MESYA

0
0
Deskripsi

Selamat membaca!!  (Chapter : 19, 20, dan 21)

Chapter 19

Dengan cepat Mesya melangkah kan kakinya ke luar dari bandara, dia memasuki sebuah Mobil sport. Pikiran nya terus berkecamuk, Diarahkan Ryo agar lebih cepat melajukan mobil tersebut. Mesya terus berusaha menghubungi seseorang namun hasilnya nihil.

Kurang lebih 20 menit akhirnya mobil tersebut sampai didepan mansion Keluarga Meg di Spanyol, tanpa basa basi Mesya membuka pintu utama mansion tersebut.

Pemandangan pertama yang dilihat...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya MESYA
0
0
Selamat membaca!! (Chapter : 22, 23, dan 24)  Chapter 22 Mesya membuka matanya perlahan, sudah 3 hari dia dirawat ditempat laknat ini. Ingin sekali dia keluar dari sini namun Heki tak mengizinkan nya.Sedangkan ibunya ~Venia~ harus ke Inggris untuk menghadiri acara peresmian butik barunya.“Hy sya, sudah bangun?” Tanya seorang cowok yang dikenalnya. Mesya tersenyum kecut kearah cowok tersebut.“Belum Yo gue masih tidur” ketusnya, sudah jelas jelas dia bangun pakek ditanya segala sudah bangun atau belum.“Hehehehe, btw Lo masih hutang penjelasan sama gue ya” ucap Leo menyengir menunjukkan deretan gigi gigi rapi putihnya. Setelah kejadian tawuran abal-abal yang menyebabkan Mesya terbaring di sini, Leo panik dengan kabar yang di beri oleh Yosi.“Ok ok, jadi gue bakal jelaskan sekarang” Leo mengangguk antusias.Mesya menceritakan semuanya, terkecuali dia adalah ketua MigasBlok dan memiliki perusahaan. Leo menatap tak percaya jadi Mesya adalah anak dari Meg? Seorang pengusaha yang sangat berpengaruh di dunia.Dan yang membuat tambah tak percaya ternyata Mesya adalah AZ model yang selama ini dipuja puja oleh adiknya.“Terus sekarang setelah semuanya sudah selesai Lo bakal balik ke Spanyol?” Tanya Leo dengan mata sendu. Sungguh dia tak rela jika Mesya harus pergi. Entah kenapa melepas Mesya pergi sangat lah sulit untuk dirinya.“Gak, gue masih ada satu urusan disini” balas Mesya sembari menatap langit langit ruangan tersebut.Dia harus menyelesaikan satu penghianat lagi, penghianat yang berani beraninya mengkhianati perusahaan nya yang ada di Spanyol.“Berarti lu tetap disini kan?” Mata Leo berbinar menatap Mesya.“Iya, lagian gue belum nepatin janji sama adik lu kan?” Mesya tersenyum, Sekejap Leo merasa terpanah dengan senyuman yang diberikan oleh Mesya.Ternyata benar kata Mega jika AZ adalah seorang yang sempurna. Leo merasa darahnya berdesir entah rasa apa yang dirasakan nya dia pun tidak tau.“Sya” panggil Leo menatap lekat wajah Mesya.Mesya mengalihkan pandangan nya ke Leo yang menatap nya, alisnya terangkat satu tanda bertanya.“Gue mau nemuin dokter dulu” izin Leo kepada Mesya.“Lo sakit apa Yo?” Seketika Mesya menjadi panik.“Dada gue” Leo memegang dadanya sendiri “jantung gue degdegan pas liat senyum Lo” lanjutnya. Mendengar pernyataan itu Mesya langsung tertawa terbahak bahak.“Kok Lo ketawa sya?, Ini gue serius gue takut punya penyakit jantung” Bukannya berhenti tertawa, tawa Mesya malah semakin mengeras.“Ok ok gue berhenti” ucap Mesya namun dia tak sepenuhnya berhenti masih ada cekikikan. “Udah biar kan aja nanti hilang sendiri kok” Mesya memejamkan matanya.“Oh ya Yo, besok gue pulang. Bilang ke Ade Lo besok malam gue mau ketemu dia”“Beneran sya?, Ketemu di rumah gue aja ya”“Sembarang gue ngikut aja”* * *“Queen makan dulu gih” sudah lebih dari sepuluh menit Riki membujuk Mesya untuk makan, namun memang dasar Mesya keras kepala dia tak menggubris sama sekali.“Ya elah, makan Napa biar Lo besok jadi keluar. Lo gak ingat kata ayah apa? Gue aduin ya” Riki mengambil handphone miliknya.Mesya yang melihat itu langsung melotot menatap Riki. “Isss, Lo mah gak asik” Mesya menekuk wajahnya dan mengambil satu mangkok bubur yang dipegang Riki dengan berat hati.“Nah gitu dong” Riki tersenyum penuh kemenangan. “Btw si Leo itu Pacar lo ya?” Tuduh Riki tersenyum jahil kearah Mesya.Uhuk UhukMesya yang kaget pun langsung terbatuk batuk mendengar ucapan Riki. Dia menatap tajam kearah Riki dan memukul lengan Riki keras.“Aw..... Sakit bodoh” Riki memegang tangannya dan balik menatap tajam kepada Mesya.“Makanya kalo ngomong dijaga” sewot Mesya.“Ya elah gue kan cuman nanya, sewot amat lo jadi orang” Riki kembali mengotak Atik handphone miliknya.“Ka lu gak balik ke Spanyol?” Tanya Mesya sembari meletakkan kembali Mangkok tersebut diatas nakas.“Gak, gue ada urusan disini” ucap Riki tanpa mengalihkan tatapannya dari handphone miliknya.Dert.....“Hola, lo siento señor, interrumpa “ (hallo, maaf tuan, mengganggu) ucap orang disebar sana.“que pasa Cas?” (Ada apa Cas?) Tanya Riki dengan suara tegasnya.“Msa Company Estar de acuerdo en trabajar juntos” (Msa Company setuju untuk bekerja sama) mendengar ucapan Lucas Riki langsung tersenyum. Dia menatap Mesya yang sedari tadi menatapnya bertanya.“¿Cuándo se llevará a cabo la reunión?” (Kapan rapatnya akan diadakan?”“Cuatro días más” (empat hari lagi) sahut Lukas antusias.  “Bien, establezca mi horario, lo atenderé yo mismo “ (Baiklah atur jadwal saya, saya sendiri yang akan menghadirinya) Riki mematikan sambungan telefon tersebut. Dia menatap Mesya lekat.“Kenapa?” Tanya Mesya penasaran, dia bingung dengan tatapan Riki.“Mungkin ini saatnya Lo buka jati diri Lo, Lo harus jujur sama Ayah” ucap Riki serius.Mesya terdiam, mungkin benar yang dikatakan Riki. Ini adalah saat yang pas buat dia jujur pada Ayahnya, mana mungkin dia menyembunyikan ini semua lebih lama lagi.Ceklek“Queen kamu sudah makan?” Heki masuk bersama dengan Hendrik dibelakang nya. Mesya mengangguk kecil sebagai jawaban.“Kamu besok boleh pulang” Ucap Heki sembari duduk disofa.“Ya yah” Mesya mengisyaratkan Riki untuk bicara kepada Heki.“Yah, Empat hari lagi kita harus menghadiri rapat”“Rapat? Bukannya kamu bisa menghandle semua itu Riki” ucap Heki menatap Riki.“Bisa yah, tapi ini rapat bersama dengan Msa Company dan di rapat ini pemiliknya akan memperkenalkan diri” jelas Riki.“Ok baiklah ayah akan ikut menghadiri rapat itu”.* * *Tadi pagi Mesya diperbolehkan pulang, setelah sampai di tempat tinggal milik Mira, Mesya langsung beristirahat. Dia tak ingin pulang ke mansion milik keluarganya karena tak ingin meninggalkan Mira sendiri.Sekarang dia sudah siap menunggu Leo untuk menjemput nya. Diliriknya sekarang tepat jam 7 malam namun Leo tak kunjung datang.Apa mungkin Leo tak jadi menjemput nya? Atau Leo terjebak macet?.Tit.....Suara klakson mobil itu membuat Mesya tersadar, dia menatap mobil sport berwarna hitam terparkir didepan halaman rumah Mira.Mesya menatap datar mobil tersebut, seakan mengerti pemilik mobil tersebut membuka kaca mobilnya dan tersenyum kearah Mesya.Senyuman Mesya mengembang saat melihat Leo dengan setelan rapi tanpa kacamatanya sedang tersenyum kearahnya.“Kok lama Yo?” Tanya Mesya saat memasuki mobil Milik leo.“Macet sya, maaf ya” ucapnya penuh penyesalan, seharusnya dia berangkat lebih awal biar Mesya tak menunggu seperti ini.“Sans aee Yo” Mesya tersenyum manis kearah Leo.Bui Mira ada?” Tanya Leo menengok ke pintu yang tertutup rapat. Leo memanggil Mira dengan sebutan Ibu karena dilihatnya Mira lebih tau dari Nyokap nya.“Ke toko, padahal sudah gue larang tadi tetap aja maksa” kesal Mesya, dia sudah bilang kepada Mira agar tak lagi ke toko. Masalah kebutuhan Mira, Mesya bisa saja bahkan sangat bisa mencukupi semuanya.Namun dasarnya Mira orang yang tak bisa menganggur di rumah akhirnya Mesya mengizinkan Mira untuk ke toko.Leo menginjak pedal gasnya, selama perjalanan mereka mengobrol cukup banyak perihal Mesya yang sengaja menyamar menjadi seorang nerd hingga Leo yang tak pernah mau melepas kaca matanya jika berada disekolah.Sekitar 20 menit akhirnya mereka sampai, perjalanan mereka menuju rumah Leo tak terlalu macet jadi mereka tak harus menghabiskan waktu lama dimobil.Leo keluar dari mobil dan memutari mobilnya menuju ke kursi penumpang tempat Mesya duduk.“Silahkan tuan putri” ucap Leo sedikit menunduk kan badannya memberi hormat layaknya seorang prajurit.“Hahahah” Mesya tertawa sembari keluar dari mobil “Lo bisa aja” lanjutnya seraya memukul lengan Leo pelan.“Jangan mukul mukul nanti tangan Lo sakit sya” Mesya terdiam saat mendengar peringatan, dia hampir lupa jika masih dalam tahap pemulihan tulangnya yang retak.“Yuk masuk” leo menarik tangan Mesya lembut untuk masuk kedalam rumahnya.“Malam” ucap Leo dan Mesya bersamaan saat memasuki rumah Leo.“Malam” sahut Bian dan Evelin bersamaan.“Ayo masuk” ucap Evelin seraya berdiri “loh katannya kamu mau ajak Mesya ke sini, ini kok lain dia?” Bingung Evelin melihat Mesya tidak menggunakan penampilan nerdnya.“Saya Mesya tante” Mesya tersenyum kikuk menatap Evelin. Seakan tak percaya Evelin mendekat kearah Mesya dan memperhatikan wajahnya seditail mungkin.“Ah gak mungkin” ucap Evelin yakin “ini mah model yang namanya AZ yang disukai adik mu itu” lanjutnya seraya menatap Mesya.“Mana Mesya? Bunda kangen sama dia” Tanyanya menatap Leo. “Bunda kok tumben cerewet, ini Mesya Bun. Nanti deh Leo ceritakan” ucap Leo kesal, memang sih Mesya berubah 360° bukan berarti Bundanya tak percaya jika dihadapannya saat ini adalah Mesya.“Ta---“ belum sempat melanjutkan ucapannya teriakan seorang gadis membuatnya terhenti dan menutup telinga rapat rapat.“OMAY OMAY OMAY, GUE MIMPI KAN INI?” Tanyanya seraya menuruni anak tangga dengan sedikit berlari.“AZ gue gak percaya bisa ketemu sama Lo” lanjut Mega sembari memeluk erat tubuh Mesya. Mesya terkekeh melihat tingkah Mega yang seperti ini. Meski dia akui wajahnya bak Dewi ini pasti akan membuat siapa saja memujanya. Sombong dikit boleh ya kan, hehehe.“Punya anak cewek tingkahnya kaya gini” guma Bian memijit keningnya. Dia bingung dengan kelakuan anak Perempuannya, sangat sangat pecicilan.“Ayah, Mega dengar ya” ucapnya menatap ayahnya cemberut. Dialihkan nya tatapannya kembali ke Mesya, seketika senyum menggantikan wajahnya yang cemberut beberapa detik lalu.“Ka Mesya nempatin janji ya, loh ka Mesya nya mana?” Tanya Mega bingung. Ya kali Mesya tak ada sedangkan Mesya yang berjanji akan mempertemukan mereka berdua.“Depanmu” ucap Leo santai.Mega mengerutkan keningnya tanda tak mengerti. Jika Leo bilang Mesya ada didepannya tapi dimana?, Sedangkan yang ada didepan adalah AZ model yang amat sangat disukainya.Cukup lama dia bergelut dengan fikiran seketika dia membulatkan mata. Seakan baru saja mendapat jawaban dari teks teki yang sudah bertahun tahun coba dipecahkan nya.“Berarti AZ itu Ka Mesya? Yang dulu kesini pake kaca mata” tanyanya tak percaya.“Iya bawel” jawab Leo saat Mesya akan membuka suaranya.“Heh gue ngomong sama AZ ya bukan sama Lo bang” kesalnya saat mendengar suara Leo.Leo memutar matanya, ingin sekali dia membuang adiknya satu ini ke Afrika biar sekalian ngumpul sama kuda nil kan sodaraan. Eh?“Sekarang gue harus manggil Lo apa? Ka Mesya atau Ka AZ?” Mega mengerutkan alisnya lagi.Mesya diam sebentar berfikir,Dia tersenyum kecil.“Mesya aja biar akrab” jawabnya.Bagi Mega ini adalah hari membahagiakan untuk dirinya. Dia dapat bertemu dengan idolanya dan bisa berfoto hingga dirinya kehabisan gaya sendiri.Hinggap pukul 10 malam dia tak berhenti mengobrol bersama Mesya, ingin rasanya Mega menghentikan waktu agar dirinya bisa sepuasnya berbincang bincang bersama Mesya.  Mesya pun tak Masalah mengobrol banyak bersama Mega, namun dia takut Mira menghawatirkan dirinya. Mesya pamit pulang, dia diantara oleh Leo. Sebelum pulang dia berjanji kepada Mega jika besok mereka akan menghabiskan waktu ke Mall.   Chapter 23Dengan santai Mesya menyusuri koridor, hari ini adalah hari pertama nya sekolah tanpa menggunakan dandanan nerd miliknya.Semua yang berpapasan dengan dirinya dibuat kagum, dengan baju pas di badannya rok tiga cm di atas lutut dan rambut yang dibiarkan menggerai membuatnya tampak sempurna.HapUntung saja Mesya memiliki insting yang luar biasa besar jika tidak mungkin bola basket itu mengenai kepalanya. Dia menatap tajam kearah lapangan Outdoor, di sana ada Yosi dkk dan anak anak basket lainnya.Seketika tubuh Yosi dkk menegang saat melihat Mesya berjalan kearah mereka sembari memutar mutar bola.“Que—“ baru ingin membuka suara Mesya langsung menatapnya tajam. Yosi teringat dengan pesan Hendrik kemarin.  “Saya harap kalian tidak membocorkan siapa Mesya karena itu sama saja kalian mengantar nyawa sendiri ke malaikat kematian” kira kira itu yang pesan Hendrik.“Sya, maaf kami gak sengaja” ucapnya Seraya tersenyum kikuk. Dia memegang tengkuknya dan menggaruk nya, semua itu dia lakukan hanya untuk menghilangkan gerogi yang dirasakannya.  Mesya menatap datar mereka semua, dilihatnya Yosi yang sedari tadi tersenyum kikuk kearahnya.“Kita tanding” suaranya begitu dingin. Semua yang ada di sana hanya diam, Mesya geram sendiri melihat semua Cowok yang ada dihadapannya.“Lo, Lo, Lo dan Lo tim gue” perintah menunjuk empat cowok yang masih melamun dengan pikiran mereka masing masing.“Kalian lawan gue” ucap Mesya dan berjalan kesisi yang berlawanan dengan Yosi.“Seriusan dia mau ngelawan Yosi?” Bisik siswi yang berdiri di pinggir lapangan.“Gak tau, sudah gak osah ngegibah kita liat aja hasilnya” jawab temannya dan di angguki siswi tadi.Pertandingan dimulai, sudah banyak siswa maupun siswi yang menonton karena pertandingan tersebut berada di lapangan outdoor.Semua tak percaya saat Mesya berhasil memasukkan bola tersebut kedalam ring dengan mudahnya. Bahkan Yosi dkk kewalahan menghadang pergerakan Mesya yang sangat lincah. Pertandingan berakhir dengan Mesya melempar bola ke Yosi dan ditangkap dengan gesit oleh Yosi.“Cape gue” ucap Mesya dia berlalu meninggalkan lapangan.  Semua berdecak kagum melihat Mesya yang berhasil membuat skor 23/7. Yosi pun tak kalah kagum, bagaimana mungkin dia bisa dikalahkan oleh seorang gadis.“Sya” suara Barito lembut itu membuat Mesya menengoknya, dilihatnya Leo yang tak lagi menggunakan kaca mata andalannya.“Lo beneran jadi ngelepas kaca mata?” Tanya Mesya, dia menatap Leo dari ujung kaki hingga ujung kepala penampilan Cowok didepannya itu pun berubah. Percayalah bahwa penampilan Leo yang seperti ini membuat semua kaum hawa menjadi salah fokus.“Iya, kata Mega biar gak malu maluin lo, gue harus kembali kaya dulu” ucapnya dengan senyum mengembang. Semua itu tak luput dari mata para siswi yang sudah meleleh melihat senyum manis milik Leo.“Apa sih yang Lo omongin, yuk masuk kelas” Mesya menarik tangan Leo. Leo langsung mengikuti Mesya dengan hati yang entah mengapa berdetak kencang. Setiap kali Mesya memegang tangan nya jantung Leo selalu berdetak dua kali lipat.* * *“Sya kantin yok” ajak Leo kepada Mesya yang sibuk dengan handphone nya. Mesya melirik leo dan matikan handphone miliknya.“Yok” Mesya bangkit dan berjalan di samping Leo. Sepanjang perjalanan banyak yang bergosip ria melihat Mesya dan Leo bak ratu dan raja yang memiliki ketampanan dan kecantikan di atas rata rata. Apa lagi dengan tawa Leo saat Mesya kesal dengannya karena candaan selama perjalanan mereka menuju ke kantin.“Makan apa Sya?”“Mie ayam pakek mangkok” ucap Mesya.“Ya elah sya, ya iya lah pakek mangkok ya kali pakek gelas” Leo terkekeh geli. “Sebentar gue pesan kan” Leo beranjak dari hadapan Mesya.Mesya mengedarkan pandangannya keseluruhan isi kantin. Keadaan tampak ricuh seperti biasannya.“Eh Lo tau gak kalo Salsa hilang?” Ucap seorang Siswi dibelakang Mesya. Mesya mengerutkan dahinya, Salsa orang yang bully dia bukan?.“Ah iya gue tau, serem banget sih. Katanya dia diculik” balas temannya.Saat Mesya menyimak pembicaraan mereka tiba tiba Leo datang membawa nampan dengan dua mangkok mie ayam dan dua gelas es teh.“Makan Sya” ucap Leo saat melihat Mesya yang masih belum menyentuh makanan nya. Leo mengerutkan dahinya saat melihat melihat Mesya yang tak merespon ucapannya.“Sya?” Tangan Leo terulur menyentuh bahu Mesya pelan. Mesya terlonjak kaget, dilihatnya Leo dengan raut wajah bingung.“Kenapa Yo?” Tanyanya dengan wajah bingung. Leo malah terkekeh melihat wajah menggemaskan milik Mesya.“Kok nanya kenapa, Lo gak makan?. Sayang tau kalo makanan nya gak dimakan” Mesya melihat kearah meja depannya. Dia mengambil sumpit dan melahap Mie tersebut dengan nikmat.* * *Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit lalu, saat ini leo dan Mesya sedang berjalan menyusuri koridor sambil mengobrol ringan.“Jadi hari ini jalan sama Mega?” Tanya Leo.“Jadi” balasnya singkat, diambilnya handphone disaku bajunya. Dia melihat banyak sekali spam chat dari Mega yang menanyakan apakah mereka jadi berjalan jalan.Mega.shd :Jadi kan hari ini?  Ka? Ka Mesya jadi kan?  Jangan lupa jam 14.00 gue jemput di rumah Lo ka. Jangan dibatalkan ya kaMesya : Jadi. Gue tunggu ya didepan rumah nanti.Mesya kembali meletakkan handphonenya di saku baju lagi. Dia berjalan bersama Leo menuju parkiran, karena tak membawa mobil hari ini leo akan mengantarnya pulang.“Makasih ya Yo, gue masuk dulu. Lo hati hati di jalan” ucap Mesya seraya beranjak masuk kedalam rumah. Leo tersenyum dan melajukan mobilnya.Sesampainya di kamarnya Mesya melempar tasnya ke atas kasurnya. Mira belum pulang dari tokonya. Mesya melirik jam yang ada di kamarnya sekarang baru menunjukkan pukul 13.10, dia bangkit dan bersiap untuk jalan bersama dengan Mega.  20 menit Mesya selesai, dia memilih hoodie berwarna pink muda dengan tulisan BadGril berwarna hitam ditengahnya dipadukan dengan celana jeans hitam dan rambut yang dibiarkan tergerai indah.Mesya melihat wajahnya, dia mengoleskan bedak sedikit dan mengambil lipblam agar terlihat tidak terlalu pucat. Mesya tersenyum melihat penampilan nya sendiri di pantulan kaca kamarnya, meskipun tanpa makeup dirinya terlihat begitu menawan.   Chapter 24“Ka gue lapar” rengek Mega kepada Mesya, mereka sudah lebih dari 3 jam keliling Mall tersebut. Sudah banyak barang yang Mega beli sedangkan Mesya hanya membeli satu sepatu kets dan satu Switer.“Gimana kalo kita makan seafood aja?” Tanya Mesya dengan senyum mengembang. Jangan tanya bagaimana reaksi para netizen yang melihat kejadian itu, model ternama sedang tersenyum manis didepan umum tanpa memperdulikan sekitar.“Ok” mereka beranjak dari sana menuju sebuah restoran seafood yang ada di sana.Mereka memandang sekitar, keadaan tak terlalu ramai. Mesya memilih duduk didekat kaca yang menyuguhkan keadaan diluar restoran tersebut.“Mba” Mega mengangkat tangannya. Tak lama seorang pelayan wanita dengan senyuman menghampiri mereka.“Mau pesan apa?” Ucap pelayan tersebut ramah masih dengan senyuman yang mengembang.“Kerang Saus Tauco satu, kepiting saus Padang satu, minumnya jus Alpukat dan Capuccino latte” ucap Mesya tanpa melihat ke buku menu.“Baik saya ulangi ya, kerang saus tauco satu kepiting saus Padang satu. Untuk minumnya jus alpukat dan Cappucino Latte, ada yang mau ditambah?” Tanya pelayanan itu.“Tidak” ucap Mesya singkat. Pelan itu mengangguk dan meninggalkan mereka berdua.Sangat banyak yang mereka bicarakan salah satunya bagaimana bisa Mesya menjadi seorang model internasional diumur yang sangat muda.“Hah gila gue mau punya kakak ipar kaya lo” ucap Mega sedramatis mungkin.Mesya tersenyum tak tau harus menanggapi apa perkataan Mega. Tak lama seorang Pelayan datang membawa satu nampak berisi menu pesanan mereka.Tak banyak pembicaraan saat makan, mereka makan dengan tenang. Mega masih tak percaya jika dia bertemu dengan AZ orang yang selama ini di idolakan nya.Dia sempat berpikir menjodohkan Leo dan Mesya, oh bagaimana bahagia nya saat semua itu menjadi kenyataan.“Ga? Kenapa senyum senyum sendiri?” Tanya Mesya dengan bingung menatap Mega yang sedari tadi senyum senyum tak jelas.“Gak kenapa kenapa kok” Mega terlihat salting sendiri. Dia langsung meminum jus alpukat nya, Mesya terkekeh melihat tingkah Mega.Mereka kembali menikmati makanannya.  Dert....Mesya melirik ke handphone miliknya, disana tertera nama Ryo. Ingat Ryo kan? Manager di kantor Spanyol miliknya.“Ga, gue angkat telefon dulu” Mesya berlalu meninggalkan Mega yang mengangguk. Mesya berjalan kearah toilet, dia berhenti di depan wastafel.“Kenapa?” Tanyanya saat telah menggeser ikon hijau kesamping dan meletakkan handphone miliknya ditelinga.“Maaf Sya, Gloriona Company tak memenuhi persyaratan kemaren sesuai perjanjian. Mereka hanya memberi kan kita 15% dari keuntungan, padahal perjanjian awalnya 57% yang kita dapatkan sesuai persetujuan dari rapat bulan lalu” jelas Ryo tanpa basa basi. Wajah Mesya tampak memerah menahan amarah. Dia mengepalkan tangannya, kuku tangannya memutih tatkala kepalan itu semakin mengeras.“Urus semuanya, jika dia tak bisa memberi hak kita seret dia ke jalur hukum dan suruh mereka untuk memaksanya memberi hak kita” tegas Mesya. Bagaimana dia hanya diberi 15% dari keuntungan tersebut sedangkan dia memasang saham sebesar 1.5 triliun untuk pembangunan apartemen dan mall.“Baik saya”“Jika kita tak mendapat hak kita, beri mereka sedikit permainan seperti biasa” Mesya menyeringai.Panggilan tersebut terputus, Mesya mengatur nafasnya agar tak membuat Mega curiga. Dia menutup matanya dan membukanya kembali.“Maaf lama” ucapnya saat kembali duduk dihadapan Mega.“Gak apa apa ka, btw habis ini Lo mau pulang atau ke rumah dulu?” Mega meletakkan handphone miliknya dimeja dan menatap Mesya.“Langsung pulang aja, gue cape. Lagian ngapain mampir ke rumah Lo ga?”“Ketemu sama bang Leo” ucapnya pasti.“Gak osah nanti pulangnya malah nyusahin” Mesya mengeluarkan uang seratus ribu empat lembar dan meletakkan di atas meja.“Biar gue aja yang bayar” sela Mega cepat. Mesya langsung menaikkan satu alisnya, dia melihat Mega yang mengeluarkan dompet milik nya.“Kalo Lo sampe ngeluarin uang, gue gak akan mau ketemu sama Lo lagi” ancam Mesya, dengan cepat Mega kembali memasukkan dompet miliknya kembali ke tasnya. Dia menatap Mesya dengan cemberut.* * *“Nanti kalo ada waktu jalan sama gue lagi ya ka” ucap Mega tersenyum lebar. Dia menatap Mesya penuh harapan.“Iya, Lo hati hati dijalan jangan ngebut” ucap Mesya. Mega menjulurkan kedua jempolnya keluar dari mobil.  “Siap Bu bos”Tak lama mobil Mega meninggalkan halaman rumah Mira, datang seorang Cowok dengan motor sport miliknya. Mesya memandang nya dengan dingin.“Ngapain?” Tanya nya.“Anak anak Filex tadi sore ngejar Jhosua katanya malam ini jam 10 Lo harus mau terima tantangan mereka. Kalo gak mereka akan nyebarin kalo mereka berhasil menaklukkan MigasBlack” Hendrik membuka helmnya.“Jemput gue jam 9” putus Mesya dan masuk meninggalkan Hendrik yang hanya mengangguk dan melajukan motornya.  Mesya masuk dengan wajah santainya. Dia tak memikirkan tantangan tadi, dia lebih memilih memikirkan kesenangan yang akan didapat nya nanti malam.“Sudah pulang Sya?, Sudah makan belum? Kalo belum bibi buat kan makan ya” ucap Mira tersenyum lebar kearah Mesya.“Gak osah bi, Mesya sudah makan kok. Emm bibi sudah makan belum?” Tanya Mesya menatap Mira penasaran.“Sudah kok, sekarang kamu istirahat ya” Mira mengelus sayang rambut Mesya dan masuk kedalam kamar miliknya.  Mesya melangkah kan kakinya menuju kamar miliknya, sebelum dia tidur Mesya membersihkan dirinya dulu. Dia tak mungkin tidur dalam kondisi badan lengket semua.Setelah selesai membersihkan dirinya Mesya beranjak ke lemari yang berisi baju baju miliknya. Diambilnya sebuah Hoodie berwarna hitam dengan tulisan Leader berwarna abu abu di tengah nya dan gambar tengkorak dibelakang punggung nya.  Dia meraih celana jins dengan sobekan yang cukup besar di sebelah kiri dengkulnya dan di pahanya. Tak lupa dia mengambil topeng kesayangan nya berwarna merah darah dipadukan dengan warna emas dan hitam dengan lambang tengkorak kecil yang tertusuk pisau diatasnya.Itu adalah setelan yang akan digunakan nya nanti malam saat menghadapi Filex. Sebenarnya Mesya tak mengetahui Filex itu apa, mungkin hanya gangster Abal Abal atau perkumpulan gank remaja yang mudah terpancing emosi saat melihat gank lain dihadapannya.   
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan