
[Terdiri dari 30 part, sebagian besar berisi adegan dewasa]
BLURB
"Kenapa kau bertanya soal itu padaku? Apakah ada masalah?" Diorney perlu merasa untuk keluarkan isi kepalanya.
"Erick tidak akan mencarikaanmu istri kontrak. Aku sudah meminta ke dia."
Diorney mengerutkan kening. Tak bisa memahami makna dari jawaban yang dilontarkan oleh Serryza. Ia pun butuh beberapa menit lagi guna memikirkan.
"Aku akan menawarkanmu kesepakatan seperti sudah aku katakan tadi."
"Kesepakatan apa?" Diorney segera saja menanggapi,...
ADULT STORIES
26
2
53
Berlanjut
Semua novel berisi adegan dewasa, mohon bijak memilih bacaan.
16,530 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
SUAMI KAYA POSESIF
3
1
[Terdiri dari 30 part, sebagian besar berisi adegan dewasa]BLURBKenapa kau menghubungiku? Kau mau meminta berhubungan intim dengan diriku? tanya Masseya dengan nada yang menantang.Mata terpusat pada sosok Verdon Parker sehingga bisa dilihat jelas, ekspresi pria itu. Seringaian dibentuk lebar.Lalu, pria itu meloloskan decakan juga. Terdengar sangat tidak merdu pada kedua telinganya, tentu saja.Namun saat Verdon dekatkan wajah, ia tak punya kesempatan cukup berkelid. Malah terkunci pandangan ke Verdon.Bukankah itu kewajiban utama kau sebagai istri yang sudah aku nikahi?Kau bilang aku istrimu? Padahal, kau membutuhkanku saat di ranjang saja.Sudah aku katakan, melayaniku adalah bagian dari tugas utamamu sebagai istri yang manis, Sayang. Kau paham?Pulanglah segera, Sayang. Aku butuh kau di ranjang. Kita akan bercinta.Kalau kau tidak pulang, aku jamin kau akan dapati tempat kerjamu ini besok hancur dan hanya tersisa tanah saja.................Takdir buruk terjadi dalam hidup Masseya James, dimana harus rela dinikahi pria yang membayar hutang-hutang orangtuanya.Benar, Masseya dijadikan jaminan. Menikah dengan sistem kontrak selama sepuluh tahun. Lalu, ada kesepakatan juga soal memberi anak untuk Verdon Parker sebagai pewaris pria itu.Perjanjian yang sudah jelas menguntungkan bagi sang suami kontrak. Sedangkan, Masseya diimingi setengah harta milik Verdon.Pria itu posesif dan tentu berkuasa atas dirinya, selama mereka mengikat janji dalam pernikahan yang telah disepakati.Setiap kali disentuh sang suami kontrak, ia selalu terbuai. Permainan panas pria itu di ranjang sangat membara.Masseya jelas terpuaskan secara seksual. Kebutuhan biologis terpenuhi baik karena Verdon. Sang suami sangat jantan.Pria itu sempurna. Kaya raya. Tampan. Hanya satu kekurangan yakni suka bersikap yang menyebalkan dan selalu ingin mendominasi.Verdon sengaja bertingkah demikian untuk memenangkan hati Masseya kian besar. Rasa cintanya harus dibalas oleh sang istri.
************************************ PART 01********* Brak!Masseya lumayan terkejut dengan aksi keranjang belanjaan diletakkan secara kasar di atas meja kasar oleh pembeli.Dan, ketika sudah mampu mengenali siapa sosok jangkung di depannya, rasa kaget Masseya berubah jadi jengkel.Yang tidak lain adalah Verdon Parker.Emosinya juga pasti akan dengan begitu mudah terpancing, walaupun sebatas melihat suami kontraknya itu.Mau apa kau datang kemari? Masseya langsung bertanya tujuan Verdon.Mustahil, pria itu menemuinya tanpa punya satu pun tujuan. Dan, tentu saja merupakan hal yang termasuk penting.Masseya sudah menyiapkan diri dalam menghadapi Verdon. Termasuk masalah apa pun yang akan mereka bicarakan.Masseya memasang ekspresi datar serta tatapan tajam, saat sang suami kontrak mendekatkan wajah padanya.Masseya tidak akan menghindar. Ia siap meladeni. Kewaspadaan ditingkatkan.Aku meneleponmu berulang kali, kau tidak mengangkat satu pun, Seya.Kenapa kau melakukannya? Apa kau ingin mencari gara-gara denganku?Nada menuduh dalam kalimat-kalimat dibisikkan Verdon di telinga kanannya, semakin memancing kegeramanan.Sudah jelas, pria itu menyalahkannya secara penuh. Dan, menjadi masalah besar karena dirinya tidak melakukan perintah yang diinginkan Verdon.Kau begitu sibuk bekerja di sini, hingga kau mengabaikan teleponku?Ataukah ada alasan lain, Mrs. Parker? Katakan saja terus terang padaku.Misalnya, kau sedang bersama pria lain di ranjang dan tidak boleh diganggu.Telinga Masseya kian memanas karena tuduhan yang Verdon tunjukkan lagi padanya. Nada merendahkan dalam perkataan pria itu, tak bisa diterima.Berusaha segera disusun kata demi kata pedas di dalam kepala. Harus diberikan balasan. Jika hanya diam, maka Verdon akan menganggap dirinya menang.Kau mengira aku tidak terima telepon darimu karena aku bersama pria lain? Bukankah kau lihat aku ada di sini?Kenapa kau menghubungiku? Kau mau meminta seks dariku? tanya Masseya dengan nada yang menantang.Mata terpusat pada sosok Verdon Parker sehingga bisa dilihat jelas, ekspresi pria itu. Seringaian dibentuk lebar.Lalu, pria itu meloloskan decakan juga. Terdengar sangat tidak merdu pada kedua telinganya, tentu saja.Namun saat Verdon dekatkan wajah, ia tak punya kesempatan cukup berkelid. Malah terkunci pandangan ke Verdon.Bukankah itu kewajiban utama kau sebagai istri yang sudah aku nikahi?Kau bilang aku istrimu? Padahal, kau membutuhkanku saat di ranjang saja.Sudah aku katakan, melayaniku adalah bagian dari tugas utamamu sebagai istri yang manis, Sayang. Kau paham?Masseya jelas tidak mau menjawab. Ia mustahil bisa menang melawan Verdon. Pria itu yang selalu mengalahkannya.Kuasa Verdon begitu besar. Dirinya pun hanya punya tugas menuruti semua pria itu inginkan, tanpa melawan.Pulanglah segera, Sayang. Aku butuh kau di ranjang. Kita akan bercinta.Kalau kau tidak pulang, aku jamin kau akan dapati tempat kerjamu ini besok hancur dan hanya tersisa tanah saja.Masseya tetap diam. Tak keluarkan sepatah kata pun. Namun, Verzon pasti tahu bahwa dirinya akan menurut.Membantah sama saja celaka untuk diri sendiri. Masseya berusaha hindari. PART 02(21+)********* Verdon tetap menenggak sisa bir dalam gelas yang masih setengah hingga habis, walau handphone miliknya berdering.Barulah sekitar satu menit kemudian, balik dihubungi detektif swasta yang disewa sejak enam bulan terakhir.Mr. Ramon, kau ada di mana? Verdon langsung mengajukan pertanyaan, kala panggilan diangkat di seberang sana.Aku masih mengikuti istri Anda.Di mana posisinya? Verdon lontarkan kalimat tanya dengan nada datar.Mrs. Parker sudah pulang. Sedang ada di mobil. Menuju ke kediaman Anda.Baiklah, Mr. Ramon. Terima kasih atas informasi Anda. Verdon pun membuat suaranya lebih bersahabat, kali ini.Dan, tolong terus jaga jarak Anda dari Masseya agar dia tidak curiga. Aku tidak mau pengawasan kita diketahui.Iya, Tuan. Aku rasa jarak saya dengan istri Anda sudah jauh. Aku jamin Mrs. Parker tidak akan pernah sadar.Terima kasih, Mr. Ramon. Verdon pun melontarkam ucapan penutup, masih dalam kesopanan sama seperti tadi.Tiga detik kemudian, sudah diakhirinya sambungan telepon. Lalu, ponsel pun segera diletakkan kembali ke atas meja.Tak berselang lama, terdengar langkah seseorang mendekat. Suara sepatu hak tinggi membentur-bentur lantai, jadi indikasi sosok tersebut tengah berlari.Tanpa perlu menoleh, Verdon sudah tahu jika Masseya yang datang. Ia tidak akan menyambut secara istimewa.Dan, sempat tak ingin pusatkan atensi ke istri kontraknya itu. Namun, karena jarak mereka sudah sangat dekat, maka Verdon harus memandang wanita itu.Saat mata berserobok, dilihat dengan jelas netra wanita itu terbakar amarah. Memandang tepat ke arahnya dalam sorot yang tampak lumayan tajam.Verdon rasanya ingin marah juga, tapi logikanya menyerukan jika mengambil sikap demikian, hanya akan semakin memperburuk hubungan mereka.Kenapa kau terlambat datang dua jam dari waktu yang aku berikan, Istriku?Apakah kau di sana sangat sibuk dan kau tidak mendengarkan perintahku tadi? Verdon bertanya dengan sinis.Sementara, kedua kaki dilangkahkah ke sosok Masseya yang tak beranjak satu jengkal pun dari posisi berdirinya tadi.Kini, mereka berdua pun berdiri saling berhadap-hadapan, dengan jarak yang tidak sampai menyentuh satu meter.Aku minta maaf.Verdon langsung mengernyitkan kening karena ucapan Masseya. Tak bisa untuk dipahami, mengapa wanita itu berkata demikian. Bahkan, dalam kondisi emosi yang ia yakin belum padam sama sekali.Kenapa kau minta maaf?Verdon harus menanyakan. Tapi, tidak didapatkan jawaban karena Masseya yang berjalan menjauh dari dirinya.Terus diperhatikan wanita itu. Ternyata sang istri melangkah ke arah ruangan tidur utama yang ditempatinya.Ada dorongan mengikuti. Tentu, segera dilakukan. Penasaran akan alasan dari Masseya masuk ke dalam kamar.Selepas melewati pintu, Verdon lantas disuguhkan pemandangan yang cukup sensual, yakni Masseya tengah melepas pakaian sembari memunggunginya.Baru kemeja tertanggal dari badan sang istri. Bra berenda warna putih tersaji di depan matanya, walau dari belakang.Ingin sekali Verdon menggapai kaitan benda. Lalu, dijauhkan agar bisa secara jelas melihat payudara Masseya.Aku akan membantumu, Sayang.Pergerakan kaki Verdon sangatlah cepat mendekat ke arah sang istri. Dan segera direalisasikan apa telah dikatakan.Begitu mudah bagi Verdon melepas bra dikenakan Masseya. Dilanjutkan celana kerja panjang wanita itu ditanggalkan.Tersisa secarik kain sutra dengan tepian berenda menutupi tubuh bagian bawah Masseya. Jelas akan disingkirkan juga.Namun lebih dahulu dibalikkan badan wanita itu guna menghadap dirinya.Tatapan jengkel disuguhkan Masseya. Ia tak akan gentar akan ekspresi keberatan ditunjukkan oleh sang istri.Dirinya berhak atas tubuh wanita itu.Satu bulan aku tidak melihatmu dalam kondisi telanjang. Mari kita lihat apakah ada perbedaan pada tubuh seksimu.Sedetik selepas tuntaskan ucapannya, digunakan kedua tangan untuk melepas celana dalam dikenakan sang istri.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan