
Polita adalah salah satu kerajaan kecil di Negeri Imaji. Dia terletak dekat dengan kerajaan Maitea. Raja Den dari Kerajaan Polita masih bersaudara dengan Raja Kama dari Maitea. Itulah mengapa kedua kerajaan itu posisinya sangat dekat.
Pada saat itu lautan yang berada diantara kerajaan Polita dan Maitea seperti mendidih dan ombaknya menggila. Raja Den mengutus Nenek Neela dibantu muridnya Zuria untuk menyelidikinya…
Ikuti terus kisahnya ya…
Polita adalah salah satu kerajaan kecil di Negeri Imaji. Dia terletak dekat dengan kerajaan Maitea. Raja Den dari Kerajaan Polita masih bersaudara dengan Raja Kama dari Maitea. Itulah mengapa kedua kerajaan itu posisinya sangat dekat. Selain itu Raja Kama dan Raja Den memang Kakak beradik. Mereka tak pernah berperang, sebaliknya mereka saling bantu.
Pada saat itu lautan yang berada diantara kerajaan Polita dan Maitea seperti mendidih dan ombaknya menggila. Kadang ombak tersebut sampai membanjiri rumah rakyat. Raja Den sebagai pemimpin merasa khawatir dia memanggil Nenek Neela untuk berdiskusi. Akhirnya Nenek Neeela bersedia untuk menyelidikinya bersama dengan Zuria, muridnya yang masih muda.
Pagi itu Nenek Neela memanggil Zuria, setelah latihan membentuk bola-bola energi. Kemampuan membentuk bola-bola energi adalah keharusan bagi para penyihir karena itu adalah senjata mereka yang harus terus dilatih. Masing-masing penyihir dari masing-masing kerajaan memiliki warna bola energi yang berbeda. Polita umumnya memiliki bola energi berwarna biru yang mewakili unsur air, Maitea hijau yang mewakili unsur hutan, Garbi berwarna putih yang mewakili unsur es, dan Damgo berwarna hitam yang mewakili unsur batu. Selain itu mereka semua juga bisa membentuk bola api berwarna merah kekuningan.
Nenek Neela mengatakan kepada Zuria mengenai perintah raja. Dia juga mengatakan sebenarnya dia curiga kalau ini adalah ulah seekor naga biru yang tinggal di laut tersebut. Zuria menampakkan wajah tegang dan takut, karena Naga pastilah memiliki kekuatan dahsyat.
“Kau tak perlu takut berlebihan Zuria,” ucap Nenek Neela.
“Bagaimana tidak takut, ini Naga Nek!," ucap Zuria.
“Tenang saja ini semua sudah tertulis di Almanak Mahaguru Adhyapaka,” kata Nenek Neela.
“Siapa itu Mahaguru Adhyapaka?,” tanya Zuria.
Nenek Neela menjelaskan kalau dia adalah penyihir hebat guru dari dirinya dan juga sesepuh lainnya di Negeri Imaji. Dan dia telah menuliskan ke sebuah buku sebagai pedoman kelak di kemudian hari.
“Naga itu kelak akan melindungi kita,” kata Nenek Neela. Dia juga menjelaskan akan ada 4 naga yang akan melindungi Negeri Imaji. Naga Hitam, Putih, dan Biru lalu Naga Hijau yang kelak akan muncul setelah Naga Ungu. Naga ungu ini disegel oleh kekuatan Mahaguru Adhyapaka di angkasa. Naga hijau ini mungkin sudah ada tapi dia akan terus bersembunyi hingga saatnya tiba, kemudian ada Naga Merah atau Naga Api. Naga Ungu dan Naga Merah yang bernama Sute adalah Naga jahat yang akan mengacaukan Negeri Imaji. Setelah itu ada juga Phoenix biru di gunung Kraterra dan nanti akan muncul Phoenix Merah yang juga baik. Zuria pun terdiam mendengarkannya.
“Kalau begitu, sudahkah kau siap bertemu Naga Biru?,” tanya Nenek Neela.
“Jika Nenek siap aku harus siap,” jawab Zuria.
Akhirnya dengan Pegasus milik kerajaan mereka berdua mendatangi lautan yang sedang bergolak dengan ombak liarnya. Nenek Neela segera menembakkan bola energinya lalu berteriak, “Hai Naga biru keluar kau."
Tidak menunggu lama keluarlah Naga itu. Zuria terlihat kaget dan ketakutan. Tapi Nenek Neela memberi isyarat agar tenang.
“Rakyat negeri kami mengalami banjir dari laut ini, apakah itu ulahmu,” tanya Nenek Neela.
“Hmm…kalau iya kenapa?," tanya Naga Biru itu.
“Apa salah rakyat kami sampai kau berbuat itu?," teriak Zuria.
“Aku hanya iseng,” jawab Naga Biru.
“Cukup sudah keisenganmu, mau sampai kapan kau berbuat itu?,” tanya Nenek Neela.
“Sampai puas. Sampai aku bahagia. Sampai ada yang bisa mengalahkanku,” jawab Naga Biru.
“Baik bila itu maumu, kami siap menghadapimu,” jawab Nenek Neela.
Zuria terlihat takut, tapi melihat Nenek Neela yang juga gurunya segera melontar bola-bola api diatas pegasusnya, Zuria tidak tinggal diam. Naga biru segera mencipatakan ombak besar seperti Tsunami di lautan. Mulutnya juga tak hentinya menyembur air. Bola-bola api yang dilempar oleh Zuria dan Nenek Neela tak mempan baginya. Sontak Zuria berpikir, sampai kapanpun dia dan Nenek Neela tak akan menang bila menggunakan gelombang api. Air selalu menang melawan api.
Tiba-tiba Zuria mengumpulkan tenaga untuk membentuk bola energi biru dengan kekuatan air. Dia kumpulkan beberapa waktu hingga akhirnya, dirinya berhasil mengempulkan tenaga yang besar. Segera dia melontarkan bola energi birunya persis di wajah Naga Biru.
Hal ini membuat Naga Biru hilang konsentrasi. Seketika lautan mendadak tenang. Naga Biru tertawa kencang lalu mengatakan, “Kau berhasil mengalahkan aku, siapa namamu pria muda?”
Zuria pun menyebutkan namanya. Lalu Naga biru itu memperkenalkan namanya. “Namaku Urdina, karena kau berhasil mengalahkanku, kutepati janjiku”
Urdina pun berjanji tidak hanya berhenti mengirim ombak penyebab banjir ke Kerajaan Polita, tapi ia juga mengatakan akan melindungi Negeri Imaji, khususnya Kerajaan Polita.
“Apakah janjimu bisa dipegang?,” tanya Zuria.
“Tentu saja, kami Naga adalah Mahluk berharga diri tinggi. Tak mungkin kami mengingkari apa yang telah kami ikrarkan,” jawab Urdina.
Akhirnya Urdina kembali menyelam ke Laut, Nenek Neela dan Zuria kembali ke istana Polita. Sesampainya di Istana, mereka bertemu Pangeran Obuo, putra dari Raja Den. Mereka pun menanyakan dimanakah Raja Den. Pangeran Obuo menjawab kalau Ayahnya sedang di kebun Istana.
Di kebun Istana, mereka memberikan laporan bahwa tugasnya selesai. Dan Naga Biru Urdina yang menjadi penyebab ini semua berjanji tidak saja berhenti membuat kekacauan di Lautan, tapi juga akan melindungi Kerajaan Polita dan Negeri Imaji.
-Bersambung-
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
