
SCOTT (30), manajer Hotel Bima Sakti, duduk gelisah di ruang tunggu pabrik konveksi. Wajahnya tampan, namun terlihat kelelahan. Matanya merah dan sembab karena kurang tidur. Di tasnya, tersimpan banyak aspirin. Ia sangat terobsesi dengan istrinya, Ryana (25 tahun, guru SMP, muslimah taat). Ia diam-diam mencintainya dengan cara terlarang dan ia tidak pernah membiarkan Ryana mengetahuinya. Scott selalu cemas berlebih setiap ada pria yang mendekati atau menghubungi Ryana.
~~~
Ponsel Ryana (25), istri...
Cinta yang Dipandang Sebelah Kiri
INT. PABRIK KONVEKSI - SIANG
SCOTT (30), manajer Hotel Bima Sakti, duduk gelisah di ruang tunggu pabrik konveksi. Wajahnya tampan, namun terlihat kelelahan. Matanya merah dan sembab karena kurang tidur. Di tasnya, tersimpan banyak aspirin.
Ponsel Ryana (25), istri Scott yang seorang guru SMP dan muslimah taat, tertinggal di dalam mobil Scott. Tiba-tiba, ponsel itu berdering. Scott langsung mengangkatnya.
SUARA PRIA MUDA di seberang sana terdengar. Scott mendengarkan dengan cemas. Dahinya berkerut dan ia merintih kesakitan.
SCOTT (memegang dahinya, menutup mata)
"Aduh... sakit kepalaku kambuh lagi.. mungkinkah karena telepon ini... aku harus minum obat..."
Scott mengambil aspirin dari tasnya dan meminumnya.
SUARA PRIA MUDA itu terdengar lagi, kali ini dengan nada lebih mendesak. Scott menolak teleponnya, namun sakit kepalanya kian parah.
SCOTT (meremas dahinya)
"Sakit kepala ini... pasti karena aku cemas dengan telepon ini... aku harus tenang..."
Scott minum aspirin lagi, berusaha menenangkan diri.
SUARA PRIA MUDA terus mencoba menghubungi Ryana. Scott memegang dahinya dengan erat, matanya terpejam menahan sakit.
Ryana menelepon Scott melalui ponsel Shafa (17), putri mereka.
RYANA (melalui ponsel Shafa)
"Mas, aku juga punya perasaan yang sama seperti kamu. Aku cemas dengan pria yang terus menghubungi aku."
Mendengar perkataan Ryana, Scott teringat telepon tadi. Sakit kepalanya kembali berdenyut.
SCOTT (memegang dahinya, menutup mata)
"Aduh... Aduh..."
Scott meremas dahinya dengan keras, berusaha menahan rasa sakit yang kian tak tertahankan.
EXT. JALANAN - SIANG
Scott masih terjebak macet di jalanan. Hampir sampai di pabrik konveksi, ia kembali merasakan sakit kepala.
SCOTT (memegang dahinya, menutup mata)
"Satu lagi... satu pil lagi untuk meredakan sakit kepala ini..."
Scott mengambil aspirin dari tasnya dan meminumnya, berharap rasa sakitnya segera hilang.
INT. PABRIK KONVEKSI - SIANG
Scott duduk di ruang tunggu, wajahnya pucat dan penuh keringat. Sakit kepala tak kunjung reda, malah semakin parah.
SCOTT (memegang dahinya, menutup mata)
"Haruskah aku ke rumah sakit? Apa yang terjadi denganku? Aku tak tahan lagi..."
Scott terduduk lemas, diliputi rasa cemas dan sakit yang tak tertahankan.
FADE OUT.
Obsesi yang Buat Halu (Part 16)
Tokoh:
- Scott (30 tahun): Manajer Hotel Bima Sakti, tampan, sukses, penyabar, penyayang, sering bekerja berlebihan, sering tidur larut malam, membawa banyak aspirin di tasnya.
- Ryana (25 tahun): Istri Scott, guru SMP, muslimah taat.
- Shafa (17 tahun): Putri Scott dan Ryana.
Setting:
- Jalan tol, di dalam mobil Scott.
Cerita:
[SCENE START]
INT. MOBIL - SIANG
Scott menyetir mobil di jalan tol, dalam perjalanan setelah kembali dari pabrik konveksi. Ia tampak lelah dan mengantuk. Ponsel Ryana tertinggal di dalam mobil.
Tiba-tiba, ponsel Ryana berdering. Scott mengambilnya dan melihat nama "Pria Misterius" di layar. Rasa cemas langsung menyelimuti dirinya.
"Aduh... sakit kepalaku kambuh lagi.. mungkinkah karena telepon ini... aku harus minum obat..." Scott memegang dahinya dengan ekspresi kesakitan dan mata tertutup. Ia kemudian mengambil aspirin dari tasnya dan menelannya.
Telepon dari Pria Misterius terus berdatangan. Scott menolak semua panggilannya, namun rasa sakit kepalanya semakin parah.
"Sakit kepala ini... pasti karena aku cemas dengan telepon ini... aku harus tenang..." Scott meremas dahinya dan meminum aspirin lagi.
Scott terjebak macet dan ia semakin cemas memikirkan Ryana yang sendirian di kamar hotel. Ia meraba dahinya dengan ekspresi kesakitan dan mata tertutup.
"Aduh... Aduh... kepalaku masih sakit... Apa karena aku terlalu mengkhawatirkan pria yang menghubungi Ryana ya?" Scott mengambil obatnya dan bilang "dua lagi... dua pil lagi untuk meredakan sakit kepala ini... " sambil tangan kirinya memegang dahinya dengan ekspresi kesakitan dan tangan lainnya memegang dua pil pereda sakit.
[SCENE CHANGE]
INT. KAMAR HOTEL - SIANG
Ryana sedang berbicara dengan Shafa melalui telepon selulernya yang lain.
"Shafa, kamu bisa bantu ibu untuk bicara dengan ayah? Ibu juga merasakan sakit kepala yang sama seperti ayah..." kata Ryana dengan cemas.
Shafa kemudian menelepon Scott dan menyampaikan pesan dari Ryana.
Mendengar pesan dari Ryana, Scott teringat telepon dari Pria Misterius tadi. Ia merasakan sakit kepala lagi dan memegang erat dahinya dengan mata tertutup.
"Aduh... Aduh..." Scott hanya terus meremas dahinya dengan ekspresi kesakitan.
[SCENE CHANGE]
INT. MOBIL - SIANG (LATER)
Scott masih terjebak macet, namun ia sudah hampir sampai di pom bensin. Ia memegang dahinya dengan tangan kiri dengan ekspresi kesakitan dan mata tertutup dan tangan kanannya memegang pil pereda sakit sambil bilang "satu lagi... satu pil lagi untuk meredakan sakit kepala ini...".
Tiba-tiba, Scott melihat seorang wanita yang mirip dengan Ryana di luar mobil. Wanita itu sedang dipeluk oleh pria lain. Rasa cemburu menyelimuti Scott dan ia merasakan sedikit sakit kepala.
Ia meraba dengan lembut dahinya dengan ekspresi kesakitan dan memakan makanan karena perutnya tiba-tiba berbunyi nyaring.
[SCENE END] (masih berlanjut)
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
