Puber Kedua Sang Letnan Jendral. 9. Baskara Datang Ke Warung Nina.

0
0
Deskripsi

“Apa harus saya beritahu Ibu, Komandan?” tanya Dito.

Siang ini warung makan milik Nina penuh oleh para pembeli yang makan siang di warung,  beli dibungkus dan yang hanya sekedar membeli lauk-pauk saja. Nina sibuk melayani para pembeli. Nina dibantu oleh Endah warga kampung sebelah.

 

Ketika Nina sedang melayani pembeli tiba-tiba ada sebuah mobil SUV Premium Land Cruiser berhenti di depan rumah Nina. Mobil itu berwarna hijau tua berplat khusus bintang tiga TNI angkatan darat. Dito turun dari mobil tersebut dan membukakan pintu untuk Baskara. Baskara turun dari mobil lalu ia berjalan menuju ke depan warung makan. 

 

Baskara berdiri di depan pintu warung makan. Ia memperhatikan keadaan di dalam warung makan. Ia melihat Nina yang sedang sibuk melayani pembeli.

 

“Apa harus saya beritahu Ibu, Komandan?” tanya Dito.

 

“Tidak usah. Biarkan saja Ibu sedang sibuk,” jawab Baskara. Akhirnya Baskara hanya berdiri di depan warung makan sambil memperhatikan Nina. Kedatangan Baskara menarik perhatian warga sekitar yang sedang lewat di depan warung Nina.

 

Salah seorang pembeli yang sedang makan di warung melihat Baskara  yang sedang berdiri di depan warung dengan berseragam lengkap.

 

“Bu!” Pembeli itu memanggil Nina. Nina menoleh ke orang yang memanggilnya.

 

“Ada tamu yang mencari Ibu. Sepertinya dari tadi dia berdiri di depan pintu,” kata pembeli tersebut.

 

Nina menoleh ke arah pintu. Alangkah kagetnya Nina melihat Baskara yang sedang berdiri di depan pintu dan menatap ke arahnya. 

 

“Wah, itu sepertinya Ibu kedatangan tamu agung,” kata ibu pembeli yang sedang dilayani oleh Nina. 

 

Semua orang yang berada di dalam warung menoleh ke arah pintu. Mereka melihat Baskara yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum ke Nina. Cepat-cepat Nina menghentikan pekerjaannya. 

 

“Tunggu sebentar ya, Bu,” ujar Nina kepada ibu itu. Nina berjalan menuju ke bak cuci piring menghampiri Endah yang sedang mencuci piring.

 

“Bi Endah, tolong layani pembeli dulu. Saya kedatangan tamu,” ujar Nina kepada Endah.

 

“Baik, Bu.” Endah berhenti cuci piring lalu menuju ke estalase makanan untuk melayani para pembeli. 

 

Nina mencuci tangannya di bak cuci piring lalu menghampiri Baskara. Baskara tersenyum senang melihat Nina menghampirinya. “Maaf, Pak. Saya tidak tahu Bapak datang,” ucap Nina.

 

“Tidak apa-apa. Ibu memang sedang sibuk,” ujar Baskara.

 

“Saya minta maaf karena kemarin saya tidak jadi datang ke sini. Saya ada rapat mendadak,” lanjut Baskara.

 

“Tidak apa-apa, Pak,” jawab Nina.

 

“Sebentar, Pak. Saya buka pintu pagar dulu.” Nina masuk ke dalam warung. Ia keluar melalui pintu samping warung. Nina membuka pintu pagar.

 

“Silahkan masuk, Pak,” ujar Nina.

 

Baskara dan Dito masuk ke halaman rumah Nina. Nina membuka pintu ruang tamu. Baskara masuk ke dalam ruang tamu sedangkan Dito duduk di teras. “Silahkan duduk, Pak,” ujar Nina. Baskara duduk di kursi tamu.

 

“Bapak mau minum apa?” tanya Nina.

 

“Kopi,” jawab Baskara.

 

“Sebentar saya buatkan dulu.” Nina pergi ke dapur untuk membuatkan minum.

 

“Ada siapa, Nin?” tanya Ibu Enny yang sedang menonton berita di televisi. 

 

“Ada Pak Baskara, Bu,” jawab Nina.

 

“Aa mana, Bu?” tanya Nina.

 

“Ibu tadi lihat ia jalan ke dapur membawa piring kotor. Mungkin sedang mencuci piring di dapur,” jawab Ibu Enny.

 

Nina berjalan ke dapur untuk membuat kopi dan mencari Rasman. Ketika di dapur Nina melihat Rasman sedang mencuci piring.

 

“A, nanti temani Pak Baskara! Mama harus melayani pembeli dulu. Di warung sedang banyak yang beli,” ujar Nina. Nina mengambil tiga buah cangkir dari dalam lemari lalu diletakkan di atas meja. 

 

Rasman menoleh ke Nina. “Om Baskara sudah datang?” tanya Rasma.

 

“Sudah dari tadi. Mama tidak tau kalau Pak Baskara datang, soalnya di warung sedang penuh dengan pembeli.” Nina memasukkan kopi dan gula ke dalam cangkir lalu ia menyeduh kopi dengan air panas dari termos. 

 

Rasman sudah selesai mencuci piring lalu mendekati Nina. “Sudah selesai kopinya, Ma?” tanya Rasman.

 

“Sudah.” Nina mengaduk kopi dengan menggunakan sendok.

 

“Biar Aa bawakan ke depan,” kata Rasman.

 

“Iya, boleh.” Rasman menaruh cangkir berisi kopi di atas nampan lalu membawa kopi tersebut ke depan.

 

Nina mengambil tempat kue yang berisi kue bolu yang berada di meja makan. Ia memotong beberapa kue bolu lalu di taruh di atas piring kue. Nina membawa piring kue ke depan. 

 

Ketika Nina datang Pak Baskara sedang minum kopi, ia sedang ditemani Rasman. Nina menaruh satu piring kue di atas meja dan membawa satu lagi piring lagi ke teras. Ia menaruh satu piring kue di meja teras. Nina kembali ke ruang tamu. 

 

“Pak Baskara mau makan sekarang?” tanya Nina.

 

“Nanti saja kalau Ibu Nina sudah tidak sibuk,” jawab Baskara.

 

“Kalau begitu saya ke warung dulu. Kalau Bapak mau makan bilang saja ke Rasman,” kata Nina.

 

“Baiklah,” jawab Baskara. 

 

Nina masuk ke warung melalui pintu samping warung. Beruntung ketika Nina datang pengunjung warung sudah mulai berkurang. Nina melanjutkan pekerjaannya.

 

Ketika Nina sedang melayani pembeli Rasman menongolkan kepalanya ke dalam warung melalui pintu samping. “Ma, Aa ke masjid dulu sama Om Baskara dan Mas Dito,” kata Rasman.

 

“Kasih sandal karet ke Pak Baskara dan Pak Dito. Jangan pake sepatu nanti sepatunya ada yang ambil!” ujar Nina sambil memasukkan ikan ke dalam kertas bungkus makanan.

 

“Saya sudah pakai sandal jepit.” Tiba-tiba Baskara berdiri di dekat Nina. Ia memperlihatkan sandal jepit yang ia pakai kepada Nina. Nina tersenyum melihat Baskara sudah memakai sandal jepit.

 

“Saya ke masjid dulu. Assalamualaikum,” ucap Baskara.

 

Waalaikumsalam,” jawab Nina. Baskara dan Rasman menuju ke masjid dengan berjalan kaki.

 

“Siapa tuh, Bu? Calon papa baru Rasman dan Lukman, ya?” tanya si ibu yang sedang membeli makanan. Nina kaget mendengar pertanyaan si ibu. Ibu itu mengira kalau Baskara adalah calon suaminya.

 

“Bukan, Bu. Itu papanya Cantika, temannya Rasman,” jawab Nina.

 

“Oh, calon besan Ibu Nina?” tanya si ibu tersebut. Nina memilih diam tidak menjawab pertanyaan si ibu daripada nanti tambah panjang dan jadi bahan gosip warga sekitar.

 

Lima belas menit kemudian Rasman dan Baskara kembali dari masjid.  “Assalamualaikum,” ucap Baskara. Ia menampakkan diri dari pintu samping warung.

 

Waalaikumsalam,” jawab Endah yang sedang mengelap meja.

 

Baskara melihat ke sekeliling dalam warung namun ia tidak melihat Nina. “Ibu Nina mana?” tanya Baskara.

 

“Ibu ada di dalam sedang sholat,” jawab Endah.

 

“Oh, ya sudah.” Baskara pergi meninggalkan warung. Cepat-cepat Endah menyusul Baskara.

 

“Bapak mau makan sekarang?” tanya Endah. Baskara menoleh ke Endah. 

 

“Tadi kata Ibu Nina kalau Bapak pulang dari masjid ditawari makan,” kata Endah.

 

“Iya,” jawab Baskara. Baskara masuk ke dalam rumah, di dalam rumah ia bertemu dengan Nina yang baru selesai sholat sholat dzuhur.

 

“Sebentar, Pak. Saya siapkan dulu makanan untuk Bapak.” Nina berjalan menuju ke warung untuk mengambil makanan. Di teras ia melihat Dito yang sedang memainkan ponsel.

 

“Pak Dito, ayo makan dulu. Pilih sendiri makanannya di warung. Ajak Pak Yanto sekalian! ”ujar Nina.

 

“Baik, Bu,” jawab Dito. Nina masuk ke dalam warung.

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Puber Kedua Sang Letnan Jendral. 10. Makan Siang Di Rumah Nina.
1
0
“Kemarin Ibu masak khusus untuk saya?” tanya Baskara.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan