
Masih ku ingat jelas aroma kukis buatan ibu yang hampir setiap sore tersaji di meja makan bersama dengan secangkir teh hangat untuk bapak dan aku.
Masih ku ingat jelas bagaimana ibu menata isi lemari pakaianku diurutkannya berdasarkan warna yang sama, memudahkanku untuk mencari baju yang ingin ku kenakan hari itu.
Diam-diam aku peluk ibu dari belakang “Ibu kangen sama bapakmu, nduk” katanya lirih. Hatiku sakit. Begini rasanya menjalani hari-hari tanpa belahan jiwa.
Masih ku ingat jelas aroma kukis buatan ibu yang hampir setiap sore tersaji di meja makan bersama dengan secangkir teh hangat untuk bapak dan aku.
Masih ku ingat jelas cara ibu menata isi lemari pakaianku diurutkannya berdasarkan warna yang serupa, memudahkanku untuk mencari baju yang ingin ku kenakan hari itu.
Masih ku ingat jelas tatapan penuh kasih setiap ibu melihatku pulang ke rumah ketika hari sudah larut, meski sebenarnya ia telah lelah menungguku.
Masih ku ingat jelas betapa khawatirnya ibu ketika bapak terjatuh dari atap saat membetulkan genteng yang bocor. Ibu menangis semalaman sambil menggenggam tangan bapak.
Masih ku ingat dengan jelas tidak ada air mata yang membasahi pipi ibuku, saat ia mengantarkan belahan jiwanya ke peristirahatan abadi delapan tahun yang lalu.
Tapi di suatu malam setelah satu tahun kepergian bapak, aku mendengar suara isak tangis dari dalam kamar ibu. Malam hening itu terasa begitu ramai karena tangisan ibuku.
Keesokan harinya aku lihat ibu sedang memandangi sebuah foto. Sorot matanya menyiratkan rasa rindu yang mendalam pada gambar pria yang sedang tersenyum itu, iya foto bapakku.
“Ibu kangen sama bapakmu, nduk” katanya lirih. Aku memeluknya lalu ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
Masih aku ingat jelas ada tangis haru yang pecah ketika berlutut di hadapan ibu memohon restu saat Mas Arga menikahiku.
Masih aku ingat jelas malam itu ketika ibu menelponku “Nduk, ibu kangen. Kapan bisa pulang ke sini?”.
Masih aku ingat jelas.
“Mama, eyang uti kok bobo di sini?” tanya Alysha putri kecilku. Aku tak mampu berkata-kata, tubuh mungil Alysha aku dekap dengan erat. Aku kembali teringat saat ibu memandangi foto bapak di pagi itu. Aku jadi paham alasan ibu menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Berat ya rindu itu.
Masih aku ingat jelas. Ibuku.
In memoriam:
Alberta Sri Rukmini
3 Agustus 2018
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰