
Xavier Matthew mengalami kebangkrutan. Perusahaannya diambang kehancuran, hutang di mana-mana dan harapannya hanya satu sahabatnya Jason Anderson. Jason adalah pengusaha sukses sekaligus CEO Anderson Corp. Dia terbang ke New York bertemu dengan Jason. Yang tidak pernah dia duga, sekretaris Jason adalah mantan istrinya dan ibu dari putra kecilnya.
Chelsea Avrielly, ibu dari seorang gadis kecil yang cantik. Gadis kecilnya yang selalu bertanya di mana ayahnya dan dia...

Chelsea sedang menyusun jadwal Jason untuk satu minggu ke depan. Atasannya memang orang yang sangat sibuk, jadwalnya selalu berubah. Jadi, lebih baik dia menyusunnya dari sekarang. Biar besok dia bisa menikmati hari Minggu penuh dengan gadis kecilnya. Mengingatnya membuatnya tersenyum sendiri, gadis kecilnya sangat bersemangat bersekolah, makanya tadi bangun sangat cepat. Ponselnya berbunyi, dia melirik layar ponselnya yang menampilkan nama Miss Serena.
"Halo—" sapaanya terputus, ketika mendengar suara Miss Serena yang panik, mengatakan gadis kecilnya ada di rumah sakit. Gadis kecilnya mengalami kecelakaan kecil di sekolah. Bagaimana mungkin, Tuhan? Dia menutup teleponnya dan menaruh ponselnya ke dalam tasnya. Dia meninggalkan pesan singkat kepada Jason. Dia berlari keluar sampai tubuhnya tidak sengaja menabrak seorang pria.
“Maaf.” Chelsea menunduk sekilas, sebagian rambutnya menutupi wajahnya.
“Hati-hati, Miss,” gumam suara maskulin yang terdengar tidak asing, tetapi dia tidak punya banyak waktu untuk melihat wajah pria yang baru saja dia tabrak. Dia sudah memesan taksi dan sekarang taksinya ada di pintu utama.
Lalu lintas sangat macet, butuh setengah jam sampai taksinya berhenti di depan rumah sakit. Chelsea turun dari taksi, tidak memedulikan teriakan supir taksi yang ingin mengembalikan uangnya yang lebih. Sinar matahari menyorot matanya seperti laser, tetapi dia tidak punya waktu untuk mengambil kaca mata hitam dari dalam tasnya dan mengenakannya. Dia berlari di sepanjang lorong rumah sakit, mencari nomor kamar. Dia menemukannya dan dia melihat Miss Serena yang berdiri di depan pintu dengan wajah cemas.
“Apa yang terjadi dengan Freya? Apakah tulangnya patah? Luka kecil atau Freya berdarah?” tanyanya beruntun saat dia berdiri di depan Miss Serena.
Miss Serena tidak sempat menjawab ketika akhirnya pintu terbuka dan dokter keluar. "Siapa keluarga pasien?" Tanya dokter wanita yang masih sangat muda.
"Saya Mommy-nya, bagaimana keadaan Freya?"
"Keadaanya sudah membaik, kami memang sempat mengkhawatirkan benjolan di kepalanya. Dahinya sobek cukup dalam Saya sudah menjahit lukanya, untung lukanya tidak dalam. Selain itu semuanya baik. Silakan masuk karena pasien terus memanggil-manggil Mommy," jelas dokter itu tersenyum menenangkan melihat wajah pucat ibu pasien. Dokter itu melangkah pergi setelah mengaguk sopan.
Chelsea menghela napas lega. Dia bisa mendengar suara tangisan gadis kecilnya sebelum dia mendorong pintu hingga terbuka. Pemandangan pertama yang dia lihat adalah gadis kecilnya yang menangis dengan kepala yang diperban.
“Mommy, sakit sekali,” rintihan Freya yang menggenaskan dan ketakutan membuat kaki Chelsea bergetar.
“Sayang, Mommy tahu rasanya pasti sangat sakit. Mommy akan memanggil dokter, nantinya dokter akan memberimu obat biar tidak sakit lagi.”
"Sayang bagimana keadaanmu, apakah ada yang sakit?" Tanya Chelsea sambil mengusap kepala Freya lembut.
"Mommy tidak tahu. Bukan tubuh Freya yang sakit, tetapi hati Freya dan tidak ada obat yang bisa menghilangkan kesakitan Freya.”
“Sayang, apa maksudmu? Jelaskan biar Mommy mengerti.” Chelsea menyentuh punggung tangan gadis kecilnya yang mencengkeram seragamnya erat sampai buku-buku jarinya memutih.
“Freya tidak punya Daddy, karena itu Freya dihina anak haram. Mommy di mana Daddy? Freya juga bukan anak haram, kan?”
“Daddy sudah meninggal, artinya kamu punya Daddy dan kamu bukan anak haram.” Chelsea bersuara dengan susah payah. Seluruh tubuhnya terasa kaku dan lehernya terasa seperti dicekik.
“Anak laki-laki jelek bermata hijau di kelas Freya. Anak itu tidak hanya menghina Freya, dia juga menghina Mommy saat Freya menunjukkan tugas gambar Freya di depan kelas. Freya membenci anak itu, Freya tidak mau lagi pergi ke sekolah.” Freya menangis sesenggukan, suaranya tidak jelas dan dia mulai kesulitan bernapas.
Chelsea mengusap punggung gadis kecilnya, tidak ada yang bisa dia lakukan dan dia membenci dirinya sendiri—karena dia tidak bisa menghibur gadis kecilnya.
***

"Wanita aneh," gumam Xavier memandang punggung Chelsea yang perlahan menghilang. wanita tidak sopan yang baru saja menabraknya.
Xavier masuk ke dalam lift, lalu menekan angka 50. Lift terbuka dan dia melihat meja sekretaris Jason yang kosong. Dia mengedik, lalu membuka pintu bertuliskan ruangan CEO.
"Jason, maaf aku langsung masuk. Aku melihat meja sekretarismu kosong."
"Xavier, kau sudah datang, duduklah. Maaf, sekretarisku ada urusan mendadak." Jason mengalihkan pandangannya dari laptop. Dia berdiri, menghela Xavier ke sofa.
"Aku membawa perjanjian kerja sama kita. Kau bisa melihatnya, jika kau keberatan, kita bisa langsung mendiskusikannya." Xavier memberikan map ke tangan Jason.
Jason membacanya dalam diam, sesekali dia menganguk-anguk. Dia menyimpan map itu, dan tersenyum. “Aku setuju. Aku akan mengirimkan pengacaraku besok dan setengah uangnya akan ditransfer begitu kontraknya ditandatangani."
"Kau yakin ingin menginvestasikan uang sebesar itu diperusahaanku yang sekarang diambang kebangkrutan?"
"Aku sudah melihat rencana hotelmu dan ada potensi besar di sana. Lagi pula, aku senang menolongmu. Kerjasama ini akan menguntungkan kita berdua.”
"Jadi kita sudah deal?"
"Deal." Jason menandatangani berkas kerja sama itu, begitu pun dengan Xavier.
"Senang bekerja sama denganmu Jason."
"Aku juga," balas Jason menjabat tangan Xavier.
***
Gadis kecilnya sudah tertidur. Dia mengusap air matanya, dan baru menyadari Miss Serena yang duduk di sofa sedang memandanginya.
“Maafkan saya. Situasi kelas sangat kacau dan saya terlambat mencegah semuanya.”
“Tidak apa-apa, bisakah Miss menceritakannya apa yang terjadi?” Miss Serena mengangguk dan mulai bercerita. Chelsea merasakan pipinya basah—dia kembali menangis. Ternyata alasan gadis kecilnya sangat bersemangat bersekolah hari ini, karena gadis kecilnya ingin menceritakan betapa bahagianya hidup bersama dirinya, walaupun tidak punya daddy—gadis kecilnya merasa sangat bahagia.
“Terima kasih sudah membawa Freya ke sini,” gumam Chelsea serak saat sudah bisa mengendalikan dirinya.
"Sama-sama—ini adalah gambar Freya. Kertasnya kusut, karena Freya terus menggengamnya saat dibawa ke rumah sakit." Miss Serena menyerahkan selembar kertas yang tergulung, Chelsea menerimanya dengan gemetar.
"Saya pamit, saya harus kembali ke play group."
Ketika Miss Serena sudah menghilang dari pandangannya, perlahan Chelsea membuka kertas kusut itu, dan air matanya kembali menetes membasahi kertas. Pandangan kabur, dilihatnya gambar yang dulu dibuat gadis kecilnya saat di ruangan Jason. Bedanya, di gambar itu tertulis sebuah kalimat yang mampu menggetarkan jantungnya, 'kebahagiaanku saat mommy bersamaku' tulisan tangan gadis kecilnya yang berantakan.
Maafkan Mommy…
Chelsea tidak pernah berniat gadis kecilnya tumbuh besar seperti ini—anak tunggal tanda ayah dan saudara. Dia ingin Freya memiliki ayah dan ibu yang menyayanginya serta saudara yang akan menjaganya, untuk yang terakhir itu…
Angan-angan itu lenyap bersama kepedihan yang mencengkeramnya. Sudah lima tahun—hanya wanita gila tanpa harga diri dan kerhormatan yang membiarkan diri memikirkan pria yang mengkhianati cintanya. Pria yang dengan tidak tahu diri mencuri hatinya, berbisik di selah kecupan setelah sumpah sehidup-semati, dan yang berbisik penuh rayuan di saat merebut kegadisannya—bahwa dia ingin memiliki anak bersamanya. Setelah semua didapatkan, pria itu membohonginya, mengambil separuh jiwanya… meninggalkannya dalam patah hati, kecewa, dan kesendirian.
Kembali ke masa kini, dia masih mengingat bagaimana senyum lebar gadis kecilnya saat memperlihatkan gambar ini kepadanya. Padahal waktu itu kamu membuatnya dengan hati yang bahagia, tanpa tahu hasilnya belum tentu akan membahagiaakanmu.
***
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
