PART 1 = PERKEMAHAN

0
0
Deskripsi

Taehyung awalnya malas untuk ikut perkemahan, tapi istrinya Namjoon ingin sekali dia ikut. Dari keterpaksaan, Taehyung justru mendapatkan kesenangan di tempat kemah. 

Bang Taehyung menghela nafas panjang, namun senyumannya tercipta lebar ketika melihat tatap mata tajam dari istrinya - Kim Namjoon. 

“Kalau enggak mau ikut, enggak masalah kok,” kata Namjoon dengan nada kesal yang membuat Taehyung agak - agak tidak berani untuk tidak ikut. 

“Eomma…”

Pembicaraan Taehyung dan Namjoon yang belum terjadi, teralihkan oleh anak laki - laki mereka yang bernama Sunghoon masuk ke dalam ruang santai sambil membawa satu set piyama berwarna merah menyala. 

“Aku bawa ini ya untuk kemah,” kata Sunghoon. 

“Bebas, bawa saja apapun yang kau mau Sunghoon,” jawab Namjoon dengan senyuman lebar. 

“Appa mau ikut enggak?” Sunghoon menatap pada Taehyung. 

“Ngapain sih pakai acara kemah segala?” Taehyung balik bertanya, “Enak tidur dirumah… iya kan sayang..”

Taehyung memeluk erat pada tubuh istrinya. Ia sudah memonyongkan bibirnya untuk mencium Namjoon, tapi bibirnya ditutup oleh bekapan tangan Namjoon. 

“Kalau enggak mau ikut ya sudah… biar aku dan Sunghoon saja yang ikut,” kata Namjoon. 

Taehyung melepas bekapan Namjoon, ia tersenyum lebar, “Aku ikut kok… asal janji satu hal padaku.”

“Apa suamiku tercinta?” Namjoon mengelus lembut pada wajah tampan Taehyung.

Sunghoon yang masih ada di ruang santai hanya bisa mengerutkan kening melihat kemesraan ayah dan ibunya yang sudah dalam tahap mengganggu jiwa dan raganya. 

“Jangan dekat - dengan dengan mantan kekasihmu yang bernama Oh Sehun itu, suaminya Suho hyung ikut kan,” kata Taehyung. 

“Astaga, segitu tidak percaya kah pada istri sendiri?” tanya Namjoon sambil geleng - geleng kepala. 

“Kalau kalian mau cerai, aku enggak apa - apa kok,” kata Sunghoon, “Nanti aku ikut kakek Chulyong saja, uangnya lebih banyak.”

Taehyung menatap geram pada anak laki - laki tunggalnya, ia mengambil bantal sofa dan melemparkan pada Sunghoon, “Bocah kurang ajar…”

Sunghoon hanya tertawa - tawa saja dan berlari kabur ketika melihat ayahnya berlari mengejarnya. 

@@@@@

Taehyung hanya berdiri diam, menatap pada anaknya yang sok pintar pernah mendirikan tenda. 

“Biar aku saja Jake.. nanti tanganmu terluka,” kata Sunghoon yang mengambil pasak besi dari tangan Jake dengan senyuman lebar, “Kau istirahat saja manis.”

Taehyung menahan tawa melihat kelakuan anaknya, walaupun dia sudah tersenyum mengejek anaknya sendiri. 

“Bener ya… buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” ucap Sehun yang kemudian berdiri disamping Taehyung. 

Taehyung menatap sejenak pada Sehun, tidak mau membalas ucapan Sehun, entah kenapa dia masih agak - agak tidak suka dengan mantan kekasih Namjoon ini, padahal usia pernikahannya dengan namjoon 17 tahun dan selama itu Namjoon tidak pernah ada affair sama sekali dengan Sehun. 

“Kau bisa tidak sih sebenarnya Sunghoon?” tanya Jake yang melihat tenda miliknya ambruk lagi. 

Sunghoon memasukkan pasak lebih dalam bahkan sampai mengerahkan semua tenaganya, dia kemudian menarik bagian atasnya dan berusaha untuk menegakkan tenda tapi sama sekali tidak berdiri. 

“Heh goblok!” dari arah belakang seseorang memukul kepala Sunghoon dengan cukup keras. 

Taehyung yang melihat Sunghoon mendapat pukulan dari adiknya sendiri - Bang Hyunbin hanya diam saja. 

Adik Taehyung bernama Hyunbin ini memiliki penampilan yang cukup mengerikan sebenarnya, pada bagian lehernya terdapat tato tubuh naga yang melingkar, kemudian separuh tubuh naga itu berada di bagian depan tubuh Hyunbin, dengan ekor berada tepat di atas puting kanan milik Hyunbin. Jangan berpikir aneh - aneh kenapa Taehyung tahu, Hyunbin adiknya, dia tidak akan bernafsu dengan adiknya sendiri dan dialah yang mengantar adiknya itu membuat tato. Dan dia juga yang kena omelan ayahnya saat di rumah karena Hyunbin membuat tato cukup ekstrim di leher. Ayahnya itu tidak sadar sama sekali kalau tubuhnya sendiri penuh dengan tato. Walaupun memang satu - satunya di keluarga Bang yang membuat tato di leher hanya Hyunbin.

“Astaga nunna.. sakit,” kata Sunghoon sambil mengelus - elus kepalanya. Walaupun sosok bernama Hyunbin yang tahun ini berusia 35 tahun ini adalah adik dari ayah Sunghoon yang itu artinya adalah tante Sunghoon, tapi dia memang terbiasa memanggil dengan nunna atas permintaan hyunbin sendiri yang tidak mau terlihat terlalu tua. 

“Tendamu tidak akan berdiri sampai kiamat kalau begini caranya,” kata Hyunbin, “Cabut dulu pasaknya, kemudian bentangkan dulu, pasang bambunya masukkan ke bagian tengah… Jake juga zaman sudah modern beli tenda yang tradisional begini.”

“Jangan mengomel deh Hyunbin nunna, makin tua nanti,” kata Jake yang membantu melepaskan pasak yang dibenamkan Sunghoon. 

“Benar - benar persis ayahnya… ceroboh, tukang menggoda dan…. bodoh…” kata Sehun yang sukses membuat Taehyung menolehkan kepala padanya. 

“Aku tidak mau mengatakan ini.. tapi… kau harus sadar diri atas posisimu,” Taehyung membalikkan badan, kini berdiri menghadap Sehun persis, “Karyawan sepertimu.. bahkan walau posisimu adalah Direktur, harus tetap sadar diri untuk tidak menghina aku… sang putra mahkota.”

Sehun menganggukkan kepala, dengan wajah yang terlihat agak - agak kesal karena itu Taehyung menunggu apa yang mau dikatakan oleh sosok dihadapannya ini. Tapi…

“Sehun appa…”

Taehyung dan Sehun sama - sama menolehkan kepala, menatap pada sosok anak laki - laki berusia 16 tahun yang merupakan anak kedua dari pasangan Sehun dan Suho. Seorang anak laki - laki berparas manis bernama Haechan. 

“Bantu aku mengangkat tikar dong,” kata Haechan yang kemudian menarik pelan tangan ayahnya. 

“Siap.. ayo… kau sudah ingin rebahan ya,” balas Sehun. 

“Enggak ya… tapi kan tendanya sudah berdiri ya tikarnya di pasang,” sahut Haechan. 

Taehyung terus menatap pada sosok Sehun yang pergi dari hadapannya bersama sang anak. Ia terus dan terus menatap, fokus menatap pada sosok Haechan dan lama kelamaan, matanya turun menatap pada bagian pantat Haechan yang terlihat menyembul padat karena memakai celana pendek agak ketat. 

Lamunan Taehyung yang begitu fokus menatap pada pantat Haechan ketika terdengar teriakan heboh dari Jake.

“Kodok!!!! Ih jijik!!!! Kodok!!!!!” teriak Jake sambil memeluk erat tubuh Sunghoon. 

Sunghoon tersenyum lebar sekali sambil balas memeluk tubuh Jake, “Jangan dekat - dekat dengan kodoknya… nanti kena racunnya… sini sini denganku saja.”

Hyunbin yang memegangi ujung bambu untuk bagian tengah tenda yang tiba - tiba saja dilepaskan pegangannya oleh Sunghoon akhirnya jatuh tersungkur dengan bambu ikut tergeletak di sebelahnya. 

“Bocah brengsek… dan kenapa pula aku ikut kemah ini??” dengus kesal Hyunbin. 

“Hyunbin ahjumma, kenapa kau tidur diatas tanah?”

Hyunbin menatap pada anak laki - laki yang ada di atasnya, menatap heran padanya dengan tatap mata sampai mengkerut, “Bantu aku berdiri Ni-Ki, kakakmu itu membuatku seperti ini.”

 

“Ada - ada saja memang,” Ni-Ki mengulurkan tangannya, memegangi tangan Hyunbin untuk membantunya berdiri. Dia menarik tubuh Hyunbin dengan hentakan yang cukup keras hingga Hyunbin berdiri dan nyaris menubruk tubuhnya. Ni-Ki menahan tubuh Hyunbin agar tidak menubruknya dengan memegangi pinggang Hyunbin dan meletakkan tangannya di dada Hyunbin. Keduanya membeku sejenak, bukan karena Hyunbin terheran - heran anak laki - laki dihadapannya ini yang baru berusia 15 tahun sudah lebih tinggi darinya, meskipun memang keturunan keluarga Bang tidak ada yang terlalu tinggi. Taehyung mentok 179cm, Bangchan 171cm dan Hyunbin di 170cm. Tapi karena keduanya menyadari jika tangan Ni-Ki benar - benar berada di atas dada kanan Hyunbin. 

“Ni-Ki apa yang kau lakukan!!!!” ibu dari Ni-Ki, Park Jimin seorang laki - laki manis berambut merah muda dengan panik menarik tubuh Ni-Ki menjauh dari Hyunbin, “Kau kurang ajar sekali.. cepat minta maaf… cepat.”

Taehyung yang melihat keributan lain kini mendekat pada Jimin yang terlihat begitu panik. 

“Santai Jimin oppa, aku yang meminta bantuan Ni-Ki tadi, dan tidak sengaja juga kok karena aku mau menubruk Ni-Ki tadi,” kata Hyunbin berusaha menenangkan Jimin. 

“Lagipula memang terasa ada yang tersentuh tadi?”

Semua orang menatap pada suami Jimin - Shin Wonho yang tersenyum lebar ke arah Hyunbin.

“Ya!! Wonho bajingan… aku tetap punya payudara ya,” kesal Hyunbin. 

Dan kekesalan Hyunbin terhenti dengan cepat, teralihkan gara - gara kakaknya sendiri - Taehyung malah tertawa terpingkal - pingkal. 

@@@@@

Haechan menolehkan kepala, menatap pada Taehyung yang suara tawanya terdengar sampai tempatnya berdiri. Dia masih kesal karena ucapan laki - laki itu pada ayahnya tadi, tapi Haechan tahu dia tidak bisa berbuat apa - apa. Haechan yang semenjak kecil sudah di ajari mengenai hirarki kelompok Naga Hitam dan sakralnya keluarga inti Bang, memang tentu saja tidak berani untuk membantah apalagi melawan ucapan para anak keluarga Bang. Ayahnya saja langsung terdiam, apalagi dia. Benar - benar kehidupan yang menyebalkan. 

“Hey… jangan menatap dengan penuh kebencian seperti itu pada Taehyung - ssi…”

Haechan menolehkan kepala, menatap pada kakak laki - lakinya, Heeseung yang berbicara dengan suara lirih. 

“Kau sih tadi tidak dengar apa yang dikatakan oleh laki - laki siala….” ucapan Haechan langsung terhenti begitu Heeseung membekap mulutnya. 

Mata Heeseung terbelalak lebar, melotot tajam kearah adiknya, “Jaga bicaramu.. hati - hati. Kau mau keluarga kita dibantai.. dibunuh. Tidak hanya dibuat bangkrut tapi dibunuh. Jangan bicara seperti itu pada keluarga inti keluarga Bang.”

Haechan melepaskan bekapan tangan Heeseung sambil mendengus kesal, mulutnya sudah terbuka ketika tiba - tiba saja muncul teman Haechan. 

“Kalian sedang bertengkar??” pertanyaan konyol keluar dari mulut Jungwon, anak kedua dari pasangan Wonho dan Jimin. 

“Jangan diganggu kalau mereka sedang bertengkar,” sahut seorang laki - laki yang tiba - tiba berdiri di belakang Jungwon dan membuat Jungwon menjerit histeris dan berlari ke belakang tubuh Haechan. 

“Apa sih Jungwon, itu hanya Bangchan - ssi,” kata Haechan. 

“Serem… aku selalu tidak nyaman dengan laki - laki berotot besar yang tersenyum lebar mencurigakan padaku itu,” bisik Jungwon. 

“Aku dengar ucapanmu Jungwon,” kata Bangchan yang kemudian mendekat pada Jungwon, “Biar kau tidak takut padaku dan yakin jika aku tidak menggigit.. ayo kita cari kayu bakar ke dalam hutan.”

Jungwon menggelengkan kepala dengan cepat, entah kenapa dia takut sekali dengan anak kelima keluarga Bang ini, padahal selama ini Bangchan sama sekali tidak pernah menyakitinya. 

“Bangchan - ssi benar lho Jungwon, kau kenapa sih takut sekali padanya? Padahal tidak di apa - apakan juga,” kata Heeseung menatap curiga ke arah Jungwon. 

“Jangan - jangan kau naksir ya dengan om?” tanya Bangchan sambil mendekatkan tubuhnya pada Jungwon. 

“Idih.. enggak mungkin ya,” bantah Jungwon. 

“Kalau memang tidak, seharusnya tidak masalah dong mencari kayu bakar bersama. Kau tidak akan salah tingkah dan mencemil dedaunan,” kata Bangchan, “Ayo cepat… nanti malam tidak jadi api unggun kalau kau tidak membantuku. Heeseung dan Haechan, nanti ajak yang lain untuk membantu mencari kayu bakar juga ya.”

“Siap Bangchan - ssi,” sahut Heeseung dan Haechan nyaris bersamaan. 

“Ayo Jungwon…” panggil Bangchan lagi. 

Jungwon dengan mau tidak mau dan akhirnya mau, melangkahkan kaki di belakang Bangchan. 

“Semangat Jungwon…. Bangchan - ssi tidak mengigit kok,” teriak Haechan memberi semangat pada sahabatnya itu. Ia tersenyum lebar melihat temannya yang terlihat jengkel. 

“Aku juga tidak mengigit…”

Haechan langsung terdiam karena dikejutkan dengan kemunculan Taehyung. Tidak berapa lama, Namjoon berjalan mendekat padanya. 

“Haechan, Heeseung, ayo bantu kami mengangkat bahan makanan untuk pesta barbeque nanti malam,” kata Namjoon. 

“Iya Namjoon - ssi,” ucap Heeseung yang melangkah dan kembali lagi untuk menarik tangan Haechan agar ikut melangkah. 

Haechan melangkahkan kaki, melewati tubuh Taehyung yang tersenyum lebar kearahnya. Kepala Haechan terus memikirkan cara, bagaimana caranya memberi pelajaran pada laki - laki angkuh yang sudah menginjak harga diri ayahnya ini. 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya PART 2 : MOBIL
0
0
Demi anaknya tercinta, Taehyung harus membeli sosis ke toko yang lumayan jauh dari tempat berkemah. Taehyung tidak pergi sendirian, dia pergi dengan Haechan, anak dari salah satu anak buah ayahnya yang dia rasa tidak suka kepadanya. Taehyung tidak berharap sama sekali hubungannya dengan Haechan akan membaik tapi ternyata hubungan mereka malah bergerak ke arah yang tidak terduga.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan