Kamu Menidurinya? 11 — SEASON 2

28
0
Deskripsi

“Jangan mengkhianatiku. Kalau kamu mengkhianatiku. Tamatlah riwayatmu!”

Misella menghentikan ciuman itu kala sekelebat bayangan tiba-tiba muncul di kepala. Wanita itu langsung menjauhkan badannya. Mengelap bibirnya sendiri dengan agak kesal. Bayangan itu menganggu pikirannya, dalam hitungan detik menjadi overthinking.


“Alia sialan!” maki Misella dalam hati.


Pada akhirnya Misella menyalahkan Alia. Bayangan wajah Alia membuatnya tak nyaman saat ingin bercinta dengan Fahmi di sofa.


Fahmi bingung dengan reaksi Misella yang mendadak berubah. "Kenapa?" Mengerut heran.


"Apakah dia ada dipikiranmu?" tuduh Misella.


Fahmi bertanya balik, "Siapa?"


"Alia ada dipikirkanmu sejak dia muncul, 'kan," desak Misella. “Setelah dia menghilang.”


Fahmi memalingkan wajahnya, matanya menangkap foto pernikahan, berukuran sangat besar menempel di dinding. Di foto itu Kayla ada di gendongan Misella. Pasangan baru itu menampilkan senyuman kebahagiaan.


"Kau salah," elak Fahmi. Berbohong. Sebenarnya Fahmi ada sedikit rasa ketertarikan pada Alia. Tidak bisa dipungkiri kecantikan Alia bertambah dua kali lipat. “Ah, shit!” umpat Fahmi di batinnya.


"Kita sudah menikah, tetapi kamu memikirkan wanita lain," sindir Misella.


“No!” Kepala menggelang. “Bukankah sudah jelas. Alia sudah tidak berarti bagiku. Alia adalah masa laluku. Sekarang salah satu wanita yang aku cintai adalah kamu ....” Suara Fahmi memelan diakhiri kalimat.


Bibir Misella menutup, seakan terhipnotis oleh suara Fahmi yang terdengar begitu lembut—meyakinkan dirinya.


Pandangan Misella menurun ke kemeja putih Fahmi yang terbuka di bagian dada bidang. Meraba dada Fahmi dengan memberi sedikit sentuhan menggoda dengan jari lentiknya.


“Aku percaya. Maaf telah menanyakan itu,” ucapnya lirih.


Hati Fahmi lega karena Misella tidak mengungkit Alia lagi. Sejujurnya jantung berdebar tidak karuan. Lelaki itu takut Misella tahu apa yang sedang dipikirkannya.


Fahmi menghentikan tangan Misella di dadanya, keduanya bertatapan dalam hingga napas hangat menerpa wajah masing-masing. Hitungan detik Fahmi tersenyum miring.


“Kamu menggodaku?”


Misella tersenyum sinis. “Apa salah menggoda suami sendiri, hah?”


“Tentu tidak,” balas Fahmi. “Kamu ingin bercinta di sofa?”


Misella mengangguk malu.


Tanpa basa-basi mendaratkan bibirnya ke bibir ranum Misella. Melumat dengan pelan dan lembut, lelaki itu sangat menikmati bibir Misella. Tangan tidak tinggal diam saja, Fahmi mengangkat pinggul Misella lalu membaringkan di atas sofa tanpa melepaskan ciuman yang kian semakin panas, tangan bergerak mencari gundukan kenyal milik Misella, dan meremas-remas.


Fahmi menghentikan apa yang dilakukan lalu memandangi wajah Misella dari atas tanpa berkedip. “Kau sangat cantik malam ini, sayang,” puji Fahmi.


Misella tersenyum malu. Kedua pipi memerah.


Kedua sudah terlalu lama menahan hasrat s*ksual. Hampir satu tahun tidak berhubungan intim. Akhirnya tibalah untuk melepaskan gejolak nafsu s*xnya.


Tubuh Fahmi tepat berada di atas Misella. Namun, saat mendekatkan wajahnya. Pandangan memudar seiring berjalannya detik jam, samar-samar wajah Misella berubah menjadi paras cantik Alia.


Fahmi tertegun dengan apa yang di lihat di depan matanya.


Ini tidak mungkin.


Bagaimana bisa?!


Kenapa di saat seperti ini malah terbayang bayang ilusi mata, sosok wajah Alia.


“Sayang ....” panggil Misella dengan suara manjanya.


Lamunan Fahmi buyar. Lelaki itu mengucek matanya untuk memastikan tidak salah lihat.


Benar!


Yang berbaring di bawahnya adalah Misella bukan Alia.


Jadi, tadi hanya lamunan Fahmi?


Damn! Apa yang tadi aku lamunkan?!” gerutu Fahmi dalam hati.


Keinginan bercinta dengan Misella hilang begitu saja. Gairah s*ksual menurun. Terbesit dalam benak menginginkan tubuh Alia malam itu juga. Fahmi tidak tahan. Sialan! Tubuh Alia di pesta pernikahan tadi sangat menggoda, lekukan indah itu membuat Fahmi ingin menyentuh dan meraba keseluruhan.


Fahmi menggeleng kepala. Berusaha menghilangkan pikiran jorok itu.


Lelaki itu tidak ingin bercinta dengan sang istrinya dalam keadaan membayangkan wanita lain. Itu akan sangat menyakiti Misella.


Akhirnya Fahmi memilih menahan diri. Dia mengecup kening Misella lalu berkata, “Maaf ....”


Hanya kata maaf terlontar. Setelah itu berdiri, menuangkan wine ke dalam gelas, melangkah pelan ke jendela besar yang memperlihatkan keindahan kota di malam itu.


Misella terbengong bengong apa yang Fahmi lakukan barusan. Tidak mengerti. Mengapa mendadak meminta maaf? Dan mengapa menghentikan minat aktivitas b*rcinta? Seolah tidak menginginkan dirinya di malam pertama.


Misella terduduk kebingungan memandangi punggung Fahmi. “K-kenapa?” tanya Misella dengan sedih, mengigit bibir dan menelan kekecewaan. Mood juga benar-benar sudah dirusak oleh Fahmi.


Fahmi tidak menjawab. Masih menatap lurus tanpa menoleh. Lelaki itu meneguk wine sedikit dan batinnya berkata,“Pasti aku sudah gila menginginkan kembali tubuh mantan istriku.”

Drttttt!


Bunyi ponsel bergetar.


Melihat ponsel Fahmi menyala, tanpa meminta izin mengangkat panggilan itu secara spontan misuh-misuh. “Ah, sialan! Mengganggu saja menelpon malam-malam!” gerutu Misella.


“Kenapa?!” kesal Misella saat ponsel di dekatkan di daun telinga.


“Orang yang pindah ke unit paling atas adalah Alia dan Dokter Abian.” Di sebrang sana menjawab.


“Apa maksudmu?!” Misella menaikkan nada suara dan kedua mata melotot. Terkejut dan tidak percaya. Wanita itu awalnya tidak percaya Alia akan membeli apartemen mewah itu. Jadi, itu fakta. Perkataan Alia di acara pernikahannya tidak bohong.


“Iya, Nyonya. Aku melihat sendiri mereka menaiki lift pribadi.”


Tut. Misella langsung memutuskan panggilan.


Fahmi menoleh. Mengerutkan kening menandakan keheranan.


“Alia dan Abian membeli unit 001.”


“Abian? Mustahil. Bagaimana bisa mereka mampu membeli?” balas Fahmi cepat, seperti merendahkan kekayaan yang dimiliki Abian.


“Kenapa kamu memilih apartemen ini?” Kedua tangan disilangkan di bawah dada. “Apa karena sudah mengetahui mantan istrimu akan tinggal di Belleza? Aku kira kamu tidak akan mengawasi Alia,” lanjut Misella dengan sinis dan api kecemburuan.


“Untuk apa mengawasi keberadaan mantan istriku? Semua telah terjadi. Apa ini kesalahanku juga, hah?!”


Bunyi ponsel bergetar kembali menandakan ada yang menelponnya. Saat Misella akan mengambil ponsel itu, Fahmi merebutnya dan langsung mengangkat panggilan.


“Berbicaralah cepat!” perintah Fahmi.


“Baik, Tuan. Aku mendapatkan kabar bahwa Abian sekarang adalah pemilik perusahaan obat di Amerika, itulah alasan membawa Alia ke Los Angeles, dan kedua menikah di sana,” lapornya. “Setelah sukses kembali ke Indonesia dengan membeli unit apartment termewah di Belleza.”


Terjawab sudah rasa penasaran nya.


“Aishhh!” Fahmi kesal mendengar kabar itu. Dia pun membanting ponselnya. Entah mengapa tidak suka Alia menikah dengan lelaki yang lebih kaya darinya. “Harga diriku hancur!” batin Fahmi dengan emosi menggebu-gebu.


Fahmi tidak mau tersaingi oleh Alia.


Seharusnya Fahmi berada di atas Alia setelah bercerai! Kenapa malah sebaliknya!


***


“Kamu pasti lelah.” Abian menghampiri Alia yang sedang duduk di ruang keluarga sangat mewah dan luas. Sangat perhatian membawa teh buatannya untuk Alia. “Pindah itu melelahkan. Jadi, aku buatkan teh mawar untuk meredakan stres, dan membantu tidurmu agar nyenyak.”


Memang. Hari itu melelahkan bagi Alia. Seluruh badan terasa pegal dan capek.


“Terima kasih,” ucap Alia saat Abian memberinya secangkir teh mawar. Ah, suaminya sangat perhatian padanya.


Abian duduk di sebelah Alia. “Kamu suka tempat ini?”


Alia menghirup uap teh mawar lalu meletakkan cangkir teh ke meja karena masih panas, dan menoleh dengan senyuman lebar pada Abian. “Tentu saja. Aku sangat menyukai unit apartmen ini. Sangat mewah. Aku bagaikan ratu di Belleza, haha ...,” jawab Alia setengah bercanda.


Ratu? Haha ... mungkin iya bagaikan ratu.


Pasalnya para wanita penghuni lama Belleza sangat menginginkan tinggal di unit paling atas, tetapi terhalang oleh dana yang menguras buku tabungan untuk membeli. Suami mereka juga tidak mampu untuk membeli unit 001 ini.


Apa semua wanita penghuni Belleza akan iri dengan Alia? Jelas!


Kabar unit 001 telah terjual menghebohkan penghuni Belleza. Alia dan Abian sedang sebagai bahan pembicaraan mereka.


“Aku pasti sangat nyaman tinggal di sini.” Kepala Alia melihat ke sekeliling, banyak barang mewah dan barang antik dengan harga fantastis.


“Aku lega, istriku menyukai pilihanku.”


Alia bersandar ke bahu Abian. “Seperti impianku. Aku berhasil tinggal di tempat paling mewah di kota ini. Melihat banyaknya foto pernikahan kita terpajang di dinding itu membuatku sangat bahagia. Aku menjadi wanita paling beruntung!”


Abian terkekeh. “Aku yang beruntung, bisa memilikimu. Berkat kamu. Aku bisa sesukses ini,” balas Abian dengan bangga. Bangga karena memiliki Alia, menjadi istrinya.


Nyatanya Alia tidak melakukan apa-apa. Alia hanya ikut Abian ke Amerika dan berada di sisinya terus-terusan. Seperti menjadi support system dalam hubungan asmara.


Kepala Alia mendongak, melihat wajah Abian dengan jarak dekat.


Abian memandang wajah Alia membuatnya ingin mencium bibir merah itu. Tanpa berpikir panjang, mendekatkan wajah lalu menempelkan bibirnya ke bibir Alia.


Mereka berciuman beberapa menit hingga Abian menjauhkan bibirnya.


“Aku akan melindungimu dari mantan suami itu jika dia menganggumu,” kata Abian dengan tulus dan serius. “Sekarang Aku suamimu, jadi akan melindungimu.”


Alia menarik sudut bibir dan tertawa kecil, itu adalah tawa kebahagiaan.


Abian pun memeluk Alia dengan erat. Mengelus lembut rambut Alia.


“Jangan mengkhianatiku,” pinta Alia sembari melepaskan pelukan. “Kalau kamu mengkhianatiku. Tamatlah riwayatmu,” lanjutnya memberi isyarat akan membunuh Abian bila berkhianat.


Abian terkekeh. Menggeleng kepala dengan ekspresi menggemaskan. “Tidak akan.”


***



Malam pertama pasangan baru itu tidak seindah yang dibayangkan.


Sejujurnya perasaan Misella bercampur aduk. Kepalanya dipenuhi oleh banyak pertanyaan.


Kenapa Fahmi tidak menyentuhnya malam itu?


Apakah Fahmi tidak ingin melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri di luar sana, mereka pasti melakukan di malam pertama bukan?


Padahal sudah jelas, keduanya saling merindukan kenikmatan. Tapi, Fahmi menghentikan secara tiba-tiba, memilih untuk meminum wine. Seolah wine lebih menarik dibandingkan Misella. Hal itu membuat harga diri sebagai wanita merasa terinjak-injak.


Untung saja Misella type wanita yang tidak mudah larut dalam emosi. Jadi, bisa bersikap seperti biasanya, walaupun telah diberi harapan palsu.


***


Pagi sekali sedang sarapan ada seseorang yang memencet bel pintu berkali-kali. Hal itu membuat kegiatan makan pagi Misella dan Fahmi terusik.


“Siapa, sih?! Pagi-pagi datang ke tempat orang. Tidak punya sopan santun ketika bertamu!“ dumel Misella dengan napas ngos-ngosan, sebab merasa terganggu.


Walaupun jam menunjukkan pukul enam pagi, Misella sudah mandi, berdandan rapih, dan cantik di hadapan suami, dengan make up sempurna, dan mengenakan dress cantik. Rambut lurus panjang dicatok dan digerai indah.


Ngomong-ngomong Kayla masih tertidur pulas.


Awalnya Misella merasa tenang sekali, pagi-pagi tidak ada suara tangisan bayi, tapi diganggu oleh bunyi bel pintu. Huh. Menyebalkan!


“Kamu lihat dulu siapa yang datang,” perintah Fahmi, meminum susu full cream kesukaannya.


Misella mengelap bibirnya menggunakan tisu. Dengan ogah-ogahan berdiri lalu berjalan ke arah pintu. Misella melihat siapa yang datang di kamera pintu intercoom LCD monitor, berkomunikasi tanpa keluar terlebih dahulu.


Ah, ternyata petugas pengiriman paket.


Misella membuka pintu perlahan.


“Selamat pagi, Nyonya. Maaf menganggu waktu pagi, Nyonya. Saya hanya mengirimkan paket untuk Nyonya Sella, Belleza unit 002,” kata petugas pengiriman paket itu dengan ramah.


Misella melirik sekilas gift box purple dengan ukuran 42 x 30 x 14 cm. Terlihat cantik dengan pita sebagai hiasan.


“Dari siapa?” tanya Misella.


“Maaf ... tidak ada pengirimannya. Tapi bisa dipastikan dari orang yang Nyonya kenal. Nyonya Sella baru menikah, mungkin ini sebagai hadiah atas pernikahan,” jawabnya panjang lebar.


Misella dibuat kebingungan. Siapa yang mengirimkan gift box tanpa memberi tahu namanya?


Misella berusaha berpikir positif. Tidak berpikir macam-macam. “Ok. Aku terima.”


Petugas pengiriman paket itu menyerahkan box itu pada Misella. “Nyonya Sella tanda tangan dulu di sini.” Lelaki tua itu menyuruh Misella tanda tangan di kertas setelah box berpindah tangan.


Misella menurut. Pengirim paket pergi, pintu ditutup. Dia membawa box ke dalam dengan senyuman lebar, rasanya bahagia mendapatkan hadiah dari seseorang tanpa mencantumkan nama pengirim, karena saking penasarannya—Misella membuka gift box cantik itu sambil berdiri.


Jari lentik menyingkirkan shredded paper coklat dan membuka wrapping paper sebagai pembungkus.


Ekspresi Misella berubah dalam hitungan detik. Terkejut. Kedua bola mata membulat, dan juga terperangah melihat foto pernikahan di lumuri darah merah sudah kering, foto bagian wajah dirinya robek seperti sengaja ditusuk menggunakan pisau.


Jantung berdebar kencang. Dengan gemetar Misella membalikkan foto itu, di belakang foto ada coretan darah bertulis, 'Pelakor mati saja!'





____

Kira kira gift box itu dari siapa, ya? Maaf ya telah update.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Kamu Menidurinya? 12 — SEASON 2
19
2
CUPLIKAN BAB 12;“ALIA! KELUAR KAMU!” teriak Misella. “KELUAR!!!”Pintu terbuka, menampakkan Alia di sana dengan kening berkerut bingung dengan kedatangan Misella yang tidak punya sopan santun—berteriak-teriak di depan pintu orang di waktu pagi pula.“Ada apa?” tanya Alia.Misella menyerobot masuk tanpa disuruh, diikuti oleh tiga wanita yang tidak Alia kenal. Bahkan tubuh Alia sempat terhuyung akibat tersenggol lengan Misella. Alia berdecih. “Apa yang membuatmu kemari, huh?” tanyanya sekali lagi.Dengan penuh emosi Misella melemparkan box ke lantai tepat di depan kaki Alia. “Katakan! Kamu yang mengirimkan itu bukan?!” teriaknya dengan tatapan tajam, dan jari telunjuk menunjuk pada box yang sudah tergeletak di lantai.
Komentar dinonaktifkan
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan