DUIT TUMBAL (Part 1)

0
0
Deskripsi

Ada sebuah warung makan yang sangat laris, namun dibalik kelarisannya tersebut pemilik warung sering mendatangi gunung lawu untuk mempersembahkan tumbal, yang diserahkan setiap dua tahun sekali.

Pemilik warung tersebut dikenal sangat kaya raya karena usaha warung makannya memiliki banyak cabang, akan tetapi setiap dua tahun sekali ia akan mencari korban tumbalnya, dengan cara melebihkan uang kembalian kepada salah satu pelanggannya untuk dijadikan tumbal.

Di siang hari yang terik, datanglah seorang wanita paruh baya ke sebuah warung makan kecil di pinggir jalan raya, sesampainya di warung makan tersebut ia berkeluh kesah kepada suaminya.

"Aku capek mas, jalan kaki terus." ungkap mbak nila kepada suaminya, sambil mengelap keringat di dahi dan lehernya dengan handuk kecil.

"Kalau capek ya istirahat toh." sahut mas deni kepada istri yang sudah ia nikahi 8 tahun lamanya itu.

"Bukan itu maksudku mas." timpal mbak nila.

"lha terus?" tanya mas deni sambil menatap istrinya tersebut.

"Aku capek keadaan kita susah terus, aku capek jalan kaki, aku mau kita punya motor mas." jawab mbak nila sambil cemberut.

"Ya sabar toh dek, mas juga lagi berusaha supaya kehidupan kita lebih baik." hibur mas deni kepada istrinya yang terpaut 10 tahun itu.

"Huh selalu aja aku disuruh sabar, mas lihat tuh tetangga kita sekarang, dia udah punya motor, mobil, usaha dimana-mana." ketus mbak nila yang mulai kesal dengan suaminya itu.

"Ya jangan bandingin dengan rejeki orang dek, kita harus bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki sekarang." hibur mas deni sambil memegang tangan istrinya itu.

"Mas Janji dek, akan berusaha semaksimal mungkin membuat kamu dan anak-anak hidup senang." ungkap mas deni sambil meraih istrinya dan mulai memeluk tubuhnya.

Mbak Nila yang sangat cinta dengan suaminya itu segera melupakan rasa kesalnya, ia luluh dengan perlakuan lembut suaminya itu.

Hal itu terbukti dengan kesabaran mbak nila yang selalu bersabar disisi suaminya yang sedang diuji kesulitan ekonomi.

"Gimana mas, udah dapet berapa hari ini?" tanya mbak nila sambil tersenyum optimis.

"Belum dek, Mas belum dapat uang hari ini." ucap Mas deni dengan suara lemas kepada istrinya tersebut.

"Ya gimana toh mas, kalau setiap hari begini terus, usaha kita bisa bangkrut mas." sahut mbak nila sambil memasang wajah cemas.

"Kita berdo'a aja dek, siapa tau setelah ini ada orang yang datang makan kesini." jawab Mas Deni dengan nada optimis, ia berupaya menghibur dirinya dan istrinya.

Setelah mengobrol, keduanya membaca do'a di dalam hati, mereka memohon rejeki kepada Allah Yang Maha Berkuasa Atas segala sesuatu.

Tak selang berapa menit setelah memohon belas kasih melalui do'a dalam hati, akhirnya wajah sumringah mbak nila dan mas deni terlihat, saat mereka melihat ada sebuah motor yang berhenti di halaman depan warung makannya.

"Permisi ..." Sapa lelaki berbaju hitam dengan celana jins tersebut.

"Ya silahkan duduk dek, mau pesan apa." sambut mbak nila dengan suara merdunya, ia langsung membawa daftar menu untuk ditujukan kepada pelanggannya tersebut.

Setelah duduk, pelanggan itupun segera meraih daftar menu pemberian mbak nila, ia melihat dengan teliti daftar menu tersebut beserta harganya.

"Saya mau pesan, lele gorengnya 2, nasinya satu, sama minumnya es teh manis satu." ucap lelaki berkaos hitam tersebut.

"Baik mas, ada lagi yang mau dipesan?" tambah mbak nila yang mulai menerapkan teknik marketing tersebut.

"Hmm saya mau pesan, nasi ayam bakarnya 10, dibungkus." jawab lelaki berkaos hitam itu.

"Oke baik mas." jawab mbak nila dengan mengganggukan kepalanya tanda ia mengerti dengan semua pesanannya.

Dengan telaten mbak nila dan suaminya segera mengerjakan semua pesanan tersebut, mereka berdua sangat senang sekali dengan rejeki yang telah datang kepada mereka.

"Silahkan mas, ini pesanannya." seru mbak nila sembari meletakan satu per satu piring yang dipenuhi aneka makanan dan sambal khasnya, serta ia meletakan segelas es teh manis yang sudah diberi sedotan olehnya.

"Cueeeh ... basi, ini basi!" oceh pria berkaos hitam itu, sambil memuntahkan kembali makanannya ke lantai, suaranya pria itu langsung didengar oleh mbak nila.

Sontak mbak nila pun penasaran dengan ocehan pria berkaos hitam itu,ia segera menghampirinya dan untuk mencari tahu perihal tersebut.

"Maaf, ada apa toh dek?" ucap Mbak Nila dengan lembut sembari tersenyum kepada pelanggan pertamanya tersebut.

"Ini kok basi mbak?" tukas pria berkaos hitam itu.

"Basi gimana dek, itu baru saya masak, masa basi?" tanya mbak nila yang mulai penasaran dengan masalah pelanggannya tersebut.

"Ini semua basi mbak, kalau gak percaya coba nih." sahut pria berkaos itu sambil mendorong piring berisi ikan lele kepada mbak nila.

Mbak nila yang mulai penasaran, mencoba memberanikan diri untuk mencicipi masakannya tersebut, ia mulai mencuil ikan lele menggunakan jemarinya, kemudian ia mencicipi ikan lele goreng tersebut.

Sontak mbak nila menjadi kaget sambil terheran-heran, ternyata masakan yang baru saja ia buat benar-benar telah menjadi basi.

"Kok bisa?" Gumam mbak nila di dalam hatinya, ia merasa tidak enak kepada pelanggannya tersebut.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya ZONA MATI (Part 2)
1
0
Setelah pulang menangkap Rusa, Nema dan Eigo melihat cahaya putih bersinar sangat terang dari dalam rumah Bibi Mela, akan tetapi Bibi Mela menghilang secara misterius.Nema dan Eigo tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu kedatangan Bibi Mela, hingga akhirnya Nema dan Eigo mencoba membuat makanannya sendiri, namun justru malah mengundang serigala mendatangi mereka.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan