
7. Tujuh
Keyara tersenyum puas saat Niko benar-benar membelikannya banyak boneka. Saat ini, Niko tengah berbincang-bincang dengan Bundanya. Sedangkan dia asyik dengan boneka barunya.
"Nak, kenapa beli banyak sekali? gak usah dengerin ucapan Keyara." ucap Mika yang merasa tak enak.
"Gak papa tante. Keyara juga gak minta kok." jawab Niko sopan.
"Ekhhem." dehem Regan membuat Mika dan Niko menoleh. Niko mengeram pelan, kenapa Gerald ada disini?
"Om Regan!" sapa Niko sopan menyalami punggung tangan Regan.
"Siapa yang belikan boneka sebanyak itu?" tanya Regan tegas. Keyara dengan antusias menunjuk kearah Niko. Regan menghampiri putrinya. Mengambil tangan putrinya dengan lembut. "Jangan tunjuk seseorang dengan telunjuk, tidak sopan." tegur Regan membuat hati Niko bergetar. Ia ingin kelak menjadi sesosok ayah seperti Regan. Hal kecil pun Regan perhatikan. Sedangkan Gerald memalingkan wajahnya.
"Kamu pacarnya anak saya?" tanya Regan menatap Niko dari atas sampai bawah. Niko jadi kikuk di tatap seperti itu. Dan pacar? Niko tidak yakin soal itu.
"Mas, mending kamu makan dulu deh. Bunda siapin." ujar Mika yang mengerti kebingungan Niko. Lebih baik ia mengamankan suaminya daripada membuat tamunya tidak nyaman. Regan menurut. Mengikuti langkah istrinya di dapur. Sedangkan Gerald, Niko dan Keyara asik di ruang tamu.
"Kak, uang kakak gak bakal habis ya buat beliin aku boneka sebanyak ini?" tanya Keyara pada Niko. Niko tersenyum gemas. "Jangankan minta boneka, minta hati aja aku kasih." ujar Niko mengedipkan sebelah matanya. Keyara tersenyum malu yang membuat Niko terbahak-bahak.
"Kak Niko punya pacar ya?" tanya Keyara yang sekarang sudah duduk di samping Niko. Niko hanya tersenyum.
"Ceritain dong kak. Bagaimana kakak nyenengin pacar kakak?" tanya Keyara antusias. "Apa kayak beliin boneka, ngajak makan bareng terus jalan-jalan bareng. Kayak pacar nya Cika sama Lala." oceh Keyara lagi.
"Aku gak punya pacar, manis." jawab Niko.
"Alah bohong. Kak Niko kan ganteng, baik hati, murah senyum. Masak sih gak punya pacar?" tanya Keyara memanyunkan bibirnya. Lagi lagi Gerald hanya memalingkan wajahnya.
"Beneran. Masih jomblo!" ujar Niko terkekeh pelan.
"Padahal kemarin Cika dan Lala terpesona dengan kak Niko. Katanya kak Niko ganteng."
"Kamu terpesona gak?" tanya Niko menaik turunkan alisnya. Keyara tersipu malu. Keyara tampak cantik saat pipinya bersemu kemerahan.
Cukup sudah. Kesabaran Gerald sudah habis. Gerald menarik tangan Keyara untuk berdiri. Menyeret Keyara menuju dapur. Keyara menjerit histeris. Niko berlari membuntuti mereka berdua.
"Om Regan!" ucap Gerald tiba-tiba membuat Regan dan Mika menoleh.
"Mohon maaf kalau saya tidak sopan. Saya ingin menikahi Keyara sekarang juga!" ucap Gerald dengan lantang dan tegas. Regan tersedak mendengar penuturan putra sahabatnya itu.
"Nak, mending duduk dulu, sini. Kamu pasti halu." ucap Mika yang makin membuat Gerald kesal. Mana ada orang ingin nikah dikatain halu.
"Tante, Gerald tidak halu. Dan Gerald ingin benar menikahi Keyara."
"Tapi, bukann-"
"Diam!" desis Gerald menatap Niko yang protes. Niko diam, hanya menghela nafas.
"Gerald! Bicara yang sopan! sini duduk dulu. Kamu minta anak gadis orang apa ngajak berantem?" tanya Regan dengan tegas. Mau tak mau Gerald juga duduk.
"Bang Niko!!!" teriak seseorang yang datang tiba-tiba.
"Hei Kris!" sapa Niko kemudian ber tos ala mereka. "Kok kak Niko tau rumahku sih? udah kangen ya sama aku yang ganteng ini. Sampe-sampe nyamperin ke rumah!" ujar Kris dengan gaya songongnya. Bukan Niko tak tau ini rumah Kris. Niko tahu betul, tapi ia hanya diam. Niko kakak Gail, sahabat Kris. Dan Kris pun sangat sering main ke rumahnya hanya sekedar menguras isi kulkasnya.
"Enak aja nyariin kamu. Aku sama Keyara tadi."
"Wah bang Niko pacarnya adek ya? kok kamu gak cerita sih, dek?" ujar Kris memencet hidung Keyara.
Melihat kemesraan Niko dan Kris membuat Gerald iri. Pasalnya ia tak pernah bisa akur dengan Kris.
"Dek. Kamu pacaran kan sama kak Niko?" tanya Kris menggoda. Regan pusing mendengar ocehan putranya yang tidak bermutu.
"Kris, kalau pulang itu budayakan salam. Cium tangan bunda kemudian duduk, minum. Jangan malah ngomel." cerocos Regan memijat pelipisnya.
"Maaf yah, saking senengnya ada bang Niko jadi lupa." ucap Kris cengengesan. Ia menyalimi tangan bundanya dan mencium pipi adiknya.
"Ayo bang Niko duduk sini!" ajak Kris menyilahkan Niko duduk.
"Yah, bang Niko ini kakaknya Gail. Temen Kris yang sering kesini. Dan kak Niko itu selalu beliin jajan saat Kris main. Belum lagi nih, yah. Bang Niko ini partner mobile lagend yang top banget!" Kris bercerita antusias. Mika tersenyum mendengar itu.
"Tau kok bunda, Niko dan Gail ini kan anak temen bunda di pengajian." celetuk Mika. Gerald malu setengah mati. Ia bagai patung hidup yang terpajang diantara mereka.
Keyara melirik Gerald yang duduk di sampingnya. Ia bisa melihat Gerald yang tampak tak nyaman. "Kak Gerald haus?" tanyanya dengan polos. Gerald tersenyum tipis. Ia tak tau alasan kenapa senyum. Mata keyara berkaca-kaca. "Aku suka kalau kak Gerald senyum di hadapanku." lirih Keyara memelintir hijab yang ia kenakan.
"Kris! diam dulu!" tegas Regan yang sejak tadi panas mendengar Kris berceloteh tidak jelas. Ia curiga kalau bibir Kris tertukar dengan bibir perempuan. Kris langsung kicep.
"Jadi, gimana Gerald? kamu tau kan kalau anak saya kekanakan, manja dan apa-apa masih tergantung sama ayah bundanya." jelas Regan menatap Gerald. Gerald mengangguk dengan mantab.
"Apapun itu, om. Gerald benar-benar ingin mempersunting Keyara untuk jadi istri. Dan Gerald harap om Regan mau merestui hubungan kami." ucap Gerald tanpa Ragu. Kris mengeram, ia tidak setuju. Sedangkan Niko masih blank.
"Sudah membicarakan ini dengan orang tuamu?" pertanyaan Regan membuat Gerald melengos. Ia tak yakin mama papanya akan merestui.
"Kak, apa papa Ardhan dan mama Santi bakal setuju? kalau aku sih mau nikah sama kak Gerald." celetuk Keyara yang membuat Kris makin tak suka.
"Aku akan bicarakan dulu sama papa, om. Secepatnya."
"Bicarakan dulu sama orang tuamu." ucap Regan kemudian bangkit dari duduknya. Gerald pun demikian, ia berlalu pergi.
"Kak Gerald!" cegah Keyara membuat Gerald langsung menarik gadis itu. Memojokkannya di tembok luar.
"Ini kan yang kamu inginkan? kamu ingin menikah denganku? baiklah akan ku kabulkan. Jangan harap aku menikahi mu karena aku mencintaimu. Tapi, karena aku muak melihatmu bersikap manja dengan Niko. Kamu bersikap seperti gadis murahan yang meminta ini itu pada pria kaya." desis Gerald kejam. Mata Keyara berkaca-kaca. Sakit. Tentu saja hatinya sakit mendengar ucapan Gerald.
"Ta ... tapi Keyara tidak begitu kak!"
"Tidak begitu? lalu apa boneka-boneka yang bajingan itu belikan? dan bila kau masih ada di dekat pria bajingan itu, jangan harap kau akan ku nikahi. Mulai sekarang jauhi dia."
"Iya kak."
"Satu lagi. Besok pulang sekolah datang ke kantorku." desis Gerald sebelum melenggang pergi.
8. Delapan
"Ada ataupun tanpa restu Papa mama, Gerald akan tetep nikahin Keyara!" ucap Gerald dengan tegas. Ardhan sudah ingin mengeluarkan taringnya mendengar penuturan anaknya. Tak ada angin tak ada hujan. Tiba-tiba Gerald ingin menikahi putri Regan.
"Nak, tapi kamu kan akan menikah."
"Batalkan!" ujar Gerald dengan tegas.
Bughhh
"Papa tak pernah mengajarkanmu jadi pengecut!" ujar Ardhan murka. Ia juga menonjok anaknya hingga sudut bibir Gerald mengeluarkan darah.
"Bagaimana perasaan Latina kalau dia tau calon suaminya bajingan?" desis Ardhan.
"Aku tidak minta untuk dinikahkan dengan Latina. Kenapa terus memaksaku pa?" teriak Gerald yang sudah emosi.
"Aku sudah berkali-kali bilang. Aku tidak minat. Lalu kenapa papa masih nekat sebar undangan? kalau gitu papa aja yang nikah!" ujar Gerald melenggang pergi. Saking kesalnya ia membanting pintu kamarnya dengan keras. Buru-buru ia menuju kamar mandi untuk berendam air dingin. Kalau tidak mungkin amarahnya akan terus bersarang di kepalanya.
________
"Ara, kamu bodoh ya? kenapa kamu gak sama bang Niko aja? bang Niko lebih baik dari Gerald." ucap Kris frustasi. Bahkan ia mondar mandir tidak jelas.
"Kak Kris kenapa sih? yang jalani aku, bukan kakak." ucap Keyara tidak terima. Saat ini, Kris dan Keyara tengah ada di kamar Keyara. Dan Keenan sedang bersandar di pintu mengamati kedua adiknya.
"Aku ini kakakmu! aku berhak mencampuri urusanmu!"
"Tapi aku mau menikah dengan kak Gerald, kak."
"Enggak! kakak gak setuju. Kak Gerald itu baj-"
"Ya ya ya. Aku tau kalau kak Gerald bajingan. Ia juga jahat, sering sakitin hati aku. Sering buat aku nangis, tapi aku cinta sama dia, kak. Aku in-"
"Cinta nenek lo! gue gedeg lama-lama sama lo. Punya adek satu aja sulit diatur. Serah lo deh. Masih bocil sok-sokan ngomong cinta. Tidur masih ngompol sok-sokan mau nikah. SAK KA REP MU!!" teriak Kris kesal. Ia keluar dari kamar adiknya dengan perasaan dongkol.
Satu dua tiga! suara tangisan Rara menggema di ruang kamar luas itu. Keyara menangis seperti anak kecil. Tak pernah kakaknya berbicara pake lo-gue dengannya. "Hiksss hiksss!" tangisan Keyara makin keras. Keenan menghela nafasnya. Menghampiri adik nya. Merengkuh Keyara dalam pelukannya.
"Sudah ya, adik kakak yang cantik kok nangis sih. Cup cup cup!" Keenan menyingkap anak-anak rambut di dahi Keyara.
"Kenapa kak Kris marah, kak?" tanya Keyara masih sesenggukan.
"Kamu yang tenang dulu. Nanti kaka ceritain."
"Gak mau, ceritain sekarang!" titah Keyara keras kepala.
Keenan menghela nafas. Mengusap lembut rambut adiknya. "Menikah itu bukan kayak pacaran. Menikah itu untuk jangka waktu lama. Dan itu bukan untuk main-"
"Keyara gak main-main kak." kesal Keyara. Keyara tau, pasti kakaknya masih menganggapnya anak kecil. Keenan menarik napasnya. Inilah adiknya, selalu memotong pembicaraan dengan tidak sopan.
"Bukan begitu, sayang. Kakak tau Gerald itu orangnya seperti apa. Dia keras. Tak bisa di bantah. Kamu yakin bisa menuruti semua keinginan dia?" tanya Keenan lembut.
"Keyara bisa kak."
"Yakin? kamu aja kalau kakak minta ambilin minum di dapur aja sering bantah. Apalagi sama kak Gerald? Gerald itu suka merintah-merintah."
"Keyara akan belajar kak!" ucap Keyara antusias.
Di seberang sana. Gerald tersenyum kecil. Ia mendengar percakapan Keenan dan Keyara lewat sambungan telfon Keenan. Keenan sengaja menelfon Gerald untuk memberitahukan tanggapan Keyara soal Gerald yang suka memerintah. Itu Keen lakukan agar Gerald juga sadar. Gerald tak pantas menyakiti mutiara seperti Keyara.
"Aku janji, dalam waktu dekat kita menikah." gumam Gerald.
______
Keyara mengayuh sepedanya dengan semangat. Walau cuaca sangat panas, tak menyurutkan niat gadis itu untuk menggoes sepedanya. Hari ini, ia sengaja berangkat pagi sekali untuk menghindari Kris. Ia memilih menaiki sepeda karena ia juga akan ke kantor Gerald. Sesuai perintah pria itu. Dan soal Kris, ia tak ingin bicara dengan kakaknya itu. Kris sudah sangat menyakiti hatinya karena berbicara pakai Lo-Gue.
Sesampainya di kantor Gerald. Keyara memarkirkan sepedanya di depan pagar. Karena tak yakin sepeda di bolehkan masuk.
Dengan percaya diri Keyara memasuki gedung pencakar langit itu. Melangkah dengan santai melewati meja recepsionis. Hingga teriakan nyaring perempuan menghentikan langkahnya.
"Dek mau kemana?" tanya resepsionis bername tag Naira.
"Mau ketemu kak Gerald." jawab Keyara santay.
"Udah buat janji? disini tidak boleh ada yang menemui Pak Gerald kalau belum membuat janji."
"Keyara sudah buat kok. Kemarin Kak Gerald yang nyuruh sendiri." jawab Keyara polos. Naira menatap seragam yang di kenakan gadis itu. Masih SMA?
"Kamu siapanya pak Gerald?"
"Em. Aku," Keyara mengibaskan tangannya, ia tidak tau siapanya Gerald.
"Maaf dek, kamu tidak boleh masuk. Silahkan pergi!" ucap Naira sopan. Tapi Keyara tak mengindahkan ucapan Naira. Ia melenggang pergi memasuki lorong kantor. Naira berteriak memanggil satpam.
"Aduuuh lepasin!" teriak Keyara memberontak.
"Buat ini jadi mudah nona! ayo ikut kami keluar." kata satpam itu.
"Kalian tidak tau aku anak siap hah?" tanya Keyara membentak.
"Mau kamu anak bos mafia pun, kami tidak takut. Ayo pergi." satpam itu terus menggeret Keyara.
"Gak mau! aku mau ketemu kak Gerald!" jerit Keyara menendang kaki satpam itu.
"Lepaskan dia!" ucap sebuah suara. Suara ketukan hak sepatu juga terdengar.
"Hai pelakor kecil!" sapa wanita itu. Keyara mendelik. Siapa yang dikatai pelakor.
"Halo kalian, sini!" ucap wanita itu memanggil karyawan, karyawati yang kebetulan lewat.
"Gadis ini, yang terlihat polos nyatanya seorang pelakor. Dan buat apa anak SMA ke kantor ini kalau bukan buat nemuin calon suami orang?" tanya Latina dengan senyum mengejek. Jantung Keyara berdetak sangat cepat. Siapa maksud calon suami?
"Huuuuu!!!" ejekan semua karyawan membuat Keyara menundukkan kepalanya.
"Dengan tubuhnya itu, dia dia bisa morotin pria-pria kaya."
"Aku tidak perlu melakukan itu supaya dapat uang. Ayah ku sudah kaya, dan kakakku selalu kasih aku uang. Jangan bicara seenaknya!" jerit Keyara tidak terima.
"Oh ya? lalu kenapa kamu mau kesini? uang dari ayahmu tidak cukup? lagian siapa kau bilang ayahmu kaya? bukankah kamu kesini naik sepeda?" tanya Latina makin mengejek.
"Hahahahah!" semua terbahak-bahak melihat tingkah Keyara. Keyara sungguh di permalukan di depan umum.
Dengan mata berkabut, Keyara menerjang Latina. Menendang satu kaki perempuan itu dengan keras. Hingga Latina tidak bisa menjaga keseimbangannya karena hills yang ia pakai. Suara bedebum yang keras membuat orang-orang tercekat. Dengan nafas memburu, Keyara mencekik leher Latina dengan keras.
"Ini buat kamu yang menghinaku!" desis Keyara mengencangkan cekikannya. Semua orang berteriak histeris.
Dua orang satpam mencoba memisahkan mereka berdua. Tapi, sikut Keyara langsung menghantam wajahnya. "Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!" desis Keyara melirik dua satpam itu.
"Sudah?" suara serak mengintrupsi. Membuat semua orang merinding, tak terkecuali keyara. Hanya Latina yang tersenyum puas. Melihat Latina yang tersenyum membuat Keyara tersenyum miring, ia mencekik lebih erat leher Latina hingga gadis itu kehilangan nafas.
"Sir! tolong pisah meraka. ini bahaya!" ucap Yogi pada Gerald yang hanya menatap datar.
"Tidak perlu, aku juga sudah muak melihat wanita jelek ini." ketus Keyara bangkit berdiri. Latina meraup oksigen dengan rakus.
"Sir! gadis ini sangat tidak sopan. Ia menerobos ingin bertemu dengan anda. Dan akhirnya terjadi pertengkaran." jelas Naira saat Gerald meliriknya.
Brakk!!
Semua berjingkat kaget saat Gerald menendang kursi hingga terbalik. "Lalu apa kalian akan diam hah? kalian senang melihat tontonan seperti itu?" bentak Gerald menatap tajam semua karyawannya. Diam dan menunduk, itu yang hanya bisa mereka lakukan.
"Siapa yang ikut terlibat mempermalukan calon istriku?" tanya Gerald tajam. Tanpa sepatah kata, Keyara berlari. Sakit, hatinya sangat sakit. Ia tau ia masih bocah, tapi kenapa mencintai Gerald harus sesakit ini? Keyara yakin, yang di maksud Gerald calon istri adalah Latina. Latina sudah bilang tadi. Lalu kenapa Gerald mengajaknya menikah. Karena tidak hati-hati, Keyara terpeleset hingga jatuh tersungkur.
Semua meneriakinya, bahkan ada yang tertawa terbahak-bahak. Tiba-tiba, tubuh Keyara terangkat. Serasa melayang dalam sebuah gendongan.
"Siapa yang terlibat dalam menyakiti gadis dalam gendonganku ini, siap-siap berurusan denganku." ucap Keenan dengan tajam. Semua tampak tercekat melihat itu. Siapa yang tidak tau dengan Keenan? dokter muda putra sulung dari pembisnis ternama, Regan Argenta. Dan mereka tau sedang dalam kesalahan yang fatal. Sudah jadi rahasia umum kalau Regan sangat menomor satukan putrinya dari apapun. Tapi, mereka tidak tau kalau Keyara lah putri Regan. Keenan menatap Gerald tanpa arti.
"Jangan sampai ini terdengar oleh Pak Regan, atau kalian akan habis saat itu juga." desis Keenan membawa Keyara yang menangis untuk pergi.
"Pak, maafkan kami!" orang-orang berbondong mendekati Keenan dan Keyara. Tapi Keenan tak mengindahkan.
"Keen!" cegah Gerald. Namun Keenan sudah melenggang pergi.
"Perlu kalian ketahui. Siapapun yang terlibat dalam mempermalukan gadis tadi. Silahkan keluar dengan hormat atau pecat dengan caraku. Dan gadis tadi adalah calon istriku. Bukan wanita murahan ini!" ucap Gerald memandang sinis Latina.
"Gerald!" teriak Latina tidak terima.
"Silahkan pergi dari kantorku! Dan untuk semuanya silahkan beresi meja kalian dan angkat kaki sekarang juga."
9. Sembilan
Keenan membaringkan adiknya yang tertidur di gendongannya. Tampak jelas sekali sisa sisa air mata di pipi adik kesayangannya itu. Untung orangtuanya dan Kris sedang tidak ada di rumah. Ia bisa selamat dari pertanyaan yang pasti akan memberondongnya. Keenan mengecek hp nya. Banyak sekali panggilan tak terjawab dari Gerald. Ia sudah tau ini akan terjadi. Dan Keenan harus bertindak cepat agar Keyara mau menjauh dari Gerald.
Disisi lain, Gerald terus mengumpat dengan kata-kata kotornya. Bahkan Yogi yang tidak bersalah pun, tak urung menjadi bahan amukannya. Suasana kantor hari ini sangat mencekam. Mood buruk dari big bos membuat para karyawan kelimpungan. Pasalnya, setiap pergerakan yang di lakukan orang-orang membuat Gerald marah
"Laporan macam apa ini hah? membacanya saja membuatku pusing. Kalau tidak becus kerja. keluar sekarang juga!" bentak Gerald murka. Ia menyobek kertas yang tadi diserahkan manager keuangannya. Yogi yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.
"Nyerang es teh dulu, bos. Santuy!" ucap Yogi menyerahkan es teh jumbo yang tadi dibuatnya.
Gerald menyeruput es nya sedikit, sebelum membantingnya ke lantai. "Es apa ini? kenapa dingin sekali? kalau gak becus kerja-"
"Keluar sekarang juga!!!" teriak Yogi menyela ucapan Gerald. Yogi sudah muak dengan kelakuan sahabat serta bos luknut nya itu. Bisa-bisanya ia bilang es nya dingin. Di belahan dunia manapun, yang namanya es ya pasti dingin.
Gerald menatap tajam Yogi. Sebelum akhirnya ia pergi karena malu. Ini semua gara-gara Keyara. Kenapa gadis itu tidak mendengarkan penjelasannya dan malah pergi begitu saja. Ia juga ingin mematahkan rahang Keenan yang tiba-tiba datang.
Keluar dari gedung perusahaan. Ia di sambut dengan gerombolan wartawan yang menyerbu dirinya. Memberondong dengan berbagai pertanyaan dia yang akan menikah. Shit! mulut siapa yang telah ember. Dengan cekatan ia menghubungi Yogi.
"Kenapa? masih membutuhkanku?" ejek Yogi ketika sambungan terhubung.
"Bereskan semua ini, atau semua fasilitas aku cabut!" ancamnya. Tentu saja Yogi patuh. Walau dalam hati ia mengabsen nama-nama binatang untuk Gerald.
Gerald menerobos para pemburu berita itu yang setia mengekor dan menanyakan ini itu. Kepalanya yang pusing makin ingin meledak.
_______
Keyara menatap layar ponselnya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Foto dirinya yang tengah di dzolimi Latina beredar di media. Walau wajahnya tidak terlalu terlihat, pasti orang-orang yang mengenalnya bisa tau.
Seseorang merebut hp nya pelan. "Jangan di lihat, lupakan saja!" ucap Keenan lembut. Keyara buru-buru menghapus air matanya agar tidak semakin tumpah. "Enggak kok kak." jawab Keyara menyembunyikan kesedihannya. Ia malu kalau kakaknya tau ia menyukai Gerald. Pokoknya tidak ada yang boleh tau.
"Kesayangan kakak!!! miss you so much tuyulnya aku!!" teriak Kris menyerobot masuk kamar adiknya. Keyara bangkit memeluk tubuh kakak keduanya.
"Kenapa tadi berangkat duluan hah? mau menghindari aku?" tanya Kris menatap tajam adiknya. Keyara hanya cengengesan. Benar, tadi pagi ia sangat kesal dengan Kris. Tapi sekarang kekesalannya sudah menguap.
"Mau jalan-jalan?" tawar Kris yang langsung diangguki antusias.
Keyara segera berganti pakaian. Memakai kemeja overzize, celana pensil hitam juga sneaker putih. Tubuh mungilnya tampak lebih menggemaskan. Kris menatap adiknya bangga. Diajak main gak malu-maluin karena cantik.
"Ayo naik Ra. Aku mau ajak kamu nonton. Sama temen-temen kakak."
Keyara menaiki motor sport kakaknya. Walau kesusahan naik, ia suka di bonceng pakai motor itu. Biar terlihat keren. Keyara memutuskan ingin menjauhi Gerald. Ia harus mencoba move on walau pada akhirnya ia akan gagal. Pesona Gerald memang tidak mudah di tolak.
"Waah ada calon pacar nih!" ucap Gail semangat.
"Pacar gue tuh!" serobot Niko (Sahabat Kris di 'Badboy insaf'. Bukan kak Niko di sini)
Niko membantu Keyara turun dari motor. "Halo kak Niko kecil!" sapa Keyara tersenyum. Niko melotot, bukankah yang kecil itu Keyara.
"Kamu tuh yang kecil." ucap Niko tak terima.
"Biar gak lupa! Kan aku sekarang kenal sama Kak Niko besar. Yang kakaknya kak Gail." jelas Keyara yang hanya di angguki Niko. Mereka berempat mengantri beli tiket. Film horor menjadi pilihan mereka. Keyara sangat bosan dengan yang namanya antri. Ia memutuskan untuk duduk di bangku depan dengan meminum es yang tadi di belikan Kakaknya.
"Ikut aku!" sentak sebuah tangan yang tiba-tiba menarik Keyara. Keyara menjerit, namun bibirnya sudah di dekap oleh orang itu. Aroma obat membuat kesadaran Keyara menghilang. Gerald cepat-cepat membopong tubuh mungil calon istrinya itu. Keadaan yang lumayan sepi membuat ia mudah melakukan penculikan berencana. Sesampainya di mobil. Ia merogoh tas milik gadis kecilnya. Mengambil hp Keyara lalu mengirim pesan pada Kris kalau Keyara pulang duluan dengan Cika.
Dan balasan Kris yang mengatakan 'Hati-hati membuatnya senang. Bodoh sekali kakak Keyara itu.
Gerald membawa Keyara ke apartemennya. Setelah memastikan semua aman. Ia menidurkan keyara di ranjang besar milik nya. Melepas sneaker Keyara dengan hati-hati.
Gerald tersenyum puas. Dengan licik, Gerald membuka sedikit kaos Keyara. Mefoto tubuh gadis itu yang sedikit terbuka. Foto-foto itu yang akan ia jadikan sebagai kartu As. Untuk merampok restu papanya.
Sejam telah berlalu, dan Keyara baru merasa terusik. Ia membuka matanya pelan. Wajah Gerald yang pertama kali ia lihat membuat ia memekik kaget. "Aaaaaa!!! apa yang kak Gerald lakukan?" jerit Keyara saat mengetahui tidur di ranjang Gerald.
"Apa?" tanya Gerald polos. Keyara membenahi pakaiannya yang sedikit terbuka. Ia menatap tajam kearah Gerald.
"Lembut kan tatapan mu, sayang! aku tak suka di lawan!" tajam Gerald yang berhasil membuat Keyara takut.
"Dengar Keyara!" ucap Gerald dengan tajam. Tangannya mencengkram dagu Keyara agar mendongak menatapnya.
"Calon istriku itu cuma kamu! ingat! Kamu." tekan Gerald.
"Tapi kenapa kemarin-"
"Diam! biar aku semua yang urus. Aku tidak mencintai wanita itu. Aku sudah baik memilihmu. Jadi jangan buat semua ini rumit. Menurut lah dengan ucapan ku!"
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
