jika kau tetap melakukan kebodohan kau itu, maka kau harus siap menerima konsekuensi melepas marga keluargaku dari namamu. Dan itu artinya, kau tidak akan mendapatkan pembagian harta.Aku juga akan memenjarakanmu, jika kau masih meniduri putri Marina.Sampai detik ini, Drecon masih saja tak merespons. Namun, sudah dipahami dengan benar ancaman serius yang dilontarkan oleh sang kakak.Tentu, dirinya harus memutuskan akan bagaimana. Semua memiliki risiko. Ia harus pandai dalam memilih solusi. PART 03********* Maaf, Tuan ....Ucapan sang pelayan yang membawa sebotol vodka pesannya, tentu mampu menarik perhatian. Apalagi, dengan kalimat tidak dituntaskan keseluruhan.Seperti ragu sekaligus takut berucap.Ada apa, Miss Clara? Drecon bertanya sopan guna pastikan tujuan wanita itu.Tentu, mereka cukup mengenal satu sama lain. Walau, tak punya hubungan akrab. Hanya sekadar sebagai pelayan dan pelanggan di bar Marco David.Mungkin, lima kali pertemuan. Itu pun saat Clara membawakan pesanannya ke ruangan khusus, seperti sekarang.Bos menyuruh saya bertanya ke Anda, apakah Anda ingin ditemani dua wanita peladen, Tuan? Kata bos ini gratis.Tidak usah. Drecon putuskan cepat. Ia bicara dengan suaranya yang tegas.Aku tidak menginginkan wanita satu pun sebagai peladen, pertegas Drecon.Lebih baik kau meminta bosmu itu ke sini karena aku mau bicara dengan dia.Tolong minta Marco kemari. Dercon membuat suaranya sopan, kali ini.Iya, Tuan. Akan saya sampaikan pesan Anda pada Bos. Saya keluar dulu.Derzon hanya sekali anggukan kepala. Ia sudah memalingkan wajah dari sosok Clara yang juga beranjak menjauh.Pandangan tertuju ke botol vodka. Dua tangan bekerja pada benda berbeda.Yang bagian lalu mengambil gelas. Lalu di sebelah kanan, tergenggam botol minuman keras akan ditenggaknya.Vodka terisi penuh ke gelas, tak disertai dengan es batu. Drecon menghabiskan semuanya beberapa detik kemudian.Ditambah dua gelas lagi untuk diminum dalam waktu kurang dari lima menit saja. Bukan karena haus. Tapi, butuh sesuatu untuk redakan panas di dada.Namun, tidak cukup berhasil usahanya menghilangkan marah. Terlebih lagi, ucapan-ucapan Darwin masih terus saja tergiang-giang di telinga dengan jelas.Mustahil bisa dilupakan. Pastinya akan membekas jadi ingatan paling dibenci hingga beberapa tahun kedepan.Namun, tak berarti memicu hubungan dengan Darwin tambah buruk. Ia sebisa mungkin akan menghormati sang kakak sebagai keluarga satu-satunya dimiliki.Walau, tak ada aliran darah yang sama di antara mereka. Tapi, Darwin adalah yang paling berharga bagi Drecon.Permintaan sang kakak tentu tidak akan bisa diabaikan, walau sulit dilakukan.Ya, sama sekali tak ada keinginan untuk menjauhi Sessina. Apalagi, mengakhiri hubungan mereka yang telah terjalin.Dirinya dan Sessina bukanlah kekasih, namun kedekatan sudah lebih dari lima tahun ini, sangat istimewa baginya.Setiap minggu, bahkan dihabiskannya waktu bersama Sessina. Membangun hubungan yang semakin intim.Memang, mereka pasti akan berakhir di ranjang dan bercinta panas, tapi tidak hanya sekadar pemuasaan nafsu.Lebih dari itu. Namun, tak bisa juga dibilang dalam tahap cinta yang serius.Drecon enggan menggali perasaannya sendiri karena akan lebingungan sendiri, terkhusus saat harus menggali menerus.Belum lagi, ketika nanti sudah disadari, tak tahu bagaimana cara yang paling benar dan tepat untuk mengekspresikan.Pilihan terbagus adalah tidak terlalu rumit memikirkan. Dijalankan saja apa adanya hubungan dengan Sessina.Kau sudah lama di sini, Bung?Segala bentuk pemikiran yang sudah membawanya melamun, seketika jadi buyar karena sapaan sang sahabat.Marco bahkan menepuk-nepuk bahu kirinya lebih dulu, baru kemudian ikut duduk di sofa, tepat di sebelahnya.Kau menolak wanita-wanita penghibur yang aku sudah siapkan, Bung?Bukankah tadi kau sendiri meminta padaku ingin ditemani mereka?Tidak jadi. Dua patah kata yang akan cukup menjadi jawaban, pikir Drecon.Tidak jadi? Apa alasannya, Bung? Kau tidak merasa mereka seperti gadis kecil kesayanganmu itu, Drecon?Sebutan yang dilontarkan sang sahabat, tentu sudah dipahami mengarah pada siapa. Ia mendadak menjadi emosi.Diraih cepat kerah kemeja Marco. Ingin dilayangkan tonjokan ke wajah kawan baiknya itu, namun kemudian urung.Akal sehat segera menyerukan padanya jika tindakan akan dilakukan termasuk berlebihan, padahal Marco bercanda.Sessina jauh lebih berharga dibanding wanita-wanita penghiburmu di sini, ujar Drecon sinis seraya bangun dari sofa. Berusaha menjauhi sang sahabat.Sessina berharga bagimu? Seharusnya kau mempertahankan dia. Jangan kau turuti perintah diberikan Drawin.Sekalipun kau harus masuk penjara, Dre. Kau harus berani menanggung itu semua jika ingin bersama Sessina.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan