
𝓘'𝓶 𝓕𝓻𝓮𝔂𝓪 | Trailer [HD]
Selamat datang di Harrweals High School, perkenalkan tiga pria paling terkenal karena ketampanan dan pesonanya sepanjang masa sekolah ini berdiri—The Fantastic Triangle beranggotakan: Maximilian Stewart si tuan muda, Nicholas Matthew si pangeran es, dan Miguel Salvatore si misterius. Dibandingkan julukan The Fantastic Triangle yang disematkan kepada mereka, salah seorang dari mereka lebih suka menyebut diri mereka—good looking but bad luck.
***
...
Menemukan typo komen di inline ya😉
Bocoran next part mengandung unsur🔞🤓🤭
Happy Reading semuanya❣️
***

Helikopter mendarat di halaman Harrweals lewat sedikit dari jam 8.30. Angin dari baling-baling helikopter menerbangkan daun-daun pepohonan, beberapa berguguran dramatis di tanah tepat di sepasang kaki ramping dan jenjang yang terbungkus kaos kaki putih berenda, yang semakin menambah kesan vintage dalam balutan sepatu Mary Jane cokelat kusam. Freya mendengus, jemarinya menahan roknya agar tidak ikut terbang. Dia memincing tajam menunggu rupa orang gila yang datang ke sekolah dengan helikopter. Pilot mengisyaratkan bahwa sudah aman untuk turun.
Pemuda bermata hijau melompat keluar disusul seorang pria tua dalam setelan gelapnya. Wajahnya memucat begitu mengenali pemuda itu dari kejauhan...
"Tuan Muda Maximilian, lihat ke sini!" Siswi-siswi berteriak histeris sambil memotret dengan kamera ponsel cerdas mereka.
Maximilian tersenyum memesona selagi Smith memakaikan jaketnya.
Jantungnya mencelos begitu mendengar nama yang membangkitkan kenangan mengerikan. Seakan ada magnet Maximilian menoleh dan menyadari keberadaannya.
Sudah terlambat untuk kabur. Freya berdiri dengan tegang seakan menanti vonis hukuman mati. Siswi-siswi yang barusan meneriakan nama Maximilian ikut memandangnya, telapak tangannya mulai berkeringat.
Maximilian melangkah mendekat dan berdiri beberapa langkah di depannya. "Kau siapa? Aku baru melihatmu di Harrweals."
Mata Freya bersinar putus asa dan kakinya terasa seperti agar-agar. Dia menunduk membiarkan sebagian helaian rambutnya menutupi wajahnya.
Sepasang tangan kuat meraih bahunya hingga dia tersentak. "Kau harus melepaskanku," bisiknya dan itu satu-satunya kalimat yang bisa diucapkannya.
"Sebaiknya Tuan Muda melepaskannya karena Tuan Muda sekarang menjadi pusat perhatian..." Smith bergumam sopan dengan kekhawatiran di kedua matanya.
Maximilian mencengkeram bahu Freya lalu menggeleng tegas. "Tadinya aku pikir kau bisu. Jadi, jawab dulu pertanyaan pertamaku tadi."
"Kau menyakitiku." Air mata menggenangi pelupuk mata Freya.
Cengkeraman Maximilian mengendur, menggunakan ibu jarinya mengusap lembut bahu tegang Freya. "Aku tidak sengaja, apakah aku membuatmu memar?"
Tawa histeris tertahan menyakitkan di tenggorokan Freya. Telinganya berdenging karena disorientasi dan rasanya orang-orang di sekitarnya menghilang.
"Tolong biarkan aku lewat."
Maximilian menoleh cepat karena mengenali suara itu. Nicholas melewatinya dan menghempaskan tangannya begitu saja dari bahu Freya.
"Nic-Nic..." suara Freya bagaikan cicitan lemah anak burung. Kelegaan mengalir di setiap sarafnya.
Maximilian menahan lengan Nicholas. "Kau mengenalnya, Nic?"
Nicholas mengangguk singkat, tetapi Maximilian belum puas. "Dia siapa?"
"Kem—"ketika Nicholas membuka mulut, Freya mencengkeram kuat lengannya. Tersadar dia melirik Freya, sedikit mengernyit karena warna mata Freya telah berubah menjadi cokelat. Mungkin karena pengaruh cahaya, pikirnya "Namanya Freya dan dia gadis yang sangat berharga dalam hidupku, Max."
Kalimat yang membuat suasana menjadi hening seketika. Siswi-siswi terpekik histeris sementara Maximilian terbelalak, tangannya yang menahan Nicholas terkulai di samping tubuhnya.
"Ayo. Kau harus mengurus administrasi, kan?" Nicholas tersenyum cerah mengalahkan bintang di pusat tata surya, cahaya mentari membuat rambutnya semakin pirang.
Freya mengangguk dengan mata sayu, setelah ditelisik lagi, dia mengagumi diri sendiri karena mampu bertahan menghadapi Maximilian dan ingatan mengerikan yang dibangkitkannya. Dia berjalan dengan kaki lemas, seakan tahu Nicholas merangkulnya. Ketika berjalan pergi, Freya bisa merasakan tatapan penuh tanya Maximilian menusuk punggungnya.
***
Malam prom night...
Nicholas mondar-mandir di ruang tamu, merasa gugup dengan sandiwara ini. Sejak awal, hatinya sudah menentang ide gila Freya, kenapa adiknya itu bisa yakin mereka akan sukses menjalankan rencana itu. Bagaimana dia akan berpura-pura menganggap kembarannya sendiri sebagai kekasih?
Yang ditunggu-tunggu menuruni tangga dengan anggun. Semuanya menoleh termasuk dirinya. Freya sangat cantik dengan gaun merah muda, rambutnya terurai indah dengan bandana mawar.
"Wow, kaukah itu Freya?" Xavier berdiri dari sofa, mendekati putrinya.
Freya mengangguk pelan, menunduk menyembunyikan wajahnya.
"Kakak cantik sekali juga imut," bisik Cherie takjub.
Freya tersenyum tipis. "Terima kasih, Little Sister."
Chelsea tersenyum semringah, menatap Nicholas dengan setelan hitam dan dasi kupu-kupu. Dia menghela kedua anaknya ke depan pintu.
Limusin sudah menunggu. Sopir bergegas keluar dan membuka pintu belakang, Nicholas naik lebih dulu lalu mengulurkan tangan untuk membantu Freya.
"Nic-Nic tidak suka sandiwara ini, ya?" Kalimat itu terucap begitu pintu mobil ditutup dan kaca jendela pembatas yang bisa memisahkan bagian depan dan belakang mobil ditarik.
"Jujur aku tidak suka berbohong. Ini akan membuat kita menjadi pusat perhatian." Nicholas menoleh dan melihat Freya yang memalingkan wajah untuk menatap ke luar jendela. Dari posisi duduknya yang terlihat hanya sebagian rambut dan dagu Freya.
"Pada awalnya, seiring berjalannya waktu segalanya memudar."
Hening dan tidak ada lagi pembicaraan, perjalanan itu dilalui dalam keheningan tetapi benak keduanya terasa berat. Limusin berbelok memasuki gerbang Harrweals High School.
Limusin berhenti. Nicholas bergegas keluar dan membantu Freya turun. Flat shoes dengan hiasan pita mungil terlihat, lalu tungkai jenjang diikuti gaun merah muda mengembang yang menonjolkan lekuk tubuhnya.
Bibir tipis itu dipoles lipgloss merah muda, lalu mata itu berkilat cokelat hingga kepala Nicholas sedikit tersentak ke belakang.
Freya tersenyum tipis. "Nic-Nic pasti kaget."
Nicholas mengerjap-ngerjap, tetap saja warna mata Freya tidak berubah. Lensa kontak yang tidak kentara, serupa dengan iris mata asli manusia. "Kau memakai lensa kontak?"
"Hmm... apakah aku terlihat seperti Mom sekarang?"
"Kau berhutang penjelasan kepadaku." Nicholas mengatupkan rahang. Akhirnya memahami kenapa sejak tadi Freya terus menunduk dan menghindari tatapannya.
Freya tertawa gugup, menutupi keterkejutan atas respon dingin kakaknya barusan.
Nicholas mengalihkan perhatian dari Freya, saat itulah dia menyadari telah menjadi pusat perhatian sejak tadi. Teman-teman, senior, dan juniornya menatapnya dengan tercengang.
***
Akhirnya Freya & Maximilian ketemu setelah sekian lama, pertemuan terakhir di pernikahan Jason & Kimberly dari cerita ~𝑴𝒚 𝑰𝒏𝒏𝒐𝒄𝒆𝒏𝒕 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕𝒂𝒓𝒚~
Wattpad Freya: FreyaAvrielly
Follow akun Wattpad Cece yuk @DessyChandra, agar tidak ketinggalan info & cerita menarik lainnya💕


To be continued…
14 November 2023
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
