Possesive Husband (Bab 13, 14, 15)

0
0
Deskripsi

13. Tiga Belas

Hari yang dinanti nanti pun tiba. Dimana saat ini Gerald tampak mempesona dengan balutan jas berwarna hitam. Sedangkan Keyara tampak cantik dengan kebaya putih yang membalut tubuhnya. Gerald dan Keyara duduk berdampingan. Regan memantabkan hatinya untuk melepas putri kesayangannya. Dengan perlahan ia menjabat tangan calon menantunya. Ia yang akan menikahkan mereka.

 

"Saya nikahkan engkau Gerald Adam dengan Keyara Azma Fatina dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang limaratus juta rupiah dibayar tunai."

 

"Saya terima nikah dan kawinnya Keyara Azma Fatina dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ijab Qobul terucap jelas keluar dari bibir Gerald. Keyara mengusap air matanya yang tumpah saat semua saksi mengucapkan Sah. Setelah membaca doa, Keyara menyalami punggung tangan suaminya. Dibalas dengan kecupan ringan di keningnya.

 

Saat prosesi ijab qobul selesai. Semua orang menyunggingkan senyum bahagianya. Kecuali Kris yang sedaritadi cemberut. Ia masih tidak rela kalau adiknya menikah. Apalagi dengan seorang garangan seperti Gerald.

 

Setelah prosesi ijab qobul, berlanjut pada pesta kecil kecilan. Semua dilakukan di kediaman Regan. Saat pesta berlangsung. Wajah Keyara tertekuk masam. Bibirnya cemberut. Karena pesta pernikahannya tak seindah yang dia bayangkan. Sedangkan Gerald mengetuk ketukkan ujung sepatu di lantai. Dia bosan.

 

"Gue baru lihat ada pengantin yang gak bahagia di hari pernikahnnya. Apa lebih baik di ceraikan paksa aja ya?" celetuk seorang pemuda yang sontak membuat kedua mempelai menatapnya. Pemuda itu ialah Kris. Kris sudah tidak tahan untuk mengomeli adiknya itu. "Kenapa lo mandang gue gitu? Syirik lo sama ucapan gue?" tantang Kris saat Keyara memelototi pria itu.

 

"Kakak kenapa sih, sewot aja jadi orang." kesal Keyara.

 

"Lo mending cerai aja deh. Kayaknya nikah gak bahagia. Cemberut mulu." Gerald memalingkan wajahnya jengah. Kakak iparnya sungguh ingin dia tonjok. Baru aja menikah disuruh cerai. Belum juga menjalankan ritual malam pertama. Duh,

 

"Siapa bilang gak bahagia. Aku bahagia kok." ujar Keyara memepetkan tubuhnya pada Gerald. Bahkan dengan berani ia merangkul tubuh pria yang sudah sah jadi suaminya. Seolah tak ingin menyia nyiakan kesempatan. Gerald makin merapatkan tubuh Keyara ke tubuhnya. Membuat amarah Kris makin berkobar.

 

"Apa apaan ini peluk peluk. Minggir minggir." Kris mencoba memisahkan Gerald dengan Keyara. Tapi Gerald makin merapatkan tubuhnya.

 

"Cieee yang pengantin baru.!" teriak Cika dan Lala bebarengan. Mereka terkikik geli melihat Keyara dan Gerald.

 

"Uluuuh uluuh sahabatku dah nikah!" Cika dan Lala bergantian memeluk Keyara. Mereka juga memaksa untuk foto bertiga. Sudah puluhan gaya yang mereka ambil. Sampai akhirnya Gerald menarik Keyara untuk kembali duduk dan menyalami tamu yang datang. Keyara sudah sangat mengantuk dan kakinya pun rasanya sudah ingin copot.

 

"Kak Keenan!" teriak Keyara ketika matanya menangkap sang kakak dan istrinya.

 

Keyara merentangkan tangannya saat Keenan berjalan mendekatinya. "Kok baru kelihatan sih kak? Keyara kangen." ucap keyara dengan manja. Memang dari pagi Keenan tidak terlihat karena ada jadwal operasi. Tanggungjawabnya jadi dokter. Pasien yang lebih utama.

 

"Maaf ya, baru kelar operasi. Gimana perasaan kamu? Seneng?" tanya Keenan yang bahkan sudah mengetahui jawabannya. Keenan beralih memeluk tubuh Gerald.

 

"Nitip adek aku ya. Jangan buat ulah Al. Aku terus memantaumu." bisik Keenan yang di balas jotosan pelan di perutnya.

 

"Kak, capek." keluh Keyara mengetuk ketukkan ujung hils yang di pakainya.

 

"Sabar!" jawab Kenan.

 

"Pengen cepet-cepet mandi. Udah lengket ini."

 

"Sabar!"

 

"Haduh mana tamunya gak pulang pulang lagi."

 

"Sabar!"

 

"Kak!" bentak Keyara yang sudah gak tahan mendengar jawaban Gerald atas semua keluh kesahnya. Emang gak ada jawaban lain apa selain 'sabar?

 

"Apa?" tanya Gerald tanpa takut dengan pelototan Keyara. Memang kenapa Gerald harus takut. Gadis kecil seperti Keyara mudah untuk dia pites.

 

"Aku capek kak," keluh Keyara yang sudah mulai merengek.

 

"Ya terus aku harus gimana? Lihat acara ini belum selesai. Papa, mama, sama ayah, bunda mu juga masih sibuk menjamu tamu. Masak kita mau pergi?" omel Gerald menggaruk telinganya kesal. Sebenarnya dia juga sangat gerah. Apalagi ditambah dengan rengekan Keyara yang membuat kupingnya jadi panas. Bukan panas karena marah. Tapi karena bergairah. Mendengar rengekan Keyara seperti mendengar gadis itu mendesah.

 

Mendengar omelan Gerald membuat Keyara berlipat lipat sangat kesal. Gerlad hanya melirik melalui ekor matanya. Gerald menghela nafas. Menghampiri ayah dan bunda Keyara.

 

"Yah, kasihan Keyara. Udah kayak cacing kepanasan. Katanya capek. Gerald bawa istirahat aja ya yah." Ijin Gerald pada Regan.

 

"Ekhhem." Fandy menyahut kemudian bersiul ringan. Alisnya dinaik turunkan menggoda Gerald.

 

"Jangan jangan mau gercep kuda kudaan." celetuk Fandy lagi. Gerald memalingkan wajahnya. Dari kedua sahabat papanya. Hanya Fandy lah yang paling tidak disukai Gerald. Selain orangnya slegean, Fandy juga kerap kali memancing emosinya.

 

"Wushuuu mau kuda kudaan. Yang jadi kudanya siapa om?" tanya Kris yang mulai heboh.

 

Fandy bersiul sambil menunjuk Keyara yang bahkan tidak sadar kalau dirinya jadi bahan perbincangan.

 

"Sudah sudah. Bawa Keyara ke kamarnya." lerai Regan. Ia sebenarnya sedikit tidak rela kalau putrinya menikah. Tapi istrinya bilang itu keputusan yang tepat. Mendengar pembicaraan yang absurd ini membuat ia terbayang bayang putrinya.

 

"Iya yah, Gerald ajak Keyara istirahat dulu." pamit Gerald yang diangguki Regan. Sedangkan Fandy si mantan badboy itu mengiri langkahnya dengan siul siul menggoda.

 

Gerald melihat Keyara yang tengah menahan kantuk dengan menopang dagu. Istrinya tak menghiraukan orang orang yang mengucapkan selamat padanya.

 

"Sini biar aku gendong." ucap Gerald menggulung lengan kemejanya. Jas yang ia pakai, sudah ia lepas tadi. Dengan mata sedikit tertutup. Keyara merentangkan kedua tangannya. Tak merasa malu sedikiti pun. Gerald menggendong Keyara di depan. Menyandarkan kepala istrinya di pundak. Dan jangan ditanya bagaimana perasaan Keyara? Dia sangat senang sekali. Rasanya ia ingin menjerit tidak mau turun.

 

Sudah dikasih hati, minta rempela. Itu peribahasa yang pantas Gerald sematkan untuk Keyara. Bagaimana tidak, Keyara bahkan dengan berani meniup niup leher Gerald. Membuat Gerald merinding kegelian. Tak bisa dia bayangkan betapa ganasnya Keyara di ranjang.

 

Gerald meletakkan Keyara diatas ranjang dengan hati hati. Istrinya sudah memejamkan matanya.

 

"Ra, ganti baju dulu biar gak gerah." Titah Gerald yang tak duhiraukan. Sungguh demi apapun Keyara hanya ingin tidur. Ia memeluk guling dengan erat. Karena tak sabar, Gerald membuka lemari Keyara. Mengambil piyama daster motif starmoon warna kuning.

 

"Ayo sini aku bantu." Gerald menarik tangan Keyara agar bangun. Tapi Keyara tetap menggelengkan kepalanya.

 

"Ganti baju atau aku tinggal kerja gak balik lagi." ancam Gerald. Dan berhasil. Keyara langsung bangun walau matanya terpejam erat. Ia tidak rela dihari pertama menikah, tapi suaminya malah kerja.

 

"Aku ganti sendiri." ucap Keyara.

 

"Kenapa? Biar aku bantu. Toh aku sudah pernah melihat tubuhmu." ucap Gerald tanpa ekspresi. Keyara pun menurut walau sebenarnya ia sangat malu sekali.

 

Beberapa kali Gerald menegug ludahnya sendiri. Pemandangan yang indah, dan sayang untuk di lewatkan. Setelah membuka pakaian Keyara. Ia juga membuka bra yang dikenakan gadis itu. "Gak baik tidur pakai bra." Keyara menutup mata Gerald dengan tangannya. "Jangan lihat, Keyara malu." ucap Keyara yang disambut gelak tawa Gerald.

 

"Udah tau. Cuma sebesar bola kasti." ucap Gerald tersenyum mengejek. Tangannya menyingkirkan tangan Keyara yang menutup matanya. Keyara malu, kenapa Gerald terlalu blak blakkan. Melihat wajah Keyara yang merona membuat Gerald gemas. Ia mengecup singkat puting Keyara. Setelahnya langsung memakaikan piyama dengan telaten. Sungguh Keyara ingin tenggelam saja di rawa rawa.

 

Keyara pikir, ia bisa langsung tidur. Tapi ternyata tidak. Gerald mengambil beberapa barang yang Keyara tau.

 

"Make up nya di hapus dulu." ujar Gerald sambil menuangkan milk cleanser ke telapak tangannya. Kemudian ia usapkan di wajah mungil Keyara. Aduuh bang, Keyara baper banget. Tak disangkan Gerald yang sangat acuh dan galak. Kini jadi manusia lebih perhatian.

 

Gerald membersihkan sisa sisa make up dengan kapas. Tak ada pergerakan kasar dari tangannya. Semua dilakukan dengan sangat lembut. Keyara jadi curiga kalau mahluk didepannya ini bukan Gerald. Tapi sosok kembaran Gerald. yang selama ini orang orang sembunyikan.

 

"Gak usah mikir macem macem. Tidur sana, sebelum aku tidurin paksa." ucap Gerald menonyor kening Keyara.

 

14. Empat Belas

Gerald mengucek matanya yang masih terasa lengket. Jam masih menunjukkan pukul lima. Tapi, bagi Gerald yang gila kerja dan menjunjung tinggi kedisplinan. Ia harus bangun. Karena tidak ada orang malas yang sukses kecuali nasib.

 

Leher Gerald terasa berat, seperti ada yang menindih. Setelah membuka matanya. Gerald menghel nafas. Ia lupa kalau kemarin sudah menikah. Di atas tubuhnya, Keyara sedang tertidur pulas. Tangan gadis itu melingari leher Gerald dengan erat. Gerald masih hidup saja sudah bersyukur. Dengan perlahan ia menyingkirkan tangan Keyara. Segera bergegas ke kamar mandi sebelum hal yang tak diinginkan terjadi.

 

Keyara mengucek matanya pelan. Teringat sesuatu ia langsung bangun. Matanya membulat sempurna melihat Gerald yang baru keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit pinggangnya.

 

"Wow sandarable!" ujar Keyara terkagum melihat perut kotak kotak Gerald. Gerald menaikkan sebelah alisnya.

 

"Mau pegang?" tanyanya menantang pada Keyara. Dengan cepat Keyara langsung berdiri menghampiri Gerald. Menyentuh lekukan roti sobek yang selama ini hanya bisa dilihat di drakor favorit nya. Gerald mendesis. Ini tidak sesuai bayangannya. Ia kira Keyara akan malu dan pergi. Tapi ini? Keyara terang terangan menunjukkan bahwa ia suka badan Gerald. Membuat sesuatu yang harusnya terdiam, malah bangkit.

 

"Cepat mandi sana! Setelah itu kita pindah ke apartemenku." titah Gerald yang membuta Keyara bersungut kesal.

 

"Kan aku belum puas lihatnya." rajuk Keyara.

 

"Nanti di apartemen." ujar Gerald menggelengkan kepalanya. Dalam hati ia mengasihani dirinya sendiri. Selamat mengasuh bayi besar, batinnya.

 

Sejak setengah jam yang lalu, Gerald dan keluarga istrinya duduk anteng di ruang makan. Sejak setengah jam yang lalu juga ia menanti kedatangan Keyara yang katanya cuma mandi sebentar.

 

"Maklumi Keyara ya nak, emang lama mandinya." ucap Regan yang menyadari ekspresi kesal Gerald.

 

"Ya, yah."

 

Selang beberapa saat, Keyara datang dengan wajah berseri seri. Ia seakan tak merasa bersalah membuat semua orang menunggu.

 

"Dek, kenapa baru turun? Kamu ngapain aja dengan dia?" cecar Kris saat Keyara sudah duduk di sampingnya. "Ini kenapa juga rambutnya basah. Kamu udah ngapa ngapain ya?" Keyara bengong mendengar omelan kakaknya. Apa maksudnya dengan ngapa ngapain? Kris sudah ingin mengamuk. Ia tidak rela adiknya di grepe grepe sama si garangan tua.

 

"Kris!, duduk!" titah Regan menatap tajam putranya yang sering membuat ulah.

 

"Awas aja lo anu anuin adek gua!" bisik Kris pada Gerald. Gerald hanya diam. Enggan menanggapi. Lihat saja nanti di apartemen. Ia akan menyerang Keyara langsung.

 

"Ara, siapkan nasi di piring suamimu!" perintah Mika saat Keyara malah menyendok nasi untuk dirinya sendiri.

 

"Kan kak Gerald bisa ambil sendiri." bantah Keyara bingung.

 

"Sayang, sekarang kamu istri aku. Wajib bagi istri melayani kebutuhan suami. Contoh bunda Mika yang selalu melayani ayah Regan. Baik itu pada hal kecil, kayak nyiapin makan misalnya." jelas Gerald mengusap bahu Keyara. Regan tersenyum kecil mendengar penuturan menantunya.

 

"Oh gitu, baiklah. Kak Gerald mau pake lauk apa?"

 

"Ayamnya aja sama sayur buncis."

 

Melihat kemesraan adiknya membuat Kris iri. Dia yang tua aja belum nikah nikah. Masak adiknya yang masih bayi udah dinikahkan.

 

******

 

Kini Gerald dan Keyara sudah sampai di apartemen Gerald. Sebenarnya Keyara tidak rela pisah dengan orang tuanya. Apalagi fasilitas yang ayahnya berikan membuat ia enggan ikut Gerald. Apalagi ini cuma apartemen. Pasti dia akan melakukan semuanya sendiri saat Gerald kerja.

 

"Cepat tata baju baju kamu. Yang rapi!" perintah Gerald setelah sampai di kamar. Gerald meletakkan boneka beruang besar yang tadi Keyara minta bawa.

 

"Kok aku sih kak?" tanya Keyara cemberut.

 

"Terus siapa lagi? Aku? Kan aku suaminya. Masak mau nata baju." jawab Gerald enteng.

 

"Ishh kan ayahku juga sering nata baju." kesal Keyara. Ia membuka kopper besar. Mengeluarkan baju bajunya. Memindahkan ke almari yang di tunjuk Gerald. Sedangkan Gerald tidur telentang sambil mainan HP.

 

Selang beberapa saat, Keyara sudah selesai menata bajunya. Baru aja mau minum. Gerald sudah bersuara. "Kotor banget lantainya. Sapunya ada di luar. Kamu sapu dulu gih!" titah Gerald.

 

"Tapi-"

 

"Hust jangan protes. Cepetan!"

 

Keyara menghentak hentakkan kakinya kesal. Tapi tak urung jua ia mengambil sapu dan menyapu lantai kamar. Diam diam Gerald memotret Keyara. Gemes saja mihat Keyara cemberut.

 

"Kalau nikah hasilnya kayak gini. Mending aku gak nikah aja." gerutu Keyara kesal.

 

"Eh eh, ngomong apa tadi?" tanya Gerald bangkit dari tidurnya.

 

"Kenapa? Sekarang kak Gerald cerewet banget deh." Gerald menganggukkan kepalanya. Kenapa dia bisa cerewet hari ini? Padahal baru kemarin dia menikah. Tapi bibirnya sudah berubah. Banyak memproduksi kata kata.

 

"Sini!" ucap Gerald menepuk kasur disampingnya. Keyara langsung duduk sambil cemberut.

 

"Kayaknya enak di pangkuan aja." gumam Gerald memindahkan Keyara ke pangkuannya. "Begini lebih baik." bisik Gerald mengulum kecil telinga Keyara. Keyara menggeliat tidak nyaman. Dekat dekat dengan Gerald membuat kerja jantungnya tidak normal.

 

"Kak, lepas. Aku mau ke kamar mandi." ucap Keyara.

 

"Tak ingin menyentuh perutku lagi?" tanya Gerald menggoda. Pipi Keyara bersemu saking malunya.

 

"Kak jangan gini. Jantungku kayak habis lari maraton." bisik Keyara. Gerald mengerutkan alisnya bingung.

 

"Detaknya kayak lebih kenceng."ucap Keyara lagi.

 

" Sini, coba aku pegang." Gerald mengarahkan telapak tangannya yang besar ke dada Keyara. Dalam hati Gerald tertawa. Ia menikahi gadis polos atau gadis Oon?

 

"Kamu gak pernah pacaran?" tanya balik Gerald. Keyara hanya menggeleng. Memang benar kan dia tak pernah pacaran. Dia saja cuma suka sama Gerald.

 

Gerald tersenyum manis. Menyatukan bibirnya dengan bibir Keyara. Sedangkan tangannya masih bergerilya di tubuh sang istri. Tubuh istrinya sama sekali bukan seleranya. Bertubuh mungil, dengan dada kecil. Sama sekali tidak menantang. Tapi Gerald sangat suka.

 

Keyara mendorong kepala Gerald untuk melepas penyatuan bibir mereka. Keyara menghirup udara dengan rakus. "Jangan lakukan ini dengan orang lain. Ngerti?" bisik gerald yang diangguki Keyara.

 

"Nikmat bukan?" Keyara tersipu malu.

 

"Capek?" tanya Gerald yang baru sadar kalau tadi ia menyuruh Keyara menata baju dan menyapu.

 

"Enggak."

 

"Kalau capek bilang. Biar aku pijitin."

 

"Lebay deh. Masak cuma nyapu capek."

 

"Ingat, gak boleh deket deket sama temen cowok. Gak boleh jajan aneh aneh dan harus kabarin bila ada apa," ucap Gerad kepada Keyara. Saat ini mereka masih di dalam mobil untuk mengantar Keyara ke Cafe bundanya. Keyara ingin nongkrong dengan teman-temannya.

 

"Iya iya." ucap Keyara menyampirkan jilbab yang dipakainya.

 

"Ini buat jajan." Gerald menyerahkan uang duapuluh ribuan untuk Keyara.

 

"Kok cuma segini sih? Ayahku biasanya kasih seratus ribu." protes Keyara cemberut.

 

"Kamu kan di Cafe bundamu sendiri. Ngapain uang saku banyak. Toh nanti juga geratis mau makan apapun."

 

"Kak Gerald itu bos. Tapi pelit banget," gerutu Keyara. Bukan maksud Gerald pelit. Ia hanya ingin membiasakan hidup hemat untuk istrinya. Maksud lain, biar Gerald yang tau.

 

"Kok dikunci? Aku mau turun!" ucap Keyara saat akan membuka pintu mobil malah tidak bisa.

 

"Salim dulu! Sama suami gak sopan." Gerald menyodorkan tangannya untuk di cium Keyara. Karena tak mau berdebat. Keyara mencium punggung tangan suaminya.

 

"Nih aku tambahin, kalau gak nurut lagi jangan harap dapat uang jajan." ucap Gerald memberi uang seratus ribuan dua lembar.

 

"Makasih," ucap Keyara ketus yang sudah terlanjur kesal. Gerald diam memandang Keyara yang keluar. Dan berjalan tergesa memasuki Cafe.

 

Sampai di Cafe, Keyara sudah dapat berondongan pertanyaan dari Cika dan Lala yang memang sudah datang terlebih dahulu.

 

"Gimana malam pertamanya? Kak Gerald hot gak?" tanya Cika yang tak bisa menyembunyikan raut penasarannya.

 

"Ngapain aja Ra? Cepet ceritain. Kepo nih!" timpal Lala. Keyara menceritakan dirinya yang disuruh menatap baju dan menyapu lantai, hingga ia duduk di pangkuan suaminya. Tidak ada yang di tutup tutupi dari kejadian kemaren.

 

"Kok cuma gitu sih? Emang gak ada ekhem ekhem nya?" pekik Cika. Apa apaan ini nikah cuma disuruh nyapu lantai.

 

"Ekhem ekhem apaan sih?" tanya Keyara bingung.

 

"Kamu polos apa oon sih Ra?" kesal Lala yang paling mudah emosi.

 

"Keyara viuwit!!" Kevin datang dengan tampang yang sudah acak acakan. Rambut berantakan, wajah keringetan. Padahal ini masih pagi. Memang Cika mengundang Kevin juga untuk nongkrong. Kevin yang tau  Keyara sudah nikah. Tetap aja tebar pesona.

 

"Nih coklat, buat kamu." ucap Kevin merogoh coklat di saku celananya. "Ini bukan coklat limaratusan gak pake ketan. Ini coklat mahal. Duabelas ribu promo. Dimakan ya!" tambahnya lagi sebelum melenggang duduk. Sebelum itu Kevin sempat mengerlingkan sebelah matanya.

 

*******

 

"Ra, pindah cafe yuk. Ada cafe khusus gelato yang enak. Aku tunjukin tempatnya.!" ajak Cika.

 

"Yaudah ayok!"

 

"Aku ikut!!" timpal Kevin dengan semangat.

 

"Iyalah. Sekalian kita ajakin Andra sama Fero. Biar lebih rame." ucap Keyara. Cika dan Lala pun segera mengabari pacar masing masing agar menjemputnya.

 

Andra dan Fero datang dengan pakaian yang rapi. Setelah siap Andra boncengan naik motor bersama Cika, Fero bersama Lala. Sedangkan Kevin bersama Keyara.

 

Sesampainya di lokasi. Kevin membantu Keyara turun dari motor. Karena memang motor yang digunakan Kevin jenis sport.

 

Dari jauh, sepasang mata terus mengawasi mereka. Amarah membuncah saat melihat miliknya disentuh orang lain.

 

"Tuan, ini berkas yang harus kita selesaikan. Dalam waktu dekat kita akan mengadakan rapat dengan investor." ucapan sekretarisnya membuat Gerald kembali fokus. Ia harus menyelesaikan meeting sesegera mungkin sebelum mencabik cabik pemuda yang berani memegang tangan Keyara. Tapi Gerald sama sekali tak bisa fokus. Matanya tetap mengarah pada Keyara yang tengah di gombalin salah satu pemuda. Gerald menandai Kevin sebagai daftar nama yang harus ia singkirkan dari kehidupan istrinya.

 

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Tapi ke-enam remaja itu masih asyik membahas obrolan yang bahkan sangat tidak bermutu. Obralan di dominasi olehAndra, Fero dan Kevin. Sedangkan para perempuan menimpali dengan tawa mereka.

 

Getaran Hp di saku Keyara membuat sang empu terganggu. Keyara membuka hpnya. Notifikasi whatsap dari sang suami tercinta.

 

Kak Gerald ? :

Wah wah wah,. Nongkrong di cafe gelato asyik ya. Tadi pamitnya dimana, eh perginya dimana..

 

Keyara celingak celinguk mencari sosok yang seperti sedang mengintainya. Namun tak ada sesosok yang dia cari.

 

Kak Gerald?:

Enak ya dirangkul sama cowok.

 

Membaca pesan itu membuat Keyara menyingkirkan tangan Kevin yang melingkari bahunya.

 

Kak Gerald? :

Pulang sekarang apa dijemput paksa?

 

Buru buru Keyara merapikan barang bawaannya. Ia harus segera pulang sebelum kak Gerald datang. "Mau pulang sekarang? Biar aku antar." ucap Kevin beranjak berdiri.

 

"Gak usah Vin. Aku dijemput Kak Keenan." alibi Keyara segera mencangklong tas nya dan ssgera pergi.

 

Keyara celingak celinguk di pelataran Ceffe. Matanya menangkap sesosok pria yang sedang bersedakap dada sambil bersender di mobil mewahnya. Keyara segera menghampiri pria itu. Dan Gerald hanya acuh. Memandang Keyara dengan intens. Keyara jadi kikuk sendiri di tatap seperti itu. Sedangkan Gerald tak kunjung membuka suara.

 

"Kak," cicit Keyara.

 

"Masuk!" perintah Gerald mendorong punggung Keyara untuk memasuki mobil.

 

Keyara duduk anteng disamping Gerald. Bingung mau berbicara apa. Sedangkan Gerald menyetir dengan tenang.

 

Gerald membawa Keyara ke kantornya. Mendorong punggung Keyar untuk berjalan lebih cepat. Keyara mendengus sebal. Harusnya seorang istri itu digandeng. Bukan di dorong.

 

Semua mata tertuju Pada Gerald dan Keyara. Mereka tau kalau Bosnya sudah menikahi gadis itu. Keyara menunduk malu. "Lama," kesal Gerald membopong tubuh Keyara. Keyara terpekik kaget. "Kak turunin kak, malu tau," ucap Keyara memberontak.

 

"Berisik aku banting," ancam Gerald yang langsung membuat Keyara kicep.

 

Gerald membanting tubuh Keyara di sofa. Raut mukanya yang sulit ditebak membuat Keyara sedikit was was.

 

"Siapa yang ngajarin berbohong. Aku turunin kamu di cafe bunda. Malah ujung-ujungnya pergi ke tempat lain. Gandengan sama cowok juga. Gak ingat status?" semprot Gerald dengan nada dinginnya.

 

"Ma-"

 

"Simpan kata maafmu. Aku butuh penjelasan." Gerald menatap tajam istrinya.

 

"Tadi Cika pengen nyobain es krim gelato. Makanya pindah kesana." jawab Keyara enteng.

 

"Sudah pamit aku?"

 

"Kenapa harus pamit."

 

"Aku ini suamimu. Wajib bagi istri untuk izin suaminya ketika berpergian. Trus maksudnya apa gandengan sama cowok lain? Gak ingat apa yang ku katakan tadi pagi?". Teriak Gerald yang sudah tak bisa menahan emosinya. Gerald menindih tubuh Keyara.

 

"Kak jangan digigit, sakit." rintih Keyara saat punduknya digigit Gerald.

 

"Ini hukuman untukmu yang gak nurut sama apa yang aku ucapin." Ucap Gerald dengan nafas memburu.

 

"Gerlad!" pekik Merrys yang daatang tanpa mengetuk pintu. Mata Merrys membulat sempurna ketika melihat siapa gadis yang berada di kungkungan Gerald. Bukankah itu adiknya Keenan?

Gerald melepas kungkungannya pada Keyara. Menatap jengah wanita sexy di hadapannya.

 

Keyara menatap sebal Merrys, ia ingat wanita itu yang sudah membuatnya jalan kaki sejauh dua kilo. Wanita yang dulu dipanggil 'sayang oleh Gerald.

 

"Kamu ngapain kesini?" tanya Gerald jengah.

 

"Al, jelasin ini apa? Bukankah kamu mau menikah dengan Latina?" tanya Merrys bingung.

 

Gerald melirik Keyara yang menundukkan kepalanya. Gerald menghampiri Keyara. Menaikkan dagunya. Mengucup bibir mungil Keyara. "Kamu pulang dulu ya. Diantar sopir." kata Gerald.

 

"Gak mau!" jawab Keyara menolak.

 

"Nanti aku akan cepat pulang." bujuk Gerald.

 

"Al, ini maksudnya apa? Apa hubunganmu dengan perempuan manja itu?" kesal Merrys yang tak kunjung mendapat jawaban.

 

Keyara kesal, ia pergi dengan membanting pintu ruangan Gerald. Ia dikatain manja? Apa Gerald risih dengan sifat manjanya? Baiklah. Ia akan jadi gadis mandiri untuk saat ini.

 

Keyara tiba di apartemen Gerald. Setibanya di apartemen dia bergegas untuk tidur. Persetan dengan perutnya yang lapar karena tak makan siang. Tadi di cafe dia hanya makan es krim. Membayangkan suaminya berduaan dengan tante girang macam Merrys membuat otaknya ingin meledak.

 

Sedangkan Gerald sedang menahan emosinya saat Merrys mengungkit ungkit kebaikan Latina. "Lo gak tau Latina sangat mencintai lo? Lo campakkan Latina demi gadis manja itu? Lo kalau goblok gak nanggung nanggung ya." bentak Merrys emosi.

 

"Lo tau apa tentang gue? Lo emang sahabat gue. Tapi bukan berarti lo bisa seenaknya ngatur ngatur hidup gue. Apalagi menikah dengan perempuan murahan kayak Latina, bukan level gue." murka Gerald.

 

"Yang lo katain murahan itu, yang selalu ada di jatuh bangunnya seorang Gerald yang otoriter."

 

Gerald menghembuskan nafasnya. Tanda dia menyerah berdebat dengan Merrys. "Cari dia sebelum lo menyesal." ucap Merrys sebelum dia pergi.

 

15. Lima Belas

Gerald membuka apartemen miliknya dengan lesu. Pembicaraan dengan Merrys mampu menguras emosinya. Sekarang perut Gerald lapar. Ia berharap masih ada telur atau ayam frozen yang bisa ia goreng. Gerald bukan penikmat makanan instan. Ia lebih memilih makan dengan telur goreng saja daripada mie.

 

Gerald memasuki dapur. Matanya menyapu ke seluruh penjuru dapur minimalis itu. Dapurnya tampak rapi. Seperti tidak disentuh seharian ini. Apa Keyara belum makan? Batin Gerald. Sudah bisa Gerald pastikan kalau Keyara belum makan. Gadis itu tidak bisa memasak. Deliveri order kayaknya juga gak mungkin. Buru buru Gerald memasuki kamarnya. Tampak Keyara tertidur pulas.  Bahkan sepatunya masih belum di lepas. Gerald menghela nafas pasrah. Kasur kesayangannya dikotori oleh istrinya sendiri. Mata Gerald menangkap cup mie instan yang tergeletak di nakas, minuman soda dan banyak ciki ciki.

 

"Keyara, bangun!" Gerald menggoyang goyangkan bahu Keyara. Keyara menggeliat sambil merengek tidak jelas.

 

"Hei bangun, lepas sepatu sama cuci muka dulu." omel Gerald yang mendapati Keyara masih asyik dengan mimpinya.

 

"Keyara!!"

 

"Em aku ingin ikut ayah, aku gak dikasih makan sama kak Gerald. Cuma makam mie gak kenyang," gumam Keyara mengutarakan isi hatinya. Sebagian orang tidur, punya kebiasaan mengungkapkan isi hatinya yang tak bisa diungkapkan secara sadar. Dan Keyara salah satu yang sering bercerita dalam tidurnya.

 

Gerald mengerutkan alisnya. Di kulkas masih ada bahan makanan. Dan Keyara bilang tidak dikasih makan? Sungguh istri yang kejam.

 

"Ra, bangun dulu. Cepet!"

 

Fiks, Keyara tukang molor. Digoncangin tubuhnya tetap tidak bangun. Gerald menaiki kasur. Mendekatkan wajahnya pada wajah mungil istrinya. Mencium pelan bibir Keyara. Keyara menggeliat tidak nyaman. Mendorong pelan wajah Gerald. Setengah sadar Keyara mendudukkan dirinya. Bersandar pada kepala ranjang. Gerald dengan tanggap membantu Keyara melepas sepatunya. Keyara memandang nakas yang ada bungkus mie nya. Keyara beranjak dari ranjang. Mengumpulkan bungkus bungkus yang berserakan di nakas. Membuangnya pada tempat sampah.

 

"Baru pulang kak?" tanya Keyara basa basi.

 

"Hm."

 

"Mau mandi air hangat apa air dingin?" tanya Keyara yang sukses membuat Gerald mengerutkan alisnya. Ini beneran Keyara?

 

"Air dingin aja. Mandi sama sama," ucap Gerald dengan seringaian mesumnya.

 

"Aku mau masak dulu." timpal Keyara melenggang pergi. Keyara bergegas ke dapur, tanpa senyum seperti biasanya. Menyisakan Gerald yang sedang bertanya tanya, ada apa dengan istrinya?.

 

Keyara Membuka kulkas dan menemukan telur, daging ayam dan sayuran. Jujur Keyara bingung mau masak apa. Ia tidak bisa memasak. Tapi, ia harus belajar. Dia bukan gadis manja.

 

Membuka youtube, Keyara menemukan masakan yang menurutnya simpel. Nasi goreng dan telur mata sapi.

 

"Semoga rasanya gak mengecewakan." gumam Keyara ketika meracik bumbu. Ia ingat pernah membantu bundanya memasak nasi goreng. Gerakan tangan Keyara menumis bumbu sungguh sangat kaku. Tapi ia harus bisa. Perutnya juga lapar karena cuma makan mie. Untung saja tadi uang jajannya masih sisa. Sebelum tidur ia ke minimarket beli mie dan ciki-ciki.

 

Nasi goreng sudah siap. Kini tinggal membuat telur mata sapi. Keyara menuangkan minyak di wajan. Memecahkan dua telur diatasnya. Keyara menjauh karena cipratan cipratan minyak yang mengenai  tangannya. "Dih gini amat ya goreng telur. Nyiprat semua," gerutu Keyara.

 

"Itu kebanyakan minyaknya." ucap Gerald yang tiba tiba datang memeluk tubuh mungil Keyara. Harum tubuh Gerald menyeruak masuk di hidung Keyara. Sungguh badan Keyara hanya separo badan Gerald. Di dekap saja berasa hilang.

 

"Kamu mandi gih, biar kakak yang terusin." Keyara segera melepas pelukan Gerald. Berlari menuju kamarnya. Badan Keyara merinding. Sumpah itu tadi Gerald? Kenapa jadi manis sekali? Keyara masih menerka-nerka dengan perubahan sifat Gerald. Bukankah sebelum menikah, Gerald sangat kaku, dingin dan tidak ekpsresif. Kenapa perubahan secepat ini?

 

Ting!

 

Bunyi pesan masuk dari hp yang tergeletak di kasur membuat Keyara menoleh. Ia penasaran dengan semua isi di Hp Gerald. Ragu ragu Keyara membuka hp Gerald yang untung tidak disandi. Banyak pesan yang belum di buka. Dan kebanyakan dari rekan bisnis. Tapi pesan teratas membuat Keyara tersenyum. Kontak Keyara di sematkan. Artinya dia prioritas Gerald. Tapi pesan yang baru masuk membuat Keyara mematung.

 

Merrys :

Latina sakit, sekarang dirawat di Rs Singapura. Cepat jemput dia!.

 

Secepat kilat Keyara menghapus pesan tersebut. Dadaknya berdetak cepat. Kenapa tante Girang itu mengabari Gerald kalau Latina sakit. Bukankah Merrys tau kalau Gerald sudah menikah?.

 

Keyara mandi dengan cepat. Memilih dress selutut kemudian keluar untuk makan. Dengan sigap Keyara menatap nasi goreng dalam dua piring. Keyara juga menyiapkan air di dekat Gerald. Dalam hati Keyara berdoa semoga masakannya enak. Biar tidak dikata manja. "Dimakan kak!" ajak Keyara yang mulai melahap nasi gorengnya. Tidak terlalu buruk. Pikirnya.

 

"Setelah ini mau jalan-jalan?" tanya Gerald yang dijawab gelengan kepala.

 

"Gak suka jalan-jalan?" lagi lagi Keyara menggeleng. Sebenarnya kalau boleh jujur, Keyara sangat ingin menjawab 'Mau dengan antusias. Tapi, Keyara hanya suka jalan jalan di timezone dan pasar malam. Tapi, orang dewasa tidak melakukan itu. Keyara menghembuskan nafasnya. Kenapa jadi orang dewasa tidak asyik?

 

"Kalau gitu kita ke supermarket. Beli bahan makanan!"

 

"Iya."

 

*******

 

Keyara menatap suaminya yang sibuk dengan hp nya. Saat ini mereka tengah berkeliling di supermarket. Dan mereka belum membeli apapun. Bukan karena tidak cocok dengan apa yang akan di beli. Tapi karena Keyara bingung mau beli apa. Sedangkan Gerald saja malah sibuk dengan hp nya. Mengingat pesan Merrys tadi, membuat Keyara mengigit kuku kuku jarinya. Ia tidak mau Gerald pergi menjemput Latina. Bagaimanapun juga, Keyara harus menggagalkan niat Merrys yang menghasut Gerald.  Dengan sengaja Keyara menubruk tubuh Gerald. Membuat Gerald yang tidak siap, sedikit kehilangan keseimbangan. Hp Gerald terjatuh. Membuat Keyara bersorak senang.

 

"Kamu kalau jalan hati hati, dari dulu cerobohnya gak hilang hilang." bentak Gerald yang kaget hp nya terjatuh. Gerald memungut kembali hpnya. "Sial!" umpatnya kesal ketika melihat layar hp nya retak. Keyara diam saja. Kenapa hanya perkara kecil, suaminya marah? Toh masih bisa beli hp lagi.

 

"Kamu belanja sendiri dulu, aku mau ke service hp bentar di sebrang sana." ucap Gerald buru buru. Kelihatan sekali kekesalan pada wajah Gerald.

 

"Kak uang!"

 

Telat, Gerald sudah melenggang pergi. Keyara keluar mini market. Memilih menunggu di luar saja. Namun, sudah lebih dari dua jam, Gerald tak kunjung datang. Keyara ingin menangis. Demi Hp, Keyara di telantarkan tanpa uang disini?

 

"Dek, kok kamu disini?" tanya seorang pemuda yang tiba tiba datang. Melihat sang penyapa, Keyara langsung berhambur di pelukan sang kakak. "Kak Kris aku kangen." ucap Keyara dengan manja. Tak peduli jadi tontonan orang orang. Keyara memeluk erat kakaknya. Hampir saja Keyara menangis ingin mengadu. Tapi pelukannya sudah di lepas paksa oleh Gerald.

 

"Jangan peluk peluk istri saya." ucap Gerald dengan tajam. Kris ingin menabok muka patung Gerald . Dia itu kakak iparnya. Dasar Gerald tidak sopan.

 

"Mana belanjaan kamu?" Keyara tersentak saat Gerald membentaknya. Keyara menggelengkan kepalanya takut takut. "Aku tadi suruh apa? Belanja dulu kan? Gitu aja gak bisa." kesal Gerald. Gerald memasuki supermarket seorang diri. Sedangkan Keyara mematung di tempat semula. Ia malu pertengkarannya dengan Gerald disaksikan kakaknya.

 

"Aku masuk dulu ya kak," pamit Keyara menyusul Gerald. Dengan tergesa gesa Gerald mengambil bahan makanan yang ia butuhkan. Mata Gerald melirik Keyara yang terus memandangi berbagai macam coklat warna warni. Namun gadis itu hanya diam, tidak ada niat untuk mengambil.

 

"Kalau mau coklat, ambil aja."ucap Gerald. Keyara menolak. Orang dewasa tidak makan coklat, batinnya.

 

Setelah selesai, Gerald segera menuju ke kasir. Keyara hanya bisa mengikuti langkah Gerald tanpa tau harus ngapain. Di dalam mobil pun suasana tampak canggung. Terlihat sekali kalau mood Gerald sangat tidak baik. Apa perkara hp tadi? Keyara juga tidak tau.

 

"Bantu aku berkemas. Besok aku akan ke Singapura." ucapan Gerald membuat kinerja syaraf Keyara jadi kaku.

 

"Ngapain kesana kak?"

 

"Ada urusan bisnis!" jawab Gerald.

 

"Aku ikut!" ucap keyara spontan.

 

"Jangan kayak anak kecil. Aku disana kerja!" Bentak Gerald membuat Keyara tersentak.

 

"Kenapa gitu aja marah kak? Iya udah kalau kerja. Misal mau selingkuh juga boleh. Toh aku gak tau," jawab Keyara. Gerald menatapnya tajam.

 

Setelah membantu Gerald berkemas dalam diam. Keyara merebahkan tubuhnya di ranjang. Berbaring miring membelakangi Gerald yang sibuk dengan ponselnya. Keyara mengusap air matanya yang terjatuh. Ia tidak mau cengeng.

 

Keyara merasakan tangan kekar melingkari pingangnya. Keyara makin tak sanggup membendung air matanya. Dia emang cengeng, apalagi tentang Gerald. Bahu Keyara bergetar saat Gerald makin mengeratkan pelukannya.

 

"Maaf," bisik Gerald pelan. Keyara diam, enggan menjawab.

 

"Kenapa nangis?" tanya Gerald lagi. Bibirnya menelusuri lekukan leher istrinya. Mati matian Keyara menahan isakannya. Bukankah sebelum menikah Gerald lebih kasar dari tadi? Dan bukankah Keyara sudah sering melihat kemesraan Gerald dengan banyak wanita. Tapi kenapa sekarang ia sangat sensitif. Ia ingin menangis kencang.

 

"Maaf udah ngebentak kamu tadi. Aku cuma lagi emosi. Kerjaan numpuk semua. Yogi pergi ke Bali. Dan apalagi tadi ayahmu minta aku ke singapura besok pagi. Kalau boleh jujur aku kesal sama ayah Regan. Harusnya aku biarkan tadi hp ku yang jatuh. Biar ayahmu berhenti ngomel. Tapi aku tidak mau di cap sebagai menantu tak bertanggungjawab." oceh Gerald panjang lebar. Keyara kaget dengan penuturan Gerald. Ia membalikkan tubuhnya. Memeluk suaminya dengan erat . Menumpahkan semua tangisan yang sempat ia pendam.

 

"Hikss, aku takut kakak marah marah huuuu huuu!"

 

"Aku benci kakak ke Singapura mesti itu sama ayah. Aku benci kak Gerald yang ngebentak aku dihadapan kak Kris. Dan aku benci kak Gerald yang jahat. Hikss hiks." adu Keyara melimpahkan seluruh uneg-unegnya.

 

"Dan aku benci jadi dewasa. Aku gak mau. Aku ingin coklat, aku ingin soda, ingin boneka dan ingin main di timezone." isak Keyara tersedu sedu. Gerald mengerutkan keningnya. Maksud Keyara apa? Apa pernah Gerald menuntut Keyara jadi dewasa. Malah Gerald suka dengan Keyara yang manja dan bergantung pada dirinya.

 

"Tadi kak Merrys bilang kalau Kak Gerald ninggalin Latina demi aku yang manja. Hikss, apa kak Gerald menyesal?

 

Gerald menghembuskan nafasnya pelan. Menyibak rambut Keyara yang menutupi wajahnya. Ternyata Alasan Keyara tidak mau diajak jalan jalan dan membeli coklat karena tidak mau di cap sebagai manja. Gerald menekankan pada dirinya sendiri kalau kedepannya dia harus lebih peka terhadap tingkah istrinya. Biar tidak ada kesalah pahaman lagi. "Dengarkan aku. Aku tidak pernah menuntutmu jadi dewasa. Aku malah suka kamu manja kayak gini. Jangan dengarkan kata orang. Kita yang jalananin." ucap Gerald tersenyum.

 

"Kak Gerald ke singapura bukan untuk menjemput Latina kan? hikss."

 

"Emang Latina ada di Singapura? Kok kamu tau?"

 

"Hah? Jadi daritadi kak Gerald mainan Hp bukan karena chatingan sama Merrys atau Latina ya?" Gerald menggelengkan kepalanya. "Tanya ayahmu. Ngapain dari tadi chat aku terus. Udah berasa kayak gebetannya aja." rajuk Gerald seperti anak kecil.

 

"Aaah Suami akuh!!" ujar keyara girang langsung memeluk kembali leher Gerald. Gerald tersenyum tipis. Bukannya dia tidak tau saat Keyara menghapus pesan yang dikirim Merrys. Gerald tau saat Merrys mengirim pesan bahwa Latina di singapura. Itu terlihat dalam riwayat pesan terhapus. Bodo amat. Emang Gerald siapanya? Gerald terkekeh pelan saat menyadari bahwa istrinya pecemburu akut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Possesive Husband (Bab 16, 17, 18)
0
0
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan