Part: 16-20
Judul: OBSESSION (Kookv)
Part: 16
___ <•> _ <•>___
"Jangan bercanda seperti itu, hyung. Itu tidak lucu." tegur Taehyung sambil main-main meninju pelan dada Jungkook.
"Aku tidak bercanda, aku bisa melakukan segalanya hanya untukmu. Seperti, jika kamu mau, aku bisa menjadi pacarmu." ucap Jungkook.
"Aku beruntung memilikimu, hyung, tapi, kamu tidak bisa menjadi pacarku. Suatu hari nanti, kamu akan meninggalkanku dan tinggal bersama pasanganmu. Tapi, aku juga ingin punya pacar hyung. Seperti seseorang yang akan tinggal bersamaku." kata Taehyung menghela nafas sambil bersandar pada sentuhan hyungnya.
"Aku bisa jadi orangnya." ucapnya tanpa pikir panjang membuat Taehyung menatapnya bingung.
"Maksudku, aku bisa bertingkah seperti pacarmu. Aku bisa tinggal lebih lama dari yang lain karena aku lebih mengenalmu." kata Jungkook menambahkan.
"Tidak, hyung, aku tidak ingin kamu menjadi pacarku."
Kata itu cukup untuk menusuk jantung Jungkook lalu ia mengepal tinjunya.
"Kenapa? Apakah kamu tidak menyukaiku?" tanya Taehyung sambil menelan harga dirinya.
"Aku menyukaimu, hyung, aku sangat menyukaimu." balas Taehyung.
"Lalu kenapa kamu tidak ingin aku menjadi pacarmu?" tanya Jungkook mencoba mengendalikan amarahnya.
"Kita ini bersaudara, lagipula aku hanya ingin kau menjadi hyungku karena aku takut kita akan bertengkar dan saling menyakiti jika kau menjadi pacarku. Makanya aku sangat bahagia karena kamu hanyalah saudaraku. Aku tahu kamu tidak akan menyakitiku." ucap Taehyung sambil tersenyum tulus.
Jungkook memaksakan senyumnya.
"Kamu mau tidur? Atau kamu ingin aku menyiapkan makanan untukmu?" tanya Jungkook sambil berdiri dan mengganti topik ini.
"Aku tidak lapar hyung, kamu mau kemana? Bukankah kita akan tidur?" tanya Taehyung dengan rasa ingin tahu.
"Aku akan bertemu teman sebentar tapi aku berjanji, aku akan kembali dan tidur denganmu." balas Jungkook.
"Kenapa? Tidak bisakah kamu diam disini saja? Kamu akan meninggalkanku juga, sama seperti dia." kata Taehyung cemberut.
"Jangan khawatir, percayalah, ini tidak akan memakan waktu lama, oke?" ucap Jungkook sambil mengecup kening Taehyung.
"Baiklah, aku akan menunggumu." ucap Taehyung sambil berbaring di tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut.
"Kamu tidak perlu melakukan itu, kamu bisa tidur ketika aku pergi." kata Jungkook.
"Tidak, itu keputusanku. Aku tidak akan tidur sampai kamu kembali." desak Taehyung sambil memunggungi Jungkook.
Jungkook menghela nafas kekalahan dan berbaring disamping Taehyung. Ia tahu dongsaengnya pasti akan marah jika dia meninggalkannya.
"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan pergi, senang?" gumam Jungkook.
Taehyung berbalik dan terkikik.
"Iya senang sekali." jawab Taehyung sambil memeluk hyungnya. Lengan kirinya berada didada Jungkook dan kaki kirinya dijebloskan ke tubuh bagian bawah Jungkook.
"Selamat malam hyung, aku mencintaimu." gumamnya sambil meringkuk dilekuk leher Jungkook.
"Aku pun mencintaimu." jawab Jungkook sambil membelai punggung Taehyung.
Belakangan ini, dia sering mendengar Taehyung mendengkur. Dia berbalik untuk melihatnya dan menyeringai.
"Kamu jahat, kamu tidak ingin aku menjadi pacarmu tapi hanya saudara. Bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu jika aku menginginkan lebih dari itu?" kata Jungkook tertawa getir dan dengan agresif membelai pipi Taehyung dengan ibu jarinya. Dia baru saja menarik diri ketika mendengar laki-laki itu mendesis.
"Aku mencintaimu, Tae, aku sangat mencintaimu." kata Jungkook dengan ibu jarinya menyentuh bibir bawah Taehyung, mendekatkan wajahnya ke arah Taehyung hingga bibirnya menyentuh dengan lembut, dan mencium bibirnya.
•
•
•
-TBC-
____
Author ganti judulnya:👇
Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)
Part: 17
___ <•> _ <•>___
Kakak tirinya sekarang sedang sarapan dengan canggung bersama orangtua mereka. Anak bungsu di keluarga itu diam seperti biasanya membuat orangtuanya khawatir.
"Aku sudah selesai, aku akan pergi." kata laki-laki berambut mint itu berdiri dari kursinya.
"Tapi Tae, kamu bahkan belum menghabiskan makananmu. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Yoona sambil menatapnya.
Lalu Taehyung tersenyum paksa dan menjawabnya, "Aku baik-baik saja. Hyung, ayo berangkat sekarang."
Taehyung berjalan pergi, Jungkook menghabiskan makanannya dan pergi juga.
"Suasana hatimu masih buruk, apa yang terjadi?" tanya Jungkook dengan membukakan pintu mobil untuk Taehyung.
Taehyung menghela nafas dan masuk ke dalam mobil sambil duduk di samping kursi pengemudi. Jungkook mengikutinya, pergi ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil.
"Aku benar-benar kesal saat ini. Aku benci kalau kamu seperti ini." kata Jungkook saat mengemudi.
"Maafkan aku hyung, aku hanya khawatir. Bagaimana jika aku menemuinya hari ini? Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan." jawab Taehyung sambil menghela nafas sambil memegang sabuk pengaman mobil.
"Apakah kamu ingin berkencan denganku?" tanya Jungkook menghentikan mobilnya ketika lampu merah muncul dilampu lalu lintas.
"Apa?"tanya Taehyung dengan bingung dan menatapnya. Jungkook membalikkan wajahnya ke arah Taehyung dan tersenyum.
"Kita jarang bersama dan kamu sedih. Anggap saja ini kencan saudara dan aku bisa berjanji akan membuatmu bahagia. Jadi, apa kamu mau ikut denganku?" balas Jungkook dengan bertanya.
"Tapi kita harus masuk kelas, hyung." cemberut Taehyung. Jungkook terkekeh dan mengacak-acak rambut dongsaengnya.
"Tentu saja, setelah kelas selesai. Jadi kamu mau menerimanya?" tanyanya sekali lagi.
"Oke, tapi pastikan membawaku ke tempat yang indah, kalau tidak aku akan merajuk." kata Taehyung.
"Tentu, semuanya untuk bayiku yang lucu." ucap Jungkook terkikik dan mulai mengemudi lagi.
Mereka sampai di Universitas, Jungkook keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk adiknya. Dia mengulurkan tangannya agar Taehyung meraihnya dan diterima oleh muda itu.
"Ayo masuk ke dalam, ya?" ucap Jungkook sambil memegang tangan Taehyung.
Taehyung menganggukkan kepalanya dan mengabaikan kenyataan bahwa mereka berpegangan tangan karena sudah terbiasa. Mereka berjalan di lorong dengan beberapa siswa di lorong dan bergumam.
Tiba-tiba, Taehyung melihat pacarnya, Minsoo yang sedang memperhatikan mereka. Minsoo melihat Jungkook menyeringai dan tangan kanannya meluncur dipinggang Taehyung.
"Jangan lihat dia, sudah kubilang, abaikan saja dia." bisiknya pada Taehyung.
Laki-laki berambut mint itu mematuhinya dan malah melihat ke tempat lain. Mereka melewati pacarnya Taehyung tanpa menghiraukan kehadirannya seolah-olah dia bukan siapa-siapa.
"Sepertinya kamu bertengkar dengan pacarmu ya." goda teman Minsoo dan menaruh tangannya di bahu Minsoo.
"Aku harus pergi." jawabnya melepaskan tangan temannya dari bahunya dan berjalan keluar dengan tangan mengepal dan jelas terlihat kesal di wajahnya.
"Hyung, kelasku ada disini, kamu boleh pergi sekarang." ucap Taehyung berhenti didepan kelasnya.
"Baiklah, tapi beritahu aku jika bajingan itu mengganggumu." ucap Jungkook sambil menatap wajah Taehyung.
"Aku mengerti hyung, terima-kasih." Taehyung tersenyum dan mengecup pipi hyungnya.
"Bagus, aku pergi sekarang." Jungkook tersenyum kembali dan pergi. Lalu laki-laki berambut mint itu masuk ke dalam dan duduk di samping jendela.
"Hai, Taehyung, aku Marilyn, bolehkah aku duduk disini?" gadia itu memperkenalkan dirinya dengan senyum terpampang diwajahnya.
"Ya, tentu saja bisa." jawab Taehyung memindahkan tasnya untuk memberi ruang baginya.
"Ngomong-ngomong, siapa pria tampan yang bersamamu itu? Apakah dia pacarmu?" tanya Marilyn dengan rasa ingin tahu.
"Hah? Bukan, dia hyungku." balasnya sambil menatapnya.
"Hyungmu? Tapi kalian berdua baik-baik saja bercium?" tanyanya dengan bingung.
"Ya, dia saudara tiriku dan kami sudah melakukan itu sejak masih kecil." kata Taehyung beralasan.
"Aneh, apakah kamu menyukainya? Maksudku, lebih dari sekedar saudara laki-laki?" tanya Marilyn lagi.
"Tidak, tentu saja tidak, kenapa kamu bertanya seperti itu?" Taehyung langsung menjawab dan membuang muka.
"Meskipun kalian dekat satu sama lain, kalian berdua pasti mengalami kedewasaan. Kalian berdua sudah cukup dewasa untuk hal itu." kata Marilyn sambil menghela nafas.
"Tidak ada yang salah dengan itu. Aku dan hyung merasa nyaman satu sama lain dan kami pun tidak punya masalah melakukannya." balas Taehyung sambil memelototinya.
"Hanya nyaman atau kamu menyukainya? Atau dia menyukaimu? Bisa dibilang, dia menyukaimu. Dia bias dan posesif. Apa kamu tidak menyadarinya?" tanya Malilyn.
"Bukan begitu, hyung tidak ingin ada yang menyakitiku makanya dia seperti itu." jawab Taehyung seadanya.
"Tetap saja, tapi apa kamu tidak mendengar rumor yang menyebar disini? Kamu punya pacar tapi kamu mengandalkan atau katakanlah, menggoda hyungmu, bukan dia dan umurmu sudah tidak muda lagi, kamu bisa memutuskannya sendiri." jelas Marilyn.
"Itu salah paham--"
"Tapi bukan itu yang mereka yakini. Mereka percaya pada apa yang akan mereka lihat daripada penjelasanmu." kata Marilyn memotongnya.
Laki-laki berambut mint itu terdiam dan melihat catatannya.
"Jika kamu mau, kamu bisa menunjukkan kepada mereka bahwa mereka salah dengan mengabaikan hyungmu disini atau berpisah dengannya untuk sementara waktu. Itu akan berhasil sehingga kesalahpahaman jadi jelas." katanya dan menyeringai ketika pria cantik itu tidak menanggapi.
Laki-laki berambut mint itu mengabaikannya dan bersikap seolah sedang menulis sesuatu. Tapi dia sedang memikirkannya.
•
•
•
-TBC-
___
Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)
Part: 18
___ <•> _ <•>___
"Saya sudah melakukan apa yang nyonya Jeon suruh, saya yakin dia akan menyadari semuanya."
"Apa kamu yakin akan hal itu?"
"Ya, nyonya Jeon, saya bisa melihatnya, sangat mudah untuk membodohinya."
"Senang mendengarnya, terus lakukan itu dan jika memungkinkan, coba pisahkan mereka dan aku akan membayarmu lebih."
"Saya bisa, nyonya Jeon. Saya berangkat sekarang, saya harus masuk kelas."
"Oke, teruskan kerja bagusmu, Marilyn." kata Yoona menyeringai dan meminum anggur merahnya. Dia menikmati apa yang terjadi. Akhirnya, ia bisa memisahkan mereka.
•
•
•
Laki-laki berambut mint itu tenggelam dalam pikirannya, ia masih memikirkan apa yang Marilyn katakan padanya dan dia berjalan di lorong tanpa memikirkan orang-orang yang ia tabrak. Marilyn benar dengan apa yang dia katakan, itulah yang ada dalam pikirannya.
"Taehyung!"
Taehyung mendengar pacarnya, Minsoo, memanggilnya. Dia melihat ke depannya dan melihatnya.
"Apakah kamu baik-baik saja? Kamu menabrak siswa lain tadi." kata Minsoo dengan cemas. Namun, dia terkejut saat laki-laki itu memeluknya erat. Minsoo hendak bertanya pada Taehyung tetapi dia mendengar si cantik menangis dibahunya. Dan dia pun memeluknya kembali dan membelai punggungnya.
"Seharusnya aku mendengarkanmu. Ini tidak akan jadi lebih buruk jika aku menyadari semuanya dari awal." ucap Taehyung sambil terisak.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi kamu bisa menangis sepuasnya." balas Minsoo mencium bagian atas kepala laki-laki berambut mint itu.
Minsoo memastikan untuk menyembunyikan wajah Taehyung di pundaknya agar Taehyung tidak bisa melihat para siswa berjalan dan menatapnya dengan aneh.
"Apa yang terjadi, baby Tae?" tiba-tiba, suara Jungkook muncul dari belakangnya.
Dia menarik diri dari pelukan Minsoo dan berbalik untuk melihat Jungkook.
"Apa yang kamu lakukan padanya?!" tanya Jungkook menggeram, tangannya mengepal. Dia hendak menyerang Minsoon tapi Taehyung menghalanginya, menatapnya dengan mata sembab.
"D-dia tidak melakukan apa-apa, hyung, dia hanya menghiburku." kata Taehyung sambil menggigit bibir bawahnya.
Jungkook jadi bingung sekaligus terkejut dengan tindakan Taehyung.
"Ceritakan padaku apa yang terjadi padamu? Siapa yang membuatmu menangis?" tanya Jungkook mencoba mengendalikan rasa cemburunya.
"A-aku tidak mau memberitahumu, hyung." balasan yang di benci dan tak disangka Jungkook keluar dari mulut Taehyung.
"Apa?" tanya Jungkook sambil menggerutu.
"Sudah kubilang, aku tidak ingin memberitahumu!!" balas Taehyung meninggikan suaranya.
"Ayo kita bicara di tempat lain, ikuti aku." ucapnya sambil memegang tangan Taehyung namun laki-laki cantik itu menyentakkannya.
"Aku tidak mau, aku tidak perlu bicara denganmu." laki-laki berambut mint itu bersikeras memelototinya.
"Apa aku melakukan kesalahan padamu? Kenapa kamu bersikap seperti ini padaku?" tanya Jungkook dengan bingung.
•
•
•
-TBC-
___
Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)
Part: 19
___ <•> _ <•>___
"Apa aku melakukan kesalahan padamu? Kenapa kamu bersikap seperti ini?" tanya Jungkook dengan bingung.
"Kamu tidak perlu tahu! Dia pacarku, bolehkah aku memeluknya?" tanya Taehyung menggeram.
"Tae, ayo pergi, kita perlu--" ketika Jungkook mencoba untuk memegang tangan kanan Taehyung, Taehyung pun menjauh darinya.
"Untuk saat ini, aku tidak membutuhkanmu, hyung. Aku ingin menghabiskan waktuku bersama pacarku jadi tolong, tinggalkan kami sendiri. Jangan ganggu kami!!" teriak Taehyung menarik perhatian siswa yang ada.
"Mengganggu hidupmu? Akulah yang selalu melindungimu. Bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa aku mengganggu hidupmu? Kenapa kamu kembali padanya jika dia menyakitimu?!" tanya Jungkook menggeram.
"Dia tidak menyakitiku, hyung! Akulah yang salah paham padanya. Seharusnya aku meminta maaf atas apapun yang kukatakan padanya saat itu." ucap Taehyung membela pacarnya yang membuat kesal Jungkook.
"Dan sekarang akulah yang salah di sini? Itukah yang ingin kamu katakan? Aku tidak percaya padamu, Tae." kata Jungkook terkekeh pahit.
"Tolong hyung, tinggalkan aku. Biarkan aku melakukan apapun yang aku mau. Urus saja urusanmu sendiri." kata Taehyung dan berbalik tetapi Jungkook meraih lengan kirinya.
"Kurasa kita perlu bicara, beri aku waktu untuk bicara denganmu. Tolong, Tae." Jungkook memohon.
"Apakah kamu tidak memahaminya, dia berkata biarkan dia sendiri dan dia tidak ingin berbicara denganmu. Jangan menekannya terus Jungkook." ucap Minsoo sambil menatap Jungkook.
"Taehyung, kamu mau pergi dengan siapa? Pilih dia atau aku." ucap Jungkook sambil memelototinya. Dia yakin bahwa Taehyung akan memilihnya.
"Maaf hyung, tapi aku ingin pergi bersama Minsoo." jawab Taehyung tanpa memandangnya dan perlahan menarik tangannya dari genggaman hyungnya.
"Ayo pergi sekarang, Tae." ajak Minsoo sambil memegang lengan lain Taehyung.
Minsoo menyeret muda itu bersamanya, meninggalkan Jungkook yang kesal dilorong.
Laki-laki berambut hitam itu mengatupkan rahangnya, ia tidak percaya Taehyung meninggalkannya begitu saja dan memilih bajingan itu tanpa ragu sedikitpun. Tidak mungkin dia membiarkan kerja kerasnya berubah menjadi sia-sia. Dia melakukan segalanya untuk mendapatkan Taehyung, ia tidak akan membiarkan ini berlalu begitu saja.
"Kamu milikku, hanya milikku." kata Jungkook menggerutu pelan sementara tangannya mengepal. Jungkook menjulurkan lidahnya ke pipi bagian dalam dan menyibakkan rambutnya ke belakang.
Sementara itu, Marilyn menyeringai menonton mereka dan merekam seluruh adegan mereka sambil berdiri dibelakang tiang dilorong, dan mengirimkan video tersebut ke Yoona untuk memastikan ia bisa menontonnya.
Tiba-tiba, teleponnya berdering di sakunya, dia mengambilnya dan menjawabnya.
"Halo Bu, apakah anda sudah menontonnya?" cibirnya.
"Itulah yang aku tunggu-tunggu, bajingan kecil itu akhirnya marah." kata Yoona terkekeh.
"Sepertinya rencana kita berjalan lebih mudah dari perkiraanku." kata Marilyn menyeringai.
"Tentu saja, anakku mudah di cuci otak dan sedikit bodoh. Aku tahu itu akan berhasil." kata Yoona tertawa sambil memegang wine-nya.
"Tidakkah menurutmu Jungkook tidak akan mengetahui hal ini?" tanya Marilyn.
"Tidak mungkin dia mengetahui hal ini. Saat dia marah, dia hampir tidak fokus pada dirinya sendiri. Dan dia tidak akan tahu karena dia tidak punya saksi." balas Yoona dan meminum anggurnya.
"Aku baru saja bertanya, Bu, kamu bilang kamu tidak begitu mengenalnya. Lebih baik waspada, kita tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya." kata Marilyn takut.
"Jangan khawatir, dia tidak akan bisa mengetahui hal apapun. Percayalah padaku." Yoona meyakinkan dan duduk dikursi.
"Baiklah Bu, panggilan ini akan aku akhiri." kata Marilyn.
"Dan pastikan untuk menghapus panggilan-panggilan ini dan nomorku." kata Yoona mengingatkannya.
"Aku mengerti, Bu." katanya dan mengakhiri panggilan ini.
Marilyn menghapus panggilan riwayatnya dan pergi tanpa memperhatikan Yoongi dibelakangnya yang mendengarkannya sepanjang waktu sambil menghisap permen lolipopnya tersenyum jahat.
•
•
•
-TBC-
___
Judul: OBSESSI KAKAK TIRI (Kookv)
Part: 20
___ <•> _ <•>___
Yoona benar, Jungkook tidak bisa fokus pada satu hal jika sedang kesal. Laki-laki berambut hitam itu sedang berada dikamarnya, dirumah hyungnya atau temannya.
Jungkook sedang duduk dikursi sambil memegang sebotol bir. Dia begitu merasa terbuang hingga dia tidak bisa memikirkan apapun meskipun ia sedang menonton gerakan Taehyung di layar ip besar.
"Jika kamu berhenti minum, aku mungkin akan memberitahumu sesuatu yang aku yakin kamu akan tertarik." tiba-tiba, suara Yoongi muncul dibelakangnya tanpa ia menyadari lelaki itu masuk ke dalam kamarnya.
"Aku sedang tidak mood untuk bicara sekarang." Jungkook hanya menjawab dan mengambil kaleng bir lain.
"Apakah kamu yakin? Padahal itu tentang dongsaeng cantikmu?" tanya Yoongi terkekeh, bersandar didinding dan memainkan korek api dengan melemparkannya ke atas dan menangkapnya kembali.
Jungkook mempererat cengkeramannya pada kaleng bir saat mendengar itu.
"Apa maksudmu?" Jungkook meminta jawab dan minum lagi.
Yoongi menyeringai, mengambil kursi lain dan meletakkannya di samping muda itu lalu ia duduk dikursi dan menyalakan rokoknya lagi.
"Aku menemukan mata-mata, aku yakin itu mata-mata ibu tirimu karena dia terus memanggilnya nyonya. Dia pasti menceritakan sesuatu kepada saudara tirimu, itu sebabnya dia bereaksi seperti itu tadi." ucap Yoongi sambil mengepulkan rokok di antara bibirnya.
"Wanita tua itu lagi, lagi-lagi dia." gerutu Jungkook sambil meremukkan kaleng bir ditangannya.
"Kapan kau berencana membunuhnya? Kita sudah menunda tanggal itu untuknya." desah Yoongi sambil bermain-main dengan asap rokoknya.
"Aku hanya mencari waktu yang tepat. Dia tetap ibunya Tae, aku harus berhati-hati." jawabnya sambil menyandarkan kepalanya dikursi belakang.
"Tapi dia mengganggumu dan itu memakan waktu terlalu lama, hubunganmu dengan adik tirimu bisa jadi semakin kacau." ujar Yoongi.
"Aku tidak peduli, aku harus menangani Tae dulu." gerutu Jungkook.
"Jika itu yang kamu katakan, aku akan pergi sekarang. Semoga beruntung." kata Yoongi lalu berdiri dan menepuk bahu Jungkook sebelum meninggalkan ruangan.
•
•
•
"Sudah 3 hari putramu tidak pulang. Tahukah kamu kemana dia pergi?" tanya Yoona sambil makan.
"Dia tidak mengatakan apapun kepadaku." Seojoon menghela nafas.
"Bagaimana denganmu, Tae?" tanya Seojoon dan melirik ke arah laki-laki berambut mint didepannya.
"Entahlah." jawab Taehyung tanpa memandangnya.
"Apakah kalian bertengkar? Dia seperti ini saat kalian berdua bertengkar." Seojoon menyatakan, bertanya Namun, laki-laki berambut mint itu tidak menjawabnya dan hanya memakan makanannya saja.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu padanya? Mungkin karena pacarnya." kata Yoona memutar matanya memalas.
"Baru teringat masa kecil mereka, dia seperti ini saat berdebat dengan Taehyung." Seojoon beralasan.
"Aku sudah selesai, aku pergi sekarang!" tiba-tiba, Taehyung berdiri dan meninggalkan meja makan. Dia keluar rumah dengan mengenakan jaket coklat yang dipadukan dengan celana longgar abu-abu dan sepatu putih.
Taehyung melihat Jungkook diluar rumah mereka menutup pintu mobilnya, Jungkook mengenakan hoodie abu-abu yang dipadukan dengan skinny jeans hitam.
"Hyung..." ucapnya dan mencengkeram tangan Jungkook.
"Ada apa?" laki-laki berambut hitam itu menjawabnya sambil menghela nafas.
"Kenapa kamu tidak muncul berapa hari ini? Eomma dan Appa sedang mencarimu." tanya Taehyung sambil menggigit bibir bawahnya.
"Aku pergi mengunjungi pacarku." kata Jungkook hanya menjawab sambil melihat ponselnya.
"Tapi aku merindukanmu, hyung." gumam Taehyung sambil menatap Jungkook.
"Merindukanku? Kenapa? Apakah pacarmu bertengkar lagi denganmu?" Jungkook mencibirnya dan menyilangkan tangan.
"Kenapa? Apakah kamu akan membunuhnya? Kalau begitu lakukanlah." kata Taehyung memberanikan diri.
"Dia bukan masalahku lagi, aku disini hanya ingin memberitahu Appa bahwa aku akan tetap bersama pacarku." kata Jungkook menyeringai.
"Jadi, kamu akan merawatnya, dan bukan aku?" tanya Taehyung sambil mengepalkan tinjunya.
"Ya, dia pasanganku dan dia memahamiku dengan baik. Dan kamu juga punya kehidupanmu sendiri, kamu bilang padaku untuk tidak mengganggumu, kan?" kata Jungkook terkekeh sambil berderit.
"Setidaknya kamu harus menjawab panggilan dan pesanku." gumam Taehyung tak suka dan entah mengapa, air mata mengalir dari matanya.
"Kenapa? Apa aku harus melakukan itu? Aku yakin kamu bersama pacarmu dan kamu memilih dia daripada aku." kata Jungkook membalas dengan nada mengejek.
"Ta-tapi aku mengkhawatirkanmu, hyung. Kamu selalu menjawab panggilan dan pesanku hanya dalam hitungan detik. A-aku tidak percaya kamu bisa mengabaikanku begitu lama." laki-laki berambut mint itu terisak.
"Taehyung, aku sudah cukup dewasa, aku bisa menangani diriku sendiri. Lagi pula, aku tidak butuh kekhawatiranmu, kamulah yang seharusnya mengkhawatirkan pacarmu, bukan aku." kata Jungkook tersenyum dan melepaskan tangan Taehyung dari tangannya.
"S-sejak kapan aku tidak boleh mengkhawatirkanmu?! Apa kamu begitu marah padaku? Kenapa kamu mencoba mengungkit-ungkit pacarku disini? Tidak bisakah kita membicarakan tentang kita saja?" teriak Taehyung sambil mengepalkan tangannya.
"Sejak hari kamu memutuskan untuk bersamanya. Aku tidak tahu kenapa kamu jadi seperti ini, aku hanya saudaramu, tidak, kita bahkan bukan saudara kandung. Tidak ada apa-apa di antara kita dan aku tidak perlu lagi untuk berbicara denganmu." kata Jungkook tertawa kecil dan berjalan namun Taehyung memeluknya dari belakang.
"Maaf, hyung. Aku tahu kamu hanya marah makanya kamu seperti ini tapi aku benar-benar minta maaf. Tapi tolong, jangan membenciku. Aku sakit kalau kamu memperlakukanku seperti ini. Tolong maafkanku." ucap Taehyung menangis dibahu Jungkook, mengeratkan pelukannya dipinggang sang kakak.
"Kamu harus membiasakannya mulai sekarang. Mulai hari ini, aku bukan hyungmu lagi. Kita bukan saudara dan kita hanya akan menjadi orang asing satu sama lain." ucap Jungkook melepaskan pelukan Taehyung sekali lagi. Dia berjalan pergi meninggalkan laki-laki cantik yang menangis dan memanggil namanya.
"A-aku minta maaf, hyung." teriaknya sambil berlutut.
Laki-laki berambut hitam itu mendongak dan melihat ibu tirinya, Yoona berdiri diatap, mengawasi mereka sepanjang waktu sambil memegang segalas anggur merah.
Yoona menyeringai dan mengangkat gelas anggur merahnya ke Jungkook, menikmati apa yang baru saja ia tonton.
•
•
•
-TBC-