My Idiot Husband Bab 1-3

4
0
Deskripsi

Bab 1

Keluarga Jonas datang ke kediaman Isabell. Malam ini mereka akan memastikan kalau anaknya Jonas. Akan menjadi kepala rumah tangga dengan sahabat almarhum ayahnya.

"Terima kasih, telah menerima kami dengan baik disini." Ucap Bunda Jonas.

"Sama-sama, kami sudah menganggap nak Jonas bagian dari keluarga kami." Ucap Ayah.

"Apakah ini Isabell?" Tanya Bunda Jonas.

"Iya tante." Ucap Isabell.

"Perkenalkan ini anak tante, namanya Jonas." Bunda Jonas memperkenalkan Jonas.

Isabell menatap Jonas dari atas sampai...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi πŸ₯°

Selanjutnya DUDA HOT! Chapter 1-3
12
3
Bab 1Edward pov*Cuaca yang cerah seolah mendukung dirinya untuk datang ke sekolah menengah atas,  kalau bukan karena permintaan kepala sekolah yang kebetulan adalah teman ayahku.  Aku tidak akan datang ke sekolah ini.Ini adalah kunjungan pertamaku di sekolah negri yang sangat terkenal, aku diundang untuk menghadiri sebuah seminar dan aku adalah sumber pembicaranya karena akulah yang donasi terbesar di sekolah ini.Pertama masuk ke sekolah ini semua siswi disini melihatku seolah memuja, wajahku tampan. Memang! Bukan pede atau so banget tapi itulah kenyataannya aku blasteran papih berasal dari belanda sedangkan mamih dari indonesia. Mereka bertemu di Inggris saat mamih magang disana dan kebetulan mamih magang di kantor papih. Terjadilah dimana papih mengejar mamih. Aku tidak akan menceritakan kisah kedua orangtuaku karena ini ceritaku bukan mereka.Banyak yang mengira aku masih lajang atau mungkin perjaka. Namun,  pemikiran mereka salah semua.  Aku sudah menjadi duda muda,  mantan istriku mengihanatiku dengan berselingkuh.  Aku tidak terima di duakan dan akhirnya jalan terakhir yang harus dipilih yaitu perceraian.Duk..!Awww... hati-hati kalau jalan om! Ucap siswi itu dengan wajah yang cemberut dan tangannya yang mengusap dahi.Aku melihat siswi itu yang menunduk. Jangan memanggilku dengan sebutan 'om' saya belum tua.Terus, masalah buat saya om?Perempuan itu menggandahkan kepalanya tempat menatap wajahku. Wanita ini cukup cantik dan badannya seksi tidak terlihat siswa disini jika memakai pakaian biasa. Entah kenapa bajunya tidak ketat tapi mampu membuat gairahku naik begitu saja.Kamu bisa memanggilku kaka, Aa, abang atau sayang. Ucapku spontan.Sayang?? Ga salah tuh om? Sudah lah aku tidak peduli lagipula aku ga akan ketemu om lagi. Bye. Wanita itu pergi begitu saja dengan sedikit berlari kearah aula.Mataku tidak bisa lepas dari wanita itu,  apa yang kau lakukan Edward, dia hanya anak ingusan yang bahkan dadanyapun sebesar tomat.Aku menggelengkan kepala membayangkan itu semua. Aku sudah gila, tapi tidak ada salahnya juga memacari anak SMA. Aku ingin tau rasanya menjadi pria pedofil. Sepertinya menarik. Dan wanita itu yang akan aku jadikan milikku.Aku berjalan kearah aula yang disambut oleh kepala sekolah disana serta guru-guru perempuan yang tidak segan memamerkan dada dan pahanya kepadaku. Cik,  mereka kira aku tertarik? Yang seperti itu sudah banyak, aku lebih tertarik pada siswi tadi yang menabrakku.Pak,  silahkan duduk dekat saya disini. Ucap guru perempuan bernama Siska,  wajahnya lumayan cantik,  kulitnya putih mulus tapi aku tidak tertarik.Terima kasih bu,  saya duduk dekat pa Anton saja. Siska terlihat kecewa dengan penolakanku tapi dia tidak berhenti disitu saja. Siska membawa segelas air putih dan memberikannya padaku.Tapi, sebelum gelas itu sampai ditanganku Siska sengaja menumpahkannya. Trik murahan seperti ini basi.OMG..  Maaf pak saya tidak sengaja, biar saya bersihkan. Siska membawa tisu dan akan membersihkan air tumpah yang terkena dibagian pahaku.Tidak perlu Bu Siska,  biar saya saja.Tapi ini salah saya pak.Biar aku saja. Maaf pak bu saya permisi kebelakang. Aku pergi begitu saja ke toilet,  sebenarnya aku ingin sekali memarahi Siska yang telah berani menumpahkan air. Tapi,  tidak enak dengan Pak Anton kepala sekolah disini.Langkahku terhenti,  ketika mendengar suara siswi itu lagi.Aku ga mau pake lipstik Nila. Ucapnya.Kau harus memakainya Clarisa, kamu tau ga?Ga.Ihh, ada cowo ganteng loh di Aula dan dia yang akan memberikan kita beasiswa makannya kamu harus cantik siapa tau kamu yang dilirik.Apaan sih,  aku sudah punya tile nil.. Aku ga mungkin berpaling dengan yang lain.Clarisa sayang,  tile itu playboy kamu masih aja suka sama dia.Aku bisa merubahnya tenang saja.Terserah. Lebih baik kita ke Aula secepatnya sebelum kita dimarahi wali kelas. Aku masuk kedalam bilik toilet pria, tanpa disadari tanganku mengepal begitu saja mendengar wanita itu sudah memiliki kekasih.Aku akan menjadikanmu milikku manis,  dan pria itu akan aku singkirkan. Aku segera keluar dari toilet pria setelah mengkeringkan celanaku yang basah akibat wanita jalang itu. Sepertinya bermain-main dengan anak ingusan asik juga.πŸ’–πŸ’–πŸ’–Bab 2Clarisa pov*Aku keluar dari angkot dan berlari dengan kencang ke sekolah, hari ini adalah hari penting dan aku selaku siswa yang mendapatkan beasiswa terlambat diacara penting seperti ini.Aku akan kena marah kalau sampai gerbang sekolah sudah di kunci.Pa.. Pa..pak jangan di tutup dulu! Teriakku dari kejauhan saat melihat gerbang akan di tutup sedikit lagi.Eh neng ko terlambat?Maaf Pak,  aku tadi terlambat bangun.Iya sudah, masuk cepat neng sebentar lagi mau dimulai. Aku mengangguk dan berlari lagi kedalam sekolah.Duk..!Awww... hati-hati kalau jalan om! Ucapku menabrak seseorang yang dadanya keras banget. Aku mengusap dahiku yang terbentur dengan dada bidang pria ini.Jangan memanggilku dengan sebutan 'om' saya belum tua. Balasnya,  semuda-mudanya pria ini pasti masih dibilang tua kalau dibandingkan dengan dirinya.Aku mengangkat kepala dan langsung berhadapan dengan pria itu, demi apa wajahnya tampan sekali untuk beberapa detik aku terhipnotis olehnya. Terus, masalah buat saya om?Kamu bisa memanggilku kaka, Aa, abang atau sayang. Apa?  Sayang?  Dia kira siapa.Sayang?? Ga salah tuh om? Sudah lah aku tidak peduli lagipula aku ga akan ketemu om lagi. Bye. Ucapku pergi begitu saja,  sayang tampan-tampan tapi tidak punya sopan santun. Baru pertama ketemu sudah gombal.Aku masuk ke dalam kelas dan menyimpan tas. Setelah itu berlari ke Aula.Ehh.. Claaaa.... Teriak Nila saat aku lewat toilet perempuan.Apa? Nila menarik tanganku kedalam toilet perempuan.Kamu harus diberi polesan lipstik agar ga terlalu pucat seperti mayat!Aku ga mau pake lipstik Nila.Kau harus memakainya Clarisa, kamu tau ga?Ga.Ihh, ada cowo ganteng loh di Aula dan dia yang akan memberikan kita beasiswa makannya kamu harus cantik siapa tau kamu yang dilirik.Apaan sih,  aku sudah punya tile nil.. Aku ga mungkin berpaling dengan yang lain.Clarisa sayang,  tile itu playboy kamu masih aja suka sama dia.Aku bisa merubahnya tenang saja.Terserah. Lebih baik kita ke Aula secepatnya sebelum kita dimarahi wali kelas. Aku kembali ditarik oleh Nila untuk pergi ke Aula.Didalam Aula semua siswa sudah berkumpul. Aku jadi malu sendiri karena terlambat, aku duduk disebelah temanku.Kamu telat ya? Tanya Ira.Iya hehe,  jangan bilang-bilang ya aku malu. Jawabku.Kebiasaan deh,  kalau kerja itu jangan terlalu malam jadi terlambatkan bangunnya.Siapp bos.Acara telah dimulai,  semua siswa tidak ada yang berbicara kecuali yang ada didepan.Baiklah siswa-siswi yang kami banggakan, disini sudah ada pria tampan didepan, beliau narasumber kita hari ini selain itu beliau juga yang paling banyak menyubang donasi di sekolah kita beri tepuk tangan.Pria itu adalah penyumbang terbesar dikampus ini OMG tadi aku sudah bersikap tidak sopan sekali di depannya. Bagaiman jika dia membatalkan beasiswaku di sekolah ini? Tidak, itu tidak akan terjadi bersikaplah seolah-seolah tidak bertemu megga.Satu jam pria itu berpidato, materi tentang kisah hidupnya yang sukses membuatku menjadi termotivasi untuk menjadi wirausaha setelah lulus dari sekolah ini. Setelah selesai waktu menyampaikan siswa yang mendapatkan beasiswa.Di sekolah kita ada beberapa orang yang mendapatkan beasiswa, yang namanya di panggil silahkan kedepan. Citra, Hilda, Nila, dan Clarisa.Aku menghela nafas semoga om itu tidak mengenalku, aku berjalan kedepan. Om tadi melihatku tajam.Untuk pak Edward, saya persilahkan untuk memberikan beasiswa kepada siswa kami. Om itu tersenyum lalu berdiri memberikan satu-satu beasiswa kepada siswi di depan. Tepat bagianku om itu menunduk dan berbisik.Kena kau sayang. Tamat riwayatku.Nila yang berada di sisiku menyikutku. Salam. Bisiknya, secara spontan aku menyalami Cowo di hadapanku.Dia tersenyum manis sekali, membuat semua wanita yang melihatnya salah tingkah,  dasar pria cari perhatian banget.Kalian silahkan kembali ketempat. Aku kembali ke tempat duduk dan sesekali melihat pria itu.  Dan pria itu mengedipkan sebelah matanya.****Akhirnya waktu pulang telah tiba, Rasanya badan remuk semua. Untung saja hari ini jadwal offku kerja. Cla,  kamu pulang sama siapa?Tanya Nila. Sendirilah.Bareng sama aku saja.Aku menggelengkan kepala. Ga bisa deh Nil,  aku mau ke toko buku dulu.Oh,  aku duluan ya.Ok hati-hati ya.Tidak lama dari Nila, aku menyusul pulang. Keluar dari sekolah,  seseorang menggendongkanku begitu saja seperti karung beras. Ahhh...  Apa-apaan ini.Pria itu memukul bokongku. Jangan berisik.Aku terus saja memukul punggungnya. Namun,  dihiraukan olehnya. Lama kelaman cape juga. Setibanya di parkiran Sekolah pria itu menurunkanku. Kamuu..  Om kenapa membawaku kesini? Tanyaku heran. Masuk. Jawabnya.Ga mau! Aku memalingkan wajah. Masuk atau aku akan menciummu disini dihadapan banyak orang. Aku menatapnya tidak percaya.   Ga,  sebenarnya apa tujuan om membawaku?  Edward mengangkat alisnya satu. Kamu mau tau?Iya. Tidak ada.Apa?! Aku teriak begitu kencang,  namun tangan om itu menutup mulutku.πŸ’–πŸ’–πŸ’–Bab 3*Clarissa Povβ€œGa,  sebenarnya apa tujuan om membawaku?”Edward mengangkat alisnya satu. Kamu mau tau?Iya.Tidak ada.Apa?! Aku teriak begitu kencang,  namun tangan om itu langsung menutupi mulutku.Stt,  bisa diam ga sih!Aku menarik tangan om itu dari mulutku. Om yang harusnya diam,  kenapa tiba-tiba menculikku dan membawaku ke dalam mobil.Pria itu menyandarkan punggungnya ke jok mobil. Entahlah,  rasanya senang aja melihatmu marah,  gemas. Biasanya aku tidak seperti ini. Apalagi kepada perempuan. Kamu pakai susuk apa?Plak! Aku menampar pria itu dan menunjuknya. Dengar ya Om,  saya memang miskin. Tapi saya tidak pernah memakai susuk apapun untuk memikat pria. Apalagi pria seperti om. Orang kaya tapi tidak punya tatakrama.Edward menatapku sambil tertawa pelan. Kamu itu lucu, tapi ini sakit. Jangan main tampar-tampar ya. Mana tangan kananmu. Dia menarik tangan kananku dan mengusapnya pelan. Nanti tanganmu sakit karena menamparku.Aku terheran-heran,  pria di depanku ini setengah gila. Atau benar-benar udah gila? Di tampar malah ketawa,  oh Tuhan apakah orang kaya seperti ini? Sangking kebanyakan uang.Aku menarik tanganku dan menyembunyikannya dibelakang. Om,  aku harus ke toko buku. Jadi bukakan pintu mobilnya.Oh toko buku,  aku antar ya. Tidak usah,  aku bisa sendiri.Terlambat mobil udah jalan. Dia mengendarai mobilnya,  aku hanya bisa pasrah duduk manis disebelah pria ini. Kenapa diam? Tanyanya.Memangnya aku harus ngomong apa? Tanyaku balik,  diam salah,  teriak-teriak salah.Apa saja,  tentang keluargamu. Atau tentang pacarmu,  mungkin musuhmu?Aku menggelengkan kepala. Bagiku itu hal pribadi dan tidak untuk dibagikan kepada orang lain. Apalagi kita tidak saling kenal.Oh ok kalau begitu.Tidak terasa,  aku dan dia sudah sampai di gramedia. Aku memilih beberapa buku. Sedangkan dia hanya mengekoriku dari belakang. Seperti bodyguard. Karena sudah malas berdebat,  jadi aku biarkan saja. Terserah dia mau apa dan bagaimana.Di tanganku kini sudah ada lima buku yang aku inginkan. Karena uangku hanya ada seratus ribu dan tidak akan cukup untuk semua buku yang aku inginkan paling-paling hanya satu. Mengingat buku itu harga satunya hampir sembilan puluh sembilan.Aku memandang buku buku itu,  lalu menaruhnya di rak buku kembali. Setelah itu,  aku datang ke kasir untuk membayar. Satu saja kak? Aku mengangguk. Totalnya 99.000Aku mengeluarkan uang seratus ribu. Ini kak.Kembaliannya 1.000 dan ini bukunya. Terima kasih dan datang kembali. Sama-sama. Aku melihat keseliling tidak ada om itu lagi. Kemana dia? Ah masa bodo,  yang penting aku udah dapat bukunya.Sesampainya di lantai pertama,  om itu memanggilku dan menangkap tanganku. Kenapa ditinggal? Kita pergi bersama,  pulang juga harus bersama.Aku ditarik olehnya ke parkiran dan masuk kembali ke mobilnya. Dia mengantarkanku ke rumah. Sesampainya di depan rumah. Dia keluar dari mobil dan memberikanku satu paper bag.Buat kamu,  dan kita belum berkenalan secara resmi. Nama aku adalah Edward. Senang bisa bertemu denganmu.Aku hanya bisa menatapnya tanpa berkedip. Merasa tidak ada tanggapan dariku. Edward mencium keningku. Selamat beristirahat. Aku akan menemuimu lagi nanti Clarissa.        
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan