
Mungkin kalian tahu sendiri Indonesia kebanyakan umat Islam, jadi yang kalian tahu berpuasa cuma untuk umat Islam doang. Padahal, aku sebagai umat Hindu juga berpuasa.
Puasa berasal dari bahasa Sansekerta “उपवासः” (latinnya kalian cari sendiri) yang artinya tidak makan & minum. Sebenarnya, hampir semua umat di dunia berpuasa di waktu tertentu.
Umat Hindu berpuasa dua kali dalam setahun, yaitu mulai malam Siwaratri & Nyepi. Kedua hari itu sama-sama berdurasi 24 jam, bedanya pada hari Siwaratri...
Pendahuluan
Ketut, seorang mahasiswa jurusan sejarah ingin mengajak pembaca untuk mengulas bagaimana tantangan umat Hindu berpuasa yang lebih berat beserta tantangan lainnya. Semua yang pembaca membacanya adalah pengalaman Ketut itu sendiri. Ketut tidak sendiri, ia mengajak beberapa temannya untuk berpuasa bersama.
Jalan Cerita
Tantangan Pada Malam Siwaratri
Kemarin, universitas meliburkan para mahasiswa 2 hari karena besoknya mahasiswa harus tidur dahulu. Ketut & teman-temannya pun senang mendapatkan istirahat, mengingat besok malamnya mereka akan bergadang 36 jam. Belum lagi mereka harus bangun untuk makan & minum karena umat Hindu akan berpuasa 24 jam. Dan, umat Hindu juga akan bertapa 12 jam.
Hari ini, Ketut benar-benar tidur sampai sore pukul 16.00. Setelah itu mandi & membaca sedikit buku-buku. Pada pukul 17.00, Ketut mengambil makanan dua porsi & minuman berupa air minum 8 liter. Memang kelihatannya agak gila, tapi itulah caranya sehingga tidak mati kelaparan & kehausan, karena puasa 24 jam tidak ada jedanya selayaknya umat Islam ketika berpuasa. Dan tepat pada pukul 18.00, Ketut melaksanakan Puja Tri Sandya & siap-siap ke pura untuk bertapa.
Di situlah ia mendapatkan tantangan, mulai dari matanya lelah sampai agak membosankan karena bertapa. Keesokan harinya pukul 06.00, Ketut pulang ke rumah, mandi, & Puja Tri Sandya. Apakah hal ini masih berlanjut? Tentu masih. Agar tidak mengantuk, Ketut mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Jika masih ada waktu, Ketut membaca buku lagi. Kali ini Ketut tidak membaca buku pelajaran, melainkan membaca kitab suci Weda. Pada pukul 12.00, Ketut berhenti membaca buku untuk melasanakan Puja Tri Sandya. Tepat pada pukul 17.00, Ketut mandi. Jika masih ada waktu, ia membaca buku lagi dengan perut keroncongan sejak pagi.
Akhirnya pukul 18.00 waktunya makan. Tapi sebelum makan & minum, Ketut terlebih dahulu melaksanakan Puja Tri Sandya. Setelahnya, Ketut makan & minum sampai kenyang. Setelah makan & minum, Ketut membaca lagi, namun kali ini adalah cerita rakyat. Karena hanya sampai 4 jam, Ketut buka media sosial untuk melihat kabar terkini dari teman-temannya. Beberapa teman ada yang mengunggah cerita pengalaman ketika melaksanakan malam Siwaratri. Akhirnya pukul 24.00/00.00, Ketut pun tidur dengan lelap.
Tantangan Pada Hari Nyepi
Kemarin, universitas meliburkan para mahasiswa 2 hari karena perayaan Nyepi. Ketut & teman-temannya pun senang, tetapi harus dijalani dengan membosankan karena tidak adanya hiburan yang menemaninya. Mereka juga tidak boleh keluar rumah kemana-mana, tidak boleh menghidupkan lampu, tidak boleh beraktivitas (kecuali satpam & layanan vital) & berpuasa.
Kemarin juga saat sore s.d malam, Ketut, teman-temannya, & seluruh warga tanpa mengenal usia & jenis kelamin, merayakan pertunjukkan ogoh-ogoh & setiap perwakilan dari desa-desa mengarak ogoh-ogoh sampai pada saatnya untuk dibakar. Karya ogoh-ogoh nya sangat beragam, namun terlihat seram. Ini bertujuan agar dapat menangkal roh-roh jahat yang setelahnya langsung dibakar. Sebelumnya, Ketut terlebih dahulu melaksanakan upacara pengusir roh-roh jahat yang di mana diarakkan ke rumah & berakhir di luar area rumah/gang. Setelah menonton ogoh-ogoh, Ketut & teman-temannya pulang.
Besoknya pada pukul 05.00, Ketut bangun & langsung makan dua porsi & minum 8 liter air minum. Setelah itu, ia mandi. Pada pukul 06.00, Ketut melaksanakan Puja Tri Sandya. Setelahnya, untuk menemani waktu, Ketut membaca kitab suci Weda sampai pukul 12.00 karena harus melaksanakan Puja Tri Sandya, kemudian lanjut lagi walaupun dalam perut keroncongan.
Pada pukul 17.30, Ketut mandi, ganti baju, & langsung melaksanakan Puja Tri Sandya pada 18.00. Lalu, Ketut tidur. Pada pukul 20.30, Ketut bangun & melihat banyak sekali bintang di langit. Ketut yakin, Nyepi memberikan kejutan, bahkan terbukti menghemat listrik & mencegah polusi cahaya. Benar-benar serasa berada di bukit atau gunung. Satu setngah jam kemudian, Ketut kembali ke kamar & tidur dengan lelap. Besok paginya pukul 05.00, Ketut bangun, mandi, ganti baju, & melaksanakan Puja Tri Sandya pada pukul 06.00. Setelah itu, barulah Ketut makan & minum sepuasnya, main media sosial sepuasnya, & bertemu dengan teman-temannya.
Akhir Cerita
Demikianlah cerita Ketut yang mengulas bagaimana tantangan umat Hindu berpuasa beserta tantangan lainnya. Cerita tersebut kemudian diunggah ke media sosial & banyak orang mengetahuinya & menyukanya. Ketut berharap cerita ini dapat menambah wawasan masyarakat yang minim literasi.
Selesai!
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
