
Teori evolusi Darwin yang mengatakan bahwa asal muasal Manusia berasal dari Primata, adalah sebuah “penghinaan” terhadap Anak keturunan Adam AS.
Menjawab Teori Manusia Purba.
Dalam penelitiannya, Darwin, seorang peneliti dari Australia mengatakan, bahwa asal usul Manusia berasal dari makhluk sejenis Simpanse yang mengalami perubahan atau perkembangan [berevolusi]. Dan dari penelitian tersebut munculah istilah Manusia Purba, dari teori evolusi yang disampaikan oleh Darwin
Kenyataan tersebut tentulah sangat bertentangan dengan ajaran Agama Islam. Dimana sudah dijelaskan dan termaktub didalam Al Qur’an Al Karim, bahwasanya Allah ﷻ berfirman di Surat Al Baqarah 30-39..
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dan diperkuat dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ dalam satu riwayat hadistnya..
"Wahai sekalian umat Manusia, ketahuilah sesungguhnya Tuhanmu Satu (ESA). Nenek moyangmu juga satu, kamu semua berasal dari Adam. Sedangkan Adam berasal dari tanah."
[HR. Ahmad, 23536]
Sedangkan dalam riwayat lain dari Sahih Muslim juga disebutkan..
"Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu menuturkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Allah menciptakan Adam dalam bentuknya setinggi enam puluh hasta. Setelah menciptakannya, Allah berfirman, 'Pergilah dan ucapkanlah salam kepada sekelompok itu, yaitu beberapa Malaikat yang sedang duduk, dan dengarkanlah apakah jawaban mereka karena itulah ucapan selamat untukmu dan keturunanmu. Maka, Adam pergi menghampiri lalu mengucapkan, 'Semoga keselamatan menyertai kalian.' Mereka menjawab, 'Semoga keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian.' Mereka menambahkan 'rahmat Allah', maka setiap orang yang memasuki surga itu seperti bentuk Adam yang tingginya enam puluh hasta. Seluruh makhluk setelah Adam terus berkurang tingginya sampai sekarang."
[HR. Muslim]
Manusia Purba [meminjam istilah para penganut faham Darwinisme] tingginya sangat jauh dibawah tinggi Nabi Adam AS, Manusia pertama yang diciptakan Allah ﷻ. Dan didalam Shahih Muslim disebutkan, bahwa tinggi Nabi Adam AS adalah 60 hasta [-+30 meter]
Hasan Djafar, pengajar di Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, mengatakan.. "tidak pernah ada manusia purba dengan tinggi sampai 7 meter, paling tinggi ada cuma 2 meter lebih," ujarnya
Pithecanthropus sendiri memiliki tinggi sekitar 168-180cm.
Sedangkan Meganthropus Paleojavanicus tingginya sekitar 2,5 meter.
Jika dikomparasikan dengan sabda Nabi Muhammad ﷺ dalam Shahih Muslim yang mengatakan..
"Allah menciptakan Adam dalam bentuknya setinggi enam puluh hasta... [hingga akhir hadits yg berbunyi].. Seluruh makhluk setelah Adam terus berkurang tingginya sampai sekarang"
Redaksi hadits riwayat Shahih Muslim mengatakan, bahwasanya tinggi Anak Adam akan berkurang tingginya. Sedangkan Manusia Purba [versi mereka] memiliki tinggi sangat jauh dibawah tinggi Nabi Adam AS.
Maka, sangat kontradiksi sekali jika ada yang mengatakan bahwa Manusia Purba adalah Manusia pertama yang mendiami Bumi.
Logika awam kita jika menangkap maksud dari hadits riwayat Shahih Muslim diatas adalah, setelah penciptaan Nabi Adam AS maka generasi setelahnya akan berkurang tingginya. Sedangkan Manusia Purba tingginya malah jauh dibawah tinggi Nabi Adam AS.
Artinya apa?
Silahkan gunakan akal sehat.
Akal yang sehat adalah Akal yang tunduk dan patuh terhadap Nash² Al Qur’an Al Karim dan Sunnah Rasulullah ﷺ .
Seorang saintis peraih Nobel, bahkan menolak teori Darwin tersebut. Ialah Sir Francis Crick, saintis yang pernah dianugerahi hadiah Nobel karena menemukan struktur DNA. Dan melalui kajiannya terhadap DNA, dia menyangkal teori Darwin karena dianggap tidak berasas dari sudut sains.
Dan jika Manusia berasal dari jenis Simpanse, mana mungkin didalam Al Qur'an Surat Al Maidah ayat 27, Allah ﷻ memerintahkan Qabil dan Habil mempersembahkan korban berupa binatang ternak dan hasil pertanian yang terbaik kepada-Nya.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa."
(Al Maidah : 27)
Ini menunjukkan pada waktu itu sudah ada teknologi peternakan dan pertanian. Dan ini juga membuktikan zaman tersebut sudah ada kemajuan, bukannya hidup secara primitif.
Seperti yang digambarkan dalam kisah² Manusia Purba yang dicekokkan didalam pelajaran sejarah ke Anak² Kita.
Lebih menguatkan lagi hujah Al Qur’an Al Karim, dimana Allah ﷻ dengan jelas berfirman di Surah Al Baqarah ayat 30..
“Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Sudah tentu seorang khalifah itu mempunyai kemampuan dan kecakapan dalam mentadbir bumi, berbanding terbalik dengan apa yang digambarkan sebagai Manusia Purba, dimana sosok tersebut diceritakan sebagai makhluk yang primitif dan bar-bar.
Persoalannya, siapakah makhluk yang disebutkan oleh para Arkeolog, yang hidup ratusan atau jutaan tahun lalu?
Yang mana mereka digambarkan hidup secara nomaden [berpindah² tempat], bersandarkan beberapa penemuan para Arkeolog.
Kemungkinan besar mereka ini adalah makhluk yang pernah mendiami Bumi sebelum diciptakannya Nabi Adam AS.
Dan tidak dinafikan lagi, memang ada makhluk yang pernah hidup di Bumi sebelum Allah ﷻ memusnahkan mereka karena kerusakan² yang mereka lakukan di Bumi.
Dan makhluk tersebut bukanlah Manusia Purba, melainkan Banul Jan. Sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Katsir didalam Kitab Tafsirnya yang masyhur..
أول من سكن الأرض الجنُّ، فأفسدوا فيها وسفكوا فيها الدماء، وقتل بعضهم بعضا. قال: فبعث الله إليهم إبليس، فقتلهم إبليس ومن معه حتى ألحقهم بجزائر البحور وأطراف الجبال. ثم خلق آدم وأسكنه إياها
Makhluk yang pertama tinggal di muka bumi adalah golongan jin. Lalu mereka berbuat kerusakan (maksiat) dan saling menumpahkan darah, satu sama lain saling membunuh. Kemudian Allah mengutus Iblis, lalu Iblis dan tentaranya berhasil memerangi mereka, hingga mengejar mereka ke ujung lautan dan puncak gunung. Kemudian Allah menciptakan Adam dan menempatkannya di bumi.
[Tafsir Ibnu Katsir, 1/218]
Tafsir Imam Ibnu Katsir diatas adalah tafsir dari surat Al Baqarah ayat 30-39..
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Makhluk Purba [Primitif] adalah Jin [?].
Rasulullah ﷺ menggambarkan, para Jin itu terbagi kepada tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan (yang menyerupai binatang) ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah tempat.
[Hadits sahih yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dlm Kitab Maqashid Asy Syaithan dalam Hawatif, riwayat Al Hakim]
Dan diperkuat dengan hadits yang diriwatkan oleh Ibnu Mas’ud Radhiyallahu'anhu, yang mengisahkan pengalaman Beliau ketika mengikuti Baginda Rasulullah ﷺ ketika berdakwah kepada golongan jin.
Menurut Ibnu Mas’ud, ketika Rasulullah ﷺ telah solat Isya, kemudian Beliau ﷺ berpaling lantas memegang tangan Abdullah bin Mas’ud hingga keluar dengannya ke Batha’ di Mekah.
Maka disuruhnya Ibnu Mas’ud duduk kemudian digariskan atas tanah satu garisan. Kemudian Baginda Rasulullah ﷺ bersabda..
“Jangan engkau tinggalkan batas garisanmu, maka sesungguhnya akan berhenti ke tempatmu beberapa orang lelaki, maka janganlah kamu bercakap dengan mereka, sesungguhnya mereka tidak bercakap dengan kamu. Kemudian Rasulullah ﷺ pergi mengikut kehendaknya. Maka ketika aku duduk pada tepi batas garisan tersebut tiba-tiba datang kepadaku beberapa orang lelaki seperti orang-orang hitam legam bulu dan tubuh mereka. Pada tubuh mereka aku tidak nampak aurat dan pakaian. Mereka berhenti dihadapanku tetapi tidak melebihi batas garis yang dibuat Rasulullah ﷺ…”.
Jika bersandarkan riwayat ini, rupa paras makhluk tersebut merupakan rupa paras yang sebenarnya [Jin].
Karena Jin itu seolah-olah tidak menyadari Ibnu Mas’ud ditempat tersebut, karena dilindungi oleh batas garis yang dibuat oleh Rasulullah ﷺ untuk melindungi Ibnu Mas’ud.
Dan dapat dipahami pula, bahwa rupa/paras jin [jenis ketiga] adalah mempunyai bentuk seperti Manusia, berbulu lebat dan berwarna hitam sehingga tidak menampakkan kulitnya.
Dalam riwayat lain lafaznya, “…mereka tidak memakai pakaian, dan aku tidak nampak aurat mereka [tubuhnya] tinggi, dan [tubuhnya] mempunyai isi daging yang sedikit…”
Dalam hadits ini tidak disebutkan mereka mempunyai sayap, jadi dapat dipahami juga bahwa mereka merupakan golongan jin dari kategori yang ketiga. Dimana Jin jenis ini menetap dan berpindah-pindah di bumi dan tidak boleh terbang.
Dan Jin kategori ketiga ini mempunyai paras rupa dan tubuh yang mirip Manusia, mereka berpindah dari satu tempat ke satu tempat lainnya menggunakan kendaraan atau berjalan sebagaimana layaknya Manusia.
Kemungkinan besar bahwa makhluk purba yang hidup secara primitif yang disebutkan oleh Arkeolog adalah dari kalangan Jin, jika dinisbatkan pada riwayat² hadits diatas.
Ada pertanyaan klasik..
Apakah Jin itu wujud secara dzohir/nyata dan menyerupai manusia [purba] dizaman dulu?
Berdasarkan riwayat Ibnu Mas’ud diatas, tentu wujud nyata, karena dikisahkan detail dalam redaksi haditsnya.
Lalu apakah sekarang masih [bisa] berwujud dzohir dan nyata dengan wujud Manusia.
Wallahu Ta'ala A'lam...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
