
SENJA Full Part PDF Read Only.
Yang udah ikutin dari awal bisa baca Part 41-Ending+Extra Part di konten atas ini ya. Udah mamak upload barengan sama yang full Part ini. Huhuhu mamak lupa push pemberitahuan ke kalian.
SENJA (Cinta Itu Semakin Pudar)
565
166
11
Selesai
Pernikahan indah dengan pedang poranya itu masih terbayang jelas di pikiran Senja seakan baru kemarin suaminya menggandengnya melewati pedang-pedang yang berjajar di angkat dengan megah oleh para junior dan rekan suaminya, Senja masih terbayang indahnya hingga Senja lupa jika pernikahan indah itu sudah berlalu 10 tahun yang lalu.Cinta itu masih terbangun indah untuk Sang Mayor Juanda Prabumi, suaminya, cinta pertamanya, seorang yang berjanji pada Ayahnya akan selalu menjaganya, namun sayang cinta yang dimiliki suaminya memudar.Dialah Mentari Yunika, kowad cantik yang baru satu tahun bertugas di Batalyon tempat Juanda tersebut sukses menumbuhkan cinta terlarang di hati Juanda. Juanda jatuh cinta untuk kedua kalinya melupakan sang istri yang sudah memberikan seorang putri cantik untuknya. Pintar, muda, dan segar, pesona indah Sang Mentari sukses memudarkan cinta Juanda pada Senja, dan hal paling epik dari semuanya adalah orangtua Juanda yang mendukung penuh keputusan Juanda untuk mendua."Kamu bilang cintamu padaku memudar, Mas? Kamu tahu, aku pun merasakan hal yang sama tapi aku memilih mengumpulkan serpihan cinta yang tersisa karena yang aku tahu menikah itu seumur hidup dengan segala keadaan bukan tentang omong kosong pembenaran kamu yang telah mendua."
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
AbdinegaraAffairAirmataBalas DendamCinta SejatiDokterFamilyHappy EndingHappyendingKecewaKeluargaLove StoryLovestoryLuka Masa LaluMasa LaluMiliterOrang KetigaPelakorPenebusandosaPengkhianatanPenyesalanPernikahanPerselingkuhanPerwiraRevengeRomanceRomancestoryRomansaSadendingSenjaTentaraWanita HebatWattpadWattpad RomanceWattpadromance
Selanjutnya
SENJA PART 41- Ending + Extra Part
59
14
Yuhuuuuuu Akhirnya selesai juga. Siapa yang nungguin, ayo acungkan tangan. Mohon maaf ya buat kalian semua yang sudah lama nungguin.Semoga menghibur kalian semua ya. Happy reading.………………………………………………..Part 41Harusnya kamu mau saja waktu diberi mobil punyanya yang punya toko mobil itu, Nja. Kan lumayan bisa buat pamer ke keluarga si Juanda. Pengen banget rasanya Ibu lihat wajah sombong mereka kicep lihat kamu yang tetap hidup tanpa anaknya.
Aku baru saja mematut bayanganku di cermin usai merias wajahku. Jika dulu aku mentok hanya memakai mouisturizer dan sunscreen, maka sekarang aku menggunakan makeup dengan benar. Betul yang dibilang oleh Hanifah, treatment sangat berpengaruh untuk wajah dan tubuh, terlebih kini aku sangat menyukai fashion padu padan yang di ajarkan oleh Hanifah
Penampilanku kini menjadi lebih segar tampak lebih muda dari usiaku yang kini menginjak angka 35 tahun. Sebelumnya kata tua terdengar mengerikan usai perselingkuhan yang membuatku begitu trauma, tapi pada akhirnya aku bisa menerima jika menua tidak seburuk itu. Yang buruk adalah Juanda brengsek yang menjadikannya sebuah alasan untuk mendua. Ya, semua orang pasti menua, karena menua adalah proses kehidupan yang mustahil untuk bisa dilewati setiap makhluk yang hidup.
Bukan diberi Bu, tapi dipinjami selama mobil yang Senja beli belum datang. Koreksiku pada apa yang Ibu baru saja katakan. Lagian sekarang juga sudah datang kan Bu, lebih baik punya sendiri Bu walaupun bukan yang paling mahal. Tapi seenggaknya nggak jadi bahan hinaan orang lain. Memangnya Ibu mau nanti dikatain pakai mobil mahal tapi pinjaman sama mantan besan Ibu, tahu sendiri kan Bu gimana busuknya mulut si Intan sama Emaknya Mas Juan.
Ibu yang mendengar sanggahanku seketika merengut, nggak usah manggil Manusia sedeng itu pakai Mas segala, kebagusan. Panggil saja si Kampret, mau dikata pinjaman juga nggak apa-apa, Nja. Toh ada yang minjemin, daripada mereka, koar-koar ngehina kamu katanya dapat ganti anak Jendral, udah dapat apa si Juanda selain dosa? Yang ada itu Si Kampret di babuin sama keluarga Jendral, nggak ada sejarahnya orang kaya nerima gitu saja Mokondo kayak mantan suamimu itu.
Mendapati Ibu muring-muring sembari memanyunkan bibirnya membuatku tertawa sendiri. Apalagi saat mengingat kalimat Ibu sama persis seperti yang pernah diucapkan oleh Hanifah, biro-bodo jadi mantu Jendral, diterima saja belum tentu, apalagi karena Juanda hancur berantakan nama baik keluarga Jendral bintang satu tersebut yang kini tengah diselidiki karena jumlahnya yang fantastis dan tidak wajar untuk ukuran seorang aparat negara.
Aaaaahhh, sebelumnya aku enggan mencari tahu tentang mantan suamiku yang sudah aku tinggalkan nyaris empat bulan tanpa ada kontak tersebut, yang dimana dia pun tidak ada inisiatif sama sekali untuk menanyakan kabar Jani, tapi sekarang aku ingin melihat sudah sejauh mana kehancuran pria yang sudah mengkhianatiku, dan mungkin rasa penasaranku ini akan terjawab saat sidang putusan terakhir yang akan aku datangi sekarang.
Sabar Bu, nanti kita sambil nyari tahu gimana keadaan mantan menantu Ibu. Kalau nyungsep nanti kita ketawain bareng-bareng ya.
Aku memeluk lengan Ibu, tersenyum mengajak Ibu untuk melakukan hal yang sama dan meskipun Ibu menoyorku beliau pun tak pelak juga tertawa. Ya Allah, Nduk. Semoga Allah berikan kamu jodoh yang jauh lebih baik. Percaya sama ginarisnya Gusti Allah ya, Nduk.
Amin, amin. Doakan ya Bu. Pokoknya doain yang terbaik buat Senja. Mendengar doa dari Ibu aku langsung mengaminkan, untuk sekarang aku memang tidak berminat untuk hal berbau romantisme namun jika Allah kelak memberikan jodoh yang lebih baik, tentu aku tidak akan menolak, jika pun rezekiku soal jodoh hanya sampai disini semoga Allah pun selalu memberiku kebahagiaan dalam bentuk yang lain.
Berdua bersama dengan Ibu, aku berangkat menuju pengadilan. Dua kakakku tidak bisa menemani karena pekerjaan mereka, namun dukungan mereka berikan. Bukan hanya kakakku, para karyawanku bahkan mengantarku saat hendak pergi seolah hendak mengantarku ke medan perang. Dulu hidupku habis untuk mengabdi pada suami dan keluarga hingga aku tidak memperhatikan dengan benar betapa banyaknya orang yang peduli denganku.
Mengendarai mobil yang baru saja datang kemarin sore, Ibu tidak hentinya berdecak kagum dan bersyukur karena putri kecilnya kini bisa memiliki salah satu barang impian yang bagi keluarga kami dulu mustahil untuk dimiliki. Senyum bahagia Ibu adalah obat terampuh untuk memupus luka dihatiku. Ada luka begitu dalam tergores dihatiku tapi aku menemukan sejuta alasan agar bisa bangkit dan menjadi jauh lebih baik.
Lihatlah Mas Juan, tanpamu aku bisa hidup dengan baik. Perempuan yang kamu hina karena berasal dari keluarga miskin ini mampu mendapatkan apapun dengan tangannya sendiri.Bahkan untuk menghidupi putrimu yang kamu lupakan selama ini pun aku tidak akan pernah mengemis uang darimu biar semakin bertumpuk dosamu.
.......................................... ........................................
Mbak Senja.........
Loh itukan..........
Yuhhuuuuu Calon Mbak Ipar......
Baru saja aku memarkirkan mobilku, sebuah panggilan aku dapatkan dan itu membuatku menoleh ke sumber suara dimana sosok jangkung yang kini kembali dalam mode Mamass-Mamas taksol berjalan dengan riang menghampiriku. Bukan cuma aku yang terkejut dengan kehadirannya, Ibu pun sama, bahkan wanita yang telah melahirkanku 35 tahun silam tersebut dibuat tercengang dengan betapa berbedanya sosok Deka sekarang dengan yang kami lihat tempo hari di showroom.
Tidak ada jejak berwibawa disana, tidak ada kesan angkuh dan dewasa, malah dengan celana pendek dan kemeja denim yang melapisi kaos abu-abu tersebut, Deka tampak seperti laki-laki awal 20an. Kenapa hanya perkara setelan dan model rambut saja bisa merubah seseorang.
Tidak datang sendirian, dibelakang Deka tampak Kapten Dio yang persis seperti Mas-Mas sedang angon bocah bontot, bukan hanya aku yang geleng-geleng dengan tingkah Deka, Kapten Dio sepertinya juga depresot dengan sikap ajaib adiknya tersebut. Sepertinya ucapanku tempo hari pada Deka sama sekali tidak digubrisnya.
Nja, itu Mas-Mas yang kemarin ada di tempat beli mobil, kan? Yang punya usaha itu, kan? Kok beda ya, Nja? Kayak bocah sekarang. Bisik Ibu yang masih takjub mendapati seseorang yang bisa tampak seperti dua kepribadian tersebut. Jadi yang dimaksud pengen lamar kamu buat Kakaknya itu buat Om Dio-nya Rinjani yang jalan dibelakangnya itu? Itu Mas-Mas jualan mobil adiknya Om Dio-nya Rinjani?
Aku memutar bola mataku malas saat melihat mata Ibu begitu berbinar seolah baru saja mendapatkan lotere begitu paham jika Deka, dan Kapten Dio, Om ganteng favorit Rinjani yang juga merupakan favorit Ibu-ibu karena masuk spesifikasi menantu idaman, selain tampan, mapan, dan sangat telaten kepada Jani, Kapten Dio juga sangat nyambung dengan Ibu. Dibandingkan berbicara denganku, mungkin Kapten Dio lebih banyak berbicara dengan Ibu. Dan nilai plus dari semuanya adalah kenyataan jika aku bisa sampai ada di titik ini karena bantuannya yang totalitas.
Belum sempat aku menjawab, Deka yang seperti bocah itu dengan tidak tahu malunya langsung menyambar sembari menyalami Ibu penuh dengan rasa hormat. Jujur saja sikap Deka yang begitu santun pada Ibu meskipun dia berasal dari keluarga yang begitu kaya, sangat berbeda dengan sikap Intan yang bahkan jika aku ingat-ingat tidak pernah menyalami Ibu, menohok sikapku sebelumnya yang begitu antipati terhadapnya karena status keluarganya.
Iya, Bu. Om favorit Rinjani alias Cucu Ibu itu Abang saya. Gimana? Mantu idaman banget kan Bu! Cocok sekali kan buat jadi Mantu Ibu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan