Hanya Dirimu bag. 10

1
0
Deskripsi

Pria itu tetap memegang frame foto yang berisikan foto gadis itu sambil berkata dengan perlahan, “Maafkan aku yang sudah menghancurkan hidupmu. Maafkan aku yang baru saja menemukanmu setelah 13 tahun berlalu. Maafkan aku yang sudah melakukan dosa yang tak terampuni apabila engkau mengetahuinya. Aku berjanji akan membayar semua itu dengan hidup dan nyawaku sampai akhir, Dara. Tunggu aku, ” Ujar pria itu sambil mencium foto gadis itu dengan khidmat dan penuh perasaan. 

BAB 10

Penyesalan Yang Tertunda

Dibelahan bumi yang lain… 

Seorang pria yang sedang berdiri didepan kaca jendela dengan pemandangan jalan raya yang sibuk dan taman kota dari apartemen miliknya yang berada di lantai 35 di jantung kota Bayern Munchen, Jerman menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. 

Dia baru saja selesai melakukan sambungan telephone internasional ke Indonesia sambil menatap sebuah foto yang berisikan wajah seorang gadis Asia berseragam SMA yang tengah tersenyum ceria. 

Pria itu tetap memegang frame foto yang berisikan foto seorang gadis sambil berkata dengan perlahan, “Maafkan aku yang sudah menghancurkan hidupmu. Maafkan aku yang baru saja menemukanmu setelah 13 tahun berlalu. Maafkan aku yang sudah melakukan dosa yang tak terampuni apabila engkau mengetahuinya. Aku berjanji akan membayar semua itu dengan hidup dan nyawaku sampai akhir, Dara. Tunggu aku, ” Ujar pria itu sambil mencium foto gadis itu dengan khidmat dan penuh perasaan. 

Lalu dia melangkah mendekati nakas yang berada disisi tempat tidur dan meletakan foto itu di atas sana. 

Kemudian dia berlalu dan segera pergi meninggalkan apartemen satu lantainya yang sunyi tapi tertata rapi dengan interior simple tapi metropolis dengan warna monochrome khas pria eksekutif muda yang menampakkan kemewahan, elegan dan maskulin. 

Lalu setelah dia mencapai basement untuk mengambil salah satu koleksi mobilnya yang terpakir dengan rapi disalah satu basement yang dia miliki satu lantai untuk memarkir beberapa koleksi mobil mewahnya. 

Lalu setelah dipilhnya Porsche, distaternya mesin mobil tersebut. Setelah beberapa menit kemudian, dijalankan mobil tersebut menuju kediaman kedua orang tuanya di Fuerstenfeldbruck. Bayern Munchen. 

Semenjak sang papa pensiun dari sibuknya mengurus perusahaan yang kini dipegang oleh kedua orang kakak beradik pria itu, kedua orang tuanya pindah dari kediaman mereka yang berada di Berlin dan menetap di Fuerstenfeldbruck, Bayern. 

Setelah memacu Porschenya dengan kecepatan sedang, akhirnya pria itu tiba dikediaman orang tuanya. 

Tampak bangunan bergaya Eropa modern Kontemporer membentang dihadapannya dengan jendela dan pintu kaca melengkung yang tinggi.

Bangunan tersebut terdapat taman yang asri tertata apik dan cantik mengelilingi kolam air mancur yang luasnya mencapai diameter kurang lebih dua meter. 

Dihiasi semak mawar dan lavender yang tertata rapi dan indah yang mengapit jalan menuju bangunan rumah utama, secara keseleuruhan taman itu menjadi pemandangan yang menyejukan mata selama mencapai pintu utama bangunan rumah tersebut. 

Rumah itu walaupun tampak megah, mewah dan elegan tapi tetap menampilkan kehangatan sebuah rumah untuk keluarganya yang ingin pulang untuk melepas penat dan beristirahat. 

Segera setelah pintu gerbang terbuka dengan otomatis, mobil pria itu melaju menuju arah pintu depan rumah itu. Kemudian diparkirnya porsche tersebut didepan pintu masuk utama rumah orang tuanya dengan sempurna. 

Setelah membuka pintu masuk, pria itu disambut rangkaian bunga segar yang terdiri dari aneka jenis bunga berwarna - warni yang dimasukan kedalam gucci keramik cina besar dan diletakan diatas meja bundar yang berada di foyer yang luas dan lapang. 

Kemudian dengan santai ia melewati foyer tersebut menuju pantry yang berada dihalaman belakang. Rumah tampak lengang seperti tidak ada penghuninya. 

“Hallo, mama wo send sie? Guten morgen. Papa,  mamaaa… .!!!” Teriak pria itu setibanya di halaman belakang yang mempunyai kolam renang sepanjang 10 x 5 meter. Tampak air yang biru berkilau tertimpa sinar matahari pagi. 

“Ampuuunnn Adriannn… ngapain kamu teriak-teriak. Mama ada di dapur! ” Terdengar suara seorang wanita dari arah dapur. 

Pria yang ternyata disapa dengan nama Adrian itu segera berjalan menuju ke arah dapur. 

Dikecupnya kedua belah pipi mamanya dengan sayang sambil bertanya, “ Masak apa ma? ”

“Mama masak Gulaschsuppe, Kartoffelsalat dan Bratwurst. Kamu breakfast disini kan? Adekmu beserta istri dan anak-anaknya juga kebetulan sedang ada d rumah. Marco sedang libur. Jadi adikmu cuti dan mengajak keluarganya kemari. Dia minta dimasakkan makanan itu untuk breakfast, ” Kata Farah, sang mama sambil terkekeh senang karena keluarganya bisa berkimpul. Minus si sulung Anton yang saat ini sedang berada di eropa karena keperluan bisnis. 

“Iya maa.. Aku breakfast disini. Oh ya,  Sabtu aku akan berangkat ke Indonesia. Makanya aku sempatkan menengok papa mama dulu sebelum berangkat. Karena Jumat aku sudah mulai serah terima didepan BOD " Terang Adrian sambil menarik kursi makan dan duduk disana menghadap  mamanya yang sedang berdiri didepan island dan sibuk memasak untuk breakfast 

Sebenarnya sudah bukan breakfast tapi lebih ke brunch Karena jam sudah menunjukkan pukul 11 pagi. 

Kemudian terdengar suara Adrian lagi yang berkata," Jadi hari Senin aku sudah bisa pergi ke kantor dan bertemu dengan ” Dia" Ma, " Terang Adrian sambil menatap wajah Farah yang sedang menunduk dan berkonsentrasi karena sedang memasak. 

Kemudian Farah mengangkat kepalanya dan menatap wajah Adrian yang terlihat sendu. 

Dimatikan kompor electricnya dan berjalan mendekati Adrian yang sedang menatap wajah sang mama. 

Lalu Farah mengambil tempat duduk disebelah Adrian sambil menggenggam tangannya yang berada d atas meja makan. 

“Semoga harapanmu bisa berjalan lancar. Semoga gadis itu dan keluarganya mau memaafkan kamu, nak. Semoga Tuhan memudahkan semua niat baikmu untuk menebus semua kesalahan yang sudah kau perbuat kepada gadis itu dan keluarganya, ” Tutur Farah sambil mengelus pipi anaknya tersebut. 

“Aamin maa… , ” Jawab Adrian dengan tersenyum sambil menatap Farah. 

Lalu terdengar langkah kaki beberapa orang yang berjalan menuju pantry yang merangkap ruang makan keluarga. 

Seketika itu juga ruang makan yang merangkap pantry yang tadinya sunyi berubah menjadi ramai karena kedatangan papa diikuti adeknya, Andreas dan Isabelle, istrinya beserta 2 orang anaknya Marco dan Jeannie yang masing-masing berusia 3 dan 2 tahun. 

Setelah saling menyapa, mereka duduk mengelilingi meja makan dan menikmati brunch yang sudah dipersiapkan Farah dengan saling bercerita riuh tentang kabar mereka. 

Betapa hangat keluargannya gumam Adrian sambil tersenyum bahagia  

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Akhirnya Kau Bersamaku BAB I
0
0
Nania sudah mencintai seorang Roman sejak dari usia remaja hingga di ulang tahunnya yang ke 21, akhirnya Nania menyadari bahwa hubungan mereka tidak akan pernah berubah dizona persahabatan dan kakak adik meskipun segala cara sydah Nania lakukan untuk membuat Roman jatuh cinta kepadanya. Akankah Roman akhirnya menyadari perasaan cinta Nania yang ditujukan kepadanya setelah Nania menghilang dari kehidupan Roman?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan