
Darma menawarkan cinta, namun hati Niko sudah untuk yang lain
BIARKAN SEMUA MENGALIR
“semua ada akhirnya darma” jawabku sambil terus memandang ikan dalam kolam. “kalau mau jujur terhadap kamu, aku senang dengan keadaanku sekarang. Yang telah bisa menerima apapun keadaan yang mengarahkanku. ” aku melanjutkan. Darma menunduk seperti menerawang. “kamu tahu niko, betapa berat yang aku rasakan waktu itu. ketika menyadari perasaanku terhadapmu.” darma menelan ludah, jakunnya naik turun. “aku tidak mau menjadi gay. Tapi suka atau tidak ternyata aku memang menyukaimu. Dan hal itu benar benar membuat aku tersiksa. berkali kali aku harus menahan untuk tidak memelukmu dan mendekap tubuhmu. sering sekali aku berpikir dan menolak perasaanku walaupun aku harus menderita dalam hati.” darma duduk dipinggir kolam dan meneruskan kata katanya. Sementara aku cuma diam mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.
“waktu itu aku belum dewasa dan aku melakukan tindakan tanpa pemikiran jauh kedepan. tanpa aku sadari kalau perasaan cintaku kepadamu tidak akan semudah aku membalikan telapak tangan untuk aku hilangkan. Meskipun aku berusaha sekuat tenaga. Hingga surat suratmu yang datang kepadaku semua aku baca dan hal itu membuat aku menjadi semakin sakit.
aku tidak mau memelihara rasa ini dan aku mengabaikan semuanya. Aku sengaja tidak membalas semuanya karena aku mau kamu melupakan aku, dengan begitu aku juga bisa melupakan kamu,” aku memandang wajah darma. Tampak sekali kalau sebenarnya dia sangat berat untuk mengatakan hal itu. Terlihat dari keningnya yang berkerut dan tatap matanya yang sendu. Lidahku terasa begitu kelu untuk menjawab. Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Semua yang dia jelaskan tadi terasa begitu terlambat. Aku sudah terlanjur berjanji dalam hatiku tidak akan pernah menyayangi darma lagi. Dan tetap menganggapnya sahabat untuk selamanya. Dan aku juga belum begitu yakin dengan perasaanku. Apakah aku memang bisa mencintai sesama lelaki. Entahlah……
“aku tidak bisa menjanjikan apa apa darma, dan aku hanya bisa menawarkan persahabatan saja. Biarlah waktu nanti yang akan mengarahkan kita….. Biarlah kita ikuti saja sebagaimana adanya. Andaikan nanti mungkin akupun menyayangimu lebih dari seorang sahabat dan pikiranmu belum berubah. Kita bisa menjalani yang lebih dari ini. Jadi tolonglah berikan aku waktu dan jangan mendesakku untuk menerimamu saat ini.” jelasku panjang lebar. Agar dia dapat mengerti dan dapat menerimanya tanpa ada perasaan tersiksa dan terpaksa. Darma menganggukan kepalanya dan tersenyum kepadaku.
“terima kasih niko kamu mau memberikan aku kesempatan untukku memperbaiki kesalahanku. Aku berjanji kalau aku akan membuktikan kalau aku memang benar benar menyayangimu.!” jawab darma tampak sangat senang sekali. Wajahnya yang tadi agak murung sekarang sudah berbinar binar. Ketampanannya semakin bertambah. Matanya yang tajam itu lebih bersinar. Dan sebaris gigi yang putih menghiasi senyumannya.. “ayo kita masuk kedalam saja. Bersantai di kamarku!.” ajakku sambil berjalan meninggalkan teras dan masuk kedalam rumah. Darma mengikutiku masuk “sekarang sudah jam sebelas mendingan kamu antar aku pulang saja. Takutnya mamaku kuatir karena aku tidak pulang dari semalam dan belum memberitahunya kalau aku nginap dirumahmu.”
“baiklah kalau kamu sudah mau pulang. Tunggu sebentar aku mau ganti baju.” kataku sambil masuk kedalam kamar dan berganti baju. Setelah selesai mengganti baju aku pun mengantar darma pulang kerumahnya setelah ia berpamitan dengan mamaku. Setelah mengantarnya sampai depan rumah darma aku langsung pulang dan mengatakan akan mampir lain kali saja kerumahnya. Aku tidak langsung pulang tetapi aku berkeliling keliling dulu sambil memikirkan kembali kata kata darma tadi. Aku benar benar sangat pusing menghadapi semuanya. Mengapa semuanya menjadi bertambah rumit. Mengapa aku harus menghadapi dilema seperti ini. Astri tidak mempunyai kekurangan dimataku tetapi aku tidak bisa mencintainya. Sedangkan darma orang yang pernah mengisi hari hariku dan pernah meninggalkanku bertahun tahun. Sekarang hadir kembali dalam kehidupanku dan memberikan pernyataan yang tak pernah kuduga duga bahwa dia mencintaiku sudah dari kami remaja dulu.
Dan kemarin perkenalan aku dengan janter sihombing membuat aku merasa seakan akan aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Sehingga aku merasakan baru pertama kali aku merasa begitu ingin bersama dengan seseorang dan memiliki dia waktu pertama jumpa.. Oh tuhan tolonglah aku terangi jalanku ini. Tunjukkan arah yang benar yang terbaik yang adil agar aku bisa merasakan bahagia dan tidak ada yang tersakiti baik itu aku, astri maupun darma. Kalau masalah janter aku tidak terlalu pusing. Karena itu cuma melibatkan perasaan dari dalam hatiku sendiri. Mungkin janter tidak merasakan sesuatu yang khusus dari pertemuan kami kemarin. Mungkin dia hanya menganggap aku pacar dari temannya erin.
Jadi anggap saja aku yang mengalami badai sedangkan dia berada di tempat yang tenang. Seandainya aku tidak jadi menikahi astri tentunya keluargaku dan keluarga astri akan sangat kecewa sekali. Terutama astri tentu hatinya akan sangat hancur. Tetapi andaikan aku menikahi dia pun belum tentu aku bisa membuat dia bahagia apabila aku melakukannya dengan rasa terpaksa. Malah yang ada dia akan menjadi semakin lebih tersakiti karena aku telah menipu perasaanku dan perasaannya. Aku telah menyeret dia kedalam situasi yang dia benci. Semakin dipikir kepalaku jadi semakin sakit +++
YANG TAK TERDUGA
Suasana pagi ini begitu dingin. hujan yang turun dari tadi pagi belum juga menampakan tanda tanda mau reda. sementara itu bunyi guruh yang terkadang menggetarkan kaca yang ada dikamarku membuat pikiranku jadi kusut. semua aliran listrik barang barang elektronik sudah aku cabut dari listrik. karena biasanya kalau hujan diselingi petir. Sering menyambar tiang listrik dan akibatnya banyak elektronik yang rusak. mau mandi tapi dalam suasana yang begini dinginnya, aku harus berpikir dua kali. Aku ambil handphoneku dan ku sms titin sekertarisku. Mengatakan padanya kalau hari ini aku tidak kekantor.
Aku suruh dia untuk menghandle beberapa orderan yang hari ini mau diambil oleh customer. Aku turun kedapur untuk sarapan. Mama dan papaku sedang tidak ada dirumah karena semenjak kemarin mereka ketempat kakakku yang ada disungailiat menginap disana. Karena mamaku kangen dengan cucunya. Jadilah aku hari ini harus masak untuk sarapanku sendiri. Kubuka kulkas, mencari bahan bahan untuk memasak.
Aku lagi kepingin makan nasi goreng seafood. Untunglah ada udang. Cumi dan bumbu nasi goreng instan. Mamaku memang selalu menyediakan semua itu karena beliau tahu aku suka makan makanan laut. Hehehe aku memasak nasi goreng dan menambahkan bumbu bumbu sesuai selera. Hm… Harumnya aroma nasi goreng seafood memenuhi dapur perutku jadi berbunyi. Untungnya nasi goreng tidak membutuhkan waktu lama untuk diproses. Jadi dalam waktu singkat aku sudah duduk manis dikursi makan menikmati nasi goreng kreasi sendiri. Selesai makan aku merapikan kembali meja makan dan dapur.
Aku memang paling tidak suka melihat rumah yang berantakan. Sementara diluar hujan masih turun dengan lebat. Hari ini aku ingin beristirahat. Aku mau tidur sepuas puasnya. Capek dari kemarin berpikir dan berpikir. Jadi hari ini saatnya untuk mengistirahatkan otak. Selesai merebus air aku mandi air hangat. Setelah itu aku kekamar aku tutup semua jendela dan gorden aku pasang disc lagu lagu dave koz aku putar pada volume yang sedang. Alunan lagu the dance diiringi melodi saxophone yang mendayu dayu membuat pikiranku menjadi sedikit demi sedikit lebih tenang dan santai.
Aku setel heater pewangi ruangan dikamarku yang beraroma lemon ke level empat. Kemudian aku berbaring. Memejamkan mata…. Betapa nikmatnya hidup.. Huh dingin… Aku tarik bedcover menutupi tubuhku. Aroma terapi mulai tercium. Menyentuh saraf saraf kecil di hidungku membawaku ke alam mimpi bersama alunan lembut saxophone dave koz.. Mataku terasa mulai berat. Samar samar masih terdengar lagu the dance yang terdengar semakin jauh…..
Looking back…..
on the memory on the dance we shared….
Neath the stars above…
For the moment all the worlds was right….
How coul i have known you’d ever say goodbye
and now i’m glad i didn’t know the way it all would end the way it all would go
our lives are better left to chance
i could have missed the pain but i’d of had to miss…….
The dance
+++
Aku terbangun karena ada yang menggoyang goyang bahuku. Aku membuka mata. Pandanganku masih agak agak kabur karena suasana dalam kamar yang redup “kak bangun dong, sudah siang nih!.” suara astri membangunkan aku aku bangun dan duduk ditempat tidur astri membuka gorden dan jendela. Aku turun dari tempat tidur dan kekamar mandi untuk mencuci muka keluar dikamar mandi aku lihat astri sedang merapikan tempat tidurku. “sudah lama kamu disini as?” tanyaku sambil mengambil gelas di atas nahkas dan meminum air didalamnya sampai habis.
“belum juga sih…, tadi aku ke kantor kakak, kata titin kakak tidak masuk jadi aku langsung kesini.” jawab astri sambil menepuk bantal agar empuk kembali. “kakak lagi mau istirahat jadi tidak kekantor! ” aku menjelaskan sambil menguap. “huh pemalas, mandi sana… Ada temanku yang mau bertemu dengan kakak!” dahiku berkerut melihat astri “siapa as?” “janter yang kemarin dulu kita bertemu di ulangtahun erin. Kakak masih ingat?”
“HAH” mataku terbelalak kaget.
+++
Aku cepat cepat mandi dan ganti baju sementara astri turun kebawah dan menemani janter aku tidak habis pikir kenapa aku begini bersemangatnya. Kupakai baju kaos dan celana jeans, setelah rapi dan wangi aku turun kebawah. Kulihat diruang tamu astri dan janter sedang asik ngobrol. Janter memakai baju kaos warna kuning cerah dan jumper warna hijau serta celana yang saat ini lagi trend dikalangan anak anak muda. Kuhampiri mereka berdua, entah kenapa dadaku jadi berdebar debar kencang. Seakan akan darah yang mengalir kejantungku menjadi dua kali lebih cepat.
Melihat aku datang, astri dan janter menghentikan pembicaraan mereka berdua sejenak. Aku salami janter dan langsung duduk bersama mereka. Astri menjelaskan kedatangan janter untuk memakai jasa perusahaanku. Dia mau mencetak spanduk, Dan baliho karena perusahaan tempat dia kerja, sedang mengadakan promosi dan membuat acara. Dia tahu tentang percetakan ku dari astri. Waktu astri main kerumah erin dia bertemu dengan janter. Dan janter sedang membahas masalah itu bersama erin.
Janter menjelaskan tentang spesifikasi grafisnya dan aku pun mengambil catatanku. Mencatat detil yang diinginkan oleh janter. Tiba tiba aku teringat kalau aku belum menyugukan minuman. “maaf aku sampai lupa membuatkan minuman. Hehehe,” aku berkata dengan agak malu. “tidak apa apa kok bang niko. Tidak usah repot repot” jawab janter tersenyum. Oh tuhan aku suka sekali melihat senyumnya. Begitu manis sekali. Rasanya aku tidak ingin waktu cepat berlalu.
Aku kedapur dan mengambil limun dari dalam kulkas. Menuang kedalam tiga gelas memasukan batu es lalu membawanya ke ruang tamu. Kami bertiga ngobrol dengan asik sekali. Tiba tiba astri teringat kalau dia harus cepat pulang karena dia harus segera membantu ibunya untuk membuat kue pesananan langganan mereka. Aku sedikit kecewa karena aku belum puas memandangi wajah janter. Serta ngobrol ngobrol dengannya. Janter pun nampaknya begitu juga, dia masih mau ngobrol2. Aku pun mencoba menahan janter “nanti saja pulangnya janter, lagipula aku sendirian, tidak ada teman ngobrol” aku meminta dengan cemas, semoga janter belum mau pulang “wah, kebetulan aku jg msh asik ngobrol, lagian kalau aku pulang sekarang juga, cuma bengong dirumah!” jawab janter dengan santai, aku sangat senang sekali mendengarnya.
Astri mengerenyitkan dahinya memandang aku “jadi aku pulang jalan kaki?” tanya astri setengah tersenyum “aku kan gak bawa mobil, td aku sama sama janter dengan mobilnya!” astri melanjutkan sambil memandang kami berdua bergantian. Aku menarik nafas, tidak terpikir sama sekali olehku tadi, aduh gimana ya? Aku mau lebih akrab dengan janter kalau dia pulang sekarang, belum tentu besok aku bertemu dia. Entah mengapa rasanya aku ingin menahan janter agar tidak pulang.
Aku ingin sekali berdua saja dengannya. Kulihat janter juga seperti sedang memikirkan sesuatu. Kemudian dia berdiri. Aku dan astri memandang janter, oh tuhan dia pasti mau pulang, batinku agak kecewa “aku antar astri dulu, nanti aku langsung kesini lagi” katanya sambil mengambil kunci mobilnya diatas meja. Aku langsung menarik nafas lega +++
Janter pergi mengantarkan astri pulang. Sementara itu aku cepat cepat memeriksa kulkas. Kira kira apa yang bisa dimasak. Sekarang jam dua siang. Dan aku belum makan siang. Wah untung saja stok bahan makanan didalam kulkas berlimpah limpah. Ada bermacam sayuran yang telah dipotong potong dan disimpan dalam tupperware. Ada daging sapi. Ada udang macan. Dan macam macam lagi.
Kukeluarkan semua bahan bahan yang aku perlukan. Aku lagi kepingin makan capcay. Aku mengiris bumbu dan meracik masakan capcay ala niko deswara. Saat aku menyalakan kompor gas dan meletakan wajan, aku mendengar suara derum mobil memasuki pekarangan rumahku. Aku mengecilkan api dan segera membuka pintu depan. Janter keluar dari mobil sambil tersenyum lebar melihatku. Senang sekali rasa hatiku melihat senyumnya. “ayo masuk kedalam,” ajakku. Melebarkan pintu agar dia bisa lewat. +++ Janter masuk dan mengikuti aku kedapur.
“aku sekarang sedang memasak, kamu belum makan kan?” tanyaku kepada janter. “ya kebetulan aku belum makan, aku baru saja mau mengajak kamu makan diluar.” ia memutar mutar kunci mobil ditelunjuknya. “makan disini saja. Aku lagi masak capcay” tawarku kepadanya. Dengan harap harap cemas dia tidak keberatan mencicipi masakanku. “wah boleh tuh, aku juga senang memasak…. Apa ada yang bisa aku bantu?” tanyanya dengan senyum yang sangat manis sekali. Aku membalas tersenyum tidak kalah manisnya. “boleh kalau kamu tidak keberatan, tolong kamu blender bumbu ini.” aku mengulurkan mangkuk kecil berisi bumbu yang tadi sudah aku potong.
Dengan cekatan janter memasukan bumbu dalam blender dan tak lama suara desingan blender memenuhi dapur. Sementara itu aku memotong motong sayuran kecil kecil dan mengupas kulit udang macan. Dan mencucinya sampai bersih. Selesai memblender, janter menuangkan isinya ke wajan diatas kompor. Dan menyetel api pada level paling kecil. Aku segera meniriskan udang agar airnya kering. Dan memasukan kedalam wajan panas berisi bumbu yang sudah mulai berbau harum tumisan. Janter membantuku memasukan sayuran yang tadi telah aku iris. Aku mengambil kecap manis dan menuangkan kedalam wajan.
“wah baunya enak sekali, perutku jadi semakin keroncongan!” kata janter memejamkan matanya sambil menghirup aroma capcay yang sedang ditumis itu dengan gaya ala koki di iklan iklan. Aku tertawa melihat tingkahnya yang lucu. Aku berbalik hendak mengambil vetsin diatas rak bumbu didinding. Tapi tiba tiba telunjuk janter yang sudah berlumuran mentega telah mendarat dengan mulus di atas tepat diujung hidungku. Hingga mentega berlepotan mengotori hidungku. “janter…..!” teriakku kesal sambil mencolek terasi dan berusaha untuk membalasnya. Tetapi anak itu sudah berlari secepat gasing menghindariku. Sambil tertawa ngakak. Aku pura pura kesal. “awas ya. Nanti aku balas!” ancamku sambil merengut tidak niat. Tetapi dia cuma tertawa makin keras mengejekku. Sambil memonyongkan mulutnya. “dasar jelek!” umpatku. Padahal aku suka sekali melihatnya.
Aku memadamkan api kompor karena capcay ku sudah masak. Janter menghampiriku. Melihatku menuangkan capcay kedalam mangkuk beling. Sekarang saatnya makan “kamu tunggu saja dulu dimeja makan… Aku mau menyiapkan piringnya dulu!” kataku sambil mengangkat mangkuk dan meletakkannya diatas meja makan. “biarlah aku yang bantu menyusun meja makan.” tawar janter sambil membuka lemari penyimpanan piring. Dan mengeluarkan dua buah piring keramik lalu membawanya ke meja. Aku mengambil kerupuk dari dalam lemari dan memberikan pada janter agar di letakkan diatas +++
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
