Legenda master roh vol 3

0
0
Deskripsi

Lanjutan cerita sebelumnya

Bab 11 kekuatan tersembunyi

Sun ji saat ini merasa bahwa kemungkinan dia memenangkan pertarungan hanya sedikit. Dengan terpaksa dia menggunakan kekuatan yang tidak seharunya digunakan oleh seorang manusia.

Dia menyerap energi Qi dan Qu secara berlebihan sehingga menyebabkan tubuhnya memunculkan garisan dan percikan cairan kental berwarna merah. lalu dia menutup luka itu dengan seluruh sel monster yang dia miliki, sehingga menyebabkan aura hitam menyelimuti tubuhnya.

"Sebenernya aku tidak mau menggunakan kekuatan ini, tapi yang lebih tidak ingin aku mau adalah kehancuran dunia, walaupun dunia ini sangat membosankan tetapi selama aku hidup aku menemukan arti dunia yang sebenarnya." Ucap sun Ji seketika wajah bagian bawahnya membentuk garisan bulan sabit.


Dia tersenyum untuk terakhir kalinya karena setelah menggunakan kekuatan itu tidak ada orang yang pernah selamat.

Setelah selesai berkata seperti itu seketika tubuh Sun Ji berubah menjadi besar berbentuk bulat, dagingnya juga berubah menjadi cacat beserta bintikan bintikan ungu yang tersebar disekujur tubuhnya, akan tetapi kekutannya meningkatkan berkali kali lipat.

Melihat kejadian tersebut terdengar suara siulan dari mulut milk Gon hu, maksud dari Gon hu saat itu adalah untuk memujui tekad sang kakek tua itu untuk mengalahkannya.

Setelah selesai bersiul dia pun berkata, "Sangking inginnya mengalahkanku kau berubah menjadi monster yang sangat menjijikkan, mungkin ini akhir yang bagus bagimu ya the ceos. Sekarang aku akan mengakhiri rasa sakit yang disebabkan dunia untukmu."

Gon hu pun mulai memasang kuda kuda menyerang, setelah merasa kekuatannya sudah menyalur diseluruh sekujur tubuhnya, dia mengeluarkan senjata roh hitam untuk mengalahkan iblis monster milik Sun Ji.

Tidak lama kemudian muncul perisai berwarna hitam yang depannya berbentuk kepala naga, disusul armor tangan berbentuk sisik yang berwarna hitam kemerahan menyelimuti tangan kanannya.


Setelah persiapan selesai Gon hu melesat dengan langkah kaki yang sangat cepat, disusul dengan energi hitam yang bergaris seukuran tubuh manusia mengarah kearah Sun ji yang telah menjadi monster. Tanpa melakukan perlawanan sedikit pun seketika tubuhnya Sun ji menjadi abu.

Disusul dengan bercakan berwarna merah kental yang memenuhi sudut pertempuran akan tetapi kepala miliknya masih utuh. penglihatannya semakin gelap saat ini Sun ji seperti terjatuh didalam jurang kegelapan, dan selang beberapa saat kemudian ingatan masa kecilnya muncul.

Beruntung saja Gon hu sempat mengalahkan iblis monster milik Sun ji sebelum berhasil mengambil alih tubuh Sun ji sepenuhnya.

Disaat berhasil menghancurkan tubuh iblis monster Sun ji, dia berjalan kearah kepala Sun ji yang terpental akibat serangannya , disaat jarak Gon hu sudah dekat dia menekuk lututnya sambil mendengarkan ucapan Sun Ji, yang masih dapat didengar samar samar.

"Aku percayakan semuanya kepadamu Lin qi murid yang sangat aku sayangi, aku percaya kau bisa melakukan apa yang belum bisa aku capai selama hidupku."


Mendengar perkataan panutan dan mantan gurunya itu hati Gon hu menjadi luluh, "Sampai hembusan nafas terakhirmu kau masih percaya dengannya, apakah pemuda itu sangat menarik sehingga membuatmu sangat yakin dengannya," ucap Gon hu. Dia pun mengurungkan niatnya untuk mengejar Lin qi.

***

Disisi lain dengan nafas yang tidak beraturan pemuda yang dipenuhi goresan berwarna merah melangkahkan kakinya begitu cepat.

Akan tetapi saat dia akan melakukan langkah selanjutnya roh naga muncul dan menarik kerah jubah miliknya, "Apakah terjadi sesuatu Lin qi." ucap Lu nie.

Setelah itu dia melemparakan tubuh Lin qi, lalu terbang kearah Lin qi agar dia dapat meletakan tubuh itu kepunggungnya.

"Ceritanya sangat panjang ayo kita bergegas kearah gunung gufi," ucap Lin qi, setelah Lu nie tiba dia pun berniat kembali untuk membantu Sun ji.

"Tunggu aku kakek tua sialan," Guma Lin qi yang saat itu sedang mengudara. Dia saat ini sedang duduk dipunggu Lu nie dengan tenangnya, namun yang sebenarnya dia rasakan adalah kecemasan.

Selang beberapa menit mereka berdua tiba digunung gufi yang sudah menjadi lautan berwarna merah keoranyean, sampai sampai pepohon yang ada disana menjadi hitam, dan juga bundaran bergaris sebesar raksasa tercipta.

"Ayo Lu nie cepat turun," ucap Lin qi yang sudah menyadari bahwa terdapat hal yang tidak mengenakan yang menimpa Sun ji saat ini.

"Baiklah Lin qi," jawab Lu nie, dia menyetujui permintan Lin qi karena dia berpikir tidak ada alasan untuk menolaknya.

Setelah mereka berdua sampai ditempat yang sudah tidak pantas dilihat oleh manusia itu, Lin qi segera lompat dari punggung Lu nie. Lalu dia melangkahkan kedua kakinya sambil menoleh kekanan, dan kekiri untuk mencari guru yang sangat dia sayangi selayaknya keluarga keduanya.

"Diman kau kakek tua," ucapnya dengan nada keras suaranya terdengar seperti orang yang sudah putus asa.

Setelah mencari cukup lama Lin qi yang sangat putus asa itu pun tidak menemukan apa apa. Selain bercakan merah kental yang tersebar dimana mana, dia pun terus berjalan menenggelamkan kakinya kelautan merah itu.

Setelah sampai ditengah tengah bercakan berwarna merah itu, mereka berdua sangat terkejut ketika melihat kepala monster yang tenggelam dilautan cairan berwarna merah kental itu.

"Sepertinya ini adalah Kekuatan monster yang digunakan secara berlebihan. Sehingga menyebabkan tubuh si pemilik yang menggunakan kekuatan itu menjadi monster yang sangat menjikkan." ucap Lu nie yang melihat kejadian tersebut.

"Mungkinkah ini kau kakek, kenapa kau senekat ini untuk mengalahkan orang sialan itu," ucap Lin qi seketika tetesan sebutir jagung turun dari atas, membuat rumput dan pakaian milik kedua orang itu basah seketika.

Disusul dengan kilatan kuning bergaris dari awan berwarna hitam, seakan akan dunia ikut menangis atas kematian Sun Ji. Tentu saja saat ini Lin qi juga ikut menangis, karena kehilangan guru tercintanya sampai sampai air matanya berubah menjadi darah kesedihan.

"Sudahlah Lin qi jangan bersedih, mungkin hal ini cara dia untuk menebus dosa masa lalu miliknya. Aku tahu ini sangat berat tetapi aku sangat yakin bahwa kau akan mengalami kejadian yang sangat membahagiakan suatu hari nanti," ucap Lu nie dia menasihati Lin qi yang sedang terpuruk itu.

Tanpa menghiraukan Lu nie sedikit pun Lin qi berteriak sangat keras, suara keputusasan terdengan begitu jelas ditelinga dunia. "Kenapa dan kenapa orang yang aku cinta terus saja menghilang. Apakah kedatanganku didunia ini hanya akan menjadi malapetaka bagi orang lain."

Posisi Lin qi saat ini sedang bersujud, Karena rasa emosinya dia melampiasakan amarah yang sudah tidak terbendung dengan memukuli tanah. Setelah memukuli tanah dia menekan dadanya karena sesak, yang menyebabkan hal itu adalah rasa kehilangan untuk kedua kalinya.

Tentu saja saat ini Lin qi mengalami rasa putus asa yang begitu besar sampai sampai, tidak ada orang yang dapat menyembuhakan luka itu selain kasih sayang dan cinta.

Melihat kejadian tersebut Lu nie pun menunduk dan menyentuh bahu milik Lin qi lalu dia pun berkata, "Dengan kedatangan kita didunia ini saja membuat kita salah. Akan tetapi ada orang yang menyesal ketika kau tidak terlahir didunia ini yaitu kedua orang tuamu, kedatanganmu bagi mereka bagaikan anugerah yang tiada bandingnya, mereka mengajarimu untuk menjadi orang yang benar dimata dunia dan mahluk hidup."

Mendengar ucapan Lu nie barusan dia pun menghentikan tangannya lalu mengusap wajah bagian atas, "Ayo Lu nie kita pergi sekarang," ucap Lin qi yang sudah bertekad untuk membalaskan dendamnya. Selang beberapa menit langit memunculkan cahaya berwarna keoranyean ditambah garis melengkung berwarna warni.

"Sekarang kita mau kemana," tanya Lu nie yang belum mengetahui dimana Lin qi ingin pergi sekarang.

Lin qi pun menunjukan peta yang diberikan oleh sun Ji, "Apakah kau tau dimana tempat ini," tanya Lin qi dia pun menyerahkan peta itu keLu nie.

Bab 12 desa kecil

"Ya aku tahu ini adalah peta kota sebelah utara dataran Suho," sahut Lu nie yang sangat percaya diri dengan keluasan dunia yang pernah dilihatnya.

"Sebelum kita menuju kesana, ada tempat yang ingin aku kunjungi terlebih dahulu, bisakah kau mengatarku kesana," ucap Lin qi.

Tentu saja dia mau pergi kelabirin yang tidak sempat dia kunjungi satu bulan yang lalu.

"Tentu saja bisa," ucap Lu nie.

Tidak lama kemudian mereka berdua sampai di tempat labirin kuno Suho berada. Akan tetapi bangunan tua itu sudah hancur dan buku buku yang usang juga menghilang.

"Padahal dua bulan yang lalu bangunan ini masih ada," ucap Lin qi yang merasa keheranan dengan bangunan yang sudah hancur tersebut.

"Mungkinkah semua ini ada kaitannya dengan orang yang menyerang kalian berdua," tanya Lu nie.

"Mungkin saja iya, ayo kita pergi lagian tidak ada apa apa disini," sahut Lin qi. Dia saat ini merasa bahwa tidak akan mendapatkan apa apa jika tetap berada disini, mereka berdua pun melajutkan perjalanan.

Hembusan angin menggoyangkan  garisan garisan benang berwarna hitam yang tepat diatas kepala Lin qi. Sedangkan Lu nie yang saat ini sedang mengarahkan kertas emas yang ada dilengannya keatas dan kebawah, menyebabkan suara yang cukup bising terdegar, Lu nie saat ini sangat fokus untuk mengudara.

Disaat yang sama Lin qi melihat gumpalan besar berwarna putih yang berterbangan seperti kapas, dibawah gumpalan itu juga terdapat laut hijau dan garis yang berwarna biru layaknya fatomorgana yang sangat indah.

Tidak lama kemudian langit yang pada awalnya berwarna biru keoranyean berubah menjadi gelap, "Ayo Lu nie kita turun dan beristirahat, untuk perjalanannya kita lanjutkan besok saja," ucap Lin qi.

Dia menghentikan perjalanan tidak lain karena rasa lelah dan rasa sakit yang diperoleh dari pertarungannya tadi siang. Seketika tubuh besar milik Lu nie mendarat kebebatuan yang berlubang seperti pintu berbentuk setengah lingkaran.

Seakan akan mengetahui pemikiran Lin qi, Lu nie yang saat itu sudah berubah menjadi wujud manusia itu pun berkata. "Ayo kita masuk dan beristirahat Lin qi, aku tahu kau sekarang sangat lelah."

Lin qi pun mengangguk sebagai jawaban  iya, Mereka berdua pun melangkahkan kakinya kearah bebatuan tersebut. Sesampainya didalam lubang itu lu nie melepaskan baju milik Lin qi.

Dia mulai mengoleskan cairan berwarna hijau kental kegarisan garisan yang berwarna merah yang ada diseluruh tubuh Lin qi, cairan hijau kental itu adalah obat untuk menutup luka.

"Tahan Lin qi ini mungkin sedikit sakit," ucap Lu nie yang mengalirkan energi berwarna emas kearah luka milik Lin qi. Tidak lama kemudian goresan merah itu pun tertutup.

Setelah selesai menybuhkan luka milik Lin qi, Lu nie memberikan sekotak butiran berwarna putih yang dilengkapi cincangan daging rusa yang dia bawa sebelum meninggalkan gunung gufi.

"Makanlah Lin qi kau pasti lapar," ucap Lu nie dia selayaknya seroang ibu yang rela tidak makan demi anaknya.

"Bagaimana denganmu pasti kau lapar jugakan," ucap Lin qi. Dia yang saat ini berhadapan dengan Lu nie merasa tidak enak apabila dia memakan nasi itu sendirian.

"Tidak apa apa aku masih kenyang kok," sahut Lu nie dengan senyuman kecil diwajahnya, dia mengeluarkan senyuman itu agar Lin qi tidak menghiraukannya.

"Kau bohong, ayo makan bersama saja jika kau sakit besok kita akan mendapatkan masalah," ucap Lin qi, dia saat ini sangat memaksa Lu nie agar mau makan bersama.

"Baiklah kalau begitu," ucap lu nie, sebenarnya Lu nie sudah merasa lapar dari tadi siang, namun setelah melihat keadan Lin qi seperti tadi, dia mengalah agar Lin qi kembali pulih seperti sedia kala.

Akan tetapi kebaikannya itu ditolak oleh Lin qi, walapun dia merasa sakit hati, dia tetap menggunakan logika setelah Lin qi berkata seperti itu.

Jika dia sakit besok maka dia akan lebih menyulitkan Lin qi, mereka berdua  menyantap makanan tersebut suap demi suap walapun makanan itu sedikit, rasanya seperti sangat nikmat sekali dikarenakan mereka makan bersama.

Tidak ada makanan yang lebih enak dari makanan yang dimakan secara bersama sama. Setelah selesai menghabiskan makanan itu mereka berdua  tertidur sangat pulas, keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan.

Setelah cahaya yang menyilaukan mata sejajar dengan kepala, Mereka  melihat desa yang diserang oleh segerombolan monster batu, yang tubuhnya dipenuhi dengan goresan merah yang apabila disentuh melelahkan daging manusia.

Semburan nafas panas dari mulut Lu nie melesat kearah segerombolan monster batu larva. itu lah nama dari monster yang menyerang desa kecil yang penduduknya hanya beberapa ratus orang.

Disisi lain Lin qi berdiri lalu melentangkan tubuhnya kearah bawah. Sehingg membuat dirinya terjun bebas suara bising dari gesekan angin terdengar sangat nyaring, didaun daging yang tepat berada disamping kepala miliknya.

Disaat yang sama Lin qi juga mengeluarkan serangan kilatan biru yang telah dicampur dengan energi Qi, kearah semburan hawa panas yang melesat itu.

Pemuda yang tidak merasa puas itu pun melanjutkan serangannya lagi dengan cara melepaskan Qu angin, yang sudah dicampur dengan serangan bergaris berwarna merah. Setelah serangaan itu menghantam tanah, tiba tiba terdengar suara bising seperti gunung meletus dari arah bawah dan tidak lama kemudian tanah berterbangan keatas.

Akan tetapi monster yang berhasil mereka hancurkan hanya sebagian saja.  Di saat Lin qi akan menyentuh dataran rata berwarna coklat, dia  segera memijak udara yang ada disekelilingnya dengan energi Qi agar tubuhnya tidak terluka.

Penduduk desa yang ada disana hanya terdiam dan terus memandangi tubuh Lin qi yang terbang itu. "Lihat lah pemuda itu dia seperti burung yang bebas, dan juga lihatlah naga emas yang sangat langka itu," ucap salah satu penduduk desa.

Dia memandangi Lin qi dengan penuh kekaguman sampai sampai  mata yang dimiliki olehnya tidak berkedip sedikit pun. Setelah pemuda itu menyentuh tanah, tiba tiba warga desa melihat Langkah kaki yang tidak bisa terlihat oleh mata biasa mengarah kesegerombolan monster itu.

Langkah kaki itu adalah serangan cepat yang dikeluarkan oleh lin qi, sangking cepatnya gerakan Lin qi sehingga warga desa  hanya melihat aura biru saja.

Tidak lama kemudian Lin qi melemparkan besi tajam, dan terjadilah kobaran api yang disusul dengan suara ultrasonik yang bisa menghancurkan gendang telinga.

Disaat ledakan pertama belum selesai ledakan yang berulang pun terus menerus tercipta, sehingga membuat garis lurus berbentuk zizak muncul diarena pertempuaran itu.

Tidak lama kemudian bongkahan batu berhaburan seperti kapas, yang ditiup hembusan angin. Bongkahan batu itu adalah tubuh monster larva yang telah menjadi kepingan yang tidak berbentuk.

"Serangan apa tadi, dan latihan seperti apa yang dia lakukan sehingga menjadi kuat seperti itu," ucap pemuda seumuran Lin qi dia merasa kagum dengan apa yang barusan dilihatnya.

Setelah monster habis tidak bersisa langkah beratus kaki terdengar dan menuju kearah Lin qi berada sekarang. dan suara bising yang mengucapkan terimakasih atas pertolongannya terdengar saling bersahutan.

Mereka semua saat ini sangat beruntung karena pertolongan Lin qi, andai saja dia tidak datang maka sudah dipastikan desa berserta orang yang tinggal disana akan musnah.

Setelah Lin qi mendapatkan ucapan  terima kasih seketik tubuhnya  pun melayang keatas bagaikan pahlawan yang menciptakan perdamaian dunia.  Setelah beberapa menit kemudian langit memunculkan cahaya merah keoranyean.

"Sebentar lagi gelap kalian menginap disini saja," ucap tetua desa yang ingin menjamu mereka berdua, sekali gus dia juga akan merayakan atas keberuntungan hari ini yang menimpa mereka semua.

"Benar apa yang diucapkan tetua desa barusan," ucap Lu nie yang setuju dengan tetua desa.

Melihat gadis cantik yang asing para penduduk desa  mengeluarkan suara pelan tapi saling bersahutan. "Siapa itu," begitu lah isi suaranya.

"Kalian tenanglah dia adalah naga emas yang aku tunggangi tadi, dia memiliki kekuatan sepesial untuk merubah wujud menjadi manusia," ucap Lin qi. Dia memberitahu begitu agar tidak ada rasa kebingungan sedikit pun karena kemunculan  Lu nie yang tiba tiba.

Mendengar pernyataan barusan seketika suara bising tadi tidak terdengar lagi. "Sudah tidak usah dipikirkan mari kita berpesta saja," ucap salah satu penduduk desa.

Hawa panas berwarna merah yang tercipta dari tumpukan kayupun tersusun dipenjuru desa. Dan juga kumpulan hewan berwarna pink yang tidak memiliki leher diletakan, diatas tumpukan hawa panas berwarna merah itu sambil diputar beberapa orang.

Ada juga cairan berwarna biru tua yang berada didalam wadah berbentuk bulat lonjong sudah dipersiapkan. "Ayo kita lewati malam ini dengan pesta," ucap para penduduk yang serempak  meminum cairan biru tua yang memabukkan itu.

Suara tawa terdengar dimana mana seakan akan mereka  tidak mengalami masalah saat tadi siang. Keesokan harinya disaat Lin qi akan meninggalkan desa kecil itu, dia dihadang oleh tetua desa.

Lalu tetua desa itu pun memberikan sedikit benda berbentuk bulat berwarna emas ke Lin qi, "Ini buat bekal kalian mungkin jumbelahnya sedikit tapi cukuplah untuk beberapa hari yang akan datang, tolong  mohon diterima," ucap tetua desa dia sekali lagi memberi bantua ke Lin qi.

Jika dia menolak maka orang orang desa itu akan membencinya, sehingga Lin qi pun menerima benda tersebut. Setelah koin emas itu sudah diletakan kedalam baju, mereka berdua  melajutkan perjalanan lagi.

Hujan badai mereka lalui bersama canda dan tawa mereka lakukan sehingga menyebabkan ingatan kejam beberapa hari yang lalu. Berhasil dilalui oleh pemuda yang hampir kehilangan kepercayaan akan dunia yang ditinggalinya.

Sesekali mereka juga mendarat kekota untuk menyiapkan perbekalan, selang beberapa minggu kemudian mereka berdua sampai ditempat tujuan.

Bab 13 zung xi

Langkah kaki dan suara bising terdengar dimana mana kota dengan bangunan besar abad pertengahan, dan pedagang kaki lima. Selayaknya kumpulan semut yang akan  mereka lihat sebentar lagi.

Ladang tumbuhan setinggi badan manusia  yang buahnya berwarna kuning bergerigi. dan  pemandangan kelopak berwarna warni  membentuk lingkaran sejajar yang beraturan, dan batang kayu yang atasnya berwarna hijau tersusun rapi disepanjang jalan menuju kekota yang ramai itu.

"Lihat lah pemandangan yang sangat indah itu, rasanya aku ingin tinggal disini saja ah." Ucap Lu nie yang sangat menikmati pemandangan yang saat ini dilihatnya.

"Tidak bisa begitu dong kau sangat egois sekali, apakah kau lupa dengan tujuan kita datang kesini. oh iya Lu nie senjata para  roh itu seperti apa?" Tanya Lin qi sebenarnya dia belum mengetahui apa yang dimaksud dengan senjata roh itu.

"Nanti saja kita cari tempat yang pas untuk berbicara,  soalnya aku juga akan menceritakan tentang  ke4 roh termasuk diriku. Jika kau bertanya tentang senjata roh." ucap lu nie.

"Ok kalau begitu, aku semakin tidak sabar mendengar ceritamu," ucap Lin qi.
Selang beberapa menit mereka sampai ditumpukan batu beton yang melingkar setinggi 70 kaki.

Ditengah tumpukan batu itu terdapat benda yang bisa membuka dan menutup yang dijaga sekelompok orang, yang mengenakan zirah berwarna putih
hitam yang saling melengkapi. mereka juga dilengkapi besi panjang yang ujung-ujungnya lancip. Orang yang menjaga benteng itu sangatlah menakutkan.

"Kalian siapa dan berasal dari mana," tanya peria besar yang menodongkan tombaknya kehadapan Lin qi.

"Kami adalah pengelana yang berasal dari desa Linqia, namaku Lin qi, dan gadis yang berada disebelahku ini bernama lu nie." ucap Lin qi dia juga mengenalkan Lu nie sekalian.

"Baiklah kalian boleh masuk,"  Mendengar nama desa Linqia semua penjaga yang ada disana tidak memandang dengan wajah menakutkan lagi. Mungkin saja karena wilayah itu adalah bagaian dari pulau suho juga, sehingga mereka menggap Lin qi dan Lu nie bukanlah sebuah ancaman.

Mereka berdua  memasuki kota yang di penuhi oleh penduduk dari penjuru dunia, setelah para penjaga gerbang itu membolehkan mereka masuk kedalam "Ayo kita mengisi perut dahulu, aku tahu kau pasti laparkan" ucap Lin qi.

"Ide yang bagus tuh soalnya dari kemarin kitakan belum makan," ucap Lu nie yang menyetujui saran dari Lin qi. Memang benar mereka kemarin tidak menemukan makanan sedikitpun.

Mereka berdua pun berkeliling kota untuk mencari bangunan yang menjual makanan. Selang beberapa menit mencari tanpa henti mereka menemukan bangunan yang dicari cari oleh mereka berdua.

Sesampainya direstoran cepat saji yang menyediakan masakan hewan berwarna merah yang memiliki campit, dan juga bermacam-macam daging yang sangat lembut dan lenzat. Lin qi dan Lu nie segera duduk dikayu yang berbentuk seperti angka empat, namun terbalik dan juga didepan benda itu terdapat meja untuk meletakan makanan. Tidak lama kemudian berbagai macam makanan tersedia dihadapa mereka, tanpa basa basi kedua orang itu segera menyantap makanan yang barusan tiba.

Setelah  menghabiskan semua makanan tanpa sisa, mereka  mulai melangkahkan kakinya kewilayah yang tidak dikenal lebih dalam. untuk menemukan tepat yang ada didalam peta yang diberikan oleh sun ji.

***

Selang beberapa jam mereka sampai dibangunan beratap segitiga, yang semua sisinya ditutupi oleh tanah liat berwarna merah kecoklatan yang berbentuk pipih tersusun rapi, dan juga batu berwarna oeranye yang telah direkatkan oleh cairan berwarna abu abu sehingga membentuk dinding berwarna kuning muda.

Lin qi pun mengetuk pintu dengan tangannya perlahan, dan tidak lama kemudian seorang peria berambut putih menarik besi melengkung dari dalam.
Sehingga pintu yang pada awalnya tertutup kini sudah terbuka dengan lebar, sampai sampai Lin qi dan Lu nie melihat benda benda yang ada didalam rumah itu.

Lalu pria berambut putih itu pun berkata, "Siapa kau? Dan apa urusanmu datang kesini?"

Mendengar pertanyaan barusan Lin qi pun mulai memperkenalkan dirinya, "Perkenalkan namaku Lin qi murid dari orang bernama Sun Ji dan dia Lu nie roh naga yang mengikutiku, alasanku kesini dikarenakan permintaan guruku, sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya."  

Mendengar perkataan Lin qi barusan seketika wajah yang pada awalnya berseri seri tanpa adanya beban sama sekali. Berubah menjadi butiran air seperti embun yang keluar dari bagian wajah berwarna putih, yang ditengahnya berwarna coklat. Akan tetapi peria tua yang bernama Zung xi berusaha menahan  air  agar tidak keluar dari matanya walapun hanya satu tetes.

"Coba ceritakan apa yang terjadi," ucap Zung xi sambil menarik lengan kedua pemuda itu.

Lin qi pun mulai menceritakan semua yang telah terjadi ke Zung Xi, setelah mendengar cerita Lin qi tetesan air berbentuk embun sudah tidak dapat lagi dibendung, layaknya banjir yang menerjang perumahan sehingga membuat orang kesulitan.

"Sebelum Sun Ji menghembuskan nafas terakhirnya, apakah dia pernah berpesan untuk memberikan senjata roh elang kepadamu," tanya Zung xi.

"Iya paman, saat dia  sedang bertarung mati matian dengan manusia sialan itu dia memberikan peta ini, dan dia menyuruhku untuk datang ketempat itu. Ngomong ngomong apakah kau mengetahui tentang senjata roh itu," tanya Lin qi untuk memastikan hal yang masih ambigu.


"Ya aku mengetahuinya tetapi senjata itu tersimpan dipohon dunia sebelah utara, dataran the Library tepatnya dipulau Quino dihutan roh, ini peta dari hutan roh," ucap Zung xi, dia pun memberikan kertas yang terbuat dari kulit binatang yang telah tergambar garisan penunjuk jalan ke Lin qi.

"Terimakasih paman kalau begitu kami pergi dulu ya," ucap Lin qi, mereka pun bersiap untuk melangkah keluar dari ruangan itu.

Bab 14 asal muasal roh

Ketika mereka bersiap akan pergi Zung xi menawarkan Lin qi dan Lu nie untuk tidur dirumahnya, akan tetepi Lin qi menolaknya dengan lembut.

Mereka berdua segera mencari penginapan untuk berteduh dari dinginnya malam, "Oh iya Lu nie bagaimana kalau kita mengumpulkan uang dikota ini terlebih dahulu," ucap Lin qi yang terpikirkan ide seperti itu.

"Ide yang bagus tuh tapi bagaimana caranya," ucap Lu nie. Tentu saja Lu nie saat ini belum terpikirkan cara untuk mencari uang dengan cepat.

"Tadi aku melihat bangunan yang bertuliskan guild petualang, dan disaat yang sama ada seseorang yang memegang kantong yang berisikan koin keluar dari sana, bagaimana kalau besok kita pergi kesana untuk bertanya." Ucap Lin qi.

"Ok" sahut Lu nie. Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka berdua sampai ditempat yang mereka cari.

"Paman kami ingin memesan dua kamar apakah masih ada," ucap Lin qi dia dengan senyuman kecil bertanya kepada paman yang usianya sekitar 30 tahun.

"Kalau dua sih tidak ada, soalnya kamar yang ada disini sudah penuh akan tetapi masih ada satu kamar yang masih kosong," ucap pria yang menyambut tamu.

"Bagaimana Lu nie apakah kau tidak masalah," tanya Lin qi, sebenarnya saat ini Lin qi merasa tidak enak dengan Lu nie, namun untuk memastikannya dia bertanya kepada Lu nie seperti itu.

"Tidak apa apa," ucap Lu nie.

Tentu saja tidak ada pilihan lain selain tidur sekamar, jika Lu nie menolaknya maka mereka akan tidur dijalanan.

"Baiklah paman kami memesan satu kamar untuk satu bulan, oh iya berapa biayanya paman," Tanya Lin qi.

"Untuk biaya perharinya 1 koin emas berarti kalau satu bulannya 30 koin emas," ucap pria itu.

Penjelasan mata uang dataran the library.

1 koin tembaga =1000 Rp.

1 koin perunggu=10 koin tembaga= 10,000 Rp.

1 koin perak=10 koin perunggu= 100,000 Rp.

1 koin emas =10 koi perak= 1,000,000 Rp.

"Ini uang nya paman tiga puluh koin emas," ucap Lin qi.

Setelah selesai melakukan teranksaksi Mereka berdua masuk kekamar yang sama. "Oh iya Lu nie katanya kau mau menceritakan tentang roh dan senjata yang digunakan oleh roh," tanya Lin qi. Saat ini dia sangat ingin mendengar cerita tentang roh.

"Baiklah sekarang aku akan mulai menceritakannya dengar baik baik, aku mulai dari awal mula roh ada didunia ini saja dulu," ucap Lu nie. Lin qi pun menggangguk sambil memperhatikan Lu nie.

"Dilihat lihat dia cukup cantik juga ya," batin Lin qi. Dia baru sadar sekarang bahwa gadis yang ada dihadapannya itu sangatlah cantik.

Lu nie pun mulai bercerita.

"Pada awal dunia ini tercipta terdapat tumbuhan berbatang dan berdaun bentuk dari tumbuhan itu seperti kelopak bunga yang belum mekar.

Jika tumbuhan itu dipukul dengan keras maka tidak akan pernah hancur, dan tumbuhan berwarna coklat ke abu abuan itu tersebar dimana mana, sehingga daratan yang ada didunia ini dipenuhi olehnya.

Selang beberapa tahun tumbuhan itu terbuka dan secara bersamaan muncul butiran butiran berwarna emas yang menyilaukan mata, butiran itu seperti kunang-kunang. Cahaya itu adalah wujud Pertama dari roh, dan batang dari kelopak itu memuai dan menjadi lautan hijau yang memenuhi daratan.

Sedangkan daun dari tumbuhan itu dimakan oleh parasit yang saat ini sudah menjadi hewan atau pun monster. Selang beberapa tahun wujud roh sudah terbentuk dan secara bertahap kekuatan roh mulai muncul, dan para roh pun mulai membangun peradaban. Dan selang beberapa abad kemudian parasit model baru yang memakan Bangkai roh muncul.

Cerita ini adalah Kejadian damai yang kami alami sebelum kemunculan parasit model baru. Hari hari damai pun berlalu begitu cepat dan para roh yang haus akan kekuasaan mulai membunuh sesama, pada saat itu terjadi bencana yang sangat mengerikan.

Asal kau tahu saja saat itu bumi seperti memuntahkan isinya benua yang pada awalnya hanya satu, berubah menjadi lima daratan besar dan beberapa pulau kecil. Aku dan ketiga saudaraku juga ikut serta dalam pertempuran yang tiada habisnya itu.

Karena semakin banyak nyawa yang aku renggut menyadarkanku dan ketiga saudaraku, bawah tindakan yang kami lakukan bukanlah tindakan yang harus diteruskan.

Setelah aku berusaha keras untuk menyadarkan ketiga roh yang sudah aku anggap sebagai saudara kadung, akhirnya mereka mau menghentikan pertempuran yang tidak ada habisnya.

Setelah mereka bertiga sadar kami mulai berkeliling dunia, untuk menyadarkan para roh yang masih tersesat dijurang berwarna hitam yang sangat menakutkan. Setelah usaha yang cukup berat kami pun berhasil memdamaikan semua.

Akan tetapi ada salah satu roh yang menentang hal tersebut dia adalah roh hitam bernama Dayoner. Yang sekarang kekutannya sudah diambil oleh pria yang membunuh Sun Ji kemarin, roh hitam pun membantai satu persatu roh yang masih tersisa. Dan para parasit model baru yang memakan bangkai roh mulai menjadi mahluk yang berakal, selayaknya roh akan tetapi mahluk itu bertubuh kecil dan mahluk itu adalah manusia.

Setelah kami memiliki tekad yang sangat besar untuk melindungu dunia. tiba tiba muncul cahaya yang didalamnya, terdapat senjata keempat roh dan keempat senjata itu pun memilih pemiliknya masing masing. Dan senjata yang memilihku bernama sword fels"

Tidak lama kemudian Lu nie mengeluarkan besi tajam, yang cukup panjang berbentuk gelombang berwarna merah keemasan.

lalu Lu nie pun berkata lagi, "Ini senjata yang barusan aku maksud, senjata ini bertipe elements api dan cahaya, dan senjata ini juga dapat melesatkan sisik naga yang tidak terbatas.

Untuk senjata yang memilih roh kura kura bernama mace chain, senjata itu berbentuk seperti tali yang terbuat dari besi bulat lonjong yang saling berkaitan. Dan diatas rantai besar itu terdapat besi besar berbentuk bulat berwarna Oranye kecoklatan dan senjata itu bertipe elements tanah.

Sedangkan senjata yang memilih roh elang bernama sky wing, senjata itu berbentuk sayap yang apabila dikepakan bisa mengeluarkan jarum beracun, dan juga senjata itu bisa berubah bentuk kesenjata yang pemiliknya mau senjata itu bertipe elements angin.

Dan senjata yang memilih roh macan berbentuk armor tangan yang dapat meningkatkan kecepatan, dan juga dapat mengeluarkan gelembung air yang bisa meledak. dan sebuah seruling yang dapat menciptakan sebuah ilusi tanpa ujung senjata itu bertipe elements air dan petir."

"Ceritanya di lanjutkan tidak nih," tanya Lu nie. Dia bertanya seperti itu dikarenakan melihat Lin qi yang sudah menguap. Sehingga Lu nie merasa tidak enak apabila melanjutkan ceritanya.

Bab 15 misi berbahaya

Akan tetapi Lin qi tidak berpikir seperti itu dia malah sebaliknya Lin qi yang sangat antusias itu pun berkata. "Silahkan saja kenapa tidak," padahal saat ini dia sangat mengantuk sekali.

"Pada Saat sudah mendapatkan senjata yang sangat hebat itu kami mulai menyerang markas Dayoner yang berada didataran the Libariy. Sekarang markas yang dimilikinya sudah menjadi abu karena pertempuran sengit antara roh baik melawan para roh jahat. Karena pertempuran sengit yang berlangsung tujuh hari lamanya, gunung gunung yang ada didataran Libariy meletus saling bersahutan, sehingga hal itu menyebabakan dataran Libariy menjadi seperti sekarang. Sudah itu saja yang dapat aku ceritakan kepadamu." Ucap Lu nie. Lu nie saat ini tidak mau melanjutkan ceritanya karena merasa tidak enak dengan Lin qi

"Baiklah kalau begitu ayo kita tidur," ujar Lin qi. Perilaku Lin qi sangat jelas dimata Lu nie, Lin qi saat ini benar benar sangat mengantuk.

Langit hitam yang sangat menakutkan pun berubah menjadi langit berwarna biru tua, ditambah sinar yang menyilaukan mata berwarna emas membangunkan mereka berdua.

Seorang pemuda laki laki itu pun terbangun dan membuka tirai yang menutupi cendela kamar, dia melihat matahari terbit yang sangat indah untuk dilihat oleh mata. Seorang wanita muda yang umurnya beribu ribu tahun tiba tiba ada dibelakangnya, "Bukankah matahari itu sangat indah," tanya Lu nie.

"Ya kau benar Lu nie, tetapi aku merasa bingung dengan matahari itu, dia rela bangun pertama kali untuk melakukan tugasnya, tetapi setelah dia selesai melakukan tugasnya entah kenapa dia menghilang tanpa jejak. Kenapa dia mau melakukannya padahal tidak ada satu pun orang yang menghargai jasanya, gelar pahlawan saja tidak cukup untuk dimiliki oleh matahari." sahut Lin qi. Yang saat ini sedang memandang matahari dari balik cendela.

"Perkataanmu tidak sepenuhnya benar, pahlawankan biasanya dipuja dan dikenal diseluruh negeri, tetapi aku tidak pernah menggap hal itu pahlawan yang sebenarnya," ucap Lu nie. Sudut pandang Lu nie tentang pahlawan sangat berbeda dengan kebnyakan orang.

"Terus pahlawan sebenarnya itu seperti apa menurutmu?" Tanya Lin qi kepada Lu nie. Saat ini Lin qi sangat penasaran dengan jawaban yang akan diberikan oleh Lu nie.

Lu nie pun menjawab pertanyaan Lin qi, "Pahlawan yang sebenarnya tidak akan menujukan bahwa dia adalah seorang pahlawan contohnya seperti matahari itu. Mungkin pemikiranku ini terlalu naif tetapi bukankah seorang pahlawan tidak akan pernah mengharapkan imbalan dari jasa jasanya."

Mendengar hal itu Lin qi mulai membantah tentang anggapan Lu nie.
"Tetapi menurutku pahlawan yang sebenarnya bagiku adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya sendiri, dan tidak pernah berbuat jahat sama sekali, jika matahari berbeda cerita dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak terbit. Maka dari itu aku menganggap gelar pahlawan saja tidak cukup untuk matahari, tapi kedudukan matahari jauh lebih besar dari pahlawan." Lin qi memberikan pemikirannya tentang pahlawan yang sebenarnya dari sudut pandangnya kepada Lu nie.

Setelah keheningan menimpa mereka berdua Lin qi segera mengajak Lu nie untuk pergi ketempat yang dibicarakannya kemarin, "Sudah ayo kita keguild petualang."

"Baiklah," mereka berdua melangkahkan kaki menuju keluar.

Selang beberapa menit mereka sampai dibangunan besar dan menggah disana terdapat postur misi yang harus dituntaskan, dan disamping postur itu ada seorang wanita bertelinga panjang ras wanita itu bernama elf, dia bernama Lean.

Setelah melihat ada orang yang masuk kedalam ruangan itu Lean pun menyambut Lin qi dan Lu nie dengan hangat, "Selamat datang diguild petualang perkenalkan namaku Lean, ada yang bisa saya bantu."

"Kami ingin mencari uang apakah disini ada pekerjaan," tanya Lin qi dengan kesopanannya.

Wanita itu tersenyum kecil lalu berkata, "Ada pekerjaan utama yang dapat mendapatkan uang banyak, akan tetapi pekerjaan itu sangatlah berbahaya."

"Pekerjaan apakah itu dan apa persyaratannya," tanya Lin qi lagi.

"Mengecek dataran berpasir yang ada disebelah Utara kota ini, tetapi dataran itu sudah memakan banyak korban, para korban itu meliputi petualang tingkat A sebanyak 30 dan 500 petualang tingkat B, C, D dan E, memang tugas ini sangat beresiko tetapi bayarannya sebanding tugasnya. Ada juga tugas yang ringan seperti mencari kucing yang tersesat, sampai membunuh monster yang mengganggu kota. Oh iya sebelum itu coba tunjukan kartu petualang kalian," Lean bertanya kepada Lin qi, untuk saat ini dia belum mengetahui bahwa Lin qi dan Lu nie belum mempunyai barang yang disebut dengan kartu petualang itu.

"Kartu petualang? kami belum punya apakah kau bisa membuatkannya untuk kami." Lin qi bertanya kepada Lean dengan antusianya. Karena kartu petualang itu adalah sayart utama untuk mengambil tugas dari guild petualang.

"Tentu saja bisa akan tetapi kalau mau membuatnya memerlukan biaya. Maaf ya kalau aku menyinggumu," ucap Lean, dia menundukan kepalanya.

"Oh tidak apa apa kalau begitu tolong buatkan untuk kami," dengan hangat Lin qi manyahut seperti itu.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Lean yang berjalan kedalam kembali kehadapan Lin qi. Dia berjalan sambil menggenggam dua keping kartu yang misterius dimata Lin qi. "Ini kartunya sudah siap, untuk biayanya dua keping koin emas." Ucap Lean dia pun meletakan kartu itu keatas meja.

Lin qi memasukan tangannya kesaku lalu berkata, "Kami sudah memiliki kartu petualang, dan saat ini kami akan mengambil misi untuk menelusuri dataran berpasir agar tidak ada lagi korban, ini dua keping koin emas."

"Benarkah apa yang barusan kau katakan, misi ini sangat berbahaya Lo," ucap Lean.

"Tidak perlu khawatir kami akan menyelesaikan misi ini," ucap Lin qi.
 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Legenda master roh vol 4
0
0
Lanjutan cerita sebelumnya
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan