[OC] MY EX — 6

2
0
Deskripsi

DARSYA STORY.

Bagaimana bisa Darren berbicara semanis itu pada orang lain saat kekasihnya masih tersambung dengan telepon?

Bodohnya.

'Kamu di kamar 'kan?'

"..."

'Lagi diluar ya? Sama siapa? Kamu bohong?'

Bangsat.

“Ya Tuhan.”

Pukul 12 malam saat orang-orang hendak menyelam ke alam mimpi, Ersya malah di recoki dengan dering ponsel milik Darren yang menggelegar. Si pemilik masih sibuk di depan laptop menyala dengan headphone yang tercolok. 

Sesekali kepala mengangguk, menyanyikan sebaris lirik pendek lalu hening. Sayangnya lelaki itu tak tahu saat ponselnya berdering nyaring dan mengganggu Ersya.

"Ren, ponselmu bunyi!" seru Ersya setengah terkantuk. Telinga ditutup oleh bantal, berusaha meredam suara. Namun hingga dering berulang, si pemilik tak juga menoleh. 

Hingga akhirnya Ersya bangun, menepuk bahunya cukup keras hingga lelaki yang lebih muda terkejut.

"Heh! Kamu ngagetin aja, Sya! Mau aku kena serangan jantung ya?" omel Darren kemudian sembari mengusap dadanya. Well, siapa saja pasti terkejut karena ini sudah tengah malam, lampu utama mati, dan tiba-tiba bahunya ditepuk keras dari belakang.

Namun Ersya memilih acuh, ia hanya melempar ponsel Darren dan beruntung di tangkap dengan baik. "Telepon dari pacarmu itu."

Darren melirik malas pada Ersya yang kembali tidur. “Iya, tapikan bisa nggak usah mukul aku.” 

Perhatiannya lalu teralih pada ponsel yang telah mati. Di layar kuncinya ada 3 panggilan tak terjawab dari Bella. 

Si kekasih yang protektifnya luar biasa. 

Bayangkan saja, Darren harus melapor sejak bangun tidur hingga menjelang tidur. Setiap hari tanpa terlewat setiap jamnya. Jika tidak kekasihnya itu akan marah dan memblokir nomor serta media sosialnya. 

Headphone dilepas, Darren menggulir ponsel dan mengetik beberapa pesan sebelum menekan icon panggilan. "Hm, pasti ngambek."

Untungnya minggu ini Darren sudah tidak begitu sibuk. Ospek kampus telah selesai minggu lalu dan yang tersisa adalah Ospek Prodi hingga tiga bulan ke depan. 

Ia bisa sedikit luang. 

"Halo?"

Dahi yang berminyak di usap. Kurang dari 3 dering, Bella sudah menjawabnya.

'Mas, kamu udah tidur, ya? Aku telepon nggak diangkat.'

Tubuh bersandar pada kursi, kali ini ia menghadap pada Ersya yang lelap. Setengah berbisik, tak ingin menimbulkan keributan tengah malam. "Enggak, lagi ngerjain tugas."

Layar laptop dengan tampilan U-tube mengintip di belakangnya. 

'Lupa punya ponsel atau gimana, sih? Nggak sadar ada yang khawatir?'  jawab Bella di sebrang dengan nada agak tinggi. Mungkin kesal karena panggilan dan pesan tak dijawab.

Sementara Darren mendengkus. Ia hanya meninggalkan ponselnya sejam dua jam karena memang mengerjakan tugas sekaligus mencari referensi di laptop, kenapa pacarnya berlebihan sekali?

"Maaf ya, bikin khawatir. Tadi buru-buru, ngerjain pakai laptop. Nggak buka handphone sama sekali, sayang," ujar Darren dengan nada lembut. Sekesal apapun ia dengan sang pacar, sebisa mungkin tak memakai nada tinggi. “Cowoknya nggak tahu diri nih, padahal ceweknya udah khawatir banget. Nanti pukul aja kalau ketemu. Jangan marah ya.”

'Nggak mau tahu, aku marah.'

“Yah, kasian dong Mas Darren di sini. Lagi butuh semangat supaya lancar tugasnya eh malah pacarnya ngambek. Maafin ya?"

Bella terkekeh geli dari line seberang. Membuat Darren mau tak mau ikut tersenyum juga, ditambah ia melihat Ersya tidur terlentang dengan selimut yang tersibak sana sini. Boneka kura-kura hijau menutupi setengah wajah hingga telinga. 

Lucu.

'Iya, nanti ku timpuk aja kepalanya kalau bandel lagi. Untuk sekarang, aku maafin.' Bella terdiam agak lama, lalu kembali bersuara dengan manja. 'Oh, iya. Minggu depan kamu pulang nggak? Mau nonton film. Aku kangen kamu. Mau peluk."

Minggu depan Darren tak punya rencana pulang, ia lelah saat membayangkan betapa repotnya membawa tas dan duduk berjam-jam di atas kereta. 

"Eum, aku ada tugas survei minggu depan. Kayaknya nggak bisa pulang."

Bella berdecak. 'Ya udah, minggu depan aku datang ke kos ya?'

Seketika Darren menegakkan tubuh, membuat kursi kayunya nyaris saja terjungkal ke belakang. "Eh, nggak bisa."

Nyatanya bunyi itu membuat Ersya terbangun dari tidur. Dengan mata menyipit, Ersya menatap Darren datar. Tak senang saat tidurnya kembali diganggu. 

Bahkan sejak dulu sekalipun.

"Ren, udah malem jangan berisik."

Darren hanya mengangguk. Ocehan Bella di telepon ia abaikan sebentar. Darren tersenyum tipis, suara berubah lebih halus. "Iya, habis ini tidur. Lanjut tidur sana. Aku nggak ribut lagi."

'Hah?'

Ups.

Bagaimana bisa Darren berbicara semanis itu pada orang lain saat kekasihnya masih tersambung dengan telepon?

Bodohnya.

'Kamu di kamar 'kan?'

"..."

'Lagi diluar ya? Sama siapa? Kamu bohong?'

“…” 

Bangsat.


Darren ini bener-bener 😂 nggak inget pacar kali ya?

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
My Ex
Selanjutnya [OC] MY EX — 7
1
0
DARSYA STORY.“Malam ini aku nginap ya, Kak. Sekalian ngasih kejutan buat Darren.” Bella tertawa malu-malu yang bagi Ersya terlihat menyebalkan. “Sementara Kak Ersya nginap dulu ke temennya ya?”He?Bangsat! Siapa dia berani memerintah Ersya!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan