Chapter 43. Keciduk Polisi

0
0
Deskripsi

"Halo bu, selamat malam."

"Selamat malam, ini siapa ya."

"Saya dari kepolisian bu, kami sedang patroli dan menemukan anak laki-laki anda sedang pacaran di rumah kosong, kami menghimbau agar anda lebih memperhatikan anak anda bu."

"Ha? apa? anak laki-laki saya pacaran di rumah kosong, coba VC." Bingung mama.

Dibukalah VC, kini mama desti melihat kami yang sedang bersama polisi.

"Ya ampun rizal, kenapa kamu bawa cewek ke tempat sepi seperti itu, mama tidak

"Sebenarnya kita mau kemana? " Tanyaku.

"Udah ikut aja, nanti aku cerita disana."

Saat ini aku sedang diboncengi rizal dengan r25nya, rizal melajukan motornya pelan di bawah lampu yang menyinari malam.

Ini laki kalau udah diberi jatah bakal mendadak romantis dah, setelah menghajarku semalaman sampai pagi, esoknya rizal menjadi semakin perhatian, tiba-tiba dia mau ngajak shoping atau lainya.

Sedangkan malam ini aku belum tau apa yang akan rizal lakukan, kami sampai keluar diam-diam dari rumah, dan menitipkan anak sama tiyas, untung saja tiyas sudah jadi bibi yang baik.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya rizal menghentikan motornya di wilayah kota, tepatnya di depan rumah kosong yang dalamnya diterangi dengan satu lampu yang menyala, kami pun turun dari motor.

"Kenapa kita kemari."

"Eghm, jadi gini, aku berencana mau beli rumah untuk kita, biar gak bolak-balik rumah orang tua, dan kebetulan aku lihat di postingan ada rumah ini, gimana?" Ucap rizal.

"Hah? beli rumah? Ya bagus sih, tapi emang sudah siap, kan anak kita masih kecil, kita masih sekolah juga, emang duitnya ada."

"Kalau anak mah kita titip pas sekolah aja, kalau duit mah aku udah nabung sejak lama."

"Ya terserah sih, aku ikut suami aja."

"Oke istri, ayo kita masuk lihat-lihat dulu."

"Eh, emang boleh."

"Boleh, aku udah ijin sama pemiliknya."

Aku pun mengikuti rizal masuk ke rumah, rumah ini terlihat sederhana tapi sudah bergaya modern, di dalamnya terlihat bersih dan tertata, mungkin ini rumah masih sering ditempati.

"Bagus gak? ya meskipun sederhana. "

"Bagus sih."

Kami keliling ruangan, melihat ada dua kamar, ada satu kamar mandi, dapur, ruang tamu dan juga ruang makan.

Untuk sekarang cuma lihat-lihat saja, dan belum memutuskan buntuk membelinya.

Setelah selesai cek ruangan kami segera keluar karena takut terlalu lama meninggalkan anak di rumah, namun ketika baru keluar rumah, kami didatangi dua polisi yang sepertinya sedang patroli.

"Selamat malam dek."

"Iya pak selamat malam."

"Apa yang kalian lakukan berduaan di rumah kosong ya dek."

"Kami sedang lihat-lihat rumah pak, rencana mau beli rumah ini."

Mendengar ucapan rizal, pak polisi terlihat menyipitkan mata, mereka mengamati kami berdua kemudian menghela nafas panjang.

"Dek, tidak boleh ya malam-malam gini berduaan di tempat sepi, ketika kalian berdua nanti ada setan yang jadi ketiganya, apalagi kalian masih kecil, pasti belum lulus SMA ya."

"Belum pak."

"Haduuuh, kasian orang tua kalian, kalau melihat anak mereka main dengan lawan jenis di tempat sepi, emang kalian gak takut dimarahi orang tua."

"Nggak pak, kami kan gak ngapa-ngapain, cuma cek rumah, lagian kami kan sudah menikah. " Ucap rizal, namun pak polisi jelas tidak percaya, anak sekecil itu katanya sudah menikah.

"Coba lihat kartu Identitas kalian."

"Gak bawa pak."

"Yaudah coba telfon orang tua kalian, biar beliau tau apa yang kalian lakukan."

"Ya jangan lah pak." Ucap rizal.

'Ini kan masih rahasia.' Pikir rizal.

"Mau telfon orang tua kalian atau kami bawa ke kantor polisi."

Rizal menatapku, kami hanya saling pandang dengan bingung, bingung si solnya pak polisi mana mau percaya, tapi mungkin pak polisi akan percaya jika kami telfon mama, biar mama yang menjelaskannya.

"Udah telfon aja, aku gak bawa hp." Ucapku.

Rizal pun mengambil hpnya di saku dan menelfon mama, karena sekarang lagi jatah di rumah mama desti jadi rizal telfon mama desti.

"Halo ma."

"Ya halo."

"Coba sini biar saya yang bicara." Ucap pak polisi, rizal pun memberikan hpnya.

"Halo bu, selamat malam."

"Selamat malam, ini siapa ya."

"Saya dari kepolisian bu, kami sedang patroli dan menemukan anak laki-laki anda sedang pacaran di rumah kosong, kami menghimbau agar anda lebih memperhatikan anak anda bu."

"Ha? apa? anak laki-laki saya pacaran di rumah kosong, coba VC." Bingung mama.

Dibukalah VC, kini mama desti melihat kami yang sedang bersama polisi.

"Ya ampun rizal, kenapa kamu bawa cewek ke tempat sepi seperti itu, mama tidak pernah ngajarin kamu main perempuan ya, mama dari kecil ajari kamu supaya menghormati perempuan, tapi kamu malah bawa perempuan ke tempat sepi kaya gini, kamu gak kasian sama mama, ketika mama lahirin kamu mama selalu berpikir kalau kamu bakal jadi anak yang yang berbakti dan mau menjaga kehormatan, bukanya bikin mama kecewa seperti ini." Ucap mama yang membuat kami bingung.

"Lho ma."

"Tu lihat, ibumu sampai nangis gara-gara ulahmu." Ucap pak polisi.

"Halo ma, ini gustin ma." Ucap rizal.

"Jadi nama cewekmu gustin ya, ya ampun nak, kalau memang kamu sudah pengen harusnya nikah saja, jangan main gituan, tidak baik nak, harusnya bisa bicarakan dengan baik, kalau kamu mau mama dan papa bisa antar kamu buat ngelamar gustin, biar orang tua gustin juga ikut lega." Lanjut mama dengan nada sedihnya.

"Eh ma, yang bener saja ma, jangan bikin salah paham dong." Ucapku.

"Nduk, namamu gustin ya, kamu jangan mau kalau diajak anak saya main malam-malam, kasian orang tuamu nduk, kamu juga pasti keluar dari rumah tidak pamit sama mama kamu kan, mamamu pasti juga sedih jika tau putrinya begini." Lanjut mama.

"Apaan sih ma."

Pak polisi geleng-geleng melihat kami, mereka merasa iba dengan desti karena anaknya.

"Sebaiknya kalian lekas pulang, jangan bikin orang tua khawatir, biar kami antar kalian." Ucap pak polisi.

"Iya pak."

Kami pun pulang boncengan, awalnya pak polisi menyuruhku untuk naik mobil bersamanya, namun aku tetap sama rizal saja, dan pak polisi ikut di belakang kami.

Sampainya di depan rumah aku segera masuk kerumah, sedangkan pak polisi pergi lanjut patroli, rizal parkir motor dulu baru ikut masuk.

Di dalam rumah kami sudah ditunggu keluarga yang ketawa ketiwi.

"Haha, kalian sih, sudah punya anak malah ditinggal pacaran berdua saja, kan kasian si aji."

"Kami kan cuma keluar sebentar ma, gak taunya ada polisi, mama juga malah main drama."

"Haha, makanya kalau mau keluar anakmu dibawa juga, tadi sebenarnya mama mau marah sama kalian, tapi gak jadi."

"Keciduk satpol-pp ya kak, haha." Tawa tiyas.

"Kalian ngapain sih kok di rumah kosong."

"Mmm, pacaran, hehe."

Kami duduk mengambil nafas, aku kemudian mengambil aji yang ternyata belum tidur juga.

"Laper ya nak." Ucapku.

"Iya lah, mama sih ninggalin aku." Ucap mama menirukan suara anak kecil.

"Iya iya."

"Besok kita mau ke semarang, jadi kalian tidur jangan bikin keributan ya."

"Keributan apa emangnya."

"Aku denger dari andin katanya kalian main kejar-kejaran di rumah, sampai membangunkan mereka bahkan aji sampai nangis."

"Kok kalian kompak banget si, Jangan-jangan mama sama mama andin dulu pacaran ya."

"Ish, emang kamu yang pacaran sama sesama cewek."

"Dulu kan aku cowok ma."

"Udah sana tidur, jangan sampai bangun terlambat."

"Emang ke semarang mau ngapain ma."

"Ya silaturahmi lah, selagi masih suasana lebaran."

"Ooh, iya sih. "

Sebagai anak yang lahir dan tumbuh di semarang aku juga banyak kenalan di semarang, meski hanya tetangga atau teman, karena kan orang tuaku aslinya Wonosobo.

Tapi nanti gimana ya reaksi mereka kalau tau aku sekarang sudah jadi cewek, bersuami lagi, beranak lagi, mmm malu sih.

.

.

.

Bersambung....

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Chapter 44. Nakal
0
0
Kami pun dengan mobil lilis menuju rumah sari, sampainya di rumah sari aku melihat hal janggal.Lho, kok motornya rizal ada disini.Meskipun bingung aku biarin, kami ketok pintu rumah sari, ternyata tidak ada jawaban, aneh juga orang ada tamu masa tidak ada orangnya, pas kami buka pintu ternyata tidak dikunci, kami pun masuk ke rumah sari dengan perlahan.Saar. Kami memanggil sari namun tidak ada jawaban.Ketika kami berjalan sampai di depan pintu kami mendengar suara dua orang dari dalam, seketika aku pucat, karena yang kudengar dari dalam suaranya aneh.Ah ah ah.Plok plok plok.Sari ngapain? Kami bertanya-tanya dengan bingung, kami masih mendengarkan suara dari dalam.Terus zal, ah.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan