Jalanan Kota Dimalam Hari

2
0
Deskripsi

Jalanan Kota Dimalam Hari

 

Terkadang jalanan kota yang hanya disinari oleh sorot malam terlihat cukup mengerikan, ditambah dengan bayangan dedaunan dan ranting dari pohon kota yang cukup membuat siluet bayangan di jalan aspal terlihat cukup menambah suasana menjadi menakutkan.

Aku ingat saat malam hari dalam perjalanan pulang menggunakan sepeda motor dari rumah temanku, saat itu memang sudah cukup larut, kalau tidak salah sudah jam 2 dini hari saat ku melewati jalanan kota tersebut.

Selama perjalanan...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Kenangan Dikala Senja.
2
0
Kenangan Di Kala Senja.            Hari ini aku sedang tidak memiliki ide untuk ditulis dalam tulisanku, jadi aku akan menceritakan apa yang sedang aku lihat saat ini.             Semburat cahaya jingga dari matahari yang perlahan tenggelam, berpadu dengan warna nila di langit sore, di situ aku melihat dua bayangan orang yang sedang bergandeng tangan, memandang kepada hamparan lautan luas di depan mereka, sedang kaki mereka berdiri sebelahan dan ditabraki oleh ombak ombak kecil yang tingginya hanya sebatas mata kaki, kemudian mulut mereka mulai berbisik.            “Sayang, apakah kita akan terus bersama?” tanya seorang kepada yang tangannya sedang digenggam, aku tidak bisa melihatnya secara pasti, karena yang ku lihat hanya siluet dari bayangan mereka.“Menurut mu bagaimana?” jawab dari seorang yang tangannya sedang digenggam.“Mungkin tidak, tapi aku tidak tau apa yang akan membuat kita berpisah.”“Sama, aku pun demikian.”“Lalu, apa yang akan kamu lakukan jika suatu hari kita berpisah?”“Tidak tahu, tapi yang pasti aku akan bersedih terlebih dahulu, kamu bagaimana?”“Tergantung.” “Tergantung bagaimana?”“Tergantung bagaimana kita berpisah.”            Suara deru angin terdengar lirih di tengah keheningan mereka, suara debur ombak juga menemani mereka yang sedang khidmat menikmati indahnya senja pada sore hari itu, yang terpancarkan semburat cahaya jingga dari matahari, dipadukan dengan warna nila yang pelan pelan berubah menjadi hitam.            “Kenapa kamu mencintaiku?” tanya yang memecah keheningnan di antara mereka“Karena aku mencintaimu.” jawabnya“Bisa kah kamu bisa memberikan alasannya?”“Apa perlu penjelasan dalam mencintai?”“Iyaa, kebanyakan orang seperti itu, mereka mencintai karena dicintai oleh orang lain. Apa kamu juga seperti itu?”“Tidak, aku bukan seperti kebanyakan orang, aku ya aku.”“Lalu bagaimana?”“Aku mencintaimu karena aku tau baik dan burukmu, aku tau semuanya, dan semakin aku tau aku semakin mencintaimu.”“Terima kasih jika demikian.”“Lalu, bagaimana dengan mu? Kenapa kamu mencintaiku?”“Aku tidak bisa menjelaskannya.”“Kenapa?”“Cinta datang seperti kamu datang ke dalam kehidupanku.”“Maksudnya?”“Kamu dan cinta datang dengan tiba tiba, aku bahkan tidak tau kenapa aku bisa menyambut kedatanganmu dengan baik, dan memupuk cinta yang awalnya hanya benih, lalu lama kelamaan menjadi cinta yang begitu lebat.”“Apa itu berarti aku mengganggumu? Karena aku datang secara tiba tiba ke dalam hidupmu?”“Tentu saja tidak, aku justru senang.”“Kenapa?”“Sebelum ada kamu, hidupku seperti warna pada langit ini, gelap. Lalu kamu hadir, keramahanmu seperti senja yang ada di sana, hangat, senyummu juga seperti warna jingga yang terpancar dari senja itu inda, dan  sulit untuk dilupakan.”Salah satu dari bayangan yang aku lihat memalingkan pandangannya dari matahari yang hendak tenggelam, menatap kepada salah satunya, kini kedua tangan mereka menggenggam satu sama lain, mereka menatap kedua bola mata yang saling memancarkan kebahagiaan, dengan senyum yang mereka berikan. kemudian mereka mendekatkan bibir mereka, perlahan lahan, dengan mata yang saling menatap, semakin mendekat, dan ketika jaraknya sudah begitu dekat, mereka memejamkan mata, kemudian bibir mereka saling berkecup.            Sorot dari cahaya matahari perlahan semakin meredup, langit yang tadinya berwarna nila perlahan berubah menjadi hitam, bintang bintang mulai berani menunjukan wujudnya, meski masih dalam keadaan malu malu, sinarnya masih sayu karena gelap belum sempurna, bulan juga sudah terlihat cukup terang, meskipun matahari belum tenggelam sepenuhnya, matahari masih mampu memberikan persembahan terakhirnya di hari itu, dengan cahaya senjanya yang begitu pijar  dan jingga sehingga sulit sekali rasanya untuk memalingkan pandangan pada sesuatu yang lebih indah darinya. Tetapi mereka berbeda, mereka yang hanya bisa ku lihat dalam wujud bayangngan, mereka mampu memalingkan wajahnya, dari persembahan terakhir yang diberikan matahari.“Aku mencintaimu.”“Aku pun juga mencintaimu kasihku.”“Aku berharap kita bisa selalu seperti ini”“Aku pun juga berharap kita bisa selalu seperti ini.”“Apa kamu benar serius?”“Maksudnya?”“Apa kamu serius bahwa apa yang kamu ucapkan adalah apa yang sebenarnya kamu inginkan?”“Tentu saja aku serius mencintaimu.”“Kalau begitu coba buktikan.”“Buktikan bagaimana?”“Berjanjilah bahwa kita akan tetap bersama, apa pun yang akan berjanji.”“Iyaa, aku berjanji.” ……. “Tapi, kamu juga harus berjanji kepadaku.”“Berjanji akan apa?”“Jangan pernah berkhianat padaku.”“Tentu saja tidak akan.”“Apakah kamu berjanji?”“Iyaa tentu saja aku berjanji.”“Syukur lah. Hanya hal itu lah yang paling aku takutkan.”“Aku pun juga takut akan hal itu, jadi kamu harus berjanji supaya tidak melakukannya.”“Iyaa, aku berjanji.”“Bagaimana jika salah satu dari kita ingkar terhadap janji yang telah dibuat?”“Jika itu terjadi kepadaku rasanya tidak mungkin, karena kamu adalah segalanya bagiku.”“Aku pun demikian.”“Namun jika itu benar terjadi, cerita kita pasti akan selesai, dan ditutup dengan duka, oleh dia yang mengingkar janji.”“Cukup, aku tidak mau membahas itu lagi.”“Baiklah. Tapi, ada hal yang ingin ku ucapkan kepadamu.”“Apa itu?”“Jika memang terjadi demikian, aku akan Kembali ke pantai ini, di tanggal dan bulan yang sama, dan di waktu yang sama pula, entah itu sedang ada senja atau tidak, yang pasti aku akan kembali ke sini untuk mengenang kebahagiaan kita.”            Kedua bayangan pun menghilang, bersamaan dengan hilangnya sinar dari cahaya matahari, karena matahari sudah benar benar tenggelam, saat warna langit sudah hitam, pun tidak ada awan, bintang bintang kini terlihat lebih percaya diri karena sinarnya sudah cukup terang untuk menghiasi langit yang gelap, bulan pun yang terlihat bulat sempurna, dengan cahayanya yang benerang mampu menyinari jalanku untuk Kembali pulang.“Baiklah, memang hanya ini yang Terisa dari kami, walaupun aku tau dia telah berkhianat, tapi aku yakin cinta pada sore itu adalah cinta yang paling indah yang pernah aku rasakan, dan iyaa aku hanya bisa Kembali ke tempat di mana aku merasakan cinta itu, meski tanpa dia yang memberikan aku rasa cinta ini.”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan