My Little Girl (episode 3)

Pagi ini setelah perkenalan itu, aku kembali ke sekolah . Aku meletakkan tas ku di mejaku dan keluar kelas. 

Pagi ini seperti biasa berbaris dan semua murid masuk ke kelasnya masing-masing, begitu pun juga dengan aku.

Aku duduk di bangku ku yang barisan paling depan itu. Guru datang dan memberi kami tugas.sejak perkenalan itu aku tidak penah melihatnya lagi. Saat jam istirahat aku lewat di depan kelasnya , bahkan aku juga tidak melihatnya sama sekali. Kemana dia pergi nya?

                                ****************

Setelah beberapa minggu aku kembali ke sekolah seperti biasa setiap pagi. Hari ini saat sedang istirahat aku menyuruh teman ku mengikat rambut ku bentuk seperti bulat. Setelah selesai kami ke ruang agama sekelas. Aku keluar kelas dan aku melihatnya sedang berdiri di depan pintu kelasnya. Aku mendengar sekilas seorang temannya mengatakan. “Leon itu dia”. Leon hanya diam saja tampa menjawab perkataan teman nya. Tiba- tiba Leon menghampiri ku yang sedang berjalan di depan kelasnya. Aku terkejut mau apa dia?. Leon mengatakan “Dia kan pacar ku?”. Sambil menatap ku. Aku tidak tau maksud dari perkataan-nya tadi. Ternyata perkataan Leon tadi di dengar oleh teman sekelasku yang sedang berdiri juga di depan kelas ku. Aku kembali ke kelas. Mereka semua sibuk dengan urusan mereka sendiri. Aku berinisiatif mendatangi mereka yang sedang berkumpul di bangku belakang. “ kalian dengar Leon  ngomong apa tadi?”. Tanya ku ragu-ragu.

“Cieee kamu suka ya sama Leon?.” Jawab seorang teman ku.

“Enggak kok”. Jawab ku 

“Baru juga di bilang Leon gitu udah baper”. Kata salah satu seorang teman sekelasku dengan judes.

Jika tidak karna perkataan Leon itu aku tidak tau bahwa ada juga sekelasku yang menyukai Leon juga.

Setelah beberapa hari setelah Leon mengatakan  itu. Aku kembali ke sekolah dan meletakkan tas ku. Pagi ini seperti biasa semua murid baris di lapangan dan setelah selesai baris semunya masuk ke kelas masing-masing namun pagi ini sedang berlangsung ujian Tangah semester.  Setelah seminggu ujian berlangsung semuanya lancar. Sudah saatnya masuk belajar seperti biasa.

Aku kembali ke sekolah seperti biasanya kali ini ujian sudah selesai . Aku meletakkan tas ku di meja ku. Aku keluar kelas. Sudah waktnya baris. Semua murid berlarian kelapangan. Aku berjalan menuju lapangan dan baris seperti biasa di mulai.setelah selesai baris semua murid masuk ke kelas nya masing-masing begitu juga dengan aku. Sampainya di kelas aku duduk di bangku ku dan guru pun masuk langsung memberi tugas. Setelah jam pelajaran guru itu habis yang tersisa tinggal jam pelajaran agama. Kami sekelas pindah ke kelas Leon. Aku duduk di barisan paling depan pojok begitu juga dengan Leon duduk di barisan depan pojok satu arahnya lagi. Guru masuk ke kelas. Guru mengatakan bahwa hari ini mengoreksi ujian kami kemarin. Kami di beri satu persatu lembar ujian. Entah siapa yang mendapat lembar ujian ku aku tidak tau dan semoga dia mengoreksi dengan bagus. Guru mulai membacakan kunci jawaban nya, aku mulai mengoreksi semua dengan perlahan-lahan. Saat dengan mengoreksi aku melihat dua teman sekelasku sedang berada di meja Leon. Salah satu nya adalah yang menyukai Leon. Aku merasa mereka hanya cari perhatian saja di depan Leon. Aku kesal tapi aku bisa apa? Aku juga bukan siapa-siapanya. Saat sedang mengoreksi kertas ujian tiba-tiba mereka berdua datang ke meja ku membawa selembar kertas ujian."Lye, lihat Leon nulis apa di kertas ujian mu."

Aku mengambil kertas ujian itu,aku melihat Leon menulis di nama ku tertulis di situ Lyea cantik , padahal saat ujian aku hanya menulis Lyea saja. Aku pun tau bahwa ternyata yang mengoreksi kertas ujian ku adalah Leon. Aku tersenyum melihat kertas ujian ku itu. Aku melihat Leon di pojok sedang menundukkan kepalanya. Meski pun mereka berdua tertawa-tawa karna kertas ujian itu , tapi aku tau pasti salah satu dari mereka yang menyukai Leon pasti kesal melihatnya.

Mereka berdua kembali ke meja mereka. Aku selesai mengoreksi ujian dan mengumpul kertas ke meja guru. Begitu juga murid lain. Aku kembali duduk di bangku ku , aku masih salting karna kertas ujian itu ‘Lye cantik ’ memikirkan nya saja sudah sangat salting ya.