Istri Nakal T. Axel. Bab 66. Memulai hidup baru.

14
1
Deskripsi

Ya allah gaes, maaf ya lama ga update lagi. Kesibukan real life sangat padat. Sebagai gantinya aku buat gratis bab ini ya. Mohon tinggalan jejak suka dan komentar jika berkenan. 

Pemakaman Agraf baru saja berlalu. Di pagi hari yang cerah, Elden menunggu di depan salah satu pintu kamar tamu di lantai satu. Dia terlihat ragu untuk mengetuk pintu atau pun masuk untuk memanggil Kelsyana keluar. Penolakan Kelsyana untuk kembali tinggal di satu kamar membuat Elden sangat berhati-hati dalam menebus seluruh kesalahan yang dia lakukan.

"Kelsya," Elden langsung mendekati pintu ketika mendengar suara pintu terbuka dari dalam.

Kelsyana menatap Elden yang berdiri di depan pintu. Wajahnya tampak datar seolah kehadiran Elden bukanlah suatu hal yang dia harapkan. Usai pemakaman Agraf, dia tinggal di kamar tamu meski Elden meminta untuk kembali ke kamar utama.

"Kelsya, aku ... kurasa kita harus bicara berdua."

"Aku juga memiliki hal untuk dibicarakan denganmu."

"O-oh, itu bagus." Tak bisa menutupi kegugupannya, Elden merasa menjadi remaja ketika mengingat jalan cerita cinta mereka. Dia tersenyum malu ketika merasa konyol dengan pemikiran hal tersebut di usianya yang sudah tua.

Keduanya berjalan menuju taman belakang mansion, di mana sebuah mansion tua yang tampak tak terawat terlihat. Kelsyana merasa tak ada yang berubah dari tempat keluarga Oswald meski dia telah pergi selama puluhan tahun.

"Tamannya masih sama,"

"Karena aku tak membiarkan siapapun mengubah taman ini."

"Kenapa?" Kelsyana menoleh, namun tatapan Elden melirik ke atas, ke lantai dua dimana jendela balkon kamar Chana tampak masih tertutup rapat.

"Karena Chana melarangnya. Juga, aku mengingat bahwa kau sangat menyukai taman ini. Ada banyak kenangan antara kau dan Chana di sini."

"Bagaimana denganmu?" Kelsyana tersenyum getir, harusnya dia tak menanyakan hal ini. Karena jelas, saat itu Elden adalah orang yang ingin membawa Mesya masuk ke keluarga Oswald.

"Aku tak pernah ke taman ini sejak kau pergi dari rumah."

Ada keheningan cukup lama di antara keduanya, selain suara langkah kaki dan desahan napas yang dalam. Perpisahan mereka yang sangat tragis dan masalah yang sangat rumit. Meski Kelsyana kembali dan memaafkan semuanya itu tak berarti hatinya tak terluka. Ada lubang dalam yang menghitam, dimana seluruh kesakitan dari kesalahan Elden tersimpan.

"Aku tak sengaja melakukannya. Saat itu aku tengah mabuk. Dan Mesya selalu datang merayu. Kami-"

"Kau menyukainya?"

"Ti-tidak, itu ... Kelsyana, kau sangat tahu bahwa cintaku padamu tak pernah berubah. Dia terus mendorongku dan kehadiran Chassy membuat semuanya kian rumit. Aku bersalah, amat sangat bersalah. Dia mengatakan bahwa kau juga memiliki pria lain dan pergi meninggalkanku juga Chana. Surat perceraian dengan tanda tanganmu bahkan ada di sana. Bagaimana aku tak percaya?"

Kelsyana tersenyum lemah. "Dia memalsukan semuanya, mengambil alih semuanya dan memastikan agar aku tak dapat hidup. Dia mengatur semuanya dengan sangat baik untuk meraih tempatku."

"Aku sangat bodoh karena tak mencurigai semuanya. Bahkan aku tak tahu bahwa kau mengalami hal yang sulit. Semuanya gara-gara aku. Maafkan aku,"

Kelsyana tersenyum lemah. "Aku ingin sekali marah dan memakimu atas setiap rasa sakit yang kau ciptakan. Tapi melihat Chana berjuang sendirian demi menciptakan sebuah keluarga harmonis, itu menyadarkanku bahwa putriku mungkin saja, tak mendapatkan kasih sayang yang cukup. Selama kepergianku, mungkin saja dia hidup dengan sangat sulit dan bertahan demi harapan yang dia pegang."

Elden merasa tertampar dengan semua hal yang Kelsyana katakan. Nyatanya dia tak pernah memperhatikan Chana dan menyerahkan semuanya pada Mesya. Dia juga tak menyangkal bahwa Chana memang menderita di bawah asuhan Mesya. Dan dia, sama sekali tak membantu.

"Kau benar. Aku seorang suami dan ayah yang buruk."

Kelsyana duduk di bangku taman, menatap Elden yang duduk di depannya dan menggeleng. "Itu sudah berlalu. Karena sekarang ada masalah yang lebih penting."

"Apakah ini tentang Tuan muda keluarga Axion?" Tanya Elden hati-hati. "Kelsya, kau bisa yakin bahwa aku tak menyetujui pernikahan mereka."

"Pernikahan? Apa maksudmu?" Tatapan Kelsyana melebar, dia hampir tak percaya dengan hal yang dia dengar. Putrinya sama sekali tak pernah mengatakan tentang pernikahan. "Bukankah mereka hanya berkencan? Chana terlihat tak begitu tertarik dengan pria seperti rubah itu."

Elden mendesah seolah meminta maaf karena juga tak berdaya. "Mereka sudah menikah."

"Menikah? Mereka? Apa kau yakin?"

Elden mengangguk lemah. Dia melihat Kelsyana yang menatapnya tanpa berkedip. "Di kota C. Pernikahan mereka baru berjalan sekitar satu bulan lebih."

"Bagaimana bisa? Apakah kau sudah benar-benar memastikannya?"

"Axel menunjukan surat pernikahan resmi kota C saat datang berkunjung pertama kali ke keluarga Oswald. Aku ingin sekali tak mempercayainya tapi nyatanya Chana juga tak membantah. Mereka berdua benar-benar sudah menikah."

Mata Kelsyana menyipit. Kota C, jika itu terjadi satu bulan lalu maka bisa dipastikan saat itu Chana tengah mencari keberadaannya. Dan di saat itu juga putrinya menikah. Hanya saja, Chana tak mengatakan apapun dan menantunya selalu memanggilnya calon ibu mertua. Ada yang aneh dengan keduanya.

"Tapi Chana mengatakan belum menikah dan berjanji tak akan dekat dengan rubah itu,"

Elden mendesah pasrah. "Pernikahan mereka belum diresmikan. Di kota A ini, mereka bahkan belum mendaftarkan pernikahan. Kurasa tak banyak yang mengetahui pernikahan keduanya. Karena jika keluarga Axion tahu, maka tetua keluarga pasti akan datang berkunjung. Dan keluarga Oswald bukanlah pilihan yang baik untuk mereka. Aku sangat khawatir dengan kehidupan Chana selanjutnya."

Kelsyana tersenyum kecut. Jejak kekesalan terlihat jelas di matanya. Ketidak seimbangan antar dua keluarga. Hal ini membuat rasa kecewa pada menantunya kian bertambah. "Apa yang harus kau khawatirkan? Aku bahkan tak menyukai menantuku. Tidak, aku tak akan pernah menganggap keduanya telah menikah. Bagaimana bisa dia menjadi pria yang tak bertanggung jawab? Jika dia mencintai Chana, maka masalah keseimbangan antar dua keluarga akan dia selesaikan."

Elden mengangguk setuju. "Aku juga tak menyutujui pernikahan ini. Chana bahkan sempat mengatakan telah mengirim surat perceraian."

"Surat perceraian?" Kini Kelsyana lebih terkejut lagi. "Lelucon apa yang mereka mainkan?" Pernikahan belum bisa dia terima kini putrinya sudah melayangkan perceraian. Benar-benar tak bisa dimengerti.

Elden menggeleng pasrah. "Hubungan yang cukup rumit."

"Chana harus-"

"Kelsya," potong Elden lembut. "Chana sudah dewasa. Dia harus tahu hal apa yang dia lakukan. Aku ... tak ingin mengaturnya dengan hal yang tak dia sukai."

Kelsyana pun mendesah. Kepalanya mengangguk setuju. "Kau benar. Kita tak bisa ikut campur dalam hal seperti ini terlalu jauh. Dia pasti memiliki alasan dan pertimbangan sendiri."

Elden tersenyum, dia mendongak, melihat jendela kamar balkon Chana yang sudah terbuka. "Aku tak mengerti kenapa akhir-akhir ini dia sering berdiri di balkon dengan mata menatap mansion tua utama yang tak lagi terturus. Dia terkadang menangis atau berteriak tapi tak menerima siapa pun ketika ada yang datang untuk membantu. Chana, tumbuh dan begitu menjadi jauh."

"Dia tak menceritakan apapun padaku. Tapi Elden, keluarga Aster akan datang berkunjung."

"Keluarga Aster?" Rasa tak percaya Elden kembali muncul namun ketika melihat jejak kekhawatiran Kelsyana, dia pun menjadi tegang tanpa alasan.

"Mereka ingin Chana mengakui leluhurnya."

Dan seluruh tubuh Elden lemas. Keluarga Aster menginginkan Chana. Ini bukanlah hal yang biasa. "Apakah mereka memiliki tujuan?"

Kelsyana bersyukur karena Elden mudah mengerti. Kepalanya mengangguk ringan. "Sayangnya aku belum tahu tujuan pasti mereka. Namun mereka, kemungkinan akan menggunakan semua cara agar Chana kembali."

"Sesuatu yang besar pasti terjadi di keluarga Aster."

Kelsyana tak menjawab namun dia cukup waspada. "Karena ini, mungkin kita-"

"Aku tahu," potong Elden cepat. Dia menyentuh jemari Kelsyana dan menggenggamnya erat. "Kelsyana, tanpa perihal Chana pun, aku tetap ingin kita bersama. Mungkin di hatimu, kau masih membenci kehadiranku karena kesalahan terakhir kali. Tapi, bisakah kau memberikanku kesempatan kedua? Aku tak akan mengulang kesalahan yang sama. Tidak, aku akan menyerahkan semua saham keluarga Oswald jika itu syarat yang kau ajukan. Aku akan memberikan semua hal yang aku miliki agar kau percaya bahwa dalam kesempatan kali ini kau adalah orang yang memiliki segalanya. Dan aku hanyalah pria bersalah yang menebus dosanya karena masih memiliki cinta dan harapan untuk bersamamu."

Mendengar itu Kelsyana tertawa kecil. Satu tangannya membalas genggaman tangan Elden dan kepalanya mengangguk pelan. "Kita akan mulai kehidupan yang baru."

***

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Kategori
Romance
Selanjutnya Istri Nakal Tuan Axel. Bab 67. Hadiah pernikahan.
9
2
Ya Allah, telay update terus. Masih gratis ya dear. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan