Sengatan Kalajengking Merah Bagian II Taring Serigala

0
0
Deskripsi

Kalajengking Merah, melanjutkan pengembaraannya. Disaat dia sedang berlatih untuk menyempurnakan jurusnya. Tiba-tiba malam itu dia dikejutkan oleh lolongan serigala, dan seorang pendekar berpakaian putih yang muncul dihadapannya. Siapakah dia?

Mulai saat itu, setelah Rei memperoleh jubah dan topeng merah serta belatinya. Dia menyebut dirinya sebagai Kalajengking Merah. Setelah membunuh gurunya, dia tidak memiliki arah dan tujuan. Kalajengking Hitam telah mengasuh dan mengajarkannya ilmu beladiri tingkat tinggi. Tidak diragukan lagi Kalajengking Merah menjkadi pemuda yang sangat kuat. Dengan memakai topeng tidak ada yang tahu apa identitasnya. Jangankan wajahnya, dia laki-laki atau perempuan saja tidak ada yang tahu. hanya dirinya, orangtuanya dan Kalajengking Hitam saja yang tahu apakah Kalajengking Merah seorang lelaki ataukah perempuan.

Malam itu, setelah Rei makan dari hasil berburu, dia bersemedi diatas batu besar tepat dibawah pohon besar yang lebat dan rindang. Seketika sinar merah memancar dari tubuhnya, kemudian dia berdiri lalu dari telapak tangan kanannya dia menghempaskan bola-bola api ke seluruh penjuru. 

“Baik aku akan menamakan jurus itu, Jurus Badai Api,” kata Kalajengking Merah. Setelah mengeluarkan Jurus Badai Api dirinya lantas kelelahan dan beristirahat. Untunglah dia tidak mengeluarkan tenaga penuh, karena bisa-bisa hutan tersebut terbakar habis oleh jurus itu. Ketika beristirahat dia bermaksud menggabungkan jurus barunya dengan Pukulan Halilintar. Tapi tiba-tiba dia mendengar suara lolongan serigala, lalu terdengar suara lelaki berteriak di balik kegelapan malam. 

“Hei, apa kau tidak berpikir yang kau lakukan itu mengganggu hewan malam di hutan ini?,” tanya suara itu.

“Siapa kamu?!," teriak Kalajengking Merah.

“Siapa aku, tidaklah penting tapi yang kau lakukan sangat mengganggu ketenangan hutan Lomasha di malam ini,” jawab suara itu dengan tenang.

“Tunjukkan dirimu bila kau punya nyali, lalu hadapi aku!," teriak Kalajengking Merah.

“Tentu, dengan senang hati,” jawab suara itu dengan sangat tenang. Lalu dari arah pohon bagian atas  turunlah seorang pemuda berambut putih, dan berpakaian putih. Matanya merah, dan mulutnya ditutupi kain putih. 

“Namaku Taring Serigala. Aku adalah penguasa hutan ini, Hutan Lomasha,” kata pria itu. 

Pria yang menyebut dirinya Taring Serigala itu pastilah berilmu tinggi, karena dia turun dari atas pohon dengan sangat perlahan seperti melayang. Sepertinya dia mampu terbang. Kalajengking Merah belum mampu seperti itu. Begitu mendarat dua ekor serigala dengan melompat segera mendekati Taring Serigala. Taring Serigala segera mengelus kepala dua hewan itu.

“Kau mengganggu ketentraman kami, bukannya meminta maaf tapi justru menantang, sugguh tak punya sopan santun,” kata Taring Serigala.

“Tak usah banyak bicara, ayo kita bertarung!,” tantang Kalajengking Merah.

“Oh dengan senang hati aku akan menghadapimu," jawab Taring Serigala terkekeh. 

Tiba-tiba Taring Serigala melayang dan terbang ke arah dahan tertinggi di pohon itu sambil berkata, “Jurus Serigala Melolong.” Taring Serigala mengeluarkan suara melolong persis serigala, hal itu membuat Kalajengking Merah terkuras kesadarannya, dari telinga dan hidung Kalajengking Merah mengeluarkan darah sedikit demi sedikit. Di ambang kesadarannya, tiba-tiba dia diterkam dua ekor serigala dari arah kanan dan kirinya. Kemudian dia dikepung sekawanan serigala berjumlah sepuluh ekor. 

Sekali lagi Taring Serigala turun dari pohon lalu berkata, “Aku hanya ingin ucapan maafmu hai topeng merah!”

“Namaku Kalajengking Merah," jawab Kalajengking Merah.

“Oh apakah kau murid Kalajengking Hitam?”, tanya Taring Serigala.

“Apakah kau kenal guruku?,” tanya Kalajengking Merah merintih.

“Siapa tak kenal dia, penjahat sadis tak punya etika. Pantas saja kau tak tahu tatakrama, persis gurumu," jawab Taring Serigala.

“Diam kau! Jangan remehkan aku. Guruku mati ditanganku, apa kau mau menyusul?!,' teriak Kalajengking Merah.

“Wah hebat juga kau berhasil membunuh Kalajengking Hitam. Tapi kenapa baru menghadapi Jurus Serigala Melolong milikku serta dua serigala kawanku, kau sudah kerepotan?,” kata Taring Serigala.

Taring Serigala mengangkat ujung kaki kanannya lalu menempelkan ke dagu Kalajengking Merah yang tersungkur di tanah. Perlahan-lahan dengan kakinya dibuatnya Kalajengking Merah mengangkat dagunya hingga mereka berdua beradu pandang. 

“Aku sudah kehilangan minat melawanmu. Tak perlu kupakai trisulaku. Tak ingin kubongkar topengmu untuk melihat wajahmu. Pergi dari hutan ini sebelum fajar…Paham!,” teriak Taring Serigala. Kemudian Taring Serigala menoleh kepada kawanan serigala itu dan bersiul. Seketika itu juga mereka menghilang di kegelapan hutan. Saat hendak pergi tiba-tiba Kalajengking Merah melempar belatinyake arah punggung Taring Serigala. Belati itu diambil dengan santai. Lalu dilemparkan kembali ke arah tanah yang berjarak sekitar 30 cm dari kakinya. 

“Belatimu bagus dan kuat, tapi kau tidak pantas memilikinya,” jawab Taring Serigala meninggalkan Kalajengking Merah sendirian.

Kalajengking Merah merasa sangat dipermalukan. Hal yang membuat Kalajengking Merah semakin bingung yaitu, Taring Serigala mengenal gurunya. selain itu bila Kalajengking Merah mampu membunuh gurunya. Apakah gurunya adalah pendekar yang lemah. atau memang Taring Serigala yang sangat kuat. Hal itu membuat Kalajengking Merah kecewa dan merasa dirinya tidak ada apa-apanya. Bahkan Jurus Badai Api yang baru diciptakannya, yang dia pikir sangat kuat, sepertinya belum ada apa-apanya. Kalajengking Merah pun tertidur di dibawah pohon rindang yang besar karena kelelahan. 

Ketika pagi tiba, Kalajengking Merah dibangunkan oleh Taring Serigala dan seekor Sserigalanya. “Bukankah sudah kuperingatkan agar kau pergi!," ucap Taring Serigala.

Kalajengking Merah berdiri berhadapan dengan Taring Serigala lalu mengatakan kalau dirinya akan melawan Taring Serigala kembali. Setelah itu Kalajengking Merah pergi ke arah kota. Kini dirinya berada di Kota Docu. Dia lapar dan ingin makan tapi karena dia tidak punya uang dia mengancam pemilik tempat makan bila tidak memberinya makan. Pembeli di warung makan itu geram dengan tingkah Kalajengking Merah yang tidak sopan dan penuh kesombongan. Ada yang berusaha melawan, tapi cukup sekali pukul orang tersebut langsung pingsan. Kali ini warga Kota Docu bukanlah tandingan Kalajengking Merah. 

Setelah makan, Kalajengking Merah pergi ke arah desa dan memastikan desa itu benar-benar tak berpenghuni, agar tidak terjadi peristiwa seperti semalam. Setelah berlatih, Kalajengking Merah kembali beristirahat. Tiba-tiba muncul seorang pria menganggukkan kepala menyapa. Kalajengking Merah akhirnya bertanya kepada lelaki itu dia di desa apa. Lelaki itu mengatakan dia ada di desa Shantim yang memang jarang penduduknya. Sekali lagi Kalajengking Merah bertanya apakah di tempat dia berlatih ada penduduknya. Lelaki itu mengatakan sampai sekitar satu  kilometer dari tempat itu tidak ada orang. Akhirnya Kalajengking Merah minta izin membangun gubuk sekaligus untuk berlatih beladiri. Lelaki itu memberi izin. Tapi lelaki itu menyarankan bila ingin yang benar-benar sepi agar pergi ke Hutan Riktam. ke arah Barat dengan waktu tempuh sekitar setengah hari perjalanan. Kalajengking Merah mengangguk.

Kejadian semalam sungguh memberi pelajaran bagi Kalajengking Merah, sungguhpun seseorang kuat dia tetap harus menghargai. Sepanjang hari dia berlatih jurus. Termasuk berusaha terbang seperti Taring Serigala. Selama tiga hari akhirnya dia bisa terbang dan mampu menguasai satu jurus baru yakni memanggil sekawanan kalajengking merah untuk dijadikan sekutunya dengan cara mengumpulkan energinya pada kepalan tangannya hingga terpancar cahaya merah lalu memukulkannya ke bumi. Seketika itu sekawanan kalajengking merah siap tunduk pada perintahnya.

Setelah tiga hari, dia segera merubuhkan gubuknya dan pergi ke Hutan Riktam. Disana dia menciptakan jurus baru, Pukulan Badai Api Halilintar. Kemudian dia menyempurnakan Racun Bisa Kalajengking menjadi Racun Bisa Kalajengking Merah, dan Sengatan Kalajengking menjadi Sengatan Kalajengking Merah. Yang menjadi berlipat-lipat lebih mematikan. Semua jurus itu dia pelajari selama seminggu. Merasa belum puas, Kalajengking Merah belajar lagi dengan belatinya. Lalu dengan belati itu, dia ciptakan jurus Sengatan Belati Kalajengking Merah. Setelah itu dia memanjangkan kuku telunjuknya dengan tenaga dalamnya kukunya berubah menjadi merah dan menyimpan racun. Sehingga siapapun tergores kukunya, akan terkena racun Kalajengking Merah. Setelah itu dia genapkan sebulan berlatih kekuatan dan kecepatan. Kebetulan di hutan Riktam ada Gajah, Singa dan Beruang. Hal ini dia gunakan untuk melatih kekuatannya. Kali ini kepercayaan diri Kalajengking Merah mulai pulih.

-Bersambung-

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Sengatan Kalajengking Merah Bagian III Serangan Kabut Hitam
0
0
Setelah berlatih di Hutan Riktam. Kalajengking Merah  kembali ke Desa Shantim. Tapi di luar dugaan dia justru melihat pertempuran antara dua pendekar yang sangat dahsyat. Kedua pendekar itu ternyata bernama Kabut Hitam dan Rajawali Putih.Seperti apa pertarungan itu? Apa yang dialami dan dilakukan Kalajengking Merah?Ikuti terus ya…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan