
Chapter IV
Nyanyian Hutan
uara burung-burung hutan dan segelas kopi menemaniku di pagi hari ini. Rian sudah berangkat bekerja pagi tadi, sudah tiga hari berlalu sejak malam yang mengerikan itu. Huh…. semua kengeriannya masih terngiang di kepala, entah kenap sejak hari itu Rian terlihat lebih pendiam dari biasanya. Semoga saja ia tidak mengalami depresi berat, kasihan jika masih muda saja sudah menjaddi ODGJ.
TOK..TOK..TOK..
“Ndraa.. kamu dirumah?” Suara...
7,036 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Dimana Bumi Dipijak Disitu Langit Dijunjung (Chapter V)
8
1
Chapter V SANG WAKIL JANJI “Ndra.... Kamu libur aja hari ini, udah 13 hari kamu kerja belum libur”ucap Pak Sami yang entah sudah sejak kapan ada di depan pintu. “Hah??terus saya musti ngapain pak??” Jawabku penuh kebingungan.“Ya istirahat aja dulu” beliau berkata sambil memberikan bungkusan yang berisi persediaan makanan pada Mas Toni.“Yaudahlah” Sambil berlalu menuju teras aku menjawab. Matahari pagi telah menghilangkan embun dan kabut. Burung - burung juga sudah mulai bersahut- sahutan. Aku melihat beberapa orang sudah mulai menuju ke tempat mereka masing - masing untuk memulai kesibukanya. Aku hanya terdiam mengamati dari kejauhan aktifitas yang mereka lakukan dengan pohon dan kayu disana. Agak bingung juga sebenarnya, di satu sisi aku bisa beristirahat, tetapi di sisi lain aku bingung karena tidak banyak yang bisa dilakukan. Tanpa televisi ataupun sinyal internet, tidak banyak pilihan untuk membunuh waktu dan rasa bosan. “Pasti hari ini akan membosankan” ujarku dalam hati dengan pikiran yang melayang entah kemana.Sekilas aku teringat cerita tentang seorang Guru, sosok yang sangat ramah, mengayomi, dan tidak merasa sombong dengan apa yang beliau miliki.***
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan